Вы находитесь на странице: 1из 21

Buku : ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan.

B. KONSEP, PENGERTIAN, JENIS, FUNGSI, DAN SUMBER INFORMASI

Seperti sudah disebutkan di muka bahwa komunikasi itu ada di setiap aspek kehidupan dan
kegiatan manusia. la ada di mana-mana, karena itu ia sangat sulit didefinisikan dalam kalimat
sederhana yang tegas. Ibarat air, ia mampu membasahi daerah atau wilayah yang disentuhnya.
Komunikasi akan selalu mampu memberi warna atau pengaruh pada bidang yang disentuhnya.
Menurut Littlejohn (1996: 7) ia mempunyai banyak makna, Bahkan, menurut Dance dan Larson
(masth dalam sumber yang sama), terdapat 126 batasan komunikasi. Hal ini menunjukkan
betapa sulitnya membuat definisi tentang komunikasi secara tegas. Dilihat dari segi studi tentang
komunikasi maka pengertiannya menjadi lebih terbatas, seperti misalnya studi tentang unsur-
unsur komunikasi. Masalahnya adalah, apakah hanya mengenai unsur-unsur komunikasi. Unsur
komunikasi yang pokok, ada komunikator atau sumber, pesan atau informasi untuk disampaikan,
media untuk bahan penyimpanan dan penyampaian, penerima pesan atau komunikan, dan efek.
Apakah studi mengenai komunikasi hanya terfokus pada unsur unsur tersebut? Tentu saja tidak
hanya itu.
Meskipun banyak buku komunikasi hanya membahas unsur-unsur pokok seperti itu, dan
bahkan sebagian lainnya hanya membahas sebagian dari unsur-unsur komunikasi yang ada
tersebut, jika ditilik lebih jauh ternyata studi tentang komunikasi tidak hanya sebatas
mempelajari unsur unsur tersebut. Karena unsur komunikasi yang sangat menentukan adalah
faktor manusia, studi tentang manusia itu sendiri merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan.
Artinya, jika orang mempelajari komunikasi, harus mempelajari manusia dengan segala
keunikannya. Bukankah tidak ada satu manusia pun yang sama dengan manusia lain di dunia?
Jangankan dibandingkan dengan orang lain, dibandingkan dengan dirinya sendiri pun seorang
manusia bisa "berbeda" perannya jika dikaitkan dengan aspek ruang dan waktu. Manusia yang
sama pada suatu saat di suatu tempat, akan berbeda dalam banyak hal jika berada di suatu saat
dan suatu tempat yang lain. Manusia yang sama akan berbeda perilakunya jika ia berada pada
pagi hari sehabis bangun tidur, pada malam hari ketika akan tidur di kota ketika sedang
bertamasya, di desa ketika sedang survei, di laut ketika sedang merenung, di pasar ketika sedang
berbelanja atau menawar barang, di jalan ketika ia menemukan sejumlah uang yang berceceran,
depan orang tua, di depan pacar, di depan pacar yang lain, dan sebagainya.
Gambaran bahwa seorang manusia bisa berbeda-beda peran dan perilakunya jika
dihadapkan dengan aspek ruang dan waktu ini, di zaman sekarang semakin kompleks dan rumit.
Faktor faktor psikologis, sosiologis lingkungan alamiah, lingkungan desain (rekayasa) dan
teknologis, factor media konvensional dan digital, dan juga faktor-faktor stimuli temporal.
Semuanya turut membentuk atau setidaknya turut berpengaruh terhadap kondisi dan situasi
perilaku manusia pada saat yang sama, juga mungkin ada pengaruhnya pada saat dan situasi lain
di masa yang akan datang Satu contoh lagi, Anda satu jam yang lalu dengan Anda sekarang
(selagi membaca buku ini di mana pun dan bagaimana pun situasi dan kondisi lingkungan sekitar
Anda), pada hakikamya "berbeda. Setidaknya, berbeda dalam kognisi, afeksi, atau mungkin
kecenderungan tindakannya Berbeda dalam hal ini bisa jadi termasuk juga dalam hal perilaku
yang bersifst psikologis, sosiologis, dan jugs behavioral. Itu baru contoh satu orang manusia.
Bagairmana jika manusia sudah dikaitkan dengan manusia lain di lingkungannya, satu orang, dua
orang
tiga orang, dan seterusnya semakin bertambah, baik lingkungan terdekat
keluarga, tetangga, sosial, sekolah, lingkungan kerja, lingkungan
komunikasi, lingkungan dunia digital, dunia maya, dan lain-lain. Sangat
kompleks dan rumit. Itu hanya sebagian kecil dari aspek kehidupan dan
kegiatan manusia yang memang sangat unik dan rumit serta kompleks.
Sekarang, orang terkadang hanya berinteraksi dengan media (baca: mesin
saja tanpa keterlibatan orang lain di dalamnya.
Dalam banyak kamus memang terdapat makna seperti menceritakan
dan/atau menyampaikan yang dalam bahasa Inggris disebut to communicate. Makna dalam
leksikon seperti itu sedikit banyak menyulitkan para ahli untuk menjadikannya dasar perumusan
suatu definisi yang jelas dan tegas. Padahal makna atau pengertian komunikasi dalam konteks
ilmuwan dan dunia ilmial, tidak sesederhana itu. Puluhan bahkan ratusan aspek bisa dijadikan
sudut pandang atau pijakan untuk merumuskan konsep komunikasi. Dalam kaitan inilah bisa
dilihat bahwa mendefinisikan konsep komunikasi secara tunggal, jelas, dan lugas, tidaklah
mungkin. Dalam kaitan ini, Frank Dance telah mengambil langkah besar dalam menjelaskan
konsep komunikasi, yakni dengan membuat sejumlah unsur dasar yang digunakan untuk
membedakan konsep komunikasi dengan lainnya. la menemukan tiga poin diferensiasi konsep
kritis yang membedakan definisi komunikasi, yaitu sebagai berikut

