Вы находитесь на странице: 1из 7

BABI PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak
hanya mencakup satu bidang saja tetapi mencakup berbagai bidang antara lain komunikasi,
informatika, audio video, multimedia dan lain sebagainya. Dan dalam dunia elektronika khususnya
dibidang audio, semakin banyak orang berwirausaha Dalam hal usaha penyewahan sound system
baik yang berdaya kecil maupun yang berdaya besar. Usaha penyewahan sound system itu sendiri
makin meningkat diakibatkan oleh karena banyaknya masyarakat yang seringkali mengadakan acara
(nikah, wisuda, dll). Sebagian dari masyarakat belum memahami akan pengaruh kestabilan arus dan
tegangan. Pada kenyataan yang terjadi masyarakat awam umumnya yang menggunakan sound
system hanya melihat pada penguatannya yaitu dengan mendengar suaranya saja. Semakin keras
suara yang dikeluarkan maka dianggap berkualitas, tanpa melihat besar noise yang dikeluarkan oleh
suara sound system itu sendiri. Kualitas dari suatu sound system ditentukan oleh besar noise yang
dikeluarkan yaitu semakin kecil noise yang dikeluarkan, maka makin baik kualitas sound system
tersebut Untuk menghasilkan kualitas suara yang baik pada output amplifier dalam suatu sound
system, maka dibutuhkan power supply yang baik pula. Power supply adalah suatu rangkaian
elektronika yang merubah arus listrik bolak-balik atau arus AC (Alternating Current) menjadi arus
listrik searah atau

B. Identifikasi Masalah 1. Adakah pengaruh penambahan nilai kapasitansi kondensator elektrolit


power supply terhadap output pada Power Amplifier ocL 150 watt. 2. Seberapa besar pengaruh
penambahan nilai kapasitansi kondensator elektrolit power supply terhadap output Power Amplifier
ocL 150 watt. 3. Adakah pengaruh variasi nilai kapasitansi kondensator elektrolit power supply
terhadap output Power Amplifier OCL 150 watt. 4. Seberapa besar pengaruh variasi nilai kapasitansi
kondensator elektrolit power supply terhadap output Power Amplifier ocL 150 watt. 5. Ada
pengaruh penambahan dan variasi penambahan nilai kapasitansi kondensator elektrolit power
supply terhadap tegangan ripple output Power supply C. Pembatasan Masalah. Agar pembahasan
masalah tidak melebar dan terfokus pada suatu masalah yang akan dibahas, maka pembahasan
hanya dibatasi pada boborapa parameter yaitu: 1. Penggunaan kondensator Elektrolit dengan
Tegangan keria 50 v dengan kapasitansi masing-masing an lain: 1HF, 10uF, 47HF, 100uF, 330 uF 470
uF, 1000 uF, 2200 uF, 3300 uF, dan 4700 uF. 2. Perubahan nilai output pada Power Amplifier ocL 150
Watt, 3. Penyearah yang digunakan ialah jembatan dioda dan filter yang digunakan ialah filter
kapasitor.

arus DC (Direct Curre Power supply berfungsi sebag sumber tenaga listrik nt), untuk menyuplai arus
listrik keberbagai peralatan elektronik agar dapat berkeria secara optimal. Proses perubahan arus AC
menjadi arus Dc pada power supply dimulai dari dioda sebagai penyearah. Untuk menghasilkan
kualitas suara power amplifier yang lebih baik membutuhkan tegangan Dc yang lebih rata, maka
tidak cukup hanya dengan menggunakan penyearah saja. Karena keluaran dari penyearah masih
berupa riak-riak yang kasar, maka dibuat suatu rangkaian yang fungsinya menghaluskan keluaran
dari pada penyearah. Rangkaian seperti ini biasa disebut tapis (filter). Menurut komponen yang
dipakai tapis dapat dibagi menjadi empat macam: tapis kumparan, tapis kapasitor, tapis bentuk L
dan tapis bentuk tetapi yang lebih sering dipakai ialah tapis kapasitor. Dilihat sifatnya untuk
menyimpan dan melepaskan muatan listrik, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitansi dari suatu
kapasitor dapat mempengaruhi besar tegangan ripple keluaran dari suatu power amplifier. Dari
kajian diatas, maka muncul keinginan untuk meneliti "Pengaruh Perubahan Nilai Kapasitansi
Kondensator Elektrolit Pada Power Supply Terhadap output Power Amplifier ocL 150 watt."

