Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Seperti sudah disebutkan di muka bahwa komunikasi itu ada di setiap aspek kehidupan dan
kegiatan manusia. la ada di mana-mana, karena itu ia sangat sulit didefinisikan dalam kalimat
sederhana yang tegas. Ibarat air, ia mampu membasahi daerah atau wilayah yang disentuhnya.
Komunikasi akan selalu mampu memberi warna atau pengaruh pada bidang yang disentuhnya.
Menurut Littlejohn (1996: 7) ia mempunyai banyak makna, Bahkan, menurut Dance dan Larson
(masth dalam sumber yang sama), terdapat 126 batasan komunikasi. Hal ini menunjukkan
betapa sulitnya membuat definisi tentang komunikasi secara tegas. Dilihat dari segi studi tentang
komunikasi maka pengertiannya menjadi lebih terbatas, seperti misalnya studi tentang unsur-
unsur komunikasi. Masalahnya adalah, apakah hanya mengenai unsur-unsur komunikasi. Unsur
komunikasi yang pokok, ada komunikator atau sumber, pesan atau informasi untuk disampaikan,
media untuk bahan penyimpanan dan penyampaian, penerima pesan atau komunikan, dan efek.
Apakah studi mengenai komunikasi hanya terfokus pada unsur unsur tersebut? Tentu saja tidak
hanya itu.
Meskipun banyak buku komunikasi hanya membahas unsur-unsur pokok seperti itu, dan
bahkan sebagian lainnya hanya membahas sebagian dari unsur-unsur komunikasi yang ada
tersebut, jika ditilik lebih jauh ternyata studi tentang komunikasi tidak hanya sebatas
mempelajari unsur unsur tersebut. Karena unsur komunikasi yang sangat menentukan adalah
faktor manusia, studi tentang manusia itu sendiri merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan.
Artinya, jika orang mempelajari komunikasi, harus mempelajari manusia dengan segala
keunikannya. Bukankah tidak ada satu manusia pun yang sama dengan manusia lain di dunia?
Jangankan dibandingkan dengan orang lain, dibandingkan dengan dirinya sendiri pun seorang
manusia bisa "berbeda" perannya jika dikaitkan dengan aspek ruang dan waktu. Manusia yang
sama pada suatu saat di suatu tempat, akan berbeda dalam banyak hal jika berada di suatu saat
dan suatu tempat yang lain. Manusia yang sama akan berbeda perilakunya jika ia berada pada
pagi hari sehabis bangun tidur, pada malam hari ketika akan tidur di kota ketika sedang
bertamasya, di desa ketika sedang survei, di laut ketika sedang merenung, di pasar ketika sedang
berbelanja atau menawar barang, di jalan ketika ia menemukan sejumlah uang yang berceceran,
depan orang tua, di depan pacar, di depan pacar yang lain, dan sebagainya.
Gambaran bahwa seorang manusia bisa berbeda-beda peran dan perilakunya jika
dihadapkan dengan aspek ruang dan waktu ini, di zaman sekarang semakin kompleks dan rumit.
Faktor faktor psikologis, sosiologis lingkungan alamiah, lingkungan desain (rekayasa) dan
teknologis, factor media konvensional dan digital, dan juga faktor-faktor stimuli temporal.
Semuanya turut membentuk atau setidaknya turut berpengaruh terhadap kondisi dan situasi
perilaku manusia pada saat yang sama, juga mungkin ada pengaruhnya pada saat dan situasi lain
di masa yang akan datang Satu contoh lagi, Anda satu jam yang lalu dengan Anda sekarang
(selagi membaca buku ini di mana pun dan bagaimana pun situasi dan kondisi lingkungan sekitar
Anda), pada hakikamya "berbeda. Setidaknya, berbeda dalam kognisi, afeksi, atau mungkin
kecenderungan tindakannya Berbeda dalam hal ini bisa jadi termasuk juga dalam hal perilaku
yang bersifst psikologis, sosiologis, dan jugs behavioral. Itu baru contoh satu orang manusia.
Bagairmana jika manusia sudah dikaitkan dengan manusia lain di lingkungannya, satu orang, dua
orang
tiga orang, dan seterusnya semakin bertambah, baik lingkungan terdekat
keluarga, tetangga, sosial, sekolah, lingkungan kerja, lingkungan
komunikasi, lingkungan dunia digital, dunia maya, dan lain-lain. Sangat
kompleks dan rumit. Itu hanya sebagian kecil dari aspek kehidupan dan
kegiatan manusia yang memang sangat unik dan rumit serta kompleks.