a. Dimensi pertama merupakan level observasi atau abstractnes.


Beberapa definisi bisa luas dan menyeluruh maknanya, sementara definisi yang lain terbatas dan
sempit. Contohnya, komunikasi merupakan proses hubungan berbagai bagian kehidupan di
dunia. Komunikasi merupakan proses interaksi antarmanusia dengan menggunakan lambang, Itu
contoh yang luas. Sedangkan contoh yang terbatas adalah komunikasi sebagai alat pengirim
pesan pesan cinta melalui telepon, surat, email, chatting, dan sebagainya.

b. Pembedaan kedua dilihat dari segi intensionalitas. Beberapa definisianya mencakup


pengiriman dan penerimaan pesan-pesan secara intensif, sedangkan yang lain tidak
memerhatikan hal hal seperti ini contoh yang pertama, komunikasi sebagai pengiriman pesan
kepada orang lain dengan maksud untuk memengaruhinya. Sedangkan contoh untuk yang
terakhir tidak dimaksudkan untuk memengaruhinya. Sebuah karikatur yang disajikan di surat
kabar, mungkin sengaja ditujukan kepada segenap pembacanya dengan maksud untuk sekadar
memberitahukan, memengaruhi, menyindir, meledek atau tidak untuk apa-apa.

c. Dimensi ketiga adalah normative judgment (penaksiran normatif) Beberapa definisi


melingkupi pernyataan kesuksesan atau keakuratan sedangkan yang lain tidak. Contoh yang
pertama, komunikasi adalah proses pertukaran ide atau pemikiran. Padahal orang tidak tahu
apakah ide atau pemikiran tersebut benar-benar saling bertukar, Sedangkan contoh yang
berikutnya adalah komunikasi merupakan transmisi informasi. Pada pengertian ini, yang penting
ada pemindahan informasi, tidak perlu diketahui apakah dipahami/ diterima atau tidak oleh pihak
lain. Contoh yang terakhir ini misalnya ketika kita membuat tulisan di situs internet, tentu agak
sulit untuk mengontrol, siapa saja yang membacanya dan sesuai atau tidak dengan tujuan kita
menulis di situs tersebut.

Untuk melengkapi pembicaraan mengenai batasan komunikasi ada baiknya kita lihat
bedahan dari Littlejohn (1996; 7-8) yang diungkapkan sebagai berikut: Pertanyan dasarnya
adalah haruskah komunikasi intensif?, dan haruskah komunikasi diterima?. Dari dua
pertanyaan tersebut, ia mengemukakan sembilan hal yang bisa dianggap sebagai (konsep)
komunikasi.

Berikut adalah contoh aplikasi kasus atau peristiwa informasi sehari-hari yang sering kita temui
di lapangan. Setidaknya ada sembilan contoh kasus sebagai berikut.

a. Gejala perilaku komunikasi yang tidak sampai. Anda menguap, mendesis


atau "mengomel" secara samar-samar, tetapi tidak ada seorang pun yang melihat. Menurut orang
ini bukan komunikasi, setidaknva bukan komunikasi interpersonal, namun banyak orang
menyebutnya sebagai komunikasi intrapersonal. Contoh, ketika kita sedang melamunkan
seseorang atau membenci seseorang di dalam htii akibat perlakuan orang tadi kepada kita, tetapi
tidak ada orang yang tahu perbuatan kita, maka proses komunikasi tidak sampai/terjadi. Dalam
dunia transendental, peristiwa seperti ini terkadang bisa "dirasakan secara tidak langsung, dan
tentu saja sangat sulit dibuktikan secara ilmiah yang berpandangan positivistik.

b. Gejala gejala perilaku komunikasi yang diterima secava insidental. Ketika


Anda menguap dan berperilaku seperti pada kasus poin a di atas dan belakangan teman Anda
menyatakan bahwa mungkin Anda lelah saat itu, meskipun ia tidak memedulikannya pada saat
itu. Peristiwa seperti ini sering dirasakan oleh kita ketika berdiskusi dengan sekelompok orang

c. Gejala-gejala perilaku komunikasi yang berhasil menyernai. Anda


menguap, dan teman Anda mengatakan, "Apakah saya membosankan?" Proses komunikasi
secara langsung mendapatkan respons dari pihak-pihak (komunikan) yang terlibat. Efek dari
proses komunikasi seperti ini bisa melahirkan banyak hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh.

