Вы находитесь на странице: 1из 10

Azkia Muharom Albantani

PENDAHULUAN

Ilmu bunyi sebagai ilmu klasik yang dapat perhatian luar biasa dari bangsa
Arab sejak awal kemunculannya. Hal itu dapat diketahui dari apa yang dilakukan
oleh imam Kholil bin Ahmad (175 H). beliau berbicara rinci tentang fonetika
bahasa Arab dan menjelaskan tempat keluarnya suara, dan sifat-sifatnya. Yang
kemudian dilanjutkan oleh muridnya imam Syibaweih, dengan menjadikan
fonetika bahasa Arab sebagai pengantar bahasa Arab dalam bukunya yang
berjudul Dzahirah al-Idgham as-Shautiya sehingga banyak pakar bahasa dan
ulama tajwid di berbagai zaman menaruh perhatian pada cabang ilmu
pengetahuan tersebut.
Memperbaiki pengucapan bunyi bahasa merupakan pintu masuk yang
benar, juga cara yang tepat mempelajari bahasa asing dan mendalaminya.
Betapapun seorang pengkaji memiliki kosakata dan memiliki kaidah, susunan dan
bentuk kalimat sebuah bahasa, anamun tidak menguasai dengan baik pengucapan
bunyi maka sulit mempraktikkan bahasa asing.
Mempekokoh tutur bahasa yang baik dianggap bagian unsur bahasa yang
tersulit. Bunyi tersulit bagi pelajar adalah bunyi bahasa asing tidak sama dengan
bahasa ibu. Cara penuturan dalam bahasa ibu dan kebiasaan dalam penuturannya
memberikan kesulitan besar bagi pelajar yang tidak terbiasa berbicara dengan
bahasa yang dipelajari. Karena itu perlu perhatian penuh dan latihan yang sering
dalam menuturkannya.1

1
Prof. Dr. Aziz Fahrurozi, MA & Mukhson Nawawi, S.Ag, Kaifa Nuallim al-Arabiyah
Li al-Ajanib. H. 44-45.

1
Azkia Muharom Albantani

FONOLOGI BAHASA ARAB


)(

A. MAKNA ILMU AL ASHWAT


Ilmu Bunyi yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan Ilmu al Ashwat,
adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang penuturan bunyi bahasa,
perpindahan dan penerimaannya. Ilmu al Ashwat adalah ilmu yang mengkaji
bunyi bahasa dan mempelajari karakter khusus bunyi bahasa manusia (human
vocal noise).2
Ilmu Fonetik adalah salah satu cabang dari Ilmu bunyi yang khusus
membicarakan masalah-masalah bunyi tanpa memperhatikan makna dan
fungsinya, seperti cara memproduksi suatu bunyi, makhraj dan sifatnya.
Fonologi adalah sebuah cabang ilmu bunyi yang membicarakan masalah-
masalah bunyi dengan memperhatikan makna dan fungsi bunyi itu, seperti ponem
dan alopon dari sebuah bunyi, fungsi tekanan dan intonasi dalam berbicara dan
lain-lain sebagainya.

B. SEJARAH ILMU BUNYI BAHASA ARAB


Ilmuan Islam dari sejak dini telah mencurahkan perhatian yang sangat
besar terhadap pemeliharaan Alquran, agar terhindar dari distorsi baik bacaan
maupun makna. Di antara upaya yang mereka lakukan adalah mendeskripsikan
makhraj dan sifat bunyi-bunyi Alquran dengan sangat detil, melebihi dari
deskripsi yang dilakukan ilmuan lain sampai sekarang. Ilmu Bunyi Alquran
tersebut mereka populerkan dengan nama Ilmu Tajwid dan Ilmu Qiraat.
Ilmu Tajwid dan Qiraat adalah "ilmu yang pertama lahir setelah lahirnya
Islam". Dimana telah tercatat bahwa Ilmu ini telah lahir pada abad ke tiga H.
ketika Abu Ubaid Qasim bin Salam meluncurkan bukunya yang berjudul Al
Qira'at (wafat 224 H). Kemudian disusul oleh Musa bin Abdullah bin Yahya al

2
Prof. Dr. Moh. Matsna HS, MA, Mudzakkarah: Madkhal al-Ilmi al-Lughah. (Ciputat:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2007), h. 22.

