Вы находитесь на странице: 1из 17

33

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Geometri Jalan Angkut


Geometri jalan angkut adalah perhatian dan perhitungan dalam
merencanakan pembuatan rekonstruksi jalan angkut yang meliputi lebar jalan
lurus, lebar jalan tikungan, jari-jari tikungan, superelevasi, kemiringan jalan
(grade), dan cross slope

4.2. Lebar Jalan Angkut Batubara


Jalan angkut yang digunakan PT. Tanito Harum dalam pengangkutan batubara
merupakan jalan angkut dua jalur yang menghubungkan Pit penambangan dengan
berjarak, 10 Km dan alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck Hino 320
FM di mana lebar jalan aktual sebesar 13-24 m, sedangkan berdasarkan teori
AASTHO lebar jalan 8,592 m.

ACTUAL 20,15 m

TEORI 8,592 m

Gambar 4.1 Lebar Jalan Angkut Batubara Segmen I

33
34

Tabel 4.1 Lebar Jalan Angkut Pada Jalan Lurus PT.Tanito Harum

Lebar (m) Jarak SG 1-11 (m)


Jalan Lurus

SG-1 20,15 1699,9


SG-2 19,72 1636,9
SG-3 24 3840,5
SG-4 18,43 2302,4
SG-5 19,64 3399,8
SG-6 18 2203,4
SG-7 13 4784,9
SG-8 17,2 5792,3
SG-9 22 2203,6
SG-10 18 1196,2
SG-11 18 818,4
Jumlah 29878,1

Teori 8,592 M

aktual 18,00 M

Gambar 4.2 Lebar Jalan Angkut Batubara Segmen - 10


35

4.3. Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan


Pit penambangan ke stock rom memiliki 24 tikungan dengan lebar sebesar 9,7
30,1 m

Teori 13, 1 m

Aktual 9,7 m

Gambar 4.3 Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan - 21

Tabel 4.2 Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan di PT. Tanito Harum

Tikungan Lebar (m)

T1 29,41
T2 28,9
T3 29,1
T4 20,1
T5 30,1
T6 29
T7 26,1
T8 19,7
T9 21,1
T 10 26,5
T 11 15
T 12 21,9
T 13 24,5
36

T 14 22,3
T 15 15,3
T 16 19,9
T 17 24,6
T 18 24,2
T 19 23,8
T 20 14,1
T 21 9,7
T 22 14.3
T 23 13,6
T 24 13,7

Lebar jalan pada belokan selalu lebih besar dari lebar jalan lurus. Adapun
jalur ganda lebar minimum pada belokan didasarkan pada :
1. Lebar jejak roda.
1. Lebar juntai (overhand) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat
membelok.
2. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan.
3. Jarak dari kedua tepi jalan.
Sama seperti pengukuran pada jalan lurus, data lebar jalan pada tikungan juga
dilakukan dengan mengukur tepi kiri dan tepi kanan pada jalan menikung, seperti
terlihat pada Tabel. 4.2.
37

Actual 28,9 m

Teori 13,127
Actual 29,41 m

Teori 13,127 m

Tikungan 1 Tikungan II

Aktual 29,1 m

Teori 13,127 m
Aktual20,1 m

Teori 13,127 m

Tikungan III Tikungan IV

Aktual30,1 m

Teori 13,127 m
Aktual29 m

Teori 13,127 m
Tikungan
Tikungan V
VI

Gambar 4.4 Lebar Jalan Angkut Batubara Pada Tikungan 1-6


38

4.4. Jari - jari tikungan


Jalan angkut yang jaraknya + 30 km pada front penambangan ke Stock Room
terdiri dari 24 tikungan dengan lebar jari - jari tikungan sebesar 4,8 14,7 meter.