d. Pesan-pesan komunikasi nonverbal yang tidak sampai. Anda melambaikan


tangan kepada seorang teman, namun teman Anda tidak melihatnya. Atau contoh lainnya, Anda
membakar atau merusak foto-foto orang yang Anda benci, tetapi orang yang dibenci tadi tidak
tahu bahwa Anda membencinya dengan cara membakar foro-fotonya. Kasus kasus komunikasi
seperti ini banyak sekali contohnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti kasih tidak sampai,
bertepuk sebelah tangan. menaksir gadis di layar televisi, dan lain-lain
e. Pesan-pesan komunikasi nonverbal yang diterima secara insidental
Belakangan teman Anda berkata, "Maaf, saya tidak membalas lambaianmu karena ketika itu
saya sedang dalam posisi sulit." Atau, belakangan orang yang fotonya Anda bakar mengetahui
perilaku Anda.

f. Pesan-pesan komunikasi nonverbal yang berhasil. Anda melambaikan


tangan kepada seseorang dan orang itu membalasnya pula dengan lambaian tangan.

g. Pesan-pesan komunikasi verbal yang tidak sampai. Anda mengirim surat


kepada teman, namun surat itu hilang atau tidak sampai.

h. Pesan pesan komunikasi verbal yang diterima secara insidental. Anda


mengajari putra/putri Anda untuk menata kamar yang berantakan
Meskipuni ia mengetahui Anda sedang berbicara kepadanya, namun ia tidak benar-benar
memerhatikannya. Jawaban seorang anak ABG" kepada orang tuanya ketika dinasihati, "... iya
aku sudah tau", "iya ntar aku bereskan", namun sebenarnya "ABG" tadi tidak benar-benar
melaksanakan perintah dan nasihat orang tuanya. Hal ini bisa dilihat dari kamarnya yang tetap
berantakan,

i. Pesan pesan komunikasi verbal yang berhasil. Anda berpidato di depan


sekelompok orang yang memang sangat berkeinginan untuk mendengarkannya. Orator-orator
karismatik, seperti kyai kondang para ahli pidato di depan publik, sering mendapatkan applaus
dari audiensnya.

Jika kita perhatikan isi dari contoh kasus komunikasi tadi, maka pesan-pesan yang
disampaikan oleh pihak komunikator kepada komunikan dalam konteks ini, sebenarnya semua
orang adalah komunikator yang sekaligus juga sebagai komunikan), adalah pesan-pesan yang
bermakna informasi. Dengan kata lain, dilihat dari sudut ilmu informasi dan kepustakaan,
sebenarnya informasi itu sendiri merupakan pesan pesan komunikasi. Pesan atau informasi ini
wujudnya bisa konkret maupun abstrak, konotatif dan juga denotatif, konvensional,
transendental, langsung dan juga tidak langsung, bermedia ataupun juga tidak bermedia, banyak
sekali aspeknya.

Orang secara individual memang bisa berbeda dalam banyak hal


terutama jika dikaitkan dengan aspek ruang dan waktu. Hal itu terjadi karena orang dalarn
kehidupannya selalu dipengarui oleh variable-variabel personal dan situasional. Variabel
personal adalah aspek atau sisi-sisi yang secara variatif turut melatarbelakangi dan memengaruhi
proses perjalanan seseorang sepanjang waktu, yang datangnya dari dalam dirinya sendiri.
Sebagian ahli menyebutrya sebagai unsur dasar dari manusia. Kondisi fisik biologis seseorang
dan kapasitas kecerdasan adalah salah satu contohnya. Sedangkan variabel situasional yang
dimaksudkan adalah aspek yang turut memengaruhi proses perjalanan seseorang selama hidup
yang datangnya dari luar dirinya sendiri. Disebut juga sebagai unsur ajar menurut sebagian ahli.
Situasi dan kondisi sekitar dari orang yang bersangkutan, seperti lingkungan alamiah dan sosial,
turut memengaruhi perjalanan karakter orang tersebut.

1. Pengertian Informasi
Menurut sudut pandang dunia kepustaknan dan perpustakaan, informasi adalah suatu
rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang
(Estabrook, 1977: 245). Sebuah peristiwa yang menggemparkan terjadi di suatu daerah, yaitu
beberapa orang penduduknya tewas karena keracunan tempe bongkrek. Itu namanya sebuah
fenomena, dan menjadi informasi jika ada orang yang melihatnya atau menyaksikannya, bahkan
mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan
peristiwa atau fenomena tadi itulah yang dimaksud dengan informasi. Dalam hal ini, informasi
lebih bermakna berita. Berita adalah bentuk dari pesan-pesan komunikasi. Jika peristiwa
keracunan tadi tidak ada yang menyaksikan, merekam, atau memberitakannya kepada orang lain,
maka dari peristiwa ini tidak ada informasi yang dilahirkan. Peristiwa tersebut akan tetap
tersembunyi, sampai pada suatu saat ada yang menemukan bekas-bekas peristiwanya.