Sekarang, orang terkadang hanya berinteraksi dengan media (baca: mesin
saja tanpa keterlibatan orang lain di dalamnya.
Dalam banyak kamus memang terdapat makna seperti menceritakan
dan/atau menyampaikan yang dalam bahasa Inggris disebut to communicate. Makna dalam
leksikon seperti itu sedikit banyak menyulitkan para ahli untuk menjadikannya dasar perumusan
suatu definisi yang jelas dan tegas. Padahal makna atau pengertian komunikasi dalam konteks
ilmuwan dan dunia ilmial, tidak sesederhana itu. Puluhan bahkan ratusan aspek bisa dijadikan
sudut pandang atau pijakan untuk merumuskan konsep komunikasi. Dalam kaitan inilah bisa
dilihat bahwa mendefinisikan konsep komunikasi secara tunggal, jelas, dan lugas, tidaklah
mungkin. Dalam kaitan ini, Frank Dance telah mengambil langkah besar dalam menjelaskan
konsep komunikasi, yakni dengan membuat sejumlah unsur dasar yang digunakan untuk
membedakan konsep komunikasi dengan lainnya. la menemukan tiga poin diferensiasi konsep
kritis yang membedakan definisi komunikasi, yaitu sebagai berikut
Untuk melengkapi pembicaraan mengenai batasan komunikasi ada baiknya kita lihat
bedahan dari Littlejohn (1996; 7-8) yang diungkapkan sebagai berikut: Pertanyan dasarnya
adalah haruskah komunikasi intensif?, dan haruskah komunikasi diterima?. Dari dua
pertanyaan tersebut, ia mengemukakan sembilan hal yang bisa dianggap sebagai (konsep)
komunikasi.
Berikut adalah contoh aplikasi kasus atau peristiwa informasi sehari-hari yang sering kita temui
di lapangan. Setidaknya ada sembilan contoh kasus sebagai berikut.
Jika kita perhatikan isi dari contoh kasus komunikasi tadi, maka pesan-pesan yang
disampaikan oleh pihak komunikator kepada komunikan dalam konteks ini, sebenarnya semua
orang adalah komunikator yang sekaligus juga sebagai komunikan), adalah pesan-pesan yang
bermakna informasi. Dengan kata lain, dilihat dari sudut ilmu informasi dan kepustakaan,
sebenarnya informasi itu sendiri merupakan pesan pesan komunikasi. Pesan atau informasi ini
wujudnya bisa konkret maupun abstrak, konotatif dan juga denotatif, konvensional,
transendental, langsung dan juga tidak langsung, bermedia ataupun juga tidak bermedia, banyak
sekali aspeknya.
1. Pengertian Informasi
Menurut sudut pandang dunia kepustaknan dan perpustakaan, informasi adalah suatu
rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang
(Estabrook, 1977: 245). Sebuah peristiwa yang menggemparkan terjadi di suatu daerah, yaitu
beberapa orang penduduknya tewas karena keracunan tempe bongkrek. Itu namanya sebuah
fenomena, dan menjadi informasi jika ada orang yang melihatnya atau menyaksikannya, bahkan
mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan
peristiwa atau fenomena tadi itulah yang dimaksud dengan informasi. Dalam hal ini, informasi
lebih bermakna berita. Berita adalah bentuk dari pesan-pesan komunikasi. Jika peristiwa
keracunan tadi tidak ada yang menyaksikan, merekam, atau memberitakannya kepada orang lain,
maka dari peristiwa ini tidak ada informasi yang dilahirkan. Peristiwa tersebut akan tetap
tersembunyi, sampai pada suatu saat ada yang menemukan bekas-bekas peristiwanya.
Sekadar informasi umum saja bahwa The New York Times Company
pada tahun 2003, pernah melaporkan bahwa pada tahun 2002, sekitar
lima exabyte informasi telah disimpan oleh manusia dalam bentuk media
cetak film, Optik dan magnetik. Bahkan, bertambah dua kali lipat dalam
tiga tahun terakhir. Sementara itu sebagai bandingan, satu exabyte setara
dengan satu triliun gigabyte, satu gigabyte setara dengan seribu megabyte,
dan satu megabyte setara dengan 700-1.000 halaman teks pada kertas
ukuran A4.
semua informasi tersebut sebagian sudah disimpan dalam memori
manusia, terutama memori yang sudah dialih bentukkan ke dalam media
penyimpanan yang dikenal juga dengan sebutan dokumen, baik dokumen
analog maupun dokumen digital (Buckland, 2001), yang dikenal di dunia
komunikasi dengan nama media (Wikipedia Encyclopedia, 2006), Yang
pertama berkaitan dengan dokumen dokumen konvensional, sedangkan
yang digital berarti dokumen yang dihubungkan dengan teknologi informasi dan komputer.
