Macam-macam diagnosis penyakit terkait infeksi yang penularannya melalui hubungan
seksual terdiri dar definisi data tata pembentukan istilah, etiologi, patofisiologi, terapi dan tindakan serta kodefikasi berdasarkan ICD X dan ICD 9CM.
A. A54.8 Other Gonococcal infections
1. Definisi Infeksi Gonococcal lainnya adalah salah satu penyakit menular seksual (kencing nanah) lainnya. Yang termasuk dalam Other Gonococcal Infection: a) Brain abscess (G07*) : abses yang terjadi pada otak b) Endocarditis (I39.8*) : peradangan lapisan bagian dalam jantung c) Meningitis (G01*) : peradangan selaput otak d) Myocarditis (I41.0*) : peradangan pada otot jantung e) Pericarditis (I32.0*) : peradangan pada selaput jantung disekitar jantung f) Peritonitis (K67.1*) : peradangan lapisan tipis di dinding bagian dalam perut g) Pneumonia (J17.0*) : peradangan pada paru-paru h) Septicaemia : multiplikasi bakteri penyebab penyakit dalam darah i) Skin lesions : lesi pada kulit 2. Terminologi Medis
No Nama Penyakit Prefix Root Suffix
1 Brain abscess - Brain (otak) - Abscess (nanah) 2 Endocarditis Endo (dalam) Cardi Itis (inflamasi) (jantung) 3 Meningitis - Meningo Itis (inflamasi) (selaput otak) 4 Myocarditis - Myo (otot) Itis (inflamasi) Cardi (jantung) 5 Pericarditis Peri (sekitar) Cardi Itis (inflamasi) (Jantung) 6 Peritonitis Peri (sekitar) Toneum Itis (Lapisan tipis (peradangan) perut) 7 Pneumonia - Pneumo (paru- Ia (kondisi) paru) 8 Septicaemia - Septik (bakteri) Emia (darah) 3. Etiologi Penyebab gonore adalah N. gonorrhoeae termasuk gram negatif, intraseluler, Diplococcus aerobik, yang dikenal sebagai gonococcus. N gonorrhoeae menyebar melalui kontak seksual atau melalui penularan saat melahirkan. 4. Patofisiologi Gonokokus menempel pada sel epitel melalui vili yang terdapat di permukaan bakteri, kemudian difagositosis, berkembangbiak dan menginduksi reaksi peradangan leukositer. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito- genital,orogenital (oral sex dengan penderita gonore biasanya akan menyebabkan faringitis gonokokal) dan anogenital. tetapi disamping itu dapat juga terjadi manual melalui alat alat, pakaian, handuk, thermometer, dan sebagainnya. Ibu hamil yang terinfeksi gonore dapat menularkan ke bayinya selama proses persalinan. Conjungtivitis gonore merupakan penyebab utama kebutaan pada bayi yang baru lahir, jika di ketahui terdapat resiko penularan gonore maka dapat diberikan silver nitrat atau medikasi lain pada mata bayi scepatnya setelah dilahirkan. Karena adanya resiko penularan secara vertikal maka sebaiknya ibu hamil dilakukan pemeriksaan untuk gonre selama hamil. Meskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum. Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina. 5. Terapi dan Tindakan a) Ceftriaxone (Rocephin) 250 mg adalah obat pilihan untuk infeksi gonokokus diseminata, penyakit radang panggul, dan infeksi urogenital, anorektal, dan faring. b) Azitromisin 1 g PO atau doksisiklin 100 mg BID PO selama 7 hari . c) Cefpodoxime 400 mg PO dosis tunggal d) Ceftizoxime 500 mg IM dosis tunggal e) Cefotaxime 500 mg IM dosis tunggal f) Cefoxitin 2 g IM ditambah probenecid 1 g PO dosis tunggal g) Pemeriksaan mikroskopis. h) Kultur i) Tes Oksidasi j) Tes Thomson k) Tes Fermentasi 6. Kodefikasi ICD 9 CM a) Kultur : 91.92 b) Tes Thomson : 40.9
B. A55 Chlamydial Lymphogranuloma (venerum)
