Вы находитесь на странице: 1из 17

KOLORIMETRI

dan
SPEKTOFOTOMETRI

Imam Santosa, MT
KOLORIMETRI
Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat
dengan mengukur absorbsi relatif cahaya sehubungan dengan
konsentrasi tertentu zat itu.
Kolorimetri visual menggunakan sumber cahaya putih alamiah,
penetapan dengan kolorimeter (pembanding warna).
Jika mata diganti dengan sel fotolistrik (fotometer) maka
dinamakan kolorimetri fotolistrik.
Jika sumber cahaya berasal dari spektrofotometer yaitu suatu
sumber radiasi yang menjorok ke daerah ultra violet dan dapat
dipilih spektrum dengan panjang gelombang tertentu selebar 1
nm (dengan alat penetap fotometer) dinamakan sebagai
spektrofotometri.
Pembagian cahaya :

Cahaya Panjang gelombang


Ultra violet <400nm
Nampak 400-750 nm
Infra merah 750-2250 nm
Dasar teori
1. Hukum Lambert :
Bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya,
laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan,
berbanding lurus dengan intensitas cahaya.
A = log Io/It
A = Absorban
Io = intensitas cahaya masuk
It = intensitas cahaya yang dikeluarkan
It/Io = T (transmitans)
Absorbans 1 terjadi jika suatu panjang gelombang tertentu
melewati media setebal 1 cm yang meneruskan 10 % cahaya
masuk pada panjang gelombang tersebut.
2. Hukum Beer :
Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya zat penyerap secara linear.
Log Io/It = C l
= koefisien absorbsi
C = konsentrasi larutan
l = tebal media (larutan)

Dari kedua hukum tersebut dapat disimpulkan A C log 1/T

Hukum beer menyimpang pada : larutan dengan konsentrasi ion


tinggi, zat berdissosiasi, atau berassosiasi dalam larutan atau
membentuk kompleks, juga bila sumber cahaya tidak
monokromatik.
Klasifikasi Metode Kolorimetri
A. Metode deret standar :
Larutan uji yang ditaruh dalam suatu tabung nessler
diencerkan ke volume tertentu, dicampur baik-baik, dan
warnanya dibandingkan dengan sederet warna standar yang
dibuat dengan cara serupa.
Konsentrasi zat x (sampel) akan sama dengan konsentrasi
larutan yang diketahui yang warnanya sebanding secara
eksak.
Sesatan pengukuran 3-8 %.

B. Metode duplikasi :
Larutan standar komponen yang akan ditetapkan
ditambahkan ke reagensia sampai warna yang dihasilkan
sebanding dengan warna larutan sampel, volume-volume
harus sama.
Metode ini tidak setepat no. 1.
Klasifikasi Metode Kolorimetri
C. Metode perimbangan :
metode ini merupakan metode
dasar untuk kolorimeter bertipe
penghisap, misal Kolorimeter
Duboscq.
Pembandingan dilakukan dalam
dua tabung, dan tinggi cairan di
dalam tabung disesuaikan
sedemikian hingga jika kedua
tabung itu diamati secara vertikal
intensitas warna dalam kedua
tabung sama.
Jika konsentrasi salah satu tabung
diketahui maka konsentrasi
larutan yang lain dapat dihitung
dari panjang masing-masing
kolom cairan.
C2 = C1 L1/L2
Klasifikasi Metode Kolorimetri
D. Metode Fotometer
(Kolorimeter) fotolistrik
Korimeter fotolistrik dapat dibagi ke
dalam dua kelas utama: instrumen satu-
sel dan dua-sel.
Contoh yang pertama adalah
kolorimeter portabel EEL dan
kolorimeter Spectronic 20 Bausch and
Lomb, sedangkan sebuah contoh yang
kedua ialah absorpsiometer Hilger
Spekker (tipe H 760) .
Bagian-bagian penting fotometer
fotolistrik filter satu-sel adalah sumber
cahaya, filter cahaya, wadah untuk
larutan, fotosel lapisan-barier untuk
menerima cahaya yang diteniskan, dan
sesuatu cara untuk mengukur respons
fotosel itu.
Prosedur umum untuk
mengoperasikan nefelometer EEL
1. Sesuaikan tombol pengatur-nol dari galvanometer untuk membawa garis-rambut ke-garis nol
dari skala. Hubungkan kepala nefelometer dan galvanometer dengan bantuan steker enam-
pin dan penghantar (kabel) yang lentur.
2. Singkirkan tudung penutup, taruh standar dalam kedudukannya, dan taruh kem-bali tudung.
Standar ini umuinnya adalah tabung-uji landing yang mcngandung suspensi yang paling
pekat dari zat yang akan ditetapkan: konsentrasi ini tentu saja harus diketahui.
3. Pilih filter yang diperlukan. Ini harus serupa warnanya dengan wama larutan.
4. Sesuaikan pengendali-kepekaan galvanometer untuk memperoleh pembacaan seratus bagian
pada skala.
5. Singkirkan standar.
6. Isi tabung-uji dengan air suling atau dengan suatu larutan 'blanko' sampai dalam-nya tak
kurang daripada 3 cm, dan stel ke nol dengan memakai pengendali nol galvanometer.
7. Cek pembacaan standar (100 bagian skala).
8. Ulangi prosedur 6 dan 7 sampai diperoleh simpangan skala-penuh dan penyetelan pada nol.
9. Gantikan suspensi standar dengan suspensi-suspensi yang lebih encer, dan catat-lah berbagai
pembacaan skala. Gambarkan sebuah kurva kalibrasi dan hubungan antara pembacaan-
pcmbacaan galvanometer dan konsentrasi zat yang akan ditetapkan.
10. Isi sebuah tabung-uji dengan contoh yang akan ditetapkan sampai kira-kira sama dalam
dengan standar, dan sisipkan kedalam instrumen. Calat simpangan galvanometer: tentukan
nilai konsentrasi dari kurva kalibrasi.
Klasifikasi Metode Kolorimetri
E. Metode Spektrofotometer.
Contoh :
Kolorimeter Spectronic 20 Bausch
and Lomb.
Panjang gelombangnya berjangka
dari 375 ke 650 nm, dan dapat
diperluas ke 950 nm dengan
menambahkan sebuah filter
inframerah dan menukar tabung-
tabung foto: lebar pita efektif
adalah sekitar 20 nm.
Prinsip Kerja Spektrofotometer

