Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
6
II.1.4 Arti dan Kedudukan Keluarga dalam Kesehatan
Keluarga memiliki peranan yang cukup penting dalam kesehatan. Adapun
arti dan kedudukan keluarga dalam kesehatan adalah sebaga berikut:
1. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan melibatkan
mayoritas penduduk, bila masalah kesehatan setiap keluarga dapat di
atasi maka masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan akan dapat
turut terselesaikan.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok yang mempunyai peranan
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi, dan atau memperbaiki
masalah kesehatan yang diperlukan dalam keluarga, maka pemahaman
keluarga akan membantu memperbaiki masalah kesehatan masyarakat.
3. Masalah kesehatan lainnya, misalnya ada salah satu anggota keluarga
yang sakit akan mempengaruhi pelaksanaan fungsi-fungsi yang dapat
dilakukan oleh keluarga tersbut yang akan mempengaruhi terhadap
pelaksanaan fungsi-fungsi masyarakat secara keseluruhan.
4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang penting,
yang akan mempengaruhi kebrhasilan layanan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
5. Keluarga sebagai wadah dan ataupun saluran yang efektif untuk
melaksanakan berbagai upaya dan atau menyampaikan pesan-pesan
kesehatan. 5
7
umur atau jenis kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit
tertentu. Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis
besarnya ialah: 3,5
1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran
keluarga.
2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik
dalam pelayanan kedokteran keluarga.
3. Menguasai keterampilan berkomunikasi
8
(preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi
setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan
sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran
b. Standar pelayanan medis
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lega artis.
Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang,
penegakkan diagnosis & diagnosis banding, prognosis, konseling,
konsultasi, rujukan, tindakan, pengobatan rasional, dan pembinaan
keluarga.
c. Standar pelayanan menyeluruh
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh,
yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya
yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta
berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
d. Standar pelayanan terpadu
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain
merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat
proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas
program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal.
e. Standar pelayanan bersinambung
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara
efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.3
2. Standar perilaku dalam praktik
a. Standar perilaku terhadap pasien
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien
untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya,
serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh
penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan
penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
9
b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga
sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara
profesional dan harus dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lain sebagai tim.
c. Standar perilaku dengan sejawat
Pelayanan dokter keluarga harus dapat menghormati dan
menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain
baik itu dengan profesi lain dan terutama dengan dokter sejawat
dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara
profesional.
d. Standar pengembangan ilmu dan keterampilan baik.
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-
kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan
praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang
hayatnya.
e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam
segala kegiatan peningkatan kesehatan disekitarnya dan siap
memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di
daerahnya.2,3,5
3. Standar pengelolaan praktik
a. Standar sumber daya manusia
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga
terdapat petugas kesehatan seperti perawat atau bidan dan
pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
atau pelatihannya.
b. Standar manajemen keuangan
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan
manajemen keuangan profesional.
c. Standar manajemen klinik
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat
pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang
10
profesional.
4. Standar sarana dan prasarana
a. Standar fasilitas praktik
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan
strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan
tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
b. Standar peralatan klinik
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai
dengan fasilitas pelayanannya yaitu pelayanan kedokteran di strata
pertama (tingkat primer).
c. Standar proses-proses penunjang praktik
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang
menunjang kegiatan praktik dokter keluarga, seperti pengelolaan
rekam medik, pencegahan infeksi, dan obat.2,5
11
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan
tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu
akan meringankan biaya kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih
yang memberatkan biaya kesehatan
12
2. Genogram
Dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang individu, pasangan,
atau keluarga terutama pola keturunan, riwayat penyakit keluarga, anggota
keluarga, struktur keluarga, proses emosional seiring waktu. Sebuah
genogram yang lengkap harus terdapat:
a. Nama dan umur semua anggota keluarga
b. Tanggal lahir, menikah, bercerai, meninggal (termasuk penyebab) dan
kejadian penting lainnya
c. Informasi mencakup 3 atau lebih generasi
d. Penyakit (termasuk penyakit keturunan atau masalah yang signifikan)
e. Anak pertama di keluarga berada disebelah kiri, diikuti anak
selanjutnya di sebelah kanan.
f. Tandai yang menunjukkan anggota keluarga mana yang tinggal satu
rumah.
g. Nama dari keluarga, dengan alamat dari keluarga indeks.
h. Dari siapa data didapatkan
i. Tanggal dibuat genogram.4
3. Family Life Line
Merupakan alat yang merangkum riwayat keluarga, khususnya individu
atau pengalaman keluarga yang penting dalam periode tertentu dalam
kronologis yang urut. Juga termasuk cara keluarga menghadapi kejadian
yang penuh tekanan. Berguna untuk mengantisipasi penyakit jangka
panjang, adanya kesulitan perawatan, strategi pengobatan yang cocok, dan
situasi saat dokter perlu berpikir, mengenai keluarga seperti perilaku
abnormal anak, perilaku yang jelek saat antenatal dan atau periode post
partum, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan penyimpangan seksual.