4.5 Gambar Jari - jari di tikungan - 7


Tabel 4.3 Jari - jari Tikungan Pada jalan angkut batubara di PT. Tanito
Harum

Tikungan Jari-Jari (r)


T1 14,7 m
T2 14 m
T3 14,5 m
T4 10,4 m
T5 10,05 m
T6 13 m
T7 14 m
T8 9,8 m
T9 10,5 m
T 10 13,2 m
T 11 8,5 m
T 12 10,9 m
39

T 13 12,2 m
T 14 11,1 m
T 15 8,6 m
T 16 9,9 m
T 17 12,3 m
T 18 12,1 m
T 19 11,9 m
T 20 8,5 m
T 21 4,8 m
T 22 8,5 m
T 23 8,8 m
T 24 8,8 m

Berdasarkan spesifikasi alat angkut batubara Dump Truck Hino FM 320 TI jari-
jari minimum pada jalan tikungan sebesar 8,333 m. Setelah melakukan
pengukuran dan perhitungan pada peta dengan cara memotong dua bagian
tikungan dan didapat hasil seperti pada Tabel 4.3. Jari-jari tikungan berhubungan
erat dengan superelevasi tikungan yang akan menstabilkan gaya sentripugal
kendaraan pada saat menikung dengan kecepatan.
40

R 14 m

R
14,7 m
A. Tikungan - 1B. Tikungan - 2

R 14,5 m

R 10 m

C. Tikungan - 3 D. Tikungan - 4

R 10,05 m
R
E. Tikungan - 5 13 m

Gambar 4.6 Jari-jari (R) Jalan di tikungan 1 6


41

4.5. Superelevasi
Superelevasi (e) yang ada di lapangan dengan memperhitungkan kecepatan
(v) maka didapat hasil sebagai berikut :

0,28 m

4.7 Gambar Superelevasi

Tabel 4.4
Nilai Superelevasi Di lapangan Berdasarkan Kecepatan (v) alat angkut
AKTUAL
T1 0,24 m 24 cm
T2 0,25 m 25 cm
T3 0,24 m 24 cm
T4 0,24 m 24 cm
T5 0,25 m 25 cm
T6 0,27 m 27 cm
T7 0,26 m 26 cm
T8 0,29 m 29 cm
T9 0,27 m 27 cm
T 10 0,25 m 25 cm
T 11 0,27 m 27 cm
T 12 0,28 m 28 cm
42

T 13 0,25 m 25 cm
T 14 0,25m 25 cm
T 15 0,25 m 25 cm
T 16 0,25 m 25 cm
T 17 0,25 m 25 cm
T 18 0,25 m 25 cm
T 19 0,25 m 25 cm
T 20 0,28 m 28 cm
T 21 0,28 m 28 cm
T 22 0,26 m 26 cm
T 23 0,25 m 25 cm
T 24 0,25 m 25 cm

Secara teori (Aashto) dengan kecepatan (V) 40 Km/jam pada alat angkut
0,04 maksimum (e) adalah 0,23 m (Lampiran B) untuk
bermuatan, nilai superelevasi
m
mengetahui nilai superelevasi di lapangan maka harus memperhitungkan nilai
kecepatan (V), jari-jari tikungan (r) dan koofisien melintang
0,25belokan
m (f). Kondisi
kemiringan tikungan secara aktual di lapangan dari tikungan 1 - tikungan 24 pada
kecepatan alat angkut bermuatan 40 km/jam yang memiliki nilai sudut kemiringan
Superelevasi Tikungan - 1 B. Superelevasi Tikungan - 2
maksimum (e) 0,24 m - 0,29 m.

0,24 m

0,24 m
C. Superelevasi Tikungan - 3 D. Superelevasi Tikungan - 4

0,25 m
0,27 m

E. Superelevasi Tikungan - 5 F. Superelevasi Tikungan - 6


R 11,13 m
43

0,24 m

Gambar 4.8 Super Elevasi Pada Jalan Belokan 1-6

4.6. Kemiringan Melintang (Cross Slope)


44

Cross slope jalan angkut di daerah penelitian dari segmen 1 sampai dengan
segmen 11 memiliki rentang nilai antara 25 29 cm.

