Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sampai musim haji tahun 2008, usia lanjut (diatas 60 tahun) masih mendominasi jamaah
Indonesia dengan persentase 30 40 persen tiap kloternya dan kelompok kedua terbanyak usia 40
60 tahun, dengan jumlah wanita lebih banyak dari pria. Berbagai penyakit kronik yang diidap
jamaah, terutama yang lansia, menjadi catatan penting bagi petugas kesehatan yang
mendampingi, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru kronik, penyakit hati
dan pencernaan, penyakit tulang dan sendi, serta penyakit saraf seperi post stroke. Kelompok
jamaah ini disebut sebagai risiko tinggi (risti). Sebab, penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan
komplikasi fatal saat melaksanakan aktivitas fisik pada cuaca yang sangat panas atau sangat
dingin dengan kepadatan manusia dan polusi udara yang tinggi.
Beberapa jamaah yang melakukan ibadah haji mengalami keluhan dan gangguan
kesehatan, seperti batuk, pilek, yang kadang disertai demam dan sakit tenggorokan. Ini adalah
gejala dari infeksi saluran nafas akut. Keluhan lainnya berupa sakit otot dan sendi serta lesu dan
lelah sebagai akibat aktivitas fisik (jalan kaki) yang lebih banyak dari biasanya. Setiap keluhan
penyakit, jangan dianggap enteng, karena kondisi lingkungan saat itu sangat memudahkan terjadi
berbagai komplikasi, terutama infeksi. Keluhan dan gangguan kesehatan ini dapat terjadi karena
adanya factor resiko. Faktor risiko dapat berasal dari jemaah sendiri (internal), yaitu kondisi
kesehatan/penyakit yang melekat pada jemaah yang dapat menjadi berat selama perjalanan ibadah
haji. Dapat juga berasal dari lingkungan di luar jemaah (eksternal), seperti kemungkinan tertular
penyakit, terpapar aktifitas fisik yang padat, kepadatan orang, iklim di Arab Saudi, dan lain
sebagainya. Faktor risiko ini harus diwaspadai dan dikelola sebaik mungkin agar tidak muncul
dan mengganggu kelancaran ibadah haji atau menyebabkan kematian.
Faktor risiko internal yang perlu diwaspadai dan diamati antara lain: Gangguan
kesehatan/penyakit yang ada pada jemaah, seperti hipertensi, penyakit jantung, asma, PPOK,
diabetes, stroke, dll.
a. Penyakit Menular
Beberapa penyakit infeksi yang mempunyai potensi tinggi terinfeksi dan berbahaya
selama menunaikan ibadah haji antara lain :
1. Meningitis Meningikokus (Radang Selaput Otak)
Adanya calon jemaah haji yang berasal dari daerah yang endemis meningitis
meningokokus merupakan sumber rantai penularan penyakit ini. Penyakit ini menular
dan disebabkan oleh kuman meningokoccal, yang cepat berkembang pada suhu
tinggi atau rendah seperti di Arab Saudi. Kepadatan yang terjadi selama menunaikan
haji merupakan faktor risiko meningkatkan penularan penyakit tersebut.
Faktor-faktor pencetus terjangkitnya penyakit ini:
a) Daya tubuh lemah
b) Tinggal di tempat yang padat
c) Bergaul langsung dengan penderita, atau kontak langsung melalui air ludah,
dahak,ingus dan debu.
a) Panas mendadak
b) Sakit kepala
c) Perut mual dan muntah
d) Bicara tidak menentu (mengigau)
e) Kaku duduk
Pencegahan Menangitis:
a) Vaksinasi Menangitis
b) Kebersihan diri dan lingkungan
c) Menghindari tempat yang terlalu padat
d) Pengobatan propilaksis dengan sulfadiazine atau rifampicin
Influensa merupakan penyakit yang sangat menular dan ada di Arab Saudi.
Penyebabnya adalah: Virus, menular melalui udara. ISPA merupakan proporsi
penyakit terbesar (57%) pasien yang dirawat inap di RS Arab Saudi. Sementara data
surveilans kesehatan haji Indonesia menunjukkan bahwa kasus ISPA (THT)
merupakan yang terbanyak sebagai penyebab kunjungan ke sarana pelayanan
kesehatan. Studi tentang pola penyakit menunjukkan bahwa H. Influenza, K
pneumonia, dan S pneumosia merupakan penyebab utama kejadia ISPA.
3. Diare
Penyakit yang kerap terjadi melalui cairan tubuh adalah penyakit hepatitis B,
C dan HIV. Di Mekkah potensi penularan ini dapat terjadi karena jemaah haji banyak
berasal dari daerah yang endemis hepatitis. Cara penularan yang mudah dapat terjadi
melalui cukur rambut yang tidak bersih yang dilakukan selama menunaikan ibadah
haji.
b. Penyakit Kronis
Perjalanan jauh dengan kondisi menderita penyakit kronis atau risiko tinggi harus
memperhatikan tidak hanya ketersediaan obat yang selama ini digunakan, tetapi juga
kesanggupan kegiatan fisik yang dikerjakan. Data kematian haji tahun 2007
menunjukkan bahwa sebagai besar kematian terjadi oleh karena penyakit kronis yang
berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik, seperti penyakit jantung dan obstruksi
paru kronis. Risiko meninggal pada kelompok umur di atas 70 tahun meningkat secara
tajam (hampir 10 kali kelompok usia 50-60 tahun). Kematian yang terjadi di luar sarana
pelayanan kesehatan cukup tinggi. Hampir 40% jemaah yang meninggal berada di luar
sarana pelayanan kesehatan.
Selain itu, penyakit yang sering diderita jamaah haji: Sengatan Panas (Heat
Stroke). Penyakit ini disebabkan oleh:
B. Kasus Penyakit/Kegawatdaruratan
Untuk masalah kesehatan haji, kasus penyakit/kegawatdaruratan pernah terjadi pada
musim haji 2000 dan 2001 terjadi KLB meningitis meningokokus dengan jumlah penderita
masing-masing 1300 dan 1109 orang. Lebih dari 50% penderita di atas disebabkan oleh karena N.
meningitidis serogroup W135. Terjadi perubahan pola penyebab penyakit. Sejak tahun 2001
pemerintah Arab Saudi sudah diperkenalkan vaksin meningitis kuadrivalen. Namun demikian
disadari bahwa ada kemungkinan munculnya strain liar yang fatal.
Selain penyakit meningitis, pada tahun 2008 lalu dua kloter embarkasi Solo melaporkan
kejadian luar biasa (KLB) diare saat mau mendarat di debarkasi Solo.