Вы находитесь на странице: 1из 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG

KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN


KECAMATAN UNGARAN TIMUR
Aisyiyah Bimaningsih *) Luvi Dian Afriyani, S. SiT., M. Kes ** ) Cahyaningrum, S.SiT ***)
Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi
Waluyo Ungaran *) Staf Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ***)

ABSTRAK

Keberhasilan program KB dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain social


ekonomi, budaya, pendidikan, agama, status wanita, pengetahuan pada calon akseptor sangat
berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi. Penggunaan KB pasangan usia subur
mengalami penurunan sebanyak 4,19% di Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur
pada bulan mei-juli 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di
Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur.
Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian Deskripsi korelatif dan menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur di
Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur. Tehnik pengambilan sampel menggunakan
Accidental sampling. Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 46 orang.
Hasil Penelitian menunjukan pengetahuan wanita usia subur tentang kontrasepsi
sebagian besar baik sebanyak 24 orang (52,2%), pemilihan kontrasepsi pada wanita usia subur
sebagian besar memilih kategori MKJP sebanyak 28 orang (60,9%). Uji statistik dengan Chi
Square didapatkan P value=0.019<0,05 sehingga ada hubungan signifikan antara tingkat
pengetahuan PUS tentang kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di Puskesmas Kalongan
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan wanita usia
subur tentang kontrasepsi adalah baik yaitu sebanyak 24 responden (52,2%). Hal ini
dipengaruhi oleh umur responden yang sudah cukup matang, karena dengan kecukupan umur
akan lebih matang dalam berfikir. Sebagian besar pemilihan kontrasepsi pada wanita usia
subur adalah MKJP yaitu sebanyak 28 responden (60,9%) diantaranya yang paling banyak
adalah pengguna IUD sebanyak 16 responden (57,1 %). Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan PUS tentang kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di Puskesmas Kalongan
Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang tahun 2015 dengan nilai p-value = 0.019 <
a (0,05).

Kata kunci : Pengatahuan, Pemilihan Kontrasepsi


Kepustakaan : 21 (2005 2012)

1
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
Ngudi Waluyo School of Health Ungaran
Diploma III of Midwifery Study Program
Scientific Paper, February 2015
Aisyiyah Bimaningsih
040110a002

Relations Knowledge Level Eligible Couples (EFA) About Contraception With


Contraceptive Selection In Kalongan PHC District of East Ungaran

(Ix + 52 + 2 chart + 5 tables + 10 appendix)

ABSTRACT
The success of family planning programs is influenced by several factors such as socio-
economic, cultural, educational, religious, women's status, knowledge of the candidate
acceptor influence on contraceptive use. Use of KB couples of childbearing age decreased by
4.19% in the sub-district health center Ungaran Kalongan East in May-July 2014. This study
aimed to determine the relationship of the level of knowledge about contraception couples of
childbearing age with the selection of contraception in sub-district health center Kalongan
East Ungaran.
The research was conducted by the research design and the correlative description using
cross sectional approach. The population in this study are couples of reproductive age in PHC
Kalongan District of East Ungaran. Sampling technique uses accidental sampling. The sample
in this study was 46 people.
Research shows knowledge about contraception women of childbearing age are mostly
good as many as 24 people (52.2%), the selection of contraception in women of childbearing
age most choose category LTCM were 28 people (60.9%). Statistical test Chi Square obtained
P value = 0.019 <0.05 so there is a significant relationship between the level of knowledge
about contraception with elections EFA contraception in health centers Ungaran Kalongan
Eastern District of Semarang District 2015.
Based on the survey results revealed that most of the knowledge of women of
childbearing age about contraception is good as many as 24 respondents (52.2%). It is
influenced by the age of the respondents were already quite mature, as to the adequacy of the
age will be more mature in thinking. Most of the election of contraception in women of
childbearing age are the LTM as many as 28 respondents (60.9%) were the most abundant
being IUD users as much as 16 respondents (57.1%). There is a relationship between the level
of knowledge about contraception with elections EFA contraception in sub-district health
center Kalongan East Ungaran, Semarang regency in 2015 with a p-value = 0.019 <a (0.05).
Keywords : Knowledge, Selection of Contraception
Bibliography : 21 (2005 - 2012)
PENDAHULUAN Hal ini bila tidak dilakukan pengendalian
jumlah penduduk akan menimbulkan berbagai
Indonesia sebagai salah satu negara masalah sosial, seperti lahan yang tersedia
berkembang juga tidak luput dari masalah tidak dapat lagi memenuhi dan menyediakan
kependudukan. Secara garis besar, masalah- tempat bagi penduduk yang membutuhkan.
masalah pokok di bidang kependudukan yang Fakta menunjukkan bahwa pertambahan
dihadapi Indonesia antara lain penyebaran penduduk yang cepat di daerah perkotaan
penduduk yang tidak merata, struktur umur mengakibatkan munculnya daerah yang
muda, kualitas penduduk yang masih harus menimbulkan masalah kesehatan (Anggraeni,
ditingkatkan dan jumlah penduduk besar 2010).
dengan laju pertumbuhan penduduk yang Perkembangan penduduk yang cepat akan
relatif tinggi (Sulistyawati, 2011). mempengaruhi kehidupan di masyarakat