2
Azkia Muharom Albantani

Haqani dengan meluncurkan kumpulan syairnya yang diberi nama dengan


Qasidah al Haqaniah".
Khalil bin Ahmad telah menyusun sebuah kamus bahasa Arab (Al Ain)
yang entrinya disusun berdasarkan makhraj bunyi yang terjauh di tenggorokan.
Upaya Khalil bin Ahmad ini dilanjutkan dan dikembangkan oleh muridnya
Sibaweih dengan menyusun sebuah buku yang bernama Al Kitab yang terdiri
dari 4 jilid, dalam jilid ke empat beliau membuat bab khusus tentang bunyi.
Di pihak lain Ibnu Jinni (wafat 392 H) dalam bukunya (Sirru Shinaat al
Irab) telah memperkenalkan organ bicara, makhraj, sifat-sifat bunyi, vokal
panjang dan pendek dan berbagai fenomena bunyi seperti tebal dan tipis, qalqalah
dan lain-lain. Ini semua menunjukkan bahwa ilmuan Arab juga mempunyai andil
yang besar dalam melahirkan ilmu bunyi. Ilmu Bunyi Arab ini adalah murni
kreatif dari ilmuan Arab, bukan hasil adopsi dari ilmuan Yunani, seperti yang
dituduhkan beberapa kalangan.

C. AKIBAT TIDAK MENGINDAHKAN ILMU AL ASHWAT


Kemungkinan-kemungkinan negatif sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan satu segmen
dari bahasa yang dituturkan tersebut, seperti perubahan kata ( negara) ke
(anak laki-laki) yang terjadi hanya karena perbedaan satu segmen saja, yaitu
dari ( )menjadi () , walaupun segmen lainnya tidak mengalami perubahan.
2. Terjadinya perubahan makna kata atau kalimat, akibat perubahan peletakan
penggalan kata, seperti perubahan dari kata ( wanita yang sedang pergi) ke
(laki-laki yang menghibahkan hartanya). Walaupun semua segmennya
sama, akan tetapi karena perbedaan letak tekanan dalam kata tersebut berbeda,
maka arti kata tersebutpun berbeda. Unsur bunyi yang seperti ini disebut
dengan istilah suprasegmental dalam ilmu fonetik.
3. Terjadinya perubahan makna akibat perubahan meletakkan tekanan pada kata
atau kalimat yang dituturkan tersebut, seperti perubahan tekanan dari kata
(Tha'amun) dalam kalimat ( semua makanan di restoran itu
enak rasanya) ke kata (ma) dalam kalimat yang sama ( tidak
satupun makanan yang enak di restoran itu). Kita dapat melihat bahwa arti

3
Azkia Muharom Albantani

kalimat tersebut telah berubah 180 derajad dengan hanya perbedaan letak
tekanan saja.
4. Terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan intonasi,
seperti perubahan intonasi mendatar pada kata ( ekspresi apresiasi dan
ketakjuban) kepada intonasi rendah tinggi dalam kata yang sama
(ekspressi penghinaan)
5. Terjadinya perubahan makna kalimat atau ayat akibat perubahan peletakan
tanda wakaf, seperti perubahan letak wakaf dari kata pada ayat

Artinya : kami tinggalkan Yusuf di samping barang-barang kami, lalu serigala
datang menerkam Yusuf (QS. Yusuf, 17) ke kata pada ayat yang sama

Artinya : kami tinggalkan Yusuf di samping barang-barang kami, lalu Yusuf
memakani barang tersebut..
6. Terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan panjang
pendek, seperti perubahan yang terjadi pada kata tanpa mad yang berarti
hujan ke kata dengan mad pada ) (yang berarti lapangan udara.
Urgensi ilmu bunyi dalam pelajaran bahasa Arab untuk non Arab
(Indonesia), sangat dirasakan, mengingat bahwa ada beberapa bunyi bahasa Arab
yang tidak terdapat dalam bunyi bahasa Indonesia, (seperti,
),
Sebaliknya ada juga bunyi bahasa Indonesia yang tidak terdapat dalam
bunyi bahasa Arab, (seperti ng, ny, c ).

D. BUNYI-BUNYI BAHASA ARAB


A. VOKAL ( / )
1. Pembagian vokal menurut panjang pendeknya.
a. Vokal panjang.
Vokal panjang (mad) adalah vokal yang waktu mengucapkannya
memerlukan tempo dua kali tempo mengucapkan vokal pendek.
Vokal panjang adalah fonem yang berdiri sendiri dengan alasan;