Sekadar informasi umum saja bahwa The New York Times Company
pada tahun 2003, pernah melaporkan bahwa pada tahun 2002, sekitar
lima exabyte informasi telah disimpan oleh manusia dalam bentuk media
cetak film, Optik dan magnetik. Bahkan, bertambah dua kali lipat dalam
tiga tahun terakhir. Sementara itu sebagai bandingan, satu exabyte setara
dengan satu triliun gigabyte, satu gigabyte setara dengan seribu megabyte,
dan satu megabyte setara dengan 700-1.000 halaman teks pada kertas
ukuran A4.
semua informasi tersebut sebagian sudah disimpan dalam memori
manusia, terutama memori yang sudah dialih bentukkan ke dalam media
penyimpanan yang dikenal juga dengan sebutan dokumen, baik dokumen
analog maupun dokumen digital (Buckland, 2001), yang dikenal di dunia
komunikasi dengan nama media (Wikipedia Encyclopedia, 2006), Yang
pertama berkaitan dengan dokumen dokumen konvensional, sedangkan
yang digital berarti dokumen yang dihubungkan dengan teknologi informasi dan komputer.
Secara kasar, pengelolaan informasi untuk kedua jenis dokumen dari zaman ke zaman semakin
berkembang dan kompleks sekarang sudah semakin rumit seiring dengan kompleksnya jenis dan
ragam dokumen yang ada. Itu semua terjadi akibat dari perkembangan pengetahuan, ilmu, dan
teknologi.

2. Jenis-Jenis Informasi
Informasi terekam yang dimaksud sebenarnya masih dibedakan antara yang tidak ilmiah
dan yang ilmiah. Yang pertama hanya berupa informasi biasa yang banyak tersedia di mana-
mana, seperti informasi tentang meninggalnya seseorang yang dimuat di surat kabar informasi
dalam bentuk berita keluarga, dan iklan komersial yang dipasang di berbagai media massa
lainnya. Sebenarnya, jenis informasi biasa ini pun bisa berubah menjadi luar biasa atau bahkan
menjadi penting kedudukannya jika hal tersebut berkaitan dengan peristiwa besar di masyarakat.
Misalnya, informasi atau berita tentang meninggalnya seorang presiden atau pejabat tinggi
negara lainnya. Hari dan tanggal meninggalnya bisa bernilai informasi yang penting karena hal
ini akan dicatat dalam sejarah. Informasi yang mengandung makna sejarah ini sangat
penting dalam waktu yang akan datang karena merupakan data dan fakta
sejarah.
Yang jelas bahwa jenis informasi bisa digunakan untuk memudahkan arah dan
pengelompokan informasi tersebut sesuai dengan sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Di
samping itu, nantinya bisa digunakan untuk memudahkan pengelolaan dan pemanfaatannya di
dunia perpustakaan dan pusat pusat sumber informasi, bahkan di lingkungan keluarga kita
sendiri. Bukankah di rumah kita juga ada buku, surat kabar majalah, televisi, radio, komputer,
bahkan internet? Itu semua juga termasuk ke dalam jenis sumber-sumber informasi
Dengan mengetahui jenis-jenis informasi secara lebih jelas, maka hal
ini sangat berarti bagi para pencari informasi pada umumnya dalam memilah-milah atau
mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kelompoknya. Dengan demikian, hal ini dapat
memperlancar pemanfaatannya. Di perpustakaan dan kelembagaan informasi lainnya, organisasi
informasi sangat menentukan keberhasilan pemanfaatannya. Misalnya, melalui indeks kita bisa
dengan cepat menemukan informasi yang kita cari di suatu tempat di perpustakaan atau di situs-
situs internet.

3. Fungsi
Di awal sudah dikemukakan bahwa informasi itu sangat beragam, baik
dalam jenis, tingkatan, maupun bentuknya. Dengan demikian, maka fungsinya pun beragam pula
karena akan bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda beda.
Demikian fungsinya bagi suatu organisasi, ia akan disesuaikan dengan jenis organisasi yang
bersangkutan
Dalam organisasi sekolah atau pada lembaga lembaga pendidikan pada umumnya,
informasi yang bermanfaat adalah yang banyak mendukung tugas-tugas lembaga tersebut, yaitu
yang kira-kira semua jenis informasi yang mempunyai aspek edukatif, riset, dan rekreatif.
Informasi jenis lain juga diperlukan, tetapi tidak menonjol. Demikian pula untuk suatu lembaga
yang berorientasi perdagangan (profit oriented), di sini sangat diperlukan segala jenis informasi
yang berkaitan dengan aspek peningkatan produknivitas organisasi, misalnya informasi yang
tepat untuk suatu pengambilan keputusan para manajer, informasi dengan aspek peningkatan
pemasaran produk produknya, dan juga informasi tentang peramalan harga pasar.
Di dalam lingkungan keluarga, informasi dan sumber-sumber informasi sangat berguna
keberadaannya. Buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, komputer, bahkan internet, semuanya
bermanfaat bagi pengembangan wawasan anggota keluarga. Terlebih lagi keluarga-keluarga
yang mempunyai kedudukan sosial relatif tinggi di masyarakat. Bagi kita yang penting informasi
itu bermacam-macam jenis, fungsi, juga manfaatnya, karena hampir tidak seorang pun yang
tidak membutuhkan informasi walau sekecil apa pun kebutuhan tersebut.