Secara kasar, pengelolaan informasi untuk kedua jenis dokumen dari zaman ke zaman semakin
berkembang dan kompleks sekarang sudah semakin rumit seiring dengan kompleksnya jenis dan
ragam dokumen yang ada. Itu semua terjadi akibat dari perkembangan pengetahuan, ilmu, dan
teknologi.
2. Jenis-Jenis Informasi
Informasi terekam yang dimaksud sebenarnya masih dibedakan antara yang tidak ilmiah
dan yang ilmiah. Yang pertama hanya berupa informasi biasa yang banyak tersedia di mana-
mana, seperti informasi tentang meninggalnya seseorang yang dimuat di surat kabar informasi
dalam bentuk berita keluarga, dan iklan komersial yang dipasang di berbagai media massa
lainnya. Sebenarnya, jenis informasi biasa ini pun bisa berubah menjadi luar biasa atau bahkan
menjadi penting kedudukannya jika hal tersebut berkaitan dengan peristiwa besar di masyarakat.
Misalnya, informasi atau berita tentang meninggalnya seorang presiden atau pejabat tinggi
negara lainnya. Hari dan tanggal meninggalnya bisa bernilai informasi yang penting karena hal
ini akan dicatat dalam sejarah. Informasi yang mengandung makna sejarah ini sangat
penting dalam waktu yang akan datang karena merupakan data dan fakta
sejarah.
Yang jelas bahwa jenis informasi bisa digunakan untuk memudahkan arah dan
pengelompokan informasi tersebut sesuai dengan sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Di
samping itu, nantinya bisa digunakan untuk memudahkan pengelolaan dan pemanfaatannya di
dunia perpustakaan dan pusat pusat sumber informasi, bahkan di lingkungan keluarga kita
sendiri. Bukankah di rumah kita juga ada buku, surat kabar majalah, televisi, radio, komputer,
bahkan internet? Itu semua juga termasuk ke dalam jenis sumber-sumber informasi
Dengan mengetahui jenis-jenis informasi secara lebih jelas, maka hal
ini sangat berarti bagi para pencari informasi pada umumnya dalam memilah-milah atau
mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kelompoknya. Dengan demikian, hal ini dapat
memperlancar pemanfaatannya. Di perpustakaan dan kelembagaan informasi lainnya, organisasi
informasi sangat menentukan keberhasilan pemanfaatannya. Misalnya, melalui indeks kita bisa
dengan cepat menemukan informasi yang kita cari di suatu tempat di perpustakaan atau di situs-
situs internet.
3. Fungsi
Di awal sudah dikemukakan bahwa informasi itu sangat beragam, baik
dalam jenis, tingkatan, maupun bentuknya. Dengan demikian, maka fungsinya pun beragam pula
karena akan bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda beda.
Demikian fungsinya bagi suatu organisasi, ia akan disesuaikan dengan jenis organisasi yang
bersangkutan
Dalam organisasi sekolah atau pada lembaga lembaga pendidikan pada umumnya,
informasi yang bermanfaat adalah yang banyak mendukung tugas-tugas lembaga tersebut, yaitu
yang kira-kira semua jenis informasi yang mempunyai aspek edukatif, riset, dan rekreatif.
Informasi jenis lain juga diperlukan, tetapi tidak menonjol. Demikian pula untuk suatu lembaga
yang berorientasi perdagangan (profit oriented), di sini sangat diperlukan segala jenis informasi
yang berkaitan dengan aspek peningkatan produknivitas organisasi, misalnya informasi yang
tepat untuk suatu pengambilan keputusan para manajer, informasi dengan aspek peningkatan
pemasaran produk produknya, dan juga informasi tentang peramalan harga pasar.
Di dalam lingkungan keluarga, informasi dan sumber-sumber informasi sangat berguna
keberadaannya. Buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, komputer, bahkan internet, semuanya
bermanfaat bagi pengembangan wawasan anggota keluarga. Terlebih lagi keluarga-keluarga
yang mempunyai kedudukan sosial relatif tinggi di masyarakat. Bagi kita yang penting informasi
itu bermacam-macam jenis, fungsi, juga manfaatnya, karena hampir tidak seorang pun yang
tidak membutuhkan informasi walau sekecil apa pun kebutuhan tersebut.