1) Rangkaian penyearah setengah gelombang Gambar 2.1 Rangkaian penyearah setengah


gelombang Perhatikan rangkaian pada gambar 2.1, dimana sumber masukan sinusoida
dihubungkan dengan beban resistor melalui sebuah diode. Untuk sementara kita
menganggap keadaan ideal, dimana hambatan masukan sinusoida sama dengan nol dan
diode dalam keadaan hubung singkat saat ar maju dan keadaan hubung terbuka saat
berpanjar mundur. Besarnya keluaran akan mengikuti masukan saat masukan berada diatas
"tanah" dan berharga nol saat masukan di bawah tanah". Jika kita ambil harga rata-rata
bentuk gelombang keluaran ini untuk beberapa periode, tentu saja hasilnya akan positif atau
dengan kata lain keluaran mempunyai komponen Dc kita juga melihat komponen AC pada
keluaran. Kita akan dapat men komponen AC pada keluaran jika kita dapat mengusahakan
keluaran positifyang lebih besar, tidak hanya 50%
2) Trafo dapat dibagi menjadi tiga macam; auto trafo, step up trafo, dan step down trafo,
tergantung dari perbandingan jumlah gulungan primer dan sekunder. Auto trafo adalah
trafo yang memiliki satu gulungan kawat, sehingga gulungan primer juga merupakan
gulungan sekundernya tegangan pada gulungan sekunder sama dengan tegangan gulungan
primernya. Step up trafo adalah trafo yang menghasilkan tegangan lebih besar pada
gulungan sekunder, sedangkan step down trafo adalah trafo yang menghasilkan tegangan
yang lebih rendah dari tegangan yang terjadi pada gulungan primer. Tetapi yang banyak
dipakai pada alat elektronika ialah trafo step down sesuai dengan fungsinya untuk
menurunkan tegangan (Wasito, 1992: 131) Rangkaian elektronika yang paling umum untuk
mengawali penggabungan masing-masing komponen, adalah rangkaian penyearah (rectifier
dan rangkaian tapis (filter). Gabungan dari rangkaian penyearah dan rangkaian filter disebut
rangkaian pencatu daya. b. Rangkaian penyearah (rectifier) Rangkaian penyearah bertugas
merubah arus bolak-balik AC (Alternating Current menjadi arus searah DC Direct Current
Komponen dari rangkaian penyearah adalah transformator atau trafo dan dioda. Jika dilihat
dari macam-macam sambungannya, maka rangkaian rectifier dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu; rangkaian penyearah setengah gelombang, rangkaian penyearah gelombang
penuh dan rangkaian penyearah jembatan dioda.

BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEvAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Power supply Rangkaian elektronika biasa menggunakan tegangan
DC dengan tegangan yang lebih rendah dibandingkan dengan tegangan sambungan listrik yang
biasanya tersediah,yaitu sebesar 220v AC. Untuk itu diperlukan satu alat yang dapat mengubah daya
tegangan 220V AC menjadi tegangan DC sebesar tegangan yang dibutuhkan. Power supply Pencatu
daya adalah rangkaian elektronik yang dapat mngubah tegangan AC menjadi tegangan DC
(Malvino,1999: 73). Yang dipasang untuk menghasilkan daya yang sesuai untuk mengoperasikan
pesawat elektronika. Rangkaian power supply terdiri dari: TRANSFORMATOR PENYEARAH TAPIS
Gambar 1.1 Blok diagram power supply a. Transformator (trafo) Transformator atau trafo adalah alat
elektromagnetik yang berguna untuk merubah tegangan atau arus bolak-balik dari satu ambang ke
ambang yang lain. Trafo yang sederhana terdiri dari dua buah gulungan yang digabungkan menjadi
satu dimana ujung-ujungnya tidak saling bertemu,sehingga medan magnet yang dihasilkan oleh
gulungan yang satu (gulungan primer akan memotong gulungan lainnya (gulungan sekunder).