2
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
diantaranya dalam bidang pendidikan, Kurangnya pengetahuan pada calon
pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan, akseptor sangat berpengaruh terhadap
kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan pemakaian kontrasepsi. Beberapa temuan fakta
hidup. Untuk mencegah masalah tersebut maka memberikan implikasi program, yaitu
pemerintah mengadakan program KB manakala pengetahuan dari wanita kurang
(Syahlan, 2004). maka penggunaan kontrasepsi juga menurun.
Program KB Indonesia menurut Undang- Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang diberi informasi, sementara para. suami kurang
perkembangan kependudukan dan pembinaan dan pendekatan, suami kadang
pembangunan keluarga, kependudukan melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan
berupaya peningkatan kepedulian masyarakat dan tidak ada komunikasi untuk saling
dalam memberikan pengetahuan (Anonim, 2008)
mewujudkan keluarga kecil, bahagia Berdasarkan studi pendahuluan pada
sejahtera dengan usaha menjarangkan atau bulan Oktober 2014 yang dilakukan. di
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan, Puskesmas Kalongan Kec. Ungaran Timur
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan jumlah pasangan usia subur 7651 orang
dan menentukan jumlah anak di dalam diantaranya yang pengguna KB bulan Mei
keluarga dengan cara menggunakan alat sampai dengan Juli sebanyak 548 orang
kontrasepsi (Sulistyawati,2011). sedangkan pada bulan Agustus sampai dengan
Sesuai dengan tujuan program KB yaitu Oktober sebanyak 525 orang yang terdiri dari
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, akseptor KB Suntik 432 orang (82,28%), KB
pengaturan jarak kelahiran dan pendewasaan Implant 23 orang (4,38%), KB IUD 7 orang
usia perkawinan dapat mengurangi komplikasi (1,33%), KB Pil 49 orang (9,33%), Kondom
yang terjadi pada ibu dan bayi seperti berat 14 orang (2,66%), akseptor KB MOP dan
badan lahir rendah, anemia, perdarahan, yang MOW tidak ada. Dari hasil tersebut dapat
disebabkan karena dekatnya jarak kehamilan dilihat bahwa hanya 5,71 % yang
dan usia ibu yang masih muda dapat menggunakan metode kontrasepsi jangka
mengancam kesejahteraan ibu dan bayi panjang (MKJP). Berdasarkan data pada bulan
sehingga keberhasilan dari program KB ini agustus sampai dengan oktober jumlah
perlu diprioritaskan. pengguna KB pasangan usia subur mengalami
Memperhatikan kondisi pencapaian penurunan sebanyak 4,19 %.
sasaran RPJMN 2010-2014 dan adanya Berdasarkan wawancara yang dilakukan
perubahan lingkungan strategic serta untuk pada 10 orang PUS di wilayah kerja
memenuhi target pencapaian MDG'S yaitu Puskesmas Kalongan Ungaran Timur yaitu
mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi terdapat 4 PUS yang memilih menggunakan
semua pada tahun 2015, maka pemberian KB Suntik dengan alasan metode ini lebih
pelayanan KB MKJP secara berkualitas mudah dan murah,3 PUS diantaranya
diharapakan akan mampu meningkatkan mengatakan tidak mengetahui tentang efek
jumlah kesertaan KB MKJP oleh PUS di samping, keuntungan, kerugian, indikasi serta
semua tahapan keluarga, sehingga dampak kontraindikasi dari KB Suntik yang akan
terhadap penurunan TFR secara Nasional dipilih, sedangkan 3 ibu ingin memilih
(Wahyuni,2011) menggunakan KB Implant karena faktor
Keberhasilan program KB ini dipengaruhi ekonomi dengan mengikuti program KB
oleh beberapa faktor antara lain social safari,nainun 2 ibu diantaranya mengatakan
ekonomi, budaya, pendidikan, agama dan tidak mengetahui tentang efek samping,
status wanita. Kemajuan program KB tidak keuntungan, kerugian, indikasi dan
bisa terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat kontraintikasi dari KB Implant , 2 ibu ingin
karena berkaitan erat dengan kemampuan memilih menggunakan KB IUD dengan alasan
untuk membeli alat kontrasepsi yang sudah tidak ingin hamil lagi namun belum siap
digunakan dan tingkat pendidikan tidak hanya untuk menggunakan metode MOW,tetapi
mempengaruhi kerelaan menggunakan belum mengetahui efek samping, keuntungan,
keluarga berencana tetapi juga mempengaruhi kerugian, indikasi dan kontraindikasi dari KB
pengetahuan ibu dalam pemilihan suatu IUD dan 1 ibu memilih menggunakan KB Pil
metode kontrasepsi (Handayani,2010). karena lebih murah dan tidak hares rutin ke
klinik atau bidan seperti KB Suntik,tetapi