4
Azkia Muharom Albantani

1) Perubahan vokal panjang menjadi vokal pendek akan mengakibtkan


perubahan arti kata, atau bentuk kata
2) Hasil penelitian dalam bidang anatomi, menunjukkan bahwa perbedaan
antara vokal panjang dan pendek, juga dalam cara pengucapan.
b. Vokal pendek dalam bahasa Arab juga terbagi tiga, masing-masing fathah,
dhamah dan kasrah. Ulama fonetik Arab
Ibnu Jinni, menamakan vokal pendek dengan "Harakat", sebagai mana
mereka menamakan vokal panjang dengan sebutan "mad". Dikatakan
"Harakat adalah sebagian dari huruf mad atau huruf lain. Bila huruf mad ada
tiga, yaitu, alif, Waw dan Ya, maka harkat juga tiga, yaitu fathah, dhamah
dan kasrah. Fathah, sebagian dari Alif, Dhamah sebagian dari Waw dan
kasrah sebagian dari Ya.3
2. Pembagian vokal menurut tebal tipisnya.
a. Vokal tebal (mufakhamah) vokal pada konsonan palatal yang empat, yaitu ;

b. Vokal semi tebal, vokal pada konsonan velar, yaitu
c. Vokal tipis adalah semua vokal yang terdapat dalam konsonan selain
konsonan yang telah disebut di atas
Dengan demikian terdapat 18 vokal, enam vokal tipis adalah fonem sedangkan
dua belas vokal lainnya adalah alofon.
Tebal tipisnya vokal tidak mempunyai pengaruh terhadap perbedaan arti kata,
tetapi yang berpengaruh terhadap perbedaan kata hanyalah, konsonan yang
terdapat dalam contoh tersebut,
3. Pembagian vokal menurut tunggal atau majemuknya.
Vokal dapat dibagi menjadi vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap
(diftong untuk rangkat dua dan triftong untuk rangkap tiga).
Dalam bahasa Arab terdapat enam vokal tunggal, masing-masing ; fathah
pendek, pathah panjang, dhamah pendek, dhamah panjang, kasrah pendek dan
kasrah panjang.

3
Dr. H. Ahmad Sayuti Anshari Nasution, MA, Bunyi Bahasa. (Ciputat, UIN Jakarta
Press: 2006), h. 92.

5
Azkia Muharom Albantani

Vokal rangkap terjadi dengan perpindahan lidah dari posisi hendak menuturkan
sebuah vokal kepada posisi hendak menuturkan vokal lain, atau dengan kata
lain, bahwa vokal rangkap adalah gabungan dari dua vokal asli.
Fakar fonetik Arab, tidak mengakui adanya vokal rangkap dalam bahasa Arab,
yang terdapat dalam bahasa Arab adalah gabungan dua vokal.
B. KONSONAN ARAB
Bahasa Arab terdiri dari 28 konsonan, 28 konsonan dan semi vokal Arab
yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel berikut.4

Letupan Geseran Gb Sifat Lain


Makhraj Suara Td. Suara Td. Geseran
suara suara bersuara
T T T T T T T T S U N S
b p b p b p b p p l s v
Bilabial
Labio
dental
Labio int dental
Apiko-dental
Apiko-alveolar
Apiko-palatal
Medio-palatal
Dorso-velar
Uvular
Pharyng al
Glottal

4
Dr. H. Ahmad Sayuti Anshari Nasution, MA, Bunyi Bahasa. h. 94.

6
Azkia Muharom Albantani

C. SEMI VOKAL ()
1. Waw ()
Untuk memproduk semi vokal ini, organ bicara mengambil posisi seperti akan
menuturkan sebuah vokal (u), akan tetapi dalam waktu yang sangat cepat organ
bicara tersebut merubah posisi seolah-olah hendak menuturkan sebuah vokal
lain (a).5
Semi vokal ini dideskripsikan dengan = /Bilabial /semivokal /bersuara/.
Sebagian ulama mendeskripsikan dengan = /Dorsovelar /semivokal /bersuara/.
2. Ya ()
Untuk memproduk semi vokal ini, organ bicara mengambil posisi seperti akan
menuturkan sebuah vokal (i), akan tetapi dalam waktu yang sangat cepat organ
bicara tersebut merubah posisi seolah-olah hendak menuturkan sebuah vokal
lain (a).
Semi vokal ini dideskripsikan dengan = /Mediopalatal /semivokal /bersuara/.