D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut: a) Adakah pengaruh penambahan nilai kapasitansi kondensator elektrolit
terhadap output Power Amplifier ocL 150 watt? b) Adakah pengaruh variasi nilai kapasitansi
kondensator elektrolit terhadap output Power Amplifier OCL 150 watt? c) Adakah pengaruh
penambahan dan variasi nilai kapasitansi kondensator elektrolit terhadap output Power supply? E.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan informasi
kepada penggemar elektronika tentang pengaruh penambahan dan variasi kapasitansi kondensator
elektrolit sebagai tapis( filter) terhadap besar tegangan ripple output Power supply. b. Memberikan
informasi kepada para penggemar elektronika khususnya pada masyarakat awam yang sering
menggunakan sound sistem agar lebih memperhatikan kualitasnya tidak hanya menilai kerasnya
suara yang dikeluarkan sebuah Sound Sistem.

3. Penyearah jembatan dioda Untuk menghasilkan keluaran yang lebih baik lagi kita dapat
menggunakan penyearah jembatan dioda. Penyearah jembatan adalah penyearah gelombang penuh
yang menggunakan empat buah dioda, dimana pada penyearah ini disusun pada setiap keluaran
setengah gelombang keluaran yang berbeda akan berkerja masing-masing dua dioda secara derel.
Keuntungan penyearah ini tidak membutuhkan titik tengah pada gulungan kawat sekundernya. Dua
buah dioda yang terpasang deret akan menahan tegangan terbalik maksimum pada masing-masing
di e. Tapis (filter) Untuk menga kualitas suara power amplifier yang lebih baik membutuhkan
tegangan DC yang lebih rata, maka tidak cukup hanya dengan menggunakan penyearah saja. Karena
keluaran dari penyearah masih berupa riak- riak yang kasar, maka dibuat suatu rangkaian yang
fungsinya menghaluskan keluaran dari pada penyearah. Rangkaian seperti ini biasa disebut tapis
(filter). Menurut komponen yang dipakai tapis dapat dibagi menjadi empat macam: tapis kumparan,
tapis kapasitor, tapis bentuk L dan tapis bentuk tetapi yang lebih sering dipakai ialah tapis kapasitor.
Tapis kumparan adalah Rangkaian tapis kumparan terdiri dari sebuah kumparan yang dipasang deret
dengan beban RL Apabila pada tapis kumparan, dimana kumparannya dipasang deret dengan
bebannya, maka lain halnya dengan tapis kapasitor. Kapasitor yang dipakai untuk komponen tapis
dipasang secara jajar terhadap bebannya. Tapis bentuk L adalah perkembangan dari tapis kumparan
dan tapis kapasitor. Pada tapis bentuk L

2. Penyearah gelombang penuh Karena pada penyearah setengan gelombang memiliki keluanan
yang tidak lebih besar dari 50%, maka dibutuhkan penyearah yang memiliki keluaran lebi maksimal.
Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan kuantitas keluaran positif menjadi sama
dengan masukan (100%) sutanto, 1994: 147. Ini dapat dilakukan dengan menambah satu diode pada
rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.2. Pada saat masukan berharga negatif maka salah satu
dari diode akan dalam keadaan panjar maju sehingga memberikan keluaran positif Karena keluaran
berharga positif pada satu periode penuh, maka rangkaian ini disebut penyearah gelombang penuh.
Rangkaian gelombang penuh merupakan perkembangan dari rangkaian penyearah setengah
gelombang. Apabila penyearah setengah gelombang menghasilkan keluaran setengah gelombang
saja dari arus bolak-balik, maka pada keluaran penyearah gelombang penuh menghasilkan arus
searah baik dari masukan positif maupun negatif. Gambar 2.2 penyearah gelombang penuh