Gambar 4.9 Cross Slope

Tabel 4.5. Cross Slope PT. Tanito Harum

Segment Aktual

1 36
2 35
3 37
4 30
5 32
6 30
7 25
8 33
9 39
10 30
11 30

Pembentukan croos slope bertujuan untuk mempelancar penirisan air pada


permukaan jalan angkut apabila turun hujan, air hujan yang ada pada permukaan
45

jalan akan mengalir ke tepi jalan angkut dan air tidak menggenang ke permukaan
jalan angkut batubara yang akan membahayakan kendaraan yang lewat beserta
mempercepat kerusakan jalan tambang.
Jalan angkut yang baik memiliki cross slope 20 cm, berdasarkan lebar
jalan angkut. Berdasarkan Gambar 4.5 dan Tabel 4.5 memiliki cross slope yang
bervariasi dari yang terbesar 39 cm hingga yang terkecil 25 cm dengan
memperhitungkan lebar jalan angkut di lapangan

CS1 36
CS2 35 CS3 37

CS4 30 CS5 32 CS6 30

CS7 25 CS8 33
CS9 39

Gambar 4.10
Kemiringan Melintang (Croos Slope) Jalan Angkut Batubara
46

4.7. Kemiringan Jalan (Grade)


Jalan antara Segment - 1 Pit Penambangan) sampai dengan Segment - 11
Stock Room memiliki 5 tanjakan.

GRADE SEGMENT 8
GRADE SEGMENT 1 GRADE SEGMENT 7

10 %

8%

GRADE SEGMENT 9
GRADE SEGMENT 3

10 %
8%

Gambar 4.11
Kemiringan (Grade) Jalan Angkut Batubara
47

Tabel 4.6 Kemiringan Jalan Angkut (Grade) PT. Tanito Harum

Elevasi (m) Grade (%)


Jarak Datar
Tanjakan/Segment
Tertinggi Terendah (m) Elevasi A-B
1D
Segment 1 50 m 44 m 70 m 0,08 8%

Segment 3 50 m 41 m 85 m 0,10 10 %

Segment 7 40 m 30 m 100 m 0,1 10 %

Segment 8 30 m 24 m 60 m 0,1 10 %

Segment 9 20 m 15 m 60 m 0,08 8%

Setelah melakukan pengukuran dengan menggunakan alat GPS dapat


diketahui bahwa nilai grade secara actual adalah

Tanjakan 1 pada Segmen 1 :8 %

Tanjakan 2 pada Segmen 3 : 10 %

Tanjakan 3 pada Segmen 7 : 10 %

Tanjakan 4 pada Segmen 9 :8 %

Jadi nilai tanjakan (Grade %) yang harus dilalui oleh alat angkut Dump
Truck Hino FM 320 TI secara Aktual adalah sebesar 8 % - 10 %
48

4.8. Aspek Keselamatan Jalan Angkut


4.9.1. Jarak henti minimum
Jarak henti minimum yang diberlakukan pada jalan angkut sejauh 40 meter
dengan kecepatan maksimum 40 km/jam.
4.9.2. Rambu rambu

Gambar 4.12 Rambu rambu jalan

Pada jalan angkut rambu - rambu sudah terpasang dengan sesuai fungsi
dan penempatanya, ditambah pengunaan radio komunikasi dua arah ketika hendak
melewati jalan yang jarak pandangnya terbatas.

4.9.3. Jalur Pengelak


Jalur pengelak dibuat pada jalur yang sempit dan jalur satu arah seperti
halnya pada jembatan.

4.9.4. Tanggul Pengaman


49

Gambar 4.13 Tanggul pengaman

Setiap jalan terdapat tanggul yang tingginya rata - rata 1,19 meter atau
dari tinggi ban kendaraan terbesar yang beroperasi dijalan angkut. Pada di setiap
tikungan terdapat centre windrowor island dan pada sepanjang jalan terdapat tiang
reflective dengan jarak 25 meter dan lebih rapat disetiap tikungan.

4.9.5. Jarak Henti Minimum


Jarak henti minimum yang dipakai oleh PT. Tanito Harum sebesar 40
meter dengan kecepatan maksimal 40 km/jam pada kondisi alat angkut bermuatan,
sedangkan alat angkut kosongan adalah maksimal 50 meter dengan kecepatan 50
km/jam. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan mempertimbangkan faktor
kondisi jalan seperti pada saat jalan licin dan masuk jalan tikungan.

Вам также может понравиться