1. Definisi Chlamydial Limfogranuloma (venereum) adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyebabnya adalah bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini menembus kulit dan mengeluarkan lendir di dalam node limfa, menyebabkan penyumbatan di sekitar node. Penyakit ini mempengaruhi node limfa, alat kelamin bagian luar, bahkan rektum dan mulut. Yang termasuk nama lain dari Chlamydial Lymphgranuloma: a) Climatic or topical bubo : Tumor klimatic atau topikal b) Lymphogranuloma Inguinale : Lymphgranuloma pada inguinal c) Durand Nicolas Favre disease d) Esthiomene 2. Etiologi Limfogranuloma venereum biasanya disebabkan oleh salah satu dari ketiga serovars Chlamydia trachomatis yaitu L1, L2 dan L3. Penyakit ini disebabkan oleh Miyagawanella lymfogranulomatosis dari genus chlamydia yang dulunya dianggap virus. Ia mengandung RNA dan DNA. Penyebab lainnya adalah Chlamydia lymfogranulomatis, sejenis virus dari genus chlamydia. Dapat dibiakkan di dalam sel yolc sac dari embrio ayam atau perbenihan khusus untuk keperluan diagnostik. 3. Patofisiologi Patofisiologi terjadinya limfogranuloma venereum yaitu Chlamydia tidak bisa menembus selaput lendir atau kulit yang utuh, organisma ini kemungkinan dapat menembus melalui laserasi dan abrasi. LGV merupakan penyakit yang dominan terjadi pada jaringan limfe. Proses patologis yang penting adalah trombolimfangitis dan perilimfangitis dengan proses penyebaran inflamasi dari nodus limfatikus yang terinfeksi ke jaringan sekitarnya. Limfangitis ditandai oleh proliferasi sel endotelial lapisan kelenjar getah bening dan penghubung kelenjar getah bening di dalam nodus limfatikus. Tempat terjadinya primer infeksi pada saluran nodus limfatikus cepat memperbesar dan membentuk area kecil, yang dipisahkan dari jaringan yang nekrosis oleh sel endotelial yang rapat. Area yang nekrotik menarik leukosit polimorfonuklear dan membesar sehingga terbentuk suatu bangunan yang khas yang berbentuk segitiga atau bentuk segi empat yang lebih dikenal dengan stellate abses Inflamasi nodus limfatikus yang berdekatan disertai dengan periadenitis, dan sebagai akibat dari perkembangan inflamasi, bisul bersatu dan ruptur, membentuk loculated abses, fistula-fistula, atau sinus-sinus. Proses inflamasi terjadi selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Penyembuhan yang berlangsung mengakibatkan fibrosis, yang akan menghancurkan struktur nodus limfatikus yang normal dan menyebabkab obstruksi pembuluh limfe. Edema kronis dan sklerosa fibrosis menyebabkan indurasi dan pembesaran bagian yang terpengaruh. Fibrosis juga berperan dalam menyediakan darah untuk membran mukosa atau kulit, dan terjadinya ulserasi. Pada rektum mengakibatkan pembinasaan dan ulserasi mukosa, inflamasi transmural pada dinding bowel, obstruksi saluran limfatik dan pembentukan fibrotik. Pembentukan adhesi yang menentukan bagian yang lebih rendah dari sigmoid dan rektum terhadap dinding dari tulang panggul dan organ yang berdekatan. 4. Terapi dan tindakan a) Kotrimoksazol, yaitu kombinasi sulfametoksazol 400mg dan trimetoprim 80mg. Dosis sehari 2 x 2 tablet, diberikan terus menerus hingga sembuh. Lama penyembuhan pada sindrom inguinal tergantung pada berat ringannya penyakit. b) Tetrasiklin atau Eritromisin dengan dosis 3-4 x 500 mg sehari selama dua minggu. Pada kasus-kasus kronik dapat diteruskan sampai 4 minggu atau lebih. c) Pengobatan topikal berupa kompres terbuka jika abses telah memecah, misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1/5000. d) Pada elefantiasis labia (esthiomene) dapat dilakukan vulvektomi atau labiektomi. e) Striktura rekti perlu juga dilakukan tindakan dilatasi dengan rektal bougies atau dilatator lainnya. Tindakan kolostomi dilakukan pada keadaan obstruksi rektal yang penuh. f) Tindakan pembedahan dan kortikosteroid. g) Pemeriksaan dan terapi terhadap pasangan seksual, wajib lapor seperti pada penyakit sifilis. 5. Kodefikasi ICD-9CM a) Vulvektomi : 71.6 b) Kolostomi : 46.10 c) Tindakan pembedahan : 00.39