5
Dr. H. Ahmad Sayuti Anshari Nasution, MA, Bunyi Bahasa. h. 97.

7
Azkia Muharom Albantani

MORFOLOGI BAHASA ARAB


()

A. Pengertian Morfologi
Al-Ghulayaini (1987 : 8) dalam Jamiu al-Durusi al-Arabiyyati
mendefinisikan morfologi sebagai berikut


/ilmu al-sarfi: ilmu bi`uslin yurafu bih siyagu al-kalimti al-arbiyati
wa ahwlih al-lat laysat bi irbin wa l bin`in/ ilmu saraf : ilmu yang
membahas tentang asal usul bentuk dan keadaan kata-kata Arab dan tidak
membahas mengenai susunan kalimat
Kata mati jika berubah menjadi kematian atau mati-matian maka dua kata
terakhir ini adalah bentukan baru yaitu dengan menambahkan awalan ke dan
akhiran an dan pengulangan kata mati ditambah akhiran an. Dua kata baru ini
mempunyai arti berbeda dari makna kata asal yaitu mati. Perubahan-perubahan
bentuk inilah yang dipelajari morfologi dan di dalam bahasa Arab dapat dilihat
pada perubahan seperti /daraba/ menjadi /draba/, maka kata ini

merupakan bentukan baru dengan menambahkan afiks alif di antara huruf /da/

dan /ra/ dan perubahan ini menyebabkan maknanya berubah dari pukul menjadi
saling memukul.
Proses perubahan kata mati menjadi kematian dan /daraba/

menjadi /draba/ merupakan proses morfologi, dan Samsuri (1994 : 190)


menyatakan bahwa proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Samsuri
membedakan proses morfologis atas afiksasi, reduplikasi, perubahan intern,
suplesi dan modifikasi kosong.
Dari lima proses morfologis di atas, penulis ingin membahas tentang
afiksasi khususnya afiksasi pada fil. Kridalaksana (1996: 28) berpendapat bahwa

8
Azkia Muharom Albantani

afiksasi : proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses
ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga
berstatus kata ( bila telah berstatus kata berganti kategori), (3) sedikit banyak
berubah maknanya.

B. Morfologi Bahasa Arab


Ada banyak pola untuk membentuk sebuah fil, dan dengan mengetahui
pola-polanya maka akan mempermudah untuk mengetahui afiksasi yang terdapat
pada sebuah fil. Adapun afiksasi pada fil terjadi pada :
Fil mujarrad yang ditambahi afiks yang disebut dengan fil mazid
Fil mudari yang mendapat tambahan huruf mudaraah ((
Fil madi, mudari dan amar yang disesuaikan dengan pelakunya yang
biasa disebut dengan tasriful lugawi.
Nimah (tanpa tahun : 67) berpendapat bahwasanya fil mazid

(( ) ( )( )

/al-filu al-mazdu : m zda al hurfihi al-asliyati harfun aw aksar, al-


ziydatu taknu imm min`ahadi hurfihi (sin, hamzah, lam, ta, mim, waw, nun,
ya, ha, alif) wa imm min jinsin (ain) aw (lam) al-fili / kata kerja turunan ialah
kata kerja yang ditambahkan padanya satu huruf atau lebih. Huruf tambahannya
berupa salah satu huruf dari (sin, hamzah, lam, ta, mim, waw, nun, ya, ha, dan
alif) dan berupa huruf sejenis dengan ain dan lam pada pola / faala/.

Contoh dari penggandaan huruf /ain/ dan /lam/ pada pola /faala/ :

Penggandaan akar ain pada pola / faala/ : / darraba/

Penggandaan akar lam pada pola / ifalla/: /ihmrra/


Fil mazid terbagi menjadi dua yaitu fil sulasi mazid (kata kerja turunan
tiga huruf ) dan fil rubai mazid (kata kerja turunan empat huruf). Fil sulasi
mazid mempunyai 12 pola dengan perincian sebagai berikut :

9
Azkia Muharom Albantani

A. Fil sulasi mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai 3 (tiga) pola yaitu:
1. Pola /afala yuf ilu/

2. Pola /faala yufailu/

3. Pola - /fala-yufilu/

B. Fil sulasi mazid dengan tambahan dua huruf mempunyai 5 (lima) pola yaitu:
1. Pola /infaala yanfailu/

2. Pola - /iftaala yaftailu/

3. Pola /ifalla yafallu/

4. Pola /tafala yatafalu/

5. Pola - /tafaala yatafaalu/

C. Fil sulasi mazid dengan tambahan tiga huruf mempunyai 4 (empat) pola yaitu:
1. Pola - /istafala yastafilu/

2. Pola /ifawala yafawilu/

3. Pola /ifawwala yafawwilu/

4. Pola - /iflla yafllu/

D. Fil rubai mazid mempunyai 3 pola dengan rincian sebagai berikut :


1. Fil rubai mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai satu pola yaitu:
- /tafalala yatafalalu/
2. Fil rubai mazid dengan tambahan dua huruf mempunyai dua pola yaitu :
a. - /ifanlala yafanlilu/

b. - /ifalalla-yafalillu/

10

Вам также может понравиться