Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Sekam padi merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat berlimpah di Indonesia namun
pemanfaatannya belum optimal. Pembakaran sekam padi secara langsung dapat menyebabkan polusi udara
dan masalah lingkungan. Pada dasarnya, sekitar 20 % dari sekam padi terdiri dari silika amorf yang cukup
reaktif dan memiliki potensi yang tinggi sebagai bahan baku produk berbasis silika. Tujuan dari penelitian
ini adalah mempelajari pengaruh temperatur selama proses perlakuan awal sekam padi menggunakan asam
asetat terhadap karakteristik silika yang dihasilkan. Karakterisasi abu silika meliputi analisa komposisi dan
strukturnya menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), X-ray
Fluorescene (XRF). Luas permukaan spesifik silika ditentukan menggunakan Brunauer, Emmet, Teller-
Surface Area Analyzer (BET-SAA). Silika yang dihasilkan dari penelitian ini berbentuk amorf. Kemurnian
silika tertinggi dengan kadar Si sebesar 93,4% diperoleh dari sekam padi dengan perlakuan awal pada
temperatur ruang. Luas permukaan spesifik silika amorf tertinggi sebesar ~232 m2/g diperoleh dari proses
leaching pada temperatur 75 oC.
Abstract
Rice husk is one of the most abundant agricultural wastes in Indonesia which has not been optimally
utilised. Direct burning of rice husks on sites have created air pollution and environmental problems. In fact,
about 20% of rice husk contains amorphous silica which is quite reactive and have a great potential to be
used as a raw material for silica based products. The aim of experiment is to study the effect of temperature
during the pre-treatment process using acetic acid on the characteristics of the resulting silica. The
characterisation of silica ashes included the analysis of composition and structure using Fourier Transform
Infrared Spectroscopy (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), X-ray Fluorescene (XRF). The specific surface area
of silica was determined using Brunauer, Emmet, Teller-Surface Area Analyzer (BET-SAA). Silica produced
from this experiment had an amorphous form. The highest silica purity with Si content of 93,4% was
obtained from rice husk treated at room temperature. The highest specific surface area of the amorphous
silica was derived from the leaching process of rice husks conducted at 75 oC.
38
Jurnal Teknik Kimia, Vol 9, No 2, April 2015
sebagai sumber silika. Sekam padi mengandung terhadap kemurnian dan karakteristik silika. Karak-
silika paling banyak dibandingkan dengan produk terisasi silika yang dihasilkan dilakukan menggu-
samping padi lainnya. Kandungan abu dalam sekam nakan FTIR, XRD, XRF, dan BET-SAA. Silika
padi adalah sekitar 20% dan lebih dari 90% abu yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
tersebut adalah silika (Sapei, 2012). memenuhi kriteria high-grade silika, yaitu memiliki
Silika yang dihasilkan dari abu sekam padi sifat amorf serta memiliki kemurnian dan luas
hasil pembakaran merupakan silika amorf permukaan yang tinggi.
(Chandrasekhar, 2005; Umeda, 2008; Sapei, 2012).
Silika amorf dalam berbagai kondisi dianggap lebih METODE PENELITIAN
reaktif dibanding silika kristalin dan memiliki
struktur spherikal yang rumit. Struktur rumit tersebut Bahan dan Alat
menyebabkan luas area permukaan yang tinggi, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
biasanya di atas 3 m2/g (Kirk-Othmer, 1984). Oleh adalah sekam padi dari Mojokerto, asam asetat
karena itu silika amorf dapat dibuat menjadi silika glasial p.a. (Merck, Indonesia), air jernih dan
sol, silika gel, silika endapan, dan silika pirogenik. akuades. Alat yang digunakan adalah reaktor
Silika juga dapat dimanfaatkan untuk bahan katalis, berpengaduk, alat penangas, dan alat-alat gelas.
campuran pada tinta, bahan pengeras beton,
komponen deterjen dan sabun, serta sebagai unsur Isolasi Silika
pengeras pada pembuatan batu bata. Silika Isolasi silika dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
mempunyai sifat higroskopis sehingga dapat tahap persiapan bahan baku, tahap leaching
digunakan sebagai bahan penyerap air. Pada saat ini, menggunakan asam asetat, dan tahap pengabuan.
dengan berkembangnya teknologi nano-material, Persiapan bahan baku dilakukan dengan member-
silika dapat diproses menjadi bentuk nanosilika yang sihkan sekam dari kotoran seperti dedak, jerami dan
penggunaannya jauh lebih luas dan bernilai sebagainya. Setelah itu, dicuci dengan air keran dan
ekonomis seperti untuk industri semikonduktor dan dilanjutkan dengan akuades. Kemudian sekam padi
industri berteknologi tinggi (Zaky, 2007). dikeringkan dengan menggunakan oven (Memmert,
Silika dari sekam padi dapat diperoleh dengan Germany) selama 2 jam. Sekam yang telah bersih
berbagai cara. Secara sederhana, proses isolasi silika dari pengotor lalu ditimbang dan dikemas.