4. Family MAP
Digunakan untuk mengetahui hubungan dalam keluarga dan interaksi
didalamnya. Family MAP menggambarkan sistem keluarga, pola interaksi
dan hubungan, batas generasi dan konflik/persekutuan, juga digunakan
untuk mengetahui siapa yang megambil keputusan dalam keluarga.
13
5. Family SCREEM
Menggambarkan ketersediaan sumber, penilaian kapasitas keluarga dalam
berpartisipasi pada ketentuan pelayanan kesehatan atau mengatasi krisis.
Kemudian digunakan untuk mengetahui fungsi patologis di dalam
keluarga.
a. S = Social
Interaksi social merupakan bukti antara anggota keluarga. Anggota
keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup social diluar
keluarga seperti teman, grup olahraga, klub, dan komunitas lainnya.
b. C = Cultural/ Kebudayaan
Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya
dalam grup etnis yang jelas.
c. R = Religious/Keagamaan
Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan
grup diluar keluarga yang mendukung.
d. E = Economic
Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang
berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk
menyatukan permintaan ekonomi sesuai dengan norma kehidupan
e. E = Education/Pendidikan
Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengijinkan anggota
keluarga memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan
yang muncul dalam gaya hidup formal yang dibangun oleh keluarga.
f. M = Medical/ Perawatan
Perawatan kesehatan tersedia melalui saluran yang mana secara
mudah terbangun dan sebelumnya dialami dengan cara yang
memuaskan 4
6. Family Life Cycle
Family life cycle adalah konsep esensial yang sangat penting dalam
mengerti respon kesehatan dan kesakitan dari pasien dan keluarganya.
Family life cycle melukiskan berbagai tahapan perkembangan dalam status
keluarga dan menjelaskan cara sebuah keluarga berfungsi. Pada setiap
14
tahapan, keluarga memproyeksikan berbagai identitas dan peran,
pemenuhan yang akan memastikan kemajuan ke tahap berikutnya atau
lebih tinggi. Proses yang dilakukan melibatkan transisi, ekstensi, dan
tumpang tindih. Proses ini adalah normatif, tetapi tidak selalu hadir dalam
semua keluarga karena proses berganutng sampai batas tertentu pada
terhadap anggota individu, lama waktu merupakan faktor yang
mempengaruhi proses family cycle. Menurut Duval:
a. Married couple (without children, tanpa anak)
b. Childbearing famies (anak tertua lahir 30 bulan)
c. Families with preschool children (30 bulan 6 tahun)
d. Families with school children (6 13 tahun)
e. Families with teenager (13 20 tahun)
f. Families launching young adults (anak pertama hingga anak terakhir
sudah tidak tinggal serumah)
g. Middle aged parents (semua anak telah meninggalkan rumah, hanya
suami dan istri usia paruh baya)
h. Aging family members (tahap keluarga usia jompo)3
15
yang berasal dari keluarga ialah adanya dukungan dari keluarga (ayah, ibu,
kakak dan nenek) dalam mengupayakan kesehatan pasien.2,3
5. Derajat Fungsional
Kualitas hidup pasien. Penilaian dengan skor 1-5 berdasarkan disabilitas
pasien, Ada 5 derajat fungsional berdasarkan ICPC 2:
a. Tidak ada keterbatasan fungsi apapun
b. Mulai ada keterbatasan fungsi
c. Banyak keterbatasan fungsi
d. Sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan dirumah)
e. Tidak bisa beraktifitas sama sekali (full bed, 100% pelaku rawat)
II.3 Scabies
II.3.1 Definisi Scabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.6
Sarcoptes scabiei adalah parasit manusia obligat yang termasuk filum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcoptes. Bentuknya
lonjong, bagian chepal depan kecil dan bagian belakang torakoabdominal dengan
penonjolan seperti rambut yang keluar dari dasar kaki. 6
16
II.3.2 Epidemiologi
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi.
Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika,
Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan
Karibia, India, dan Asia Tenggara.7 Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300
juta orang di seluruh dunia terjangkit tungau skabies.2 Studi epidemiologi
memperlihatkan bahwa prevalensi skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta
remaja dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur, ataupun kondisi sosial
ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi adalah kemiskinan dan kondisi hidup
di daerah yang padat,7 sehingga penyakit ini lebih sering di daerah perkotaan. 6,7
Prevalensi skabies di Indonesia menurut Depkes RI berdasarkan data dari
puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95%. Skabies di
Indonesia menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Indonesia
merupakan daerah tropis yang memungkinkan parasit tersebut berkembang
dengan optimal, selain itu ditunjang oleh faktor ekonomi masyarakat Indonesia
yang masih tergolong rendah serta tingkat kepadatan penduduk yang masih tinggi.
Terdapat bukti menunjukkan insiden kejadian berpengaruh terhadap musim
dimana kasus skabies lebih banyak didiagnosis pada musim dingin dibanding
musim panas. Insiden skabies semakin meningkat sejak dua dekade ini dan telah
memberikan pengaruh besar terhadap wabah di rumah-rumah sakit, penjara, panti
asuhan dan panti jompo.7
Skabies dapat diderita semua orang tanpa membedakan usia dan jenis
kelamin, akan tetapi lebih sering ditemukan pada anak -anak usia sekolah dan
dewasa muda/remaja. Berdasarkan pengumpulan data Kelompok Studi
Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) tahun 2001 dari 9 rumah sakit di 7 kota
besar di Indonesia, diperoleh sebanyak 892 penderita skabies dengan insiden
tertinggi pada kelompok usia sekolah (5 -14 tahun) sebesar 54,6% serta penderita
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan yakni sebesar 63,4%.
Hal ini sesuai dengan faktor predisposisi pada anak usia sekolah yang memiliki
kemungkinan pajanan di luar rumah lebih besar, dengan anak laki - laki memiliki
frekuensi kegiatan di luar rumah lebih banyak daripada anak perempuan.7,8
17
II.3.3 Etiologi
Sarcoptes scabiei adalah parasit manusia obligat yang termasuk filum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcoptes. Bentuknya
lonjong, bagian chepal depan kecil dan bagian belakang torakoabdominal dengan
penonjolan seperti rambut yang keluar dari dasar kaki.4 Tungau skabies
mempunyai empat kaki dan diameternya berukuran 0,3 mm. Sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Tungau ini tidak dapat terbang atau melompat dan
hanya dapat hidup selama 30 hari di lapisan epidermis.3 Skabies betina dewasa
berukuran sekitar 0,4 mm dengan luas 0,3 mm , dan jantan dewasa lebih kecil 0,2
mm panjang dengan luas 0,15 mm. Tubuhnya berwarna putih susu dan ditandai
dengan garis melintang yang bergelombang dan pada permukaan punggung
terdapat bulu dan dentikel.6,7,8
Terdapat empat pasang kaki pendek, di bagian depan terdapat dua pasang
kaki yang berakhir dengan perpanjangan peduncles dengan pengisap kecil di
bagian ujungnya. Pada tungau betina, terdapat dua pasang kaki yang berakhir
dengan rambut (Satae) sedangkan pada tungau jantan rambut terdapat pada
pasangan kaki ketiga dan peduncles dengan pengisap pada pasangan kaki
keempat.9
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, tungau jantan akan mati. Tapi kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau
betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan
kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir
18
sehari sampai mencapai 40-50 telur yang dihasilkankan oleh setiap tungau betina
selama rentang umur 4-6 minggu dan selama itu tungau betina tidak
meninggalkan terowongan. Setelah itu, larva berkaki enam akan muncul dari telur
setelah 3-4 hari dan keluar dari terowongan dengan memotong atapnya. Larva
kemudian menggali terowongan pendek (moulting pockets) di mana mereka
berubah menjadi nimfa. Setelah itu berkembang menjadi tungau jantan dan betina
dewasa. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8 12 hari.7
19
II.3.5 Cara Penularan
Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung,
penularan melalui kontak langsung (Skin to skin) misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual. penularan secara tidak langsung misalnya melalui
pakaian, sprai, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh
penderita Tungau S. scabiei hidup dari sampel debu penderita, lantai, furniture
dan tempat tidur. Penularannya biasanya oleh Sarcopteas scabiei betina yang
sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Sarcoptes scabei var.
animalis yang kadang-kadang bisa menulari manusia, terutama bagi yang
memelihara hewan peliharaan seperti anjing.7,8,9
II.3.6 Patogenesis
Setelah terjadi perkawinan (kopulasi) biasanya tungau jantan akan mati,
namun kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang
digali oleh betina. Setelah tungau betina dibuahi, tungau ini akan membentuk
terowongan pada kulit sampai perbatasan stratum korneum dan stratum
granulosum dengan panjangnya 2-3 mm perhari serta bertelur sepanjang
terowongan sampai sebanyak 2 atau 4 butir sampai sehari mencapai 40-50 butir.
Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva tersebut sebagian ada yang tetap tinggal dalam
terowongan dan ada yang keluar dari permukaan kulit, kemudian setelah 2-3 hari
masuk ke stadium nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4
pasang kaki. Waktu yang diperlukan mulai dari telur menetas sampai menjadi
dewasa sekitar 8-12 hari.6,7
Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan
peran yang penting dalam perkembangan lesi dan terhadap timbulnya gatal. S.
Scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan
keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit.4
Sarcoptes scabiei varian hominis betina, melakukan seleksi bagian-bagian tubuh
mana yang akan diserang, yaitu bagian-bagian yang kulitnya tipis dan lembab,
seperti di lipatan-lipatan kulit pada orang dewasa, sekitar payudara, area sekitar
pusar, dan penis. Pada bayi karena seluruh kulitnya tipis, pada telapak tangan,
20
kaki. Wajah dan kulit kepala juga dapat diserang. Tungau biasanya memakan
jaringan dan kelenjar limfe yang disekresi dibawah kulit. Selama makan, mereka
menggali terowongan pada stratum korneum dengan arah horizontal. Beberapa
studi menunjukkan tungau skabies khususnya yang betina dewasa secara selektif
menarik beberapa lipid yang terdapat pada kulit manusia, di antaranya asam
lemak jenuh odd-chain-length (misalnya pentanoic dan lauric) dan tak jenuh
(misalnya oleic dan linoleic) serta kolesterol dan tipalmitin. Hal tersebut
menunjukkan bahwa beberapa lipid yang terdapat pada kulit manusia dan
beberapa mamalia dapat mempengaruhi baik insiden infeksi maupun distribusi
terowongan tungau di tubuh. Tungau dewasa meletakkan baik telur maupun
kotoran pada terowongan dan analog dengan tungau debu, enzim pencernaan pada
kotoran adalah antigen yang penting untuk menimbulkan respons imun terhadap
tungau skabies.6,7,8,9
21
II.3.7 Diagnosis
1. Gambaran Klinis
Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei
sangat bervariasi. Meskipun demikian kita dapat menemukan gambaran
klinis berupa keluhan subjektif dan objektif yang spesifik. Dikenal ada 4
tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies, yaitu 7 :
a. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit
seperti pruritus akan timbul selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang
berulang menyebabkan ruam dan gatal yang timbul hanya dalam
beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam hari.3,4 Hal ini
disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih
lembab dan panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur
dan penderita menjadi gelisah.7
b. Sekelompok orang
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam
sebuah keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga. Begitu
pula dalam sebuah pemukiman yang padat penduduknya, skabies dapat
menular hampir ke seluruh penduduk. Didalam kelompok mungkin akan
ditemukan individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh
parasit sehingga tidak menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi
pembawa/carier bagi individu lain.7
c. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada
kemampuannya meletakkan telur, larva dan nimfa didalam stratum
korneum, oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian kulit yang
memiliki stratum korneum yang relative lebih longgar dan tipis.1 Lesi
yang timbul berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul dan nodul yang
sering ditemukan di daerah sela-sela jari, aspek volar pada pergelangan
tangan dan lateral telapak tangan, siku, aksilar, skrotum, penis, labia dan
pada areola wanita.3 Bila ada infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain).7,9,10
22
Gambar 2.4. Lesi pada sela jari dan bagian perut
23
Gambar 2.5. Tempat-tempat predileksi skabies
d. Menemukan Sarcoptes scabiei
Apabila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh kemungkinan
besar kita dapat menemukan tungau dewasa, larva, nimfa maupun skibala
dan ini merupakan hal yang paling diagnostik. Akan tetapi, kriteria yang
keempat ini agak susah ditemukan karena hampir sebagian besar penderita
pada umumnya datang dengan lesi yang sangat variatif dan tidak spesifik.3
Pada kasus skabies yang klasik, jumlah tungau sedikit sehingga diperlukan
beberapa lokasi kerokan kulit. Teknik pemeriksaan ini sangat tergantung
pada operator pemeriksaan, sehingga kegagalan menemukan tungau sering
terjadi namun tidak menyingkirkan diagnosis skabies.7,8,9,10,11
2. Pemeriksaan penunjang
Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi
penderita sering datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti
sulit ditegakkan. Pada umumnya diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan
11
dua dari empat cardinal sign. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menemukan tungau dan produknya yaitu:
a. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau
KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril
yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan
pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup
lalu diperiksa dibawah mikroskop.
b. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan
kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke
ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat pada
ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini
mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
24
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi
dengan tinta hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan
selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol,
terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di
sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes dinyatakan
positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis
menyerupai bentuk zigzag.
d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala
secara mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu
jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan
superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati dalam
melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas
kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa
dibawah mikroskop.11
e. Biopsi irisan dengan pewarnaan HE.
Gambar 2.6. Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah) dengan pewarnaan H.E
f. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet
25
dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi
kuning keemasan pada kanalikuli.11
Dari berbagai macam pemeriksaan tersebut, pemeriksaan kerokan kulit
merupakan cara yang paling mudah dan hasilnya cukup memuaskan.
Agar pemeriksaan berhasil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yakni 11 :
1) Kerokan harus dilakukan pada lesi yang utuh (papula, kanalikuli) dan
tidak dilakukan pada tempat dengan lesi yang tidak spesifik.
2) Sebaiknya lesi yang akan dikerok diolesi terlebih dahulu dengan
minyak mineral agar tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat
menemukan tungau dalam keadaan hidup dan utuh.
3) Kerokan dilakukan pada lesi di daerah predileksi.
4) Oleh karena tungau terdapat dalam stratum korneum maka kerokan
harus dilakukan di superficial dan menghindari terjadinya perdarahan.
Namun karena sulitnya menemukan tungau maka diagnosis scabies
harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang datang dengan
keluhan gatal yang menetap.
II.3.9 Penatalaksanaan6,7,11
Terdapat beberapa terapi untuk scabies yang memiliki tingkat efektivitas
yang bervariasi. factor yang berpengaruh dalam keberhasilan yang antara lain
umur pasien, biaya pengobatan, berat derajat erupsi dan factor kegagalan terapi
26
yang pernah diberikan sebelumnya. Penatalaksanaan secara umum pada pasien
scabies adalah edukasi pada pasien :
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya pada malam
hari sebelum tidur.
3. Hindari menyentuh mulu dan mata dengan tangan
4. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur
dan direndam dengan air panas.
5. Jangan ulangi penggunaan skabisid yang berlebihan dalam seminggu
walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul dalam beberapa hari.
6. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang
sama dan ikut untuk menjaga kebersihan,
Pengobatan scabies harus efektif terhadap tungau dewasa, telur dan
produknya, mudah diaplikasikan, nontoksik, tidak mengiritasi, aman untuk semua
umur, dan terjangkau biayanya. pengobatan scabies bervariasi berupa topical
maupun oral. Jenis obat topikal yang dapat diberikan kepada pasien adalah :
1. Permetrin 5% dalam krim, Merupakan sintesa dari pyrethroid dan bekerja
dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui
ikatan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya
terjadi paralise parasit. Obat ini merupakan pilihan pertama dalam
pengobatan scabies karena efek tosisitasnya terhadap mamalia sangat
rendah dan kecenderungan keracunan akibat kesalahan penggunaan sangat
kecil.
2. Presipitat Sulfur 2-10%, Merupakan antiskabies tertua yang telah lama
digunakan. cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni mengoleskan salep
setelah mandi keseluruh tubuh selama 24 jam dalam tiga hari berturut-turut.
3. Emulsi benzyl-benzoas (20-25%) efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi
iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
4. Ivermectin, merupakan bahan semisintetik yang dihasilkan oleh
streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotic
27
makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotic, diketahui
aktif melawan ekto dan endo parasit.
Bila disertai infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika. Untuk rasa gatal
dapat diberikan antihistamin per oral. Perlu diperhatikan jika diantara anggota
keluarga ada yang menderita skabies juga harus diobati. Karena sifatnya yang
sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu anggota keluarga terkena
skabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga tersebut juga harus menerima
pengobatan.
II.3.11 Prognosis
Keberhasilan pengobatan skabies dan pemberantasan penyakit tersebut
tergantung pada pemilihan efektif, pemakaian obat yang benar, serta
menghilangkan faktor predisposisi.11
28