3
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
belum mengetahui efek samping, keuntungan, sampel (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian
kerugian, indikasi dan kontraindikasi dari KB ini kriteria eksklusinya yaitu :
Pil . Pasangan usia subur yang tidak bersedia jadi
Berdasarkan hasil studi pendahuluan responden
diatas penulis tertarik mengambil judul tentang
"Hubungan tingkat pengetahuan PUS tentang Ruang Lingkup Penelitian
kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Puskesmas Kalongan Kec. Ungaran Timur". Kalongan Kec. Ungaran Timur yaitu pada
bulan februari 2015 selama 3 hari.
BAHAN DAN CARA
Desain Penelitian Pengumpulan Data
Desain penelitian yang digunakan dalam Data yang digunakan dalarn penelitian ini
penelitian ini adalah penelitian yang bersifat adalah data primer dan data sekunder. Menurut
deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Saryono (2011), data primer adalah data yang
Sectional. Menurut Nursalam (2008) deskriptif diperoleh langsung dari subyek yang diteliti
korelasi adalah penelitian/penelaahan dengan menggunakan kuesioner. Data primer
hubungan antara dua variabel pada suatu dalarn penelitian ini adalah pengetahuan PUS
situasi atau sekelompok subjek. Sementara tentang kontrasepsi dengan pemilihan
Baryon (2011), menyatakan bahwa pendekatan kontrasepsi.
Cross Sectional merupakan pendekatan, Sedangkan data sekunder adalah data
observasi atau pengumpulan data sesaat dan yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
dinilai sate kah saja. diperoleh oleh peneliti dari subyek
Pendekatan Cross Sectional dalam penelitiannya.data sekunder biasanya terwujud
penelitian ini yaitu peneliti akan melakukan data dokumentasi atau data laporan yang telah
penelitian pada responden untuk tersedia (Notoatmodjo,2012). Dalam penelitian
menghubungkan variabel independent dan ini data sekunder yang diambil adalah jumlah
dependent dalam waktu yang bersamaan. peserta KB yang didapatkan langsung dari
Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran
Populasi dan Sampel Timur.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah PUS Analisis Data
yang menggunakan KB pada bulan Desember Analisa Univariat
2014 di Puskesmas Kalongan Kec. Ungaran Analisa univariat, data yang diperoleh
Timur sejumlah 98 pasangan usia subur. dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel tendensi sentral atau grafik (Notoadmodjo,
Sampel adalah bagian dari jumlah dan 2010). Analisa univariat bertujuan
karakteristik populasi yang akan diteliti menggambarkan setiap sub variabel, baik
(Arikunto, 2010). Teknik pengambilan sampel variabel bebas maupun variabel terikat.
dalam penelitian ini menggunakan Accidental Data yang dianalisis univariat adalah
Sampling, merupakan cara pengambilan gambaran pengetahuan PUS tentang
sampel dengan mengambil responden yang kontrasepsi dan gambaran pemilihan
kebetulan ada atau tersedia (Riyanto, 2011). kontrasepsi.
Jumlah sample pada penelitian ini adalah 46 Analisa Bivariat
responden dalam jangka waktu 3 hari. Analisis bivariat dilakukan terhadap
Pengambilan sample dalam penelitian ini variable yang diduga berhubungan atau
ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis
eksklusi berikut ini. bivariat pada penelitian ini digunakan untuk
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : meneliti hubungan pengetahuan PUS tentang
Pasangan usia subur yang menggunakan KB kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi.
baik akseptor baru maupun akseptor lama Dimana kedua variabel berupa Skala nominal
Akseptor KB dengan usia 20-45 tahun dan ordinal, maka uji statistik yang digunakan
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota dalam penelitian ini yaitu Chi-Square x2
populasi yang tidak dapat diambil sebagai

