Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RUANG IONISASI
Kamar ionisasi atau ionization chamber adalah alat yang digunakan untuk mengukur
ionisasi tabung. Bagian utama dari kamar ionisasi adalah dua buah elektrode yaitu anode dan
katode. Beda potensial antara dua katode sekitar 100 sampai dengan 500 volt.
Detector ini menggunakan zat berupa gas. Gas yang digunakan pada umumnya adalah
gas-gas mulia seperti helium, argon, neon dan lain-lain. Penggunaan gas mulia ini karena
merupakan gas yang paling stabil. Foton yang meradiasi gas dalam tabung menyebabkan
terjadinya ionisasi menjadi electron (negative ion) dan positive ion. Dengan beda potensial
tertentu ion positive akan tertarik ke katoda (-) dan ion negative akan tertarik ke anoda (+).
2. isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu sama lain seperti NaCl
dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama yang disebut isomorf. Disamping itu terdapat
pula senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion berbeda,tetapi mempunyai susunan kristal
yang sama. Misalnya NaF dan MgO,CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai susunan kristal
yang sama.
5. kelarutan
Pada umumnya senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya ,misalnya
bila NaCl dan AgNO3(dalam larutan) dicampurkan,maka segera terbentuk endapan AgCl
Pada saat ini, terdapat beberapa macam Ionization Chamber. Ionization Chamber yang
banyak digunakan saat ini adalah yang menggunakan udara bebas sebagai gasnya. Ketika
partikel radiasi ditembakan ke dalam tabung (chamber) ionisasi, misalkan partikel , maka
partikel tersebut akan mengionisasi gas yang terdapat dalam tabung. Proses tersebut akan
menghasilkan ion positive dan ion negative. Seperti pada gambar 3. Dengan beda potensial
tertentu maka Ion (-) akan tertarik ke Anoda (+) dan ion (+) akan tertarik ke katoda (-). Ion (+)
bergerak lebih lambat karena lebih passif dari ion (-) atau electron.
Jika tegangan yang diberikan terlalu rendah, maka beberapa electron dan ion (+) akan
bergabung kembali (recombine) sebelum mencapai elektroda sehinggaion kembali menjadi
molekul tak bermuatan. Dengan potensial tertentu maka akan terdeteksi arus dengan
menyimpangnya jarum ampermeter. Arus yang terdeteksi biasanya sangat kecil, sekitar beberapa
microampere, namun masih dapat terdeteksi.
Sebuah arus listrik adalah sebuah aliran electron pada kawat dalam sebuah rangkaian
sederhana. Electron secara terus menerus berputar-putar dalam kawat rangkaian. Ketika electron
meninggalkan satu bagian kawat maka akan segera digantikan oleh electron selanjutnya.
sebenarnya, pada ionization chamber tidak terdapat ion atau electron. Namun proses radiasi dari
sumberlah yang menyebabkan timbulnya ion tersebut dan tertarik ke elektroda sehingga dapat
terdeteksi oleh Ampere meter. Sumber-sumber yang sangat radiokatif dapat menggantikan ion
secara cepat sehingga menghasilkan arus yang besar. Demikian sebaliknya.
D. ARUS YANG TERJADI DALAM RUANG IONISASI
Arus dalam ruang ionisasi diukur dari rata-rata ion yang dihasilkan dengan banyak
partikel yang datang. Ini dicapai dengan pengukuran langsung arus listrik yang diturunkan dalam
ruang, menggunakan galvanometer yang sensitif dengan arus 10-8 A atau lebih tinggi atau
sebuah elektrometer (kadang-kadang dengan amplifier) untuk arus yang kecil dari 10-8A .
Sebuah elektrometer, kuat arus ditentukan dengan mengukur penurunan tegangan dikali dengan
hambatan yang dikenal dengan R. Penurunan tegangan dapat diukur dengan elektrometer secara
langsung.
Untuk arus dalam ruang ionisasi, sangat penting untuk mengetahui hubungan antara
tegangan yang digunakan dan arus keluaran (dengan sumber radiasi yang tetap). Untuk
menghitung tegangan yang cocok dari ruang ionisasi dimana semua ion yang dihasilkan dengan
dengan pancaran radiasi terukur. Dalam kasus ini, kenaikan sedikit dari tegangan yang
digunakan akan menghasilkan perubahan yang dapat diabaikan dari pengukuran arus. Tegangan
ini kemudian dikenal dengan arus jenuh. Nilai dari kejenuhan arus tergantung pada intensitas dan
jenis sumber radiasi serta bergantung pada sumber radiasi yang sama pada ukuran dan geometri
ruang pada jenis dan tekanan gas yang sama. Jika gas berbeda, akan dihasilkan persamaan lain,
yaitu jumlah arus yang dihasilkan oleh gas dengan energi rata-rata yang dibutuhkan selama
menghasilkan satu pasangan ion.