4. Sumber-Sumber Informasi
Seperti sudah disebutkan di muka bahwa informasi itu ada di mana mana, di pasar,
sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar,
perpustakaan, dan tempat-tempat lainnya. Intinya, di mana suatu benda atau peristiwa berada, di
sana bisa tercipta informasi.

C. KOMUNIKASI DAN INFORMASI DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Disebut juga dengan komunikasi pendidikan sebab terjadinya komunikasi memang di
dunia pendidikan. Pengertian lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya menggunakan
batasan batasan ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi umumnya, tidak mungkin
dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan tegas. Komunikasi pendidikan pun demikian,
meskipun dalam hal ini sudah disentuhkan ke dalan bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan proses yang panjang dan melibatkan banyak unsure seperti
pendidik, administrator pendidikan, proses, komunikasi peserta didik, pesan pesan, atau
informasi pendidikan, dan disertai adanya tujuan tujuan yang ingin dicapai dari proses
pendidikan yang dimaksud Itu untuk pendidikan formal. Lantas kalau pengertian pendidikan di
dalam keluarga, masyarakat, pesantren, dan lembaga lembaga pendidikan luar sekolah lainnya,
tentunya tidak seperti itu unsur-unsurnya. Oleh karena itu, pengertiannya pun menjadi berbeda.
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga lembaga
pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal
ini setidaknya tampak dalam proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini
masih menduduki posisi dominan. Pada sektor administrasi atau manajemen pendidikan dan juga
sektor bimbingan dan penyuluhan, proses komunikasi tetap menjadi faktor yang tidak kalah
pentingnya. Sebab tidak akan terjadi proses manajerial, bimbingan, ataupun penyuluhan tanpa
keterlibatan peran-peran komunikasi secara langsung.
Tidak perlu disebut seberapa penting kedudukan komunikasi dalam
pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang sebagian besar hanya
bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan serapan informasi
secara instruksional, manajerial, dan proporsional. Artinya, hampir tidak
ada proses pendidikan tanpa melalui komunikasi dan informasi. Orang
menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk
kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar,
semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi yang
komunikatif. Masalahnya adalah pada jenis komunikasi yang bagaimana
dan jenis informasi yang seperti apa yang biasa dan sering digunakan
untuk mencapai tujuan dan menggarap bidang pendidikan. Dengan kata
lain, komunikasi yang digunakan dalam lingkungan pendidikan atau
komunikasi pendidikan yang lebih langsung mempunyai makna menyatu
dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang
dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan pendidikan.
Berbeda dengan komunikasi untuk halhal yang lainnya, komunikasi
pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk mengubah perilaku sasaran (anak didik)
ke arah yang lebih berkualitas, ke arah positif. Komunikasi pendidikan mempunyai tanggung
jawab untuk itu karena memang harus bisa dipertanggungjawabkan pada akhir dari suatu proses
yang dilaksanakannya, yakni melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika
hasil dari evaluasinya menunjukkan nilai yang jelek atau mengarah kepada
hasil yang negatif, itu bukan semata-mata kekurang berhasilan peserta
pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan, melainkan
juga menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan
oleh komunikator pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan
semata-mata siswanya yang tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak
berhasil menyampaikan pesan-pesan atau informasi pendidikan melalui
penggunaan proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain, informasi
pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga
karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan informasi
pendidikan. Sebab, bisa saja sang guru dalam menyajikan materi
pendidikannya terlau tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak
runtut penyampaiannya, salah menggunakan metode komunikasi, salah
memilih strategi, kurang cocok menggunakan media komunikasi, dan
sebagainya. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak berhasil.

Buku: desain pembelajaran

E. Langkah-langkah Membuat Peta Konsep (Concept Map)


Untuk mendesain materi perkuliahan selama satu semester dengan bentuk peta konsep,
khususnya bagi dosen pemula, dosen asisten, dosen, beberapa langkah berikut mutlak dilakukan.

1. Brainstorming atau curah gagasan


Dalam hal ini, Anda berusaha menuangkan segala topik atau konsep yang terkait materi
mata kuliah dengan leluasa, bebas, dan tanpa beban tanpa salah.

2. Menentukan 8-12 konsep (topik) utama (mayor)


Langkah kedua, setelah melakukan brainstorming atau curah gagasan,
Anda hendaknya menyeleksi konsep-konsep atau topik-topik menjadi sekitar beberapa konsep
yang lebih besar. Dalam penyeleksian konsep konsep, mungkin ada beberapa konsep yang bisa
dicarikan jenisnya atau konsep yang lebih besar

3. Menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk gambar


Langkah ketiga, setelah menyeleksi atau menyortir konsep-konsep
menjadi lebih besar yang terdiri atas beberapa konsep, Anda menggambar
satu peta konsep dalam satu halaman. Jika Anda melihat peta bumi yang
memuat nama-nama kota besar, maka dalam peta konsep, Anda melihat
nama-nama konsep besar.