4
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
HASIL PENELITIAN Pekerjaan Frekuensi Persentase
Gambaran Karakteristik Responden
(%)
Umur IRT 19 41,3
Tabel 1. Swasta 17 37,0
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Wanita Usia Subur di Karyawan 8 17,4
Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran PNS 2 4,3
Timur
Umur Frekuensi Persentase Jumlah 46 100
(%)
Analisis Univariat
20-35 34 73,9
Pengetahuan tentang kontrasepsi
Tahun
>35 12 26,1 Tabel 4.
Distribusi responden berdasarkan
Tahun pengetahuan tentang kontrasepsi di
Jumlah 46 100 Puskesmas Kalongan, Kecamatan Ungaran
Timur, Kabupaten Semarang tahun 2015
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Pendidikan
Kurang 22 47,8
Tabel 2. Baik 24 52,2
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Wanita Usia Jumlah 46 100,0
Subur di Puskesmas Kalongan Kecamatan
Ungaran Timur
Pendidikan Frekuensi Persentase
Gambaran pemilihan kontrasepsi
(%)
Tabel 5.
SD 24 52,1 Distribusi responden berdasarkan
SMP 10 21,8 pemilihan kontrasepsi di Puskesmas
Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur,
SMA 9 19,5 Kabupaten Semarang tahun 2015
D3 1 2,1 Pemilihan Frekuensi Persentase

Perguruan 2 4,5 Kontrasepsi

Tinggi Non MKJP 18 39,1

Jumlah 46 100 MKJP 28 60,9


Jumlah 46 100,0
Analisis Bivariat
Pekerjaan Hubungan tingkat pengetahuan PUS tentang
kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di
Tabel 3. Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran
Distribusi Frekuensi Responden Timur.
Berdasarkan Pekerjaan Wanita Usia Subur Hasil analisis menunjukkan bahwa
di Puskesmas Kalongan Kecamatan responden yang memiliki pengetahuan kurang
Ungaran Timur lebih banyak memilih kontrasepsi Non MKJP