E. Menghitung Pulsa Tegangan
Tinggi pulsa tegangan yang dihasilkan oleh sebuah sumber bergantung pada jumlah
pasangan ion yang dihasilkan dalam tabung (Chamber). Semakin banyak pasangan ion yang
dihasilkan maka akan semakin besar pula pulsa tegangan yang terdeteksi. Selain itu, tinggi pulsa
juga bergantung kepada besar kapasitansi C yang digunakan dalam alat Ionization Chamber.
Untuk menghitung pulsa tegangan digunakan persamaan berikut :
(1)
V= QC= neC
V = Tinggi pulsa/tegangan yang dihasilkan (Volt)
Q = Muatan (Coulomb)
C = Kapasitansi (Farad)
n = Jumlah pasangan Ion yang terbentuk
e = Muatan 1 elektron (1,6 x 10-19 C)
Pembentukan dan bentuk signal dalam ruang ionisasi akan dianalisis pada sebuah plat
paralel. Analisis ini sama ruang silinder atau ruang bola. Dua plat paralel yang terdiri dari dua
kapasitor dengan kapasitansi C dengan resisitor Rakan ternbentuk sebuah siklus RC dengan
tegangan konstan V0 diberikan pada plat. Waktu tergantung pada tegangan dikali dengan resistor
R dari signal, kenyataan dari bagian ini diperoleh fungsi V(t).
Anggap bahwa sebuah pasangan elektron ion dibentuk pada jarak X0 dari plat kolektor.
Elektron dan ion mulai berpindah dalam aliran listrik dan didapatkan energi kinetik pada
keluaran energi elektrostatik dalam kapasitansi dari ruang. Jika dipindahkan pada jarak dx,
dilindungi dari energi yng dibutuhkan bahwa :
(2)
(3)
(4)
KESIMPULAN
Ruang ionisasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur ionisasi tabung. Keluaran alat ini
berbentuk elektrik atau beda tegangan (tinggi pulsa) detector yang menggunakan gas memiliki
prinsip kerja yang pada dasarnya sama, yaitu ionisasi gas yang disebabkan oleh radiasi yang
ditembakan ke tabung gas. Gas yang digunakan pada umumnya adalah gas-gas mulia seperti
helium, argon, neon dan lain-lain. Penggunaan gas mulia ini karena merupakan gas yang paling
stabil. Foton yang meradiasi gas dalam tabung menyebabkan terjadinya ionisasi menjadi electron
(negative ion) dan positive ion. Dengan beda potensial tertentu ion positive akan tertarik ke
katoda (-) dan ion negative akan tertarik ke anoda (+).
Ruang ionisasi merupakan detektor pengumpul ion yang bekerja pada daerah jenuh (daerah
ionisasi) dimana pada saat itu beda potensial sangat besar sehingga arus yang dihasilkan
mencapai titik jenuh. Ruang ionisasi menggunakan daerah jenuh dan beroperasi pada tegengan
antara V0 dan V1. Hubungan suatu rangkaian untuk ruang ionisasi. Ruang ionisasi pada
umumnya berupa selinder atau bola yang terbuat dari logam. Dindingnya berfungsi sebagai salah
satu elektroda, sedangkan elektroda yang lain merupakan batang yang terletak di tengah-tengah
Sifat-sifat ruang ionisasi:
o Struktur/susunan kristal
o Isomorf
o Daya hantar listrik
o Titik leleh dan titik didih
o Kelarutan
o Reaksi ion
Kegunaan ruang ionisasi dalam pendektesian radiasi yaitu sebagai penghitung partikel alfa yang
datang
Tugas 4
FISIKA RADIASI
Pencacah proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi yaitu detector
yang dioperasikan di daerah proporsional yang tegangannya antara 1000V-2000V bisa
mendeteksi partikel tunggal., jumlah ion yang dihasilkan bisa ditingkatkan, besar pulsa
sebanding dengan banyaknya ion semula. Tegangan ditingkatkan kedalam daerah proporsional,
ion primer memproleh cukup energi menyebabkan adanya ionisasi sekunder. Pencacah
proporsional bisa digunakan untuk mendeteksi partikel alfa, beta, gamma dan neutron dalam
medan radiasi.
Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah pasangan ion yang dihasilkan di daerah
proporsional ini lebih banyak. Karena jumlah pasangan ion lebih banyak maka tinggi pulsa
keluarannya akan lebih tinggi. Detektor yang bekerja pada daerah ini, pada umumnya memiliki
beda potensial kerja antara 800 s.d. 2000 volt. Karena pulsa keluarannya lebih tinggi, maka
pengukuran radiasi dengan menggunakan detektor ini lebih sering menerapkan metode pulsa.
Dalam kurva karakteristik dapat dilihat bahwa jumlah pasangan ion yang dihasilkan sebanding
dengan energi radiasi yang memasuki detektor, sehingga detektor ini dapat membedakan energi
radiasi. Misalnya: radiasi alfa, beta atau yang lainnya. Namun demikian, jumlah pasangan ion
atau tinggi pulsa keluaran yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh tegangan kerja detektor.
Dalam kurva tersebut slope kurva pada daerah proporsional berbentuk curam, yang
artinya adalah sedikit saja perubahan beda potensial/tegangan kerja detektor maka akan
meningkatkan jumlah pasangan ion juga avalenche-nya yang lebih banyak secara signifikan.
Karena sifat detector ini, maka tegangan operasi yang diperlukannya harus sangat stabil. Selain
dipengaruhi oleh tegangan kerjanya, besarnya multiplikasi muatan juga tergantung pada diameter
anoda. Apabila diameter anoda kecil, maka multiplikasi muatan yang terjadi akan semakin besar.
Elektron-elektron yang terbentuk dari hasil proses ionisasi primer yang tertarik ke
elektroda positif dan negatif akan mengakibatkan proses ionisasi sekunder. Proses ionisasi
sekunder mengakibatkan jumlah ion sekunder, atau yang lebih dikenal dengan nama avalenche
menjadi lebih banyak sehingga faktor pelipatan (multiplikasi) akan menjadi lebih besar dari satu.
Proses ionisasi sekunder dapat meningkatkan jumlah ion sebanyak 10000 kali lipat dari
jumlah ion primer. Hal ini berarti bahwa untuk setiap electron yang dihasilkan dalam proses
ionisasi primer akan menghasilkan tambahan 10000 elekton lagi karena terjadinya proses
ionisasi sekunder ini
C. Cara Kerja Pencacahan Proposional
Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah ion yang dihasilkan di daerah proporsional
ini lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih tinggi. Detektor ini lebih sering digunakan
untuk pengukuran dengan cara pulsa dimana ion yang dihasilkan sebanding dengan energi
radiasi, sehingga detektor ini dapat membedakan energi radiasi. Akan tetapi, yang merupakan
suatu kerugian, jumlah ion atau tinggi pulsa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tegangan
kerja dan daya tegangan untuk detektor ini harus sangat stabil.
Bila diberikan medan listrik terhadap pasangan ion yang terbentuk itu, maka elektron
akan bergerak menuju ke kutub positif, sedangkan residual atom-nya yang bermuatan positif
akan bergerak menuju kutub negatif. Pergerakan elektron-elektron tersebut dapat
menginduksikan arus atau tegangan listrik. Arus dan tegangan listrik yang ditimbulkan ini dapat
diukur dengan menggunakan peralatan penunjang misalnya Ampermeter atau Voltmeter.
Semakin besar energi radiasinya, maka akan dihasilkan lebih banyak pasangan ion. Semakin
banyak pasangan ion, maka arus atau tegangan listrik yang ditimbulkannya akan semakin besar
pula.
Pada pencacah proporsionl ini, selain terjadi ionisasi primer juga terjadi ionisasi sekunder
sehingga memperbanyak terjadinya pasangan ion (multiplikasi pasangan ion), dengan demikian
arus yang ditimbulkan juga lebih besar dibandingkan kamr ionisasi.
Gambar 3. Grafik hubungan beda potensial dengan jumlah ion yang terkumpul
Dengan naiknya tegangan antara kedua elektroda detektor, maka electron dan ion positif
memiliki energi kinetik yang cukup tinggi untuk bergerak menuju elektrodanya masing-masing.
