Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PROFIL ORGANISASI
Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Fasilitas Pelayanan :
1. Puskesmas Cinambo Kota Bandung merupakan Puskesmas Rawat Jalan
berdasarkan Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 160 Tahun 2017 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT)
2
a. Bangunan/Gedung
Ada satu gedung untuk tempat pelayanan kesehatan yaitu Gedung Puskesmas
Induk seluas 222,5 m yang lokasinya berada di Desa Babakan Penghulu.
Gedung Puskesmas Cinambo berada di lokasi yang mudah dijangkau. Berada di
pinggir jalan aspal yang bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
b. Ruangan
1) Gedung Puskesmas
Ruangan di gedung Puskesmas terdiri dari dua lantai :
a) Lantai bawah terdiri dari :
Ruang Pendaftaran
Ruang Rekam Medis dan Kasir
Ruang Tunggu Pasien
Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Pelayanan KIA dan KB
Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang Pelayanan MTBS dan Konseling (Gizi,Kesling,
Berhenti merokok, dan HIV/AIDS)
Ruang Laboratorium
Ruang Farmasi ( Terbagi menjadi dua ruangan yaitu
ruang pelayanan farmasi dan gudang obat)
Toilet ( Toilet pengunjung dan Toilet Karyawan)
Ruang Dapur
b) Lantai Atas terdiri dari :
Ruang Tata Usaha dan Layanan Pengaduan
Ruang Kepala Puskesmas
Gudang
c. Lingkungan Gedung
Depan puskesmas terdapat tempat parkir karyawan dan pengunjung di sisi kanan
dan kiri Jalan Gedebage. Dilengkapi juga dengan sarana pembuangan limbah
medis dan non medis yang memadai, baik limbah padat maupun limbah cair.
Puskesmas Cinambo juga mempunyai sarana jaringan listrik dan sarana air bersih
yang memadai. Untuk keamanan dari petir, gedung sudah dilengkapi dengan
penangkal petir.
4
g. Peralatan Medis dan Obat-obatan
Beberapa alat medis yang terdapat di Puskesmas Cinambo Kota Bandung
diantaranya yaitu :
1) Peralatan medis, seperti antara lain :
Dental unit
Stetoskop
Tensimenter
Thermometer
Peralatan laboratorium (hematoanalyzer, centrifuge,
spektrofotometer, mikroskope, dll)
Timbangan
Alat ukur tinggi badan
Doppler
Infantometri
Dan lain-lain
2) Peralatan keadaan gawat darurat
3) Obat-obatan
4) Peralatan kunjungan rumah dan puskesling tersendiri tidak digabung
dengan peralatan di ruang pemeriksaan
h. Perlengkapan Edukasi
Perlengkapan edukasi yang tersedia di Puskesmas Cinambo Kota Bandung
diantaranya :
Poster dan leaflet
Majalah
Buku
Koran
Food model
LCD projector
5
Jumlah ketenagaan di Puskesmas Cinambo Kota Bandung pada Tahun 2017 sebagai
berikut :
a. Kepala Puskesmas : 1 Orang
b. Dokter : 3 Orang (dokter umum: 2, dokter gigi: 1)
c. Perawat : 11 Orang (perawat umum: 9, perawat gigi: 2)
d. Bidan : 5 Orang
e. Farmasi : 2 Orang (Apoteker :1, asisten apoteker :1)
f. Nutrisionis : 2 Orang
g. Teknisi Medis (laboran) : 1 Orang
h. Sanitarian : 2 Orang
i. Kesehatan Masyarakat : 5 Orang
j. Kepala TU : 1 Orang
k. Admin Keuangan : 1 Orang
l. Admin Umum : 4 Orang
m. Akuntan : 1 Orang
n. IT : 1 Orang
o. Cleaning Service : 2 Orang
p. Sopir : 2 Orang
I Ikhlas
6
P Profesional
C. KEBIJAKAN MUTU
7
1. Kebijakan mutu Puskesmas Cinambo Kota Bandung ditetapkan dan
disepakati oleh seluruh karyawan. Kebijakan mutu dituangkan dan
ditandatangani bersama oleh seluruh karyawan Puskesmas Cinambo Kota
Bandung yaitu :
Puskesmas Cinambo Kota Bandung bertekad dan berkomitmen mewujudkan
Puskesmas Cinambo sebagai Puskesmas andalan demi Mewujudkan Masyarakat
SEHAT, MANDIRI, MERATA dan BERMUTU di wilayah kerja Puskesmas Cinambo
dengan melakukan perbaikan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan secara terus
menerus dan berkesinambungan
2. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada
pada lampiran manual/pedoman ini
8
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
Proses dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dapat dilihat
pada bagan alur di bawah ini.
E. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
Standar Akreditasi Puskesmas, yang meliputi :
1. Persyaratan umum sistem manajemen mutu,
2. Tanggungjawab manajemen,
3. Manajemen sumberdaya,
4. Proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat, yang meliputi : upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan, serta
5. Upaya Kesehatan Perorangan atau Pelayanan Klinis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko
F. TUJUAN
Manual/pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan UKP/pelayanan klinis
9
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan manual/pedoman mutu ini
adalah sebagai berikut :
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004
tentan Kebijakan Dasar Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Kota Bandung
9. Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 160 Tahun 2017 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi, Serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT)
10. Standar Akreditasi Puskesmas 2016
11. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
11
Adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses adalah serangkaian kegiatan
yang saling terkait atau berinteraksi, yang mengubah input menjadi output.
Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan materi.
12
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU
A. PERSYARATAN UMUM
Puskesmas Cinambo Kota Bandung menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan Standar Akreditasi
Puskesmas dan Standar ISO 9001:2008. Sistem ini disusun untuk memastikan
telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik menyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP)/pelayanan klinis, yang meliputi :
1. Kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayanan,
2. Kejelasan penanggungjawab, penyediaan sumberdaya,
penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang
berdasarkan kebutuhan masyarakat/pelanggan,
3. Verifikasi terhadap rencana yang disusun,
4. Pelaksanaan pelayanan,
5. Verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai,
6. Monitoring dan evaluasi serta
7. Upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
13
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali. Dokumen sistem
manajemen mutu adalah dokumen-dokumen yang memuat informasi yang
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu.
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputu :
1. Dokumen level 1: kebijakan,
2. Dokumen level 2: pedoman/manual,
3. Dokumen level 3: standar prosedur operasional, dan
4. Dokumen level 4: rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur
Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen sistem manajemen mutu
yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat dan benar.
Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh semua
pihak terkait.
Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. PENETAPAN JENIS DOKUMEN
a. Wakil Manajemen menetapkan dokumen-dokumen yang dikendalikan
(dokumen terkendali) yaitu :
Manual Mutu
SK (Surat Keputusan)
SOP (Standar Operasional Prosedur )
b. Wakil Manajemen menetapkan masa berlaku dokumen adalah selama 3
tahun.
2. PENGESAHAN DOKUMEN
Setiap dokumen terkendali yang dibuat harus ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
14
Contoh Header sebagai berikut :
JUDUL SOP
No Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 15/34
15
d. Unit / Bagian yang menerima distribusi salinan dokumen harus
menandatangani formulir tanda bukti penerimaan dokumen. Dokumen asli
disimpan dalam arsip khusus oleh Wakil Manajemen.
e. Wakil Manajemen mengisi daftar induk dokumen, untuk mengetahui
distribusi dokumen. Daftar Induk dokumen ini selalu diperbaharui jika ada
perubahan pada dokumen
f. Bila akan dilakukan peminjaman dokumen, maka orang yang akan
meminjam dokumen harus mengisi formulir peminjaman dokumen dengan
persetujuan Wakil Manajemen.
g. Salinan dokumen harus diberi cap TERKENDALI dengan tinta cap
berwarna ungu agar mudah dikenal dan untuk menunjukkan dokumen tersebut
yang berlaku.