dapat dilakukan dengan cara pembakaran langsung. Proses pengabuan dilakukan dengan memba-
Namun, metode pembakaran ini jika tidak disertai kar sekam padi dengan tungku (Ney VULCAND-
dengan perlakuan yang tepat akan menghasilkan abu 550, Dentsply Ceramco, USA) pada suhu tinggi
yang sudah mengalami transformasi menjadi silika selama 5 jam. Kemudian abu sekam padi yang
kristalin. Hal ini disebabkan oleh keberadaan senya- diperoleh tanpa perlakuan awal ini selanjutnya
wa-senyawa pengotor inorganik seperti senyawa- dinyatakan sebagai sampel kontrol. Berat abu
senyawa mineral yang mengandung kalium (K) dan yang dihasilkan ditimbang untuk penentuan kadar
sodium (Na) yang dapat menurunkan titik leleh abu menggunakan metode gravimetri.
silika sehingga dapat mempercepat perubahan fasa Sekam padi yang telah dikemas, dimasukkan
amorf menjadi kristalin (Umeda, 2008). Senyawa- ke dalam reaktor berpengaduk bervolume 1000 mL
senyawa pengotor inorganik ini dapat dihilangkan lalu ditambahkan larutan asam asetat glasial 3 M.
dari sekam padi melalui proses leaching mengguna- Proses leaching dilakukan selama 60 menit pada
kan larutan asam untuk mendapatkan silika dengan suhu ruang dan 75 C. Pada temperatur tinggi,
kemurnian yang tinggi sebelum proses pengabuan. kondensor dipasang untuk mengembalikan aliran
Para peneliti pendahulu melakukan proses perlakuan refluks. Sekam padi yang telah mengalami perlakuan
awal sekam padi menggunakan HCl (Sapei, 2011), awal kemudian disaring dan dicuci dengan akuades
H2SO4 dan asam sitrat (Umeda, 2008), asam asetat beberapa kali sebelum dikeringkan dengan oven
(Rafiee, 2012), HNO3 dan asam oksalat (Chandrase- (Memmert, Germany) pada suhu 105 C selama 2
khar, 2005), sebelum melakukan proses thermal. jam. Sekam padi yang sudah mengalami perlakuan
Pada penelitian ini, akan dilakukan perlakuan awal kemudian dibakar pada suhu 750oC selama 5
awal berupa proses leaching menggunakan asam jam menggunakan tungku (Ney VULCAN D-550,
asetat sebelum proses thermal (pembakaran) untuk Dentsply Ceramco, USA) untuk penghilangan
memperoleh silika dengan kemurninan yang lebih senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam
tinggi. Asam yang digunakan yaitu asam organik sekam padi. Abu silika yang diperoleh kemudian
CH3COOH (asam asetat). Asam organik ini bersifat ditimbang.
tidak korosif dan lebih ramah lingkungan. Di
samping itu, kajian mengenai proses isolasi silika Karakterisasi Abu Silika
menggunakan perlakuan awal menggunakan asam Abu sekam padi dikarakterisasi menggunakan
asetat masih sangat terbatas. Pengaruh temperatur instrumentasi FTIR, XRD, XRF, dan BET-SAA.
selama proses leaching selama proses perlakuan Pada analisis gugus fungsi yang dimiliki, abu silika
awal sekam padi akan dipelajari pengaruhnya dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform
39
Isolasi Silika sekam padi dengan variasi temperatur Leaching menggunakan asam asetat: lanny Sapei,
Karsono Samuel padmawijaya, Agustina Sutejo, Liliana Theresia
Infrared Spectroscopy (FTIR) (Bruker Tensor, senyawa-senyawa yang mengandung logam tersebut
Germany) yang dilakukan di Laboratorium Polimer dengan asam asetat. Penurunan kadar logam-logam
dan Membran, Universitas Surabaya dengan meng- transisi seperti Mn dan Fe erat kaitannya dengan
gunakan pelet KBr pada udara kering 25 C. Setiap pembentukan senyawa kompleks (ion kompleks).
spektrum yang dihasilkan berasal dari scanning rata- Ada kemungkinan terbentuknya ikatan koordinasi
rata sebanyak 32 kali. Pengujian ini dilakukan pada antara asam asetat sebagai pelarut dengan logam
rentang bilangan gelombang 4004000 cm1. logam transisi tsb. Dalam hal ini, asam asetat
X-ray Diffraction (XRD) (XPert Pro berperan sebagai ligan yang bersifat basa Lewis
PACAnalytical, Netherlands) untuk mengetahui sifat (Gambar 1) yang mampu mendonorkan 1 pasangan
kristalinitas abu silika yang dihasilkan. Analisis elektron bebas ke dalam logam transisi yang
dilakukan pada rentang 2=570o pada Labora- berperan sebagai asam Lewis. Logam transisi ini
torium Energi ITS. Penentuan kadar unsur dalam kemudian berperan sebagai suatu atom pusat. Pada
abu teridentifikasi menggunakan X-ray Fluorescene tahap berikutnya, ion kompleks ini mampu berikatan
(XRF) (PANalytical, MiniPal4, Netherlands) di dengan logam alkali seperti kalium (K) dan alkali
Laboratorium Fisika Universitas Negeri Malang. tanah (Ca). Adanya pembentukan ikatan ini juga
Sedangkan luas permukaan spesifik dengan turut menyebabkan kadar unsur K dan Ca berkurang.