4. Menghubungkan konsep-konsep dengan garis


Langkah keempat, setelah menggambar satu peta konsep, Anda memberikan tanda
hubungan arah antar konsep, sebagaimana Anda menemukan pada peta bumi yang memuat garis
penghubung antar nama
kota besar. Dalam peta konsep, Anda melihat hubungan panah antar nama
konsep besar

5. Memberikan label di atas garis panah.


Langkah kelima, setelah memberikan tanda hubungan arah antar
konsep, Anda harus memberikan makna pada garis penghubung label di atas tanda panah. Label
ini menjadi penjelas atas sifat hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Setelah
semua garis panjang memiliki label, maka sebuah peta konsep dinyatakan telah menjadi
permulaan.

F. Bagaimana Memperbaiki Peta Konsep?


Untuk memperbaiki draf sebuah peta konsep, ada beberapa langkah
yang sebaiknya dicoba. Perbaikan dapat bersifat teknis ataupun substansial
Untuk memperbaiki hal-hal yang teknis, Anda kembali memeriksa peta konsep untuk
memastikan poin-poin di bawah ini

1. Pastikan semua konsep sebagai konsep besar atau utama


2. Pastikan antarkonsep telah memiliki hubungan
3. Apa yang terjadi jika Anda memindahkan konsep "X" ke tempat
lain?
1. Apa yang terjadi jika Anda memindahkan konsep "Y" ke tempat
lain?
5. Apa yang terjadi jika Anda mengubah arah panah?
6. Apakah bentuk peta konsep ini yang terbaik?
Untuk memperbaiki hal-hal yang substansial, Anda kembali memeriksa peta konsep untuk
memastikan poin-poin di bawah ini:

1. Pastikan semua label antarkonsep bersifat substansial. Boleh


jadi, hubungan tersebut bersifat kausal (sebab-akibat), logis, atau
substansial
2. Apakah peta konsep tersebut telah menggambarkan tabiat (nature)
bangunan struktur ilmu dimaksud?
3. Bisa juga dengan cara membandingkan dengan karakteristilk
bentuk gambar yang lain, seperti flow chart atau mind map.

G Mind Map, Flow Chart, dan Concept Map: Suatu Perbandingan


1. Flow chart menggambarkan satu prosedur tugas
2. Mind map menggambarkan satu asosiasi
3. Concept map menggambarkan:
- satu arti hubungan di antara konsep
- tingkat dan kualitas pemahaman si pembuat tentang topik.

H. Karakteristik Concept Map


Salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar disebut dengan
"concept map" atau peta konsep. Dalam konteks pengorganisasian bahan
ajar guna persiapan mengajar untuk satu semester tertentu, concept map dapat digunakan sebagai
cara untuk membangun struktur pengetah
para guru dalam merencanakan bahan ajar. Desain bahan ajar berdasar
concept map ini memiliki karakteristik yang khas. Pertarna, ia hanya memiliki
konsep-konsep atau ide-ide pokok (sentral, mayor, utama), Kedua. memiliki hubungan yang
mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Ketiga, ia memilki label yang
membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep. Keempat, desain itu
berwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk representasi konsep-konsep
atau materi bahan ajar yang penting.
I. Karakteristik Teknik Concept Map
Ada beberapa karakteristik terkait teknik mendesain bahan ajar, yaitu
1. Biasanya berstruktur hierarkis dengan lebih inklusif. Dalam struktur
tersebut. konsep-konsep general berada di bagian atas, kemudian
kurang inklu sif, dan diikuti dengan konsep-konsep khusus yang diletakkan di bagian bawah
peta.
2. Kata-kata yang menghubungkan selalu ada di atas garis-garis yang
menghubungkan konsep-konsep
3. Concept map mengalir dari atas ke bawah halaman. Tanda panah
digunakan untuk menunjukkan arah hubungan
4. Sebuah concept map merupakan representasi atau gambaran
pemahaman seseorang tentang sebuah masalah (mata pelajaran, topik
rsoalan)
5. Kekuatan concept map berasal dari inter-koneksi antar konsep.
6.Perasaan seseorang mungkin terekspresikan ke dalam sebuah concept
map dengan memasukkan konsep-konsep yang bernada empati, atau
perasaan tidak suka, atau perasaan stres terhadap sebuah konsep.
seperti senang, takut, marah, tertekan, dan sebagainya.

J. Urgensi Concept Map


Ada beberapa urgensi concept map ditinjau dari beberapa kepentingan
pembelajaran. Pertama, concept map merupakan representasi secara visual
dari ide-ide kunci yang berhubungan. Artinya, concept map merupakan
satu bentuk diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling
berhubungan, Kedua, concept map mampu menunjukkan arti hubungan-
hubungan tersebut ke dalam bentuk label.
1. Concept map dapat digunakan untuk teknik mengajar
Ada beberapa kegunaan concept map sebagai teknik mengajar, yaitu:

a. Ia dapat digunakan oleh guru untuk memperkenalkan keseluruhan


materi dari mata pelajarannya secara utuh dalam satu lembar
kertas, dalam bentuk gambar, dan dalam satu waktu yang sama.