6. PEREVISIAN DOKUMEN
a. Sesuai jenis dokumen, dapat diajukan permohonan revisi oleh peninjau
dokumen terkait, dengan menggunakan formulir revisi.
b. Setelah disetujui Kepala Puskesmas, kemudian dapat dilakukan revisi
dokumen.
7. DISTRIBUSI DOKUMEN
a. Semua dokumen sistem manajemen mutu harus didistribusikan secara
tercatat sesuai ketentuan yang telah disepakati. Formulir pendistribusian dapat
mengikuti format yang telah ditetapkan.
b. Setiap dokumen sistem manajemen mutu harus diberi status dengan
jelas pada setiap halaman dengan menggunakan cap warna ungu untuk
dokumen TERKENDALI , cap warna ungu untuk dokumen TIDAK
DIKENDALIKAN dan cap warna ungu untuk dokumen KADALUARSA .
16
c. Nama penerima dokumen tercantum pada halaman pertama dokumen
yang didistribusikan.
d. Daftar nama-nama penerima dokumen dituangkan dalam daftar
penerima dokumen yang dikelola / disimpan di secretariat
17
a) Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari
kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Tujuan pengendalian arsip adalah untuk memastikan semua data
kegiatan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
c) Arsip dipastikan aman, teridentifikasi dengan jelas dan ditata dengan
rapi sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
d) Arsip yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing unit.
DOKUMEN TERKAIT
Prosedur pengendalian arsip
C. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
1. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Mutu (Wakil Manajemen Mutu),
Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat, Penanggungjawab
Upaya Kesehatan Perorangan, Programer, Koordinator Unit Pelayanan
Klinis, dan seluruh karyawan puskesmas bertanggungjawab untuk
menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
2. Fokus pada Pelanggan (masyarakat sasaran program dan pasien)
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus
pada pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan
dan harapan pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas
dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi
serta tindak lanjut pelayanan.
DOKUMEN TERKAIT
Prosedur Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Prosedur Umpan Balik Pelanggan
3. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk meningkatkan kinerja pengelolaan
perbaikan kinerja, konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
18
Puskesmas Cinambo sebagai Puskesmas Andalan Pilihan
Masyarakat
dengan melakukan perbaikan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan
secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan tata nilai,
visi, misi dan tujuan puskesmas.
21
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah
peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu, peningkatan
pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi
perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumberdaya yang
perlu dilakukan.
DOKUMEN TERKAIT
Prosedur tinjauan manajemen
1. Penyediaan sumberdaya
a. Sumber daya untuk menjalankan sistem manajemen mutu dan
untuk mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan dipastikan
terpenuhi.
b. Sumber daya yang diperlukan diidentifikasi oleh koordinator
unit dan disampaikan kepada kepala puskesmas melalui mekanisme
yang telah diatur sesuai prosedur.
DOKUMEN TERKAIT
Prosedur Pengelolaan SDM
Prosedur Pengelolaan Logistik Alkes dan Non Alkes
Prosedur Pengelolaan Obat
Prosedur Pengelolaan Sarana Prasarana
Prosedur Pengelolaan Keuangan
22
b. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat medis
maupun fasilitas pendukungan agar senantiasa dalam kondisi baik dan
siap dioperasikan.
c. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan
ditindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
d. Koordinator unit bertanggungjawab untuk memastikan
kecukupan dan kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana
kerja pada bagian yang dipimpinnya.