kondensator memililik daya tampung muatan yang disebut kapasitansi. Kapasitansi merupakan
kemampuan dari suatu kondensator untuk menyimpan muatan elaktron. Michael Faraday membuat
postulat bahwa sebuah kondensator akan memiliki kapasitansi sebasar 1 farad jika dengan tegangan
1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis: Keterangan Q
Muatan dalam C (coulombs) C Nilai Kapasitansi dalam F (farad) v Besar Tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal
(A), jarak antara kedua plat metal (tebal dielektrik). Dengan rumus dapat ditulis: c (8,85 x 10 (K.Aut)
Berikut ini adalah tabel 2.1 contoh konstanta (K) beberapa bahan dielektrik yang sederhana: Udara
Vakum Alumunium oksida K 8 Keramik K. 100 1000 Gelas Polyethylene

dengan penggabungan kumparan dan kapasitor dapat menghindarkan operasi dioda tidak sampai
berhenti (cut off. Sedangkan tapis R adalah bentuk dari tapis L yang ditambahkan dengan sebuah
kapasitor dipasangkan jajar dibagian paling depan dari tapis. Fungsi dari tapis ini selain memperhalus
keluaran juga menaikan ambang dari keluaran tapis bentuk L (Daryanto,1986:140). Tetapi yang lebih
dalam power supply dalam penyearah bentuk jembatan dioda ialah sering dipakai tapis kapasitor.
Sebelum peneliti menjelaskan lebih detail mengenai rangkaian penyearah jembatan dengan
menggunakan tapis kapasitor, peneliti akan menjelaskan secara umum mengenai kondensator dan
jenis-jenisnya. Kapasitor ditemukan oleh Mhicael Fraraday (1791-1867 satuan kapasitor disebut
Farad (F). Kapasitor juga sering disebut kondensator. kondensator adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. sruktur kondensator terdiri dari dua plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik, bahan-bahan dielektrik yang dikenal misalnya: udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
Bentuk umum kapasitor dapat dilihat pada gambar dibawah ini: dielektric elektroda elektroda
Gambar 2.3 Prinsip dasar kapasitor (Kondensator)

Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam tiga jenis yaitu: kondensator Tetap,
kondensator elektrolit, dan kondensator variabel. kondensator tetap adalah suatu kondensator yang
nilainya tetap dan tidak berubah-ubah. kondensator tetap dibagi dalam tiga macam bentuk, antara
lain:. kondensator keramik, kondensator polyester dan kondensator kertas.. kondensator Elektrolit
adalal kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif
dan negatif. Sedangkan kondensator variabel adalah jenis kondensator yang capasitasnya bisa
diubah- ubah, karena secara fisik memiliki poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.
VARCO TRIMMER Gambar 2.6 Dua macam kapasitor variabel Kapasitor variabel ini terbuat dari
logam, mempunyai kapasitansi maksimum 100 pF (piko farad) sampai 500 pF (100 pF 0,0001HF).
Kapasitor variabel dengan spul antena dan spul osiloskop berfungsi sebagai pencari frekuensi
tertentu yang akan ditangkap. 2. Power amplifier Power amplifier sering disebut penguat daya atau
penguat akhir yang berfungsi menguatkan sinyal yang masih sangat lemah, sehingga mencapai level
tertentu agar dapat menggerakkan speaker. Besarnya kekuatan sebuah power amplifier biasanya
dinyatakan dalam watt, makin besar watt sebuah power

13 kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya. Gambar kapasitor
jenis ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 2.5 Kapisitor (kondensator) yang tidak
memiliki kutub. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik maka muatan-muatan positif
mengumpul pada satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatam-muatan negatif
juga terkumpul pada ujung metal yang satunya lagi. Mmatan positif tidak dapat mengalir menuju
ujung kutub negatif sebaliknya. muatan negatif juga tidak dapat mengalir menuju ujung kaki positif
karena dipisahkan oleh sebuah bahan dilektrik yang non-konduktif Muatan dielektrik ini tersimpan
selama tidak ada konduksi pada masing-masing ujung kakinya. Proses pengisian kapasitor dilakukan
dengun menghubungkan kapasitor tersebut dengan beda potensial. Muatan pada kapasitor
berbanding lurus dengan beda potensial (capasitansi kapasitor untuk menyimpan muatan.(Q Cv).
Berarti kapasitansi suatu kapasitor merupakan perbandingan antara muatan yang disimpannya
dengan beda potensial antara konduktor-konduktornya.