4. Sumber-Sumber Informasi
Seperti sudah disebutkan di muka bahwa informasi itu ada di mana mana, di pasar,
sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar,
perpustakaan, dan tempat-tempat lainnya. Intinya, di mana suatu benda atau peristiwa berada, di
sana bisa tercipta informasi.
f. Daya ingat otak akan gambar jauh lebih kuat bertahan dalam otak
dibandingkan daya ingat otak akan susunan kalimat.
d. Concept map membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar
semakin efektif dan efisien, karena ia belajar berpikir reduktif, dengan merangkum infomasi
yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram
atau gambaryang mencakup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari. Daya ingat pikiran akan
sebuah gambar jauh lebih kuat dibandingkan sebuah susunan kalimat.
3. Guna concept map dalam pembelajaran
Di samping urgensi di atas, concept map dapat juga digunakan dalam pembelajaran bila
dilihat dari sebelum dan sesudah siswa mengetah teknik pembuatannya. Seorang guru mungkin
menggunakan concept sebagai teknik untuk beberapa kesempatan (sebelum siswa mengetahui
langkah-langkah membuat concept map), yaitu:
a. Persiapan desain materi untuk satu semester. Anda akan menemukan concept map dapat
memetakan konsep-konsep utama yang akan diajarkan selama satu semester, dengan
menunjukan organisasi konseptual mata pelajaran. Hanya, concept map ini tidak mencantumkan
konsep-konsep kecil atau minor.
d. Menghubungkan sesi kelas dengan tutorial, laboratorium, atau studi tur, misalnya, atau
seminar. Kegiatan tutorial, laboratorium dan seminar adalah kegiatan yang menjabarkan atau
memperluas atau memperdalam materi-materi yang didapatkan siswa sewaktu di kelas. Concept
map akan membantu siswa memahami hubungan penting antara kegiatan di dalam kelas dengan
kegiatan tutorial, laboratorium, atau seminar. Contoh: concept map akan menjelaskan posisi
antara belajar teori di dalam kelas dengan praktik di laboratorium.
e. Menghubungkan kelas sebelumnya dengan kelas yang akan dihadapi. Concept map dapat
digunakan untuk menunjukkan urgesi dan posisi hubungan konsep-konsep yang diajarkan
sebelumnya dengan konsep-konsep yang akan diajarkan, karena mereka mencoba memahami
hubungan antarkonsep yang berhubungan.
Apabila siswa telah mengetahui cara membuat concept map, maka
guru dapat memanfaatkannya untuk beberapa kesempatan aktivitas
pembelajaran:
f. Membuat kertas kerja. Kadang kala siswa menemukan kesulitan dalam merencanakan dan
mengurutkan informasi yang akan mereka sajikan dalam sebuah tugas kelas. Dengan memetakan
tugas tersebut, mereka dapat mengurutkan materi dan melahirkan satu makalah yang utuh dan
koheren
a. Berbagi pemahaman
Concept map adalah satu teknik pendidikan yang penuh kekuatan
karena baik siswa maupun guru dapat membuat dan berbagai concept map, sehingga tercipta
berbagi pemahaman tentang suatu topic. menjelaskan struktur kognisinya dengan banyak cara,
termasuk narasi bicara, ringkasan tertulis, dan pembicaraan formal dan informal. Keterbatasan
format-format itu terletak pada liniarita (berpikir secara garis lurus) yang membatasi kapasitas
untuk menggambarkan secara utuh hubungan-hubungan yang dibuat. Dalam realitas, seseorang
mungkin berusah seorang di antara dan antara konsep-konsep. Dengan sebuah concept map,
hubungan di antara dan antara yang secara eksplisi dinyatakan di dalam peta konsep dapat dilihat
secara sekaligus
b. Proses pembuatan concept map
Proses aktualitas pemetaan konsep-konsep menuntut individu untuk menentukan hierarki
konsep-konsep, memilih konsep konsep untuk diinterkoneksikan, dan melukiskan tabiat yang
tepat hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Proses aktualitas pengonstruksian peta dapat
mendorong siswa mengonstruksi arti-arti
C. Hubungan
Concept map dapat membantu memfasilitasi hubungan yang lebih
sepadan antara guru (yang lebih berkuasa) dan siswa (yang kurang berdaya). Dalam pandangan
siswa, ada dua potensi penting dalam kekurang berdayaan siswa dan keberkuasaan guru: 1)
menahan usaha-usaha hegemoni guru, dan 2) melepaskan semua tuntutan untuk berkuasa dan
melepaskan pengawasan (kontrol) dan rasa tanggung jawab hanya di tangan guru. Proses
pemetaan konsep dapat memberi siswa sejumlah kemerdekaan dan mengurangi kemungkinan
siswa melawan, menyabotase, tergantung, dan pasif.