b. la dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pemilihan


urutan materi perkuliahan. Seorang guru dapat dengan leluasa
merencanakan pemilihan secara berurutan atas konsep-konsep
yang akan disampaikan di dalam proses pembelajaran

c. la dapat berperan sebagai satu panduan proses pembelajaran


materi-materi perkuliahan, sehingga terhindar dari kesesatan
penyampaian bahan ajar. Dengan kata lain, tidak keluar dari peta
perjalanan mata pelajaran.

d. la dapat menjaga konsistensi pengontrolan penyampaian materi


dan menjaga batas-batas informasi luar yang akan masuk ke
dalam materi bahan ajar.

e. Ia dapat membuat transisi antarunit bahan ajar, karena ia dengan


mudah dapat menunjukkan letak konsep-konsep. Dengan begitu
seorang guru dapat dengan mudah membuat skala prioritas
penyampaian bahan ajar.

f. Daya ingat otak akan gambar jauh lebih kuat bertahan dalam otak
dibandingkan daya ingat otak akan susunan kalimat.

g. la dapat juga berperan untuk meringkas bahan ajar, karena ia


hanya menunjukkan butir-butir penting tentang materi bahan
ajar.

h. la juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalarm


pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Sebab, konsep
konsep yang tertera dalam concept map dapat juga menunjukkan
bobot informasi yang dikandungnya.

2. Concept map dapat digunakan untuk strategi belajar bermakna


Ada beberapa kegunaan concept map sebagai strategi belajar siswa, yaitu:

a. la dapat digunakan sebagai sarana belajar dengan membanding


kan concept map siswa dengan guru. Seorang guru dapat melaku
kan evaluasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi
perkuliahan yang akan atau telah disampaikan. Sebab, peta-peta
yang telah dihasilkan dapat menunjukkan tingkat penguasaan
siswa, apalagi jika dibandingkan concept map yang dibuat guru

b. la dapat digunakan sebagai cara lain dalam mencatat pelajaran


sewaktu belajar. Siswa dapat menggunakannya sebagai alternatif
cara membuat catatan kelas yang biasanya bersifat naratif, agak
panjang, dan linier. Ini cara belajar aktif individual

c. la dapat juga digunakan siswa sebagai alat belajar dengan


membandingkan peta konsep yang dibuat di awal dengan di
akhir sebuah kelas. Siswa melakukan penilaian mandiri terhadap
penguasaan bahan ajar dengan mencoba melihat perbedaan
antara dua peta konsep yang dibuat di awal perkuliahan dengan
di akhir perkuliahan.

d. Concept map membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar
semakin efektif dan efisien, karena ia belajar berpikir reduktif, dengan merangkum infomasi
yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram
atau gambaryang mencakup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari. Daya ingat pikiran akan
sebuah gambar jauh lebih kuat dibandingkan sebuah susunan kalimat.
3. Guna concept map dalam pembelajaran
Di samping urgensi di atas, concept map dapat juga digunakan dalam pembelajaran bila
dilihat dari sebelum dan sesudah siswa mengetah teknik pembuatannya. Seorang guru mungkin
menggunakan concept sebagai teknik untuk beberapa kesempatan (sebelum siswa mengetahui
langkah-langkah membuat concept map), yaitu:
a. Persiapan desain materi untuk satu semester. Anda akan menemukan concept map dapat
memetakan konsep-konsep utama yang akan diajarkan selama satu semester, dengan
menunjukan organisasi konseptual mata pelajaran. Hanya, concept map ini tidak mencantumkan
konsep-konsep kecil atau minor.

b. Persiapan mengajar per sesi. Memetakan konsep-konsep informasi


yang akan diajarkan di dalam pertemuan-pertemuan dapat membantu guru menghubungkan
rincian bahan ajar ke dalam bingkai konsep utama.

c. Persiapan mengajar per topik bahasan. Pembuatan peta konsep


per topik bahasan mata pelajaran dapat membantu guna menunjukkan kepada siswa letak
hubungan konsep-konsep topik dengan bingkai konsep utama, khususnya dalam pertemuan per
sesi kelas.

d. Menghubungkan sesi kelas dengan tutorial, laboratorium, atau studi tur, misalnya, atau
seminar. Kegiatan tutorial, laboratorium dan seminar adalah kegiatan yang menjabarkan atau
memperluas atau memperdalam materi-materi yang didapatkan siswa sewaktu di kelas. Concept
map akan membantu siswa memahami hubungan penting antara kegiatan di dalam kelas dengan
kegiatan tutorial, laboratorium, atau seminar. Contoh: concept map akan menjelaskan posisi
antara belajar teori di dalam kelas dengan praktik di laboratorium.