Untuk rangkaian elektronika praktis, satuan farad adalah sangat besar, umumnya kapasitor yang ada
dipasaran memiliki satuan: HF, nF dan pF. farad 1.000.000 HF (mikro farad) 1 uF 1.000.000 pF (piko
farad) 1 HF 1.000 nF (nano farad) 1 nF 1.000 pF (piko farad) 1 pF 1.000 HHF( mikro-mikro farad) 1 nF
10 Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor.
Misalnya 0,047 HF dapat juga dibaca sebagai 47 nF, atau contoh lain 0,1 nF dengan 100 pF.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kutub yaitu Positif (t) dan Negatif serta memilki cairan
elektrolit dan biasa berbentuk tab4ung. Gambar 2.4 Kapasitor (Kondensator) yang memiliki kutub.
Sedangkan jenis yang satunya kebanyakan nilai kapasitansinya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif dan negatife pada kedua kakinya,

16 non-simetri sehingga mengakibatkan Amplitudo gelombang pada keluaran yang dihasilkan tidak
memiliki titik simpul pada tegangan (o) jika tidak diberi kapasitor polar Elco sebagai penghubung. Hal
ini mencegah terjadinya kerusakan pada kawat email pada lilitan speaker karena tegangan Dc yang
keluar dari Power Aamplifier dapat membuat kawat email menjadi cepat panas dan terbakar
layaknya elemen pemanas yang menggunakan tegangan DC. Maka dengan memanfaatkan sifat
kapasitor sebagai penyimpan dan pembuang muatan, tengangan offset keluaran DC pada power
amplifier model ini dapat diredam. Power amplifier model ini tidak memakai output transformator
sebagai kopling penguat suara tetapi memakai kondensator elektrolit sebagai penyesuaian im Power
Gambar 2.8 Power Amplifier model sistem OTL. b. Power Amplifier sistem BTL (Budge Transformer
Less) Power Amplifier sistem Budge Transformer Less (BTL) yaitu power amplifier yang dibentuk dari
penggabungan dua buah power amplifier dan keluarannya dapat menghasilkan daya yang lebih
besar dua kali sebelumnya. Pada keluaran dari dua pasang power amplifier dipasang rangkaian
pembalik fasa untuk

ampollfier maka semakin keras pula suara yang dihasilkan. Power amplifier dapat dibentuk dari
merangkai komponen pasif dan komponen aktif seperti transistor. tabung elektron ataupun IC
dengan konfigursi tertentu sesuai kebutuhan. OCL 400 watt asue 2013 Gambar 2.7 Contoh skema
Power Amplifier OCL Jika ditinjau dari dari rangkaian penghubung sinyal keluaran kebeban loud
speaker), maka secara umum terdapat tiga macam power amplifier yaitu: a. Power Amplifier sistem
OTL (output Transformer Less) Power Amplifier model OTL ini merupakan model power amplifier
yang biasa digunakan pada daya kecil. Salah satu ciri dari model power amplifier OTL ini adalah dari
power supply yang digunakan adalah non-simetri schingga cukup dan Ground (0). Keluaran pada
power amplifier ini biasanya harus diberi penghubung berupa kapasitor dengan ukuran cukup besar
dan biasanya menggunakan kapasitor berjenis, Elco. Elco dipasang untuk menghilangkan tegangan
offset (DC) pada keluaran, karena Power supply yang digunakan adalah

amplifier sistem ocL ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik
simpul dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan
menuju v dan v melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo
gelombang tersebut. Gambar 2.10 Power Amplitier model sistem ocL. B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Melki F. Pandie dengan
judul" Pengaruh variasi tegangan catu daya terhadap waktu pulsa keluaran multivibrator monostabil
IC 555." Dengan kesimpulan dari hasil penclitian yaitu: dari data penelitian ditunjukkan bahawa ada
perbedaan yang signifikan jika diberikan tegangan catu daya yang berbeda terhadap multivibrator
monostabil IC NE 555. Ayub S P anam juga melakukan penelitian yang berhubungan dengan
penelitian ini dengan judul Pengaruh tegangan catu daya terhadap tegangan keluaran sinyal audio
power amplifier OCL, dengan kesimpulan dari hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh yang
signifikan dari