Elektron-elektron dapat mengionisasi atom lain pada gas isian, proses ini disebut sebagai ionisasi
sekunder. Karena proses ionisasi sekunder ini, muatan listrik yang terkumpul pada masing-
masing elekroda menjadi lebih besar, sehingga akan terjadi multiplikasi/pelipatan besarnya
muatan. Proses multiplikasi ini pada tegangan tertentu tidak tergantung pada banyaknya ionisasi
primer.
Jumlah total muatan yang terkumpul akan sebanding dengan ionisasi primer. Jadi tinggi
pulsa yang terjadi proporsional dengan ionisasi primer, atau sebanding dengan energi radiasi
yang masuk detektor. Oleh karena itu, pada daerah ini detektor dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi energi radiasi. Daerah ini disebut daerah proporsional.
E. Pembentukan Pulsa dalam Pencacahan Proposional
Output-nya berupa rangkaian pulsa yang kemudian dihitung dengan menggunakan sirkuit
penghitung. Rentang waktu terbentuknya pulsa serta pergerakan pulsa tersebut menuju sirkuit
penghitung berhubungan dengan waktu-mati (dead-time) dan resolusi detektor. Pada umumnya
waktu-mati detektor proporsional sangat singkat, kurang dari microsekon. Singkatnya, waktu-
mati detektor proporsional memungkinkan bagi detektor ini untuk dapat menghitung laju pulsa
yang tinggi.
Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detector proporsional bergantung pada tegangan kerja
yang diberikan. Perubahan tinggi pulsa yang dihasilkan sangat sensitive terhadap perubahan
tegangan kerja, dengan kenaikan tegangan kerja sedikit saja akan berpengaruh terhadap tinggi
pulsa yang dihasilkan.
Secara teoritis, detektor yang sama dapat digunakan sebagai kamar ionisasi, detektor
proporsional, atau penghitung Geiger Muller. Perbedaan mendasar dari ketiga jenis detektor ini
adalah terletak hanya pada perbedaan tegangan kerjanya. Namun, pada kenyataannya dan juga
karena pertimbangan ekonomis-praktis, maka ketiga jenis detektor ini dibuat secara terpisah.
Pencacah Proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi, perbedaannya
terdapat pada dua aspek.
a) Pada pencacah proporsional salah satu elektroda berupa silinder berlubang (hollow cylinder),
dan satu elektroda lagi berupa kawat di dalam silinder sepanjang sumbu silinder itu.
b) Tegangan yang terpasang pada pencacah proporsional lebih besar daripada kamar ionisasi.
Pencacah proporsional ini dapat mendeteksi radiasi sinar alfa, beta, sinar gamma dan
neutron.
KESIMPULAN
Pencacah proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi yaitu detector yang
dioperasikan di daerah proporsional yang tegangannya antara 1000V-2000V bisa mendeteksi
partikel tunggal., jumlah ion yang dihasilkan bisa ditingkatkan, besar pulsa sebanding dengan
banyaknya ion semula.
Elektron-elektron yang terbentuk dari hasil proses ionisasi primer yang tertarik ke elektroda
positif dan negatif akan mengakibatkan proses ionisasi sekunder. Proses ionisasi sekunder
mengakibatkan jumlah ion sekunder, atau yang lebih dikenal dengan nama avalenche menjadi
lebih banyak sehingga faktor pelipatan (multiplikasi) akan menjadi lebih besar dari satu.
Pada pencacah proporsionl ini, selain terjadi ionisasi primer juga terjadi ionisasi sekunder
sehingga memperbanyak terjadinya pasangan ion (multiplikasi pasangan ion), dengan demikian
arus yang ditimbulkan juga lebih besar dibandingkan kamr ionisasi.
Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detector proporsional bergantung pada tegangan kerja yang
diberikan. Perubahan tinggi pulsa yang dihasilkan sangat sensitive terhadap perubahan tegangan
kerja, dengan kenaikan tegangan kerja sedikit saja akan berpengaruh terhadap tinggi pulsa yang
dihasilkan.
Pencacah Proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi, perbedaannya terdapat
pada dua aspek.
- Pada pencacah proporsional salah satu elektroda berupa silinder berlubang (hollow cylinder),
dan satu elektroda lagi berupa kawat di dalam silinder sepanjang sumbu silinder itu.
- Tegangan yang terpasang pada pencacah proporsional lebih besar daripada kamar ionisasi.
10,887
Pengikut
Arsip Blog
Mengenai Saya
2011 (1)
o Maret (1)
SALAM SAPA
wafa
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Diberda