5
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
yaitu sebanyak 59,1% dibandingkan (58,3 %). Sehingga terjadi hambatan dalam
kontrasepsi MKJP (40,9%). Responden dengan penyerapan informasi yang mengakibatkan
pengetahuan baik lebih banyak memilih pengetahuan tentang kontrasepsi kurang. Hal
kontrasepsi MKJP yaitu sebanyak 79,2% ini sesuai dengan teori menurut proverawati
dibandingkan dengan kontrasepsi non MKJP (2010), bahwa tingkat pendidikan ibu yang
(20,8%). Hasil uji chi square didapatkan nilai p rendah akan menyebabkan adanya hambatan
= 0,019 < 0,05, sehingga ada hubungan antara dalam menyerap informasi kesehatan dan
tingkat pengetahuan PUS tentang kontrasepsi pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2007)
dengan pemilihan kontrasepsi di Puskesmas pengetahuan adalah hasil tahu setelah orang
Kalongan Kecamatan Ungaran Timur, melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
Kabupaten Semarang tahun 2015. tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun
PEMBAHASAN orang lain, media massa maupun lingkungan.
Analisis Univariat Makin tinggi pendidikan seseorang, makin
1. Pengetahuan wanita usia subur tentang mudah menerima informasi sehingga makin
kontrasepsi banyak pula pengetahuan yang dimilikinya,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebaliknya pengetahuan yang rendah akan
bahwa sebagian besar pengetahuan wanita usia menghambat pengetahuan seseorang terhadap
subur tentang kontrasepsi adalah baik yaitu nilai-nilai yang baru diterapkan (Nursalam,
sebanyak 24 responden (52,2%). Hal ini 2011).
dipengaruhi oleh umur responden yang sudah Salah satu unsur predisposing faktor,
cukup matang, karena dengan kecukupan umur maka pengetahuan wanita usia subur tentang
akan lebih matang dalam berfikir. Hal ini kontrasepsi perlu terus ditingkatkan sehingga
sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010), pengambilan keputusan yang dilakukan akan
bahwa usia mempengaruhi terhadap daya menguntungkan baik bagi dirinya maupun
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin orang lain dalam hal ini adalah suami dan
bertambah usia semakin berkembang pula daya anak-anaknya. Upaya peningkatan
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan tersebut bisa dilakukan melalui
pengetahuan yang diperolehnya semakin berbagai macam cara, diantaranya adalah
membaik. Wawan dan Dewi (2011), juga melalui penyuluhan dan penyampaian
menambahkan teori bahwa semakin cukup informasi secara rutin dan berkesinambungan.
umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir 2. Pemilihan kontrasepsi
dan bekerja. Dengan demikian, pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
kesehatan yang diberikan petugas kesehatan bahwa sebagian besar pemilihan kontrasepsi
sudah mampu mempengaruhi perilaku dari pada wanita usia subur adalah MKJP yaitu
sebagian besar responden. sebanyak 28 responden (60,9%) diantaranya
Responden mendapatkan informasi yang paling banyak adalah pengguna IUD
mengenai kesehatan melalui tenaga kesehatan, sebanyak 16 responden (57,1 %) kemudian
seperti bidan ataupun dari tetangga. yang memilih menggunakan NON MKJP
Berdasarkan informasi yang diperoleh di sebanyak 18 responden (39,1%) dengan
lapangan pada saat penelitian didapatkan kontrasepsi yang paling banyak digunakan
bahwa masyarakat sering mendapatkan adalah pil sebanyak 10 responden (55,6%).
informasi mengenai kesehatan yang termasuk Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
didalamnya juga mengenai kontrasepsi karena ibu yang bekerja memilih kontrasepsi Non
mempengaruhi kenyamanan responden selama MKJP yaitu sejumlah 10 responden (55,5 %).
dipasang jenis kontrasepsi tertentu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang responden aktif melakukan kegiatan seperti
menggunakan kuesioner responden memiliki bekerja dikantor atau pabrik, menjalankan
pengetahuan kurang pada pertanyaan tentang usaha pribadi sebagai tambahan penghasilan
keuntungan dan kerugian kontrasepsi. menyita banyak waktu diluar rumah sehingga
Berdasarkan hasil penelitian sebagian mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan
besar responden yang berpengetahuan kurang ibu dalam pemilihan kontrasepsi. Kerja
terhadap pengetahuan kontrasepsi adalah merupakan suatu yang dibutuhkan oelh
berpendidikan SD yaitu sejumlah 14 orang manusia, kebutuhan ibu bermacam-macam,