Brunauer, Emmet, Teller-Surface Area Analyzer
(BET-SAA), (Quantachrome, USA) dilakukan di
Laboratorium Energi ITS.
40
Jurnal Teknik Kimia, Vol 9, No 2, April 2015
Sifat amorf dari abu silika yang dihasilkan Absorpsi yang ditunjukkan pada rentang bilangan
juga tampak dari spektra FTIR (Gambar 3). gelombang disebabkan oleh vibrasi bending gugus
Fingerprint silika amorf ditunjukkan oleh 3 bilangan OSiO (Moenke, 1974). Kandungan air yang
gelombang yang terdapat interval bilangan terdapat dalam abu silika ditunjukkan oleh puncak
gelombang 460-487 cm-1, 808-823 cm-1, and 1064- yang lebar pada bilangan gelombang 3460-3471
1089 cm-1. Spektra FTIR ini menunjukkan banyak cm-1 yang menunjukkan keberadaan gugus OH
kemiripan dengan abu silika yang diperoleh dengan stretching baik yang berasal dari SiOH maupun
menggunakan perlakuan awal menggunakan asam H2O (Moenke, 1974). Di samping itu, air yang
klorida, HCl (Sapei, 2012). Puncak pada bilangan teradsorpsi secara fisik ditunjukkan oleh puncak
gelombang 1100-1000 dan 800 cm-1 menunjukkan yang terdapat pada bilangan gelombang 1635-1658
keberadaan siloxanes, (SiO)n yang masing-masing cm-1 yang disebabkan oleh vibrasi HOH bending
disebabkan oleh vibrasi stretching dari SiOSi (Moenke, 1974).
asimetris dan simetris (Socrates, 2001).
41
Isolasi Silika sekam padi dengan variasi temperatur Leaching menggunakan asam asetat: lanny Sapei,
Karsono Samuel padmawijaya, Agustina Sutejo, Liliana Theresia
Gambar 3.
Luas permukaan spesifik abu sekam padi yang berkontribusi pada peningkatan luas permukaan
dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2. Luas spesifik silika yang dihasilkan.
permukaan spesifik abu sekam padi kontrol
memiliki luas permukaan yang paling rendah. Hal Tabel 2. Hasil Uji BET Abu Sekam Padi
ini disebabkan oleh keberadaan logam-logam
pengotor seperti K. Senyawa yang mengandung K Sampel Luas Permukaan Spesifik BET (m2/g)
akan berinteraksi dengan silika saat proses thermal Kontrol 17,909
yang mengakibatkan tertutupnya pori-pori silika AC36025 55,734
yang dihasilkan (Sapei, 2008). Leaching AC36075 232,364
menggunakan asam asetat mampu menurunkan
kadar K secara signifikan yang menyebabkan SIMPULAN
peningkatan luas permukaan spesifik abu silika.
Luas permukaan spesifik dari silika yang diperoleh Silika yang dihasilkan berupa silika amorf
melalui proses perlakuan awal pada suhu tinggi berdasarkan hasil uji XRD dan FTIR. Kadar Si
meningkat sebanyak ~13 kali lipat dibandingkan dalam abu silika yang dihasilkan mengalami
luas permukaan spesifik silika yang diperoleh peningkatan dari ~85% menjadi ~92-93% apabila
melalui proses leaching pada temperatur ruang yang sekam padi mengalami perlakuan awal terlebih
hanya meningkat ~3 kali lipat saja. Hal ini dahulu sebelum proses thermal menggunakan asam
menunjukkan bahwa proses leaching pada asetat baik pada temperatur ruang maupun
temperatur tinggi cukup efektif dalam membuka temperatur tinggi. Luas permukaan spesifik tertinggi
pori-pori silika yang terbentuk selama proses sebesar ~232 m2/g ditunjukkan oleh abu silika yang
thermal. Ada kemungkinan pelarutan senyawa- diperoleh melalui proses leaching pada suhu tinggi.
senyawa organik yang lebih banyak selama proses Hal ini menunjukkan bahwa proses leaching sekam
leaching pada temperatur tinggi yang meninggalkan padi pada temperatur tinggi mampu menghasilkan
rongga-rongga dalam struktur sekam padi yang turut silika dengan kemurnian dan luas permukaan yang
tinggi.
42
Jurnal Teknik Kimia, Vol 9, No 2, April 2015
43