Cahaya putih dari lampu wolfram difokuskan oleh lensa A ke celah masuk;
lensa B mengumpulkan cahaya dari celah-masuk itu dan memfokuskan kembali
ke celah-keluar setelah dipantulkan dan didispersikan oleh kisi difraksi untuk
memperoleh pelbagai panjang gelombang, kisi itu diputar dengan pertolongan
suatu lengan yang digerakkan bila roda sisimya diputar; skala panjang
gelombangnya diikatkan ke tangkai seperti roda sisirnya. Cahaya monokromatik
yang menembus celah keluar melewati contoh yang akan diukur dan jatuh ke
tabling foto.
Alasan Pemilihan Prosedur Kolorimetri
Metode kolorimetri seringkali akan memberikan hasil yang
lebih tepat pada konsentrasi rendah dibandingkan prosedur
titrimetri ataupun gravimetri padanannya. Juga dapat lebih
sederhana dilakukannya.
Suatu metode kolorimetri seringkali dapat diterapkan pada
kondisi-kondisi dimana tidak terdapat prosedur gravimetri
ataupun titrimetri yang memuaskan, misalnya untuk zat
hayati tertentu.
Prosedur kolorimetri mempunyai keunggulan untuk
penetapan rutin dari beberapa komponen dalam sejumlah
contoh yang serupa oleh karena cepat dapat dilakukan.
Kriteria agar Hasil Metoda
Kolorimetri Memuaskan
Kesepesifikan reaksi warna, reaksi menghasilkan
warna spesifik untuk pH tertentu, sehingga selektif
Kesebandingan antara warna dan konsentrasi,
sesuai hukum beer
Kestabilan warna dalam waktu cukup lama agar
pembacaan data tepat
Kedapat-ulangan (reprodusibilitas) yang tinggi
Kejernihan larutan, agar cahaya tak
terserap/terhambur larutan
Kepekaan tinggi untuk zat dengan kuantitas sangat
kecil
Aplikasi
Kation : hal 849-878 vogel-kuantitatif
Anion :hal 849-897 vogel-kuantitatif
Analisis PGVO dari Spektrofotometri
menghasilkan data sbb:

Absorbansi Konsentrasi (mol/L)


0.6 8.81E-06
1.2 1.95E-05
1.8 2.93E-05
2.4 3.90E-05
3 4.97E-05
Pertanyaan :
A. gambarlah kurva linear hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi !
B. carilah persamaan linear hubungan Absorbansi terhadap konsentrasi !
C. Pada suatu pengamatan diperoleh absorbansi 0.958 berapa konsentrasi PGVO
yang diamati ?
D. Jika dari 61 gram sample diambil 0.19 gr kemudian diencerkan menjadi 2500 cc
dan diamati absorbansinya didapat data 1.011:
a. berapa konsentrasi PGVO yang dimati ?
b. berapa mol PGVO dalam sample ?
c. Jika BM PGVO 275 gr/mol berapa fraksi berat PGVO terhadap sample ?
Catatan : Pers. Linear : Y = mx + C , dimana :

n . (xy) - x . y (x2) . y x . (xy)


m = -------------------------- C = ------------------------------
n. (x2) (x)2 n. (x2) (x)2

Вам также может понравиться