e. Menghubungkan kelas sebelumnya dengan kelas yang akan dihadapi. Concept map dapat
digunakan untuk menunjukkan urgesi dan posisi hubungan konsep-konsep yang diajarkan
sebelumnya dengan konsep-konsep yang akan diajarkan, karena mereka mencoba memahami
hubungan antarkonsep yang berhubungan.
Apabila siswa telah mengetahui cara membuat concept map, maka
guru dapat memanfaatkannya untuk beberapa kesempatan aktivitas
pembelajaran:

a. Membuat rangkuman teks bacaan sebagai alternatif cara belaja


Seorang guru dapat meminta siswanya untuk membuat satu
rangkuman dalam bentuk concept map sebagai hasil bacaan
mereka dari sejumlah buku yang telah ditentukan untuk dibaca.
Bahkan, guru dapat meminta concept map siswa sebelum memulai
kelas. Hal ini akan mendorong siswa untuk membaca sebelum
masuk kelas

b. Menentukan pemahaman sebelumnya. Sebelum guru mengajarkan


sebuah topik, ia dapat meminta siswa membuat sebuah concept map
tentang sejumlah konsep untuk memastikan sejauh mana siswa
mengetahui topik itu. Kepedulian guru terhadap prior knowledge
siswa dapat menjadikan guru terdorong untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah
dimiliki siswa

c. Melokasi kesalahpahaman. Dengan meminta siswa membuat


satu concept map sebelum atau sesudah diajarkan materi
bahan ajar dapat memberikan perhatian kepada guru tentang
kesalahpahaman yang terjadi di kalangan siswa. Kesalahpahaman
ini dapat juga digunakan untuk memberikan informasi kepada
sesi kelas berikutnya.

d. Mengembangkan rangkuman tugas-tugas satu semester. Setelah


siswa memahami mata pelajaran yang dikembangkan, penge
tahuan mereka semakin berkembang dan mereka akan dapat
membuat koneksi-koneksi antarkonsep. Concept map mereka akan
memantulkan perkembangan pemahaman mereka
e.Merangkum catatan-catatan ceramah kelas. Teknik concept map ini dapat mendorong siswa
memetakan catatan-catatan kelas mereka. Dengan demikian, siswa merasa bertanggung jawab
terhadap belajar mereka.

f. Membuat kertas kerja. Kadang kala siswa menemukan kesulitan dalam merencanakan dan
mengurutkan informasi yang akan mereka sajikan dalam sebuah tugas kelas. Dengan memetakan
tugas tersebut, mereka dapat mengurutkan materi dan melahirkan satu makalah yang utuh dan
koheren

g. Evaluasi dan penilaian. Seorang guru dapat meminta mahasiwa


memetakan sejumlah konsep sebagai bagian dari ujian, kuis, atau ujian (dibawa pulang).
Membuat concept map adalah salah sat
teknik diagnostik yang excellent

4. Keunggulan concept map


Keungglan concept map terletak pada pemahaman yang terwakili dalam concept map
yang dihasilkan, proses pembuatan concept map, dari
potensi proses memfasilitasi satu hubungan yang lebih wajar antara guru
dan siswa

a. Berbagi pemahaman
Concept map adalah satu teknik pendidikan yang penuh kekuatan
karena baik siswa maupun guru dapat membuat dan berbagai concept map, sehingga tercipta
berbagi pemahaman tentang suatu topic. menjelaskan struktur kognisinya dengan banyak cara,
termasuk narasi bicara, ringkasan tertulis, dan pembicaraan formal dan informal. Keterbatasan
format-format itu terletak pada liniarita (berpikir secara garis lurus) yang membatasi kapasitas
untuk menggambarkan secara utuh hubungan-hubungan yang dibuat. Dalam realitas, seseorang
mungkin berusah seorang di antara dan antara konsep-konsep. Dengan sebuah concept map,
hubungan di antara dan antara yang secara eksplisi dinyatakan di dalam peta konsep dapat dilihat
secara sekaligus
b. Proses pembuatan concept map
Proses aktualitas pemetaan konsep-konsep menuntut individu untuk menentukan hierarki
konsep-konsep, memilih konsep konsep untuk diinterkoneksikan, dan melukiskan tabiat yang
tepat hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Proses aktualitas pengonstruksian peta dapat
mendorong siswa mengonstruksi arti-arti

C. Hubungan
Concept map dapat membantu memfasilitasi hubungan yang lebih
sepadan antara guru (yang lebih berkuasa) dan siswa (yang kurang berdaya). Dalam pandangan
siswa, ada dua potensi penting dalam kekurang berdayaan siswa dan keberkuasaan guru: 1)
menahan usaha-usaha hegemoni guru, dan 2) melepaskan semua tuntutan untuk berkuasa dan
melepaskan pengawasan (kontrol) dan rasa tanggung jawab hanya di tangan guru. Proses
pemetaan konsep dapat memberi siswa sejumlah kemerdekaan dan mengurangi kemungkinan
siswa melawan, menyabotase, tergantung, dan pasif.

Buku : inovasi pendidikan

1. informasi elektronik sebagai sumber pembelajaran


Pemanfaatan informasi elektronik untuk proses pembelajaran tidak hanya berlaku bagi
individu dalam proses belajar. dalam posisi kita sebagai guru dapat memenfaatkan fasilitas ini
untuk kepentingan memperkaya kemampuan mengajar sehari-hari. Beberapa manfaat yang dapat
digunakan, antara lain:
a. memperluas background knowledge guru
b. pembelajaran yang dinamis dan fleksibel
c. mengatasi keterbatasan bahan ajar
d. kontribusi dan pengayaan bahan ajar
e. implementasi SAL CBSA
esensi informasi elektronik
1. akurat
2. mutakhir
3. cepat
4. daya jangkau
5. komprehensif
6. selektif

Вам также может понравиться