17 balikan fasa dari kedua keluaran tersebut. Besarnya tegangan maksimum keluaran sinyal audio
dari power amplifier BTL adalah sebesar vec. Jika tegangan keluaran sinyal audio melampaui
tegangan vcc, maka sinyal tersebut akan cacat karena teriadi pemangkasan sinyal. oleh karena itu
besarnya sinyal input haruslah diatur sehingga penguat yang menguatkan sinyal audio tidak
melampaui besarnya Gambar 2.9 Power Amplifier model sistem BTL e. Power Amplifier sistem ocL
(output Capasitor Less) Power Amplifier sistem outPut Capasitor Less (ocL adalah power amplifier
yang memakai dua buah sumber catu daya atau catu daya bipolar dan tanpa memakai kondensator
elektrolit sebagai penyesuaian impedansi. Catu daya yang digunakan adalah catu daya bipolar yang
memiliki dua besaran tegangan yaitu tegangan Vcc dan tegangan vec Power Amplifier sistem ocL
pada umumnya dipakai pada keperluan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier sistem
OCL ini didukung oleh power supply simetri V(t), V() dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling
penting dari power amplifier sistem ocL ini adalah satu ujung beban pada keluaran atau output pada
rangkaian power
TABEL 3.1 HASIL PENGUKURAN PERUBAHAN PENAMBAHAN NILAI CAPASITANSI PADA RANGKAIAN
PowER sUPPLY TERHADAP NILAI OUTPUT POWER AMPLIFIER ocL 150 wATT Nilai Kapasitansi Daya
Output CHF) (dB) 500 V/ 50 V/ 10 HF 50 V/ 47 uF 50 100 HF 50 Vl 330 HF 50 V/ 470 HF 50 vi 1000 uF
50 V 2200 HF 50 VN 3300 50 V/ 4700 HF TABEL 3.2 HASIL PENGUKURAN PERUBAHAN NILAI
KAPASITANSIYANG BERVARIASI PADA RANGKAIAN POWER SUPPLY TERHADAP NILAI OUTPUT
POWER AMPLIFIER OCL 150 WATT Nilai Kapasitansi T Daya output CHF) 500 vl 1 uF 50 V/ 10 HF 50
V/47 HF 50 V/100 HF 50 V/ 330 HF 50 470 50 V/ 1000 HF 50 V 2200 uF 50 V/ 3300 HF 50 V/ 4700 HF l
D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode eksperimen
(P)out dimana penulis men an te dari rangkaian power amplifier pada beberapa perubahan tegangan
masukan dan menghitung penguatan tegangan dari masing-masing perlakuan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah: 1 Untuk mengetahui pengaruh penambahan dan variasi nilai capasitansi
kondensator elektrolit pada power supply terhadap tegangan output Power Amplifier OCL 150 watt.
2 Untuk mengetahui pengaruh penambahan dan varias nilai capasitansi kondensator elektrolit
terhadap tegangan ripple pada output Power supply. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini
dilaksanakan di Ruang Lab Program Studi pendidikan Teknik Elektro Undana Kupang, selama 2
minggu pada bulan Juni 2014. C. Variabel Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah variabel dependen(Y) yaitu output pada power amplifier ocL 150 watt dan variabel
independen ek) yaitu macam-macam nilai kapasitansi kondensator elektrolit yang akan ditambahkan
dan divariasikan dengan tegangan kerja masing-masing 50 Volt.