DOKUMEN TERKAIT
1. Prosedur Pengelolaan alat-alat medis
2. Prosedur Pengelolaan SDM
3. Prosedur Pengelolaan Logistik Non Alkes
4. Prosedur Pengelolaan Obat
5. Prosedur Pengelolaan Sarana Prasarana
6. Prosedur Pengelolaan Keuangan
7. Prosedur Pengelolaan Dokumentasi
4. Lingkungan kerja
a. Lingkungan kerja dikendalikan untuk mendukung komitmen
mutu dan kepuasan pelanggan
b. Pengendalian lingkungan kerja dimaksud agar lingkungan kerja
senantiasa dalam keadaan bersih dan rapi
c. Pimpinan dan seluruh karyawan berkewajiban mengupayakan
dan mewujudkan agar lingkungan kerjanya terkendali
d. Kepala organisasi mewajibakan semua karyawan untuk
menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan kerja
e. Setiap koordinator unit bertanggungjawab untuk memastikan
kebersihan dan kerapian lingkungan kerja agar dipahami dan
dijalankan oleh seluruh karyawan pada setiap unit kerja
DOKUMEN TERKAIT
1. Prosedur kegiatan dan kebersihan lingkungan kerja
24
Pimpinan Puskesmas, Koordinator dan penanggunjawab UKM
melakukan evaluasi kegiatan perbaikan kinerja melalui audit
internal yang dilaksanakan secara periodik
c) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Peningkatan kinerja Puskesmas dilakukan secara
berkesinambungan. Jika hasil pelayanan atau hasil
upaya/kegiatan yang tidak mencapai target, maka dilakukan
upaya perbaikan berupa koreksi, tindakan korektif maupun
tindakan preventif
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Pelayanan Klinis
1) Pelayanan Klinis yang Berorientasi Pasien
a) Pendaftaran Pasien
Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan
pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan
yang memadai.
Pasien membutuhkan informasi yang jelas
ditempat pendaftaran, oleh karena itu informasi
pendaftaran harus tersedia dengan jelas yang dapat
dengan mudah diakses dan dipahami oleh pasien.
b) Pelayanan Klinis
Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada
pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan
Kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang
lain dalam memberikan pelayanan diusahakan dikurangi
Kajian awal dilakukan secara paripurna untuk
mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan
Hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan
mudah diakses oleh petugas yang bertanggungjawab
terhadap pelayanan pasien
Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak,
atau segera diberikan prioritas untuk asesmen dan
pengobatan
Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas
kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar
profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan
layanan klinis
Terdapat peralatan dan tempat yang memadai
untuk melakukan kajian awal pasien
25
Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana
layanan terpadu jika diperlukan penanganan oleh tim
kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang
jelas, terkoordinasi dan melibatkan pasien/keluarga
Rencana layanan klinis disusun bersama pasien
dengan memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien
Rencana layanan terpadu disusun secara
kompehensif oleh tim kesehatan antar profesi dengan
kejelasan tanggungjawab dari masing-masing
anggotanya
Persetujuan tindakan medik diminta sebelum
pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan
persetujuan tindakan medik
Rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana
pelayanan lain diatur dengan prosedur yang jelas
Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan,
prosedur, dan peraturan yang berlaku
Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah
dan produk obat dan/atau cairan intravena dipandu
dengan kebijakan dan prosedur yang jelas
Hasil pemantauan pelaksanaan layanan
digunakan untuk menyesuaikan rencana layanan
Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu
dilakukan penilaian. Penilaian tersebut dilakukan
dengan pengukuran dan analisi terhadap indikator-
indikator klinis yang dutetapkan. Hasil dan rekomendasi
dari penilaian tersebut harus ditindak lanjuti sebagai
upaya untuk meningkatan mutu pelayanan klinis.