6
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
berkembang dan tumbuh bahkan sering sekali petugas lain, yang merupakan kelompok
tidak disadari oleh seseorang, ibu yang aktif referensi dari perilaku masyarakat.
melakukan kegiatan dikota besar seperti
bekerja di kantor atau pabrik, serta dalam Analisis Bivariat
kegiatan sosial yang menyita banyak waktu Hubungan antara pengetahuan tentang
diluar rumah (prasetyono, 2009). kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi di
Proses seseorang memilih kontrasepsi Puskesmas Kalongan, Kecamatan Ungaran
jenis tertentu, maka orang tersebut harus tahu Timur, Kabupaten Semarang.
apa yang dimaksud dengan kontrasepsi, jenis Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kontrasepsi, durasi pemakaian kontrasepsi, ada hubungan antara tingkat pengetahuan PUS
manfaat dari kontrasepsi dan akibat yang tentang kontrasepsi dengan pemilihan
timbul dari kontrasepsi yang dipilih. Bila orang kontrasepsi di Puskesmas Kalongan
sudah mengetahui hal tersebut, maka mereka Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
akan mengetahui tentang segi positif dari Semarang tahun 2015.
kontrasepsi. Dalam hal ini pengetahuan Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
tentang kontrasepsi merupakan hasil penelitian yang dilakukan Indira (2009) yang
pengamatan dari informasi yang diterima dari menyebutkan bahwa tidak ada hubungan
penyuluhan maupun informasi dari media signifikan antara faktor tingkat pengetahuan
massa (Depkes RI, 2007). dengan pemilihan kontrasepsi yang pada
Berbekal pengetahuan yang ada tersebut keluarga miskin. Demikian juga penelitian
maka seorang wanita usia subur akan yang dilakukan oleh Adhyani (2011)
menentukan sikapnya apakah akan menemukan bahwa tingkat pendidikan, tingkat
menggunakan kontrasepsi jenis apa. pengetahuan, pengaruh agama dan dukungan
Pengetahuan wanita usia subur sebagai salah suami tidak memiliki hubungan yang
satu faktor yang mempermudah (Predisposing signifikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi
factor) pada terjadinya perubahan perilaku pada akseptor wanita usia 20-39 tahun.
khususnya tindakan memasang alat kontrasepsi Dalam Teori WHO, dijelaskan bahwa
pada dirinya ini merupakan peran yang sangat pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman
menentukan dalam mengambil tindakan, hal seseorang, faktor-faktor luar orang tersebut
ini sesuai pendapat Green (1980) dalam (lingkungan), baik fisik maupun non fisik dan
Notoatmojo (2007) yang menyebutkan bahwa sosial budaya yang kemudian pengalaman
salah satu faktor penentu terjadinya perubahan tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini
perilaku individu adalah adanya faktor sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk
pemudah (Predisposing faktor) yang bertindak dan pada akhirnya terjadi
didalamnya termasuk pengetahuan individu. perwujudan niat berupa perilaku. Berdasarkan
Hal ini sesuai dengan teori yang teori tersebut dapat dimungkinkan banyak
dikemukakan oleh Green, yang mengatakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan
bahwa seseorang atau masyarakat dipengaruhi seseorang sehingga hasil penelitian ini
oleh dua faktor pokok yakni faktor perilaku menghasilkan hubungan yang signifikan.
(behavior causes) dan faktor dari luar perilaku
(non behavior causes) (Notoadmodjo, 2005). KESIMPULAN DAN SARAN
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor antara lain : 1). A. kesimpulan
faktor-faktor predisposisi (Predisposing Responden sebagian besar memiliki
factor), terwujud dalam pengetahuan, sikap, pengetahuan tentang kontrasepsi baik yaitu
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan lain sebanyak 24 responden (52,2%).
sebagainya; 2). Faktor-faktor pendukung Responden sebagian besar memilih
(enabling factors), terwujud dalam lingkungan kontrasepsi MKJP yaitu sebanyak 28
hidup fisik, tersedianya atau tidak tersedianya responden (60,9%).
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, Ada hubungan antara tingkat
misalnya puskesmas, obat-obatan, dan lain pengetahuan PUS tentang kontrasepsi dengan
sebagainya; 3). Faktor-faktor pendorong pemilihan kontrasepsi di Puskesmas Kalongan
(reinforcing factor), yang terwujud dalam Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau Semarang tahun 2015 dengan nilai p-value =
0.019 < a (0,05).