variasi tegangan catu daya terhadap besar keluaran sinyal audio pada power amplifier ocL
Sedangkan penelitian yang masih berhubungan dengan penelitian ini dilakukan oleh oktovianus
Saudale dengan judul Pengaruh jenis kapasitor terhadap frekuensi keluaran multivibrator astabil IC
555." Dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan pengaruh yang sangat signifikan dari penggunaan
keempat jenis kapasitor terhadap frekuensi keluaran multivibrator astabil IC 555 C Kerangka Berpikir
Berdasakan pada teori yang dijelaskan terlebih dahulu bahwa Tegangan catu daya sebagai penyuplai
sumber tenaga power amplifier, dapat mempengaruhi keluaran sinyal audio pada power amplifier
tersebut, maka kerangka berpikir pada penelitian ini adalah: Bila pengunaan capasitansi kondensator
elektrolit pada catu daya yang bervariasi akan mengakibatkan keluaran terhadap power amplifier
yang bervariasi pula. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah,
maka dapat dirumuskan hipotesis kerja penelitian sebagai berikut: Ha Terdapat pengaruh
penambahan dan variasi nilai capasitansi kondensator elektrolit pada catu daya terhadap respon
frekuensi sinyal output power amplifier OCL 150 watt. Ho Tidak terdapat pengaruh penambahan dan
variasi nilai capasitansi kondensator elektrolit pada catu daya terhadap respon frekuensi sinyal
output power amplifier OCL 150 watt.

E. Populasi dan Sampel Populasi Populasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah semua nilai
kondensator elektrolit yang biasa dipakai pada catu daya gelombang penuh sebagai pencatu
tegangan sumber pada power amplifier ocL 150 watt, yang dijual di pasaran. 2 sampel Adapun
sampel dalam penelitian Ini adalah nilai capasitansi kondensator elektrolit pada catu daya
gelombang penuh yang bervariasi, yaitu 1HF/50v. 50v, 330 uFusov, 470 yF/5ov, 1000 uF/ 50v, 2200
uFl 50v.3300 HFl 50v dan 4700 uFl 50v. F. Teknik Pengambilan sampel Karena sampel dalam
penelitian ini bervariasi maka digunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu. capasitansi maksimum yaitu iuFISov untuk capasitansi
minimum dan 4700 HF/50V untuk capasitansi maksimum dengan arus kerja 5 ampere, 32 v. G.
Teknik pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu digunakan teknik
observasi dan dokumentasi.
E. Populasi dan Sampel Populasi Populasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah semua nilai
kondensator elektrolit yang biasa dipakai pada catu daya gelombang penuh sebagai pencatu
tegangan sumber pada power amplifier ocL 150 watt, yang dijual di pasaran. 2 sampel Adapun
sampel dalam penelitian Ini adalah nilai capasitansi kondensator elektrolit pada catu daya
gelombang penuh yang bervariasi, yaitu 1HF/50v. 50v, 330 uFusov, 470 yF/5ov, 1000 uF/ 50v, 2200
uFl 50v.3300 HFl 50v dan 4700 uFl 50v. F. Teknik Pengambilan sampel Karena sampel dalam
penelitian ini bervariasi maka digunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu. capasitansi maksimum yaitu iuFISov untuk capasitansi
minimum dan 4700 HF/50V untuk capasitansi maksimum dengan arus kerja 5 ampere, 32 v. G.
Teknik pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu digunakan teknik
observasi dan dokumentasi.

25 digunakan maka dilanjutkan dengan melakukan tahap kalibrasi peralatan ukar yakni osiloskop.
Setelah itu dilakukan dengan pengukuran terhadap sampel sesuai kebutuhan penelitian. Setiap kali
pengukuran, selalu disertai dengan dokumentasi dan mencatat hasil pengukuran dari setiap sampel
yang digunakan. Hal yang sama dilakukan setiap kali melakukan pengukuran. Dari hasil pengukuran
data kemudian ditabulasikan untuk melakukan pengolahan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
salah satu contoh hasil pengukuran daya output power amplifier pada osiloskop dari pengukuran
salah satu sampel dapat dilihat pada gambar 4.1. 06/11/2014 Gambar 4.1 Contoh Hasil pengukuran
dengan menggunakan osiloskop Perhitungan dari salah satu pengukuran yakni dengan melihat
karakteristik sinyal yang ada pada tampilan layar osiloskop kemudian melakukan perhitungan dan
selanjutnya ditabulasi untuk memperoleh kesimpulannya.

Вам также может понравиться