Penilaian hasil layanan secara kualitatif antara lain
adalah : indikator klinik, survei kepuasan pasien,
sedangkan penilaian secara kualitatif adalah deskripsi
pengalaman pasien/keluarga pasien, pendapat, dan
persepsi pasien terhadap pelayanan
26
Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan
menghargai kebutuhan dan hak pasien selama
pelaksanaan layanan
Pelayanan klinis harus diberikan dengan efektif
dan efesien. Dalam perencanaan maupun
pelaksanaannya harus menghindari pengulangan yang
tidak perlu
Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan
pembedahan minor untuk memenuhi kebutuhan pasien
Penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling
kepada pasien/keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu
ada kerjasama antara petugas kesehatan dan
pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan
penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan
penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu
penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga perlu
dipadukan dalam pelayanan klinis. Pendidikan dan
penyuluhan kepada pasien termasuk perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Agar penyuluhan dan
pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan dengan efektif
maka dilakukan dengan pendekatan komunikasi
interpersonal antara pasien dan petugas kesehatan, dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga
27
dan prosedur pelayanan laboratorium mulai dari permintaan,
penerimaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pengelolaan reagen pelaksanaan pemeriksaaan, penyampaian
hasil pemerilsaan kepada pihak yang membutuhkan, serta
pengelolaan limbah medis dan bahan berbahaya dan beracun
(B3)
d) Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia
dalam waktu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
e) Ada prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang
kritis. Pelaporan dari tes diagnostik yang kritis adalah bagian
dari pokok persoalan keselamatan pasien. Hasil tes yang secara
signifikan di luar batas nilai normal dapat memberi indikasi
risiko tinggi atau kondisi yang mengancam kehidupan pasien.
Sangat penting bagi Puskesmas untuk mengembangkan suatu
sistem pelaporan formal yang jelas menggambarkan bagaimana
praktisi kesehatan mewaspadai hasil kritis dari tes diagnostik
dan bagaimana staf mendokumentasikan komunikasi ini
f) Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan
sehari-hari selalu tersedia dan dievaluasi untuk memastikan
akurasi dan presisi hasil
g) Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang
digunakan untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium
h) Pengendalian mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan
didokumentasi untuk setiap pemeriksaan laboratorium
i) Ada program keamanan yang aktif di laboratorium
dengan tingkatan sesuai dengan risiko dan kemungkinan
bahaya dalam laboratorium. Program ini mengatur praktik
keamanan dan langkah-langkah pencegahan bagi staf
laboratorium, staf lain dan pasien apabila berada di
laboratorium. Program laboratorium ini merupakan program
yang terintegerasi dengan program keselamatan di Puskesmas
2) Pelayanan Obat
a) Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan
tersedia dalam jumlah yang memadai
b) Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu
kebijakan dan prosedur yang efektif
28
c) Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam
penyimpanan, penyiapan, dan penyampaian obat kepada pasien
serta penata laksanaan obat kadaluarsa/rusak
d) Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat
yang diresepkan atau riwayat alergi terhadap obat-obatan
tertentu harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien
e) Kesalahan obat (medication errors) dilaporkan melalui
proses dan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh
Puskesmas
f) Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman
bilamana disimpan di luar farmasi
29
b) Inventaris, pengelolaan, peyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan limbah
berbahaya dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai
c) Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif
untuk menjamin keamanan lingkungan fisik dikelola oleh
petugas yang kompeten
5) Manajemen Peralatan
a) Untuk menjaga agar peralatan siap pakai dan dalam
kondisi baik pada saat dibutuhkan maka Puskesmas perlu
menetapkan ketentuan dan prosedur kebersihan dan sterilisasi
alat-alat yang perlu disterilkan, dan menempatkan alat yang
siap pakai pada tempat yang tepat sesuai persyaratan dan fungsi
alat
b) Peralatan dipelihara dan dikalibrasi secara rutin
30
d) Untuk menjamin bahwa asuhan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang tepat dan kompeten, maka harus ada kejelasan
petugas dan wewenang untuk tiap tenaga kesehatan yang
memberikan asuhan klinis di Puskesmas. Dalam kondisi
tertentu, jika tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan
tidak tersedia, maka dapat ditetapkan tenaga kesehatan dengan
pemberian kewenangan untuk menjalankan asuhan klinis
tertentu oleh pejabat yang berwenang
32
BAB III
PENUTUP
Demikian manual mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Cinambo Kota Bandung untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan
dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas, tanggung jawab masing-
masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Semoga kinerja dan mutu pelayanan Puskesmas Cinambo Kota Bandung dapat selalu
terjaga dan terus ditingkatkan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat.
33
Cinambo, 17 Juli 2017
34