7
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
B. Saran Semarang : UNDIP ; 2009
1. Bagi Tenaga kesehatan Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu Perilaku
Tenaga kesehatan diharapkan dapat Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
memberikan informasi tentang kontrasepsi ________, (2007), Ilmu Perilaku
dengan menggunakan metode lain seperti Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
menggunakan media yang dapat menarik
. (2012). Metodelogi Penelitian
perhatian calon akseptor KB serta lebih
mudah dipahami oleh wanita usia subur di Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
puskesmas kalongan kecamatan ungaran Nursalam. 2009. Konsep dan penerapan
timur. metodologi penelitian ilmu keperawatan:
2. Bagi peneliti pedoman skripsi, tesis, dan instrumen
Peneliti dapat merekomendasikan kepada penelitian keperawatan. Jakarta Medika
peneliti selanjutnya untuk mengetahui Salemba
lebih jauh tentang faktor apa saja yang ________(2011). Konsep dan penerapan
berpengaruh terhadap wanita usia subur metodologi penelitian ilmu keperawatan:
dalam pemilihan kontrasepsi. pedoman skripsi, tesis, dan instrumen
3. Bagi Calon Akseptor penelitian keperawatan. Jakarta Medika
Calon Akseptor hendaknya aktif dalam Salemba
mencari informasi tentang kontrasepsi, Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah. 2009.
baik kepada petugas kesehatan maupun
Panduan pemilihan kontrasepsi.
dengan datang langsung ke fasilitas
kesehatan terdekat. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyanto, A. 2011. Aplikasi metodologi
DAFTAR PUSTAKA penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Adhyani, AR, (2011), Faktor-Faktor yang Medika
Berhubungan Dengan Pemilihan Saryono, Ari Setiawan. 2011. Metode
Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI dan
Wanita Usia 20-39 Tahun, Program S2. Yogyakarta: Nuha Medika
Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakulatas Sugiyono. 2010. Statistika Untuk
Kedokteran Universitas Diponegoro, Penelitian. Bandung: Alfabeta
Semarang. Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan
Aidah, Adisati, (2011). Faktor-Faktor Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba
yang Berhubungan Dengan Pemilihan Medika
Metode Kontrasepsi Pada PUS di Wilayah Surajiyo. 2009. Ilmu fisafat Suatu
Kerja Puskesmas. Program Pendidikan Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sarjana Kedokteran Fakulatas Kedokteran Saifuddin,AB. 2010. Buku Panduan
Universitas Diponegoro, Semarang. Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Wawan, Dewi M. 2011. Teori dan
Jakarta: Rineka cipta Pengubiran Pengetahuan, Sikap, dan
Depkes RI, (2007), Buku Saku Pedoman Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Penyuluhan Tentang Kontrasepsi, Dirjen Medika
Bina Upaya Kesehatan, Jakarta. Wiknjossastro, Hanafi. 2007. 11mu
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Pelayanan Keluarga Berencana. Sarwono Prawirohardjo
Yogyakarta Pustaka Riharna
Hartanto, Hanafi. 2009. Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Indira. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin.

8
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KONTRASEPSI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR

Вам также может понравиться