Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia membutuhkan energi untuk dapat bertahan hidup
dan melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan energi tersebut semakin lama
akan semakin meningkat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan manusia. Kedua
hal tersebut berbanding lurus, yang artinya semakin banyak kebutuhan energi
yang diperlukan maka semakin besar pula energi yang digunakan. Jika hal
tersebut dilakukan terus menerus maka akan berakibat semakin berkurangnya
ketersediaan energi di bumi.
Dalam beberapa tahun terakhir banyak dilakukan penelitian terhadap
perangkat siklus rankine organik. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya
kebutuhan akan teknologi utama yang mengonversikan sumber energi panas
dengan temperatur rendah ke dalam sebuah sistem tertentu. Sumber energi
panas tersebut bisa didapatkan dari berbagai proses thermal seperti halnya batu
bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, panas matahari, energi panas bumi dan
masih banyak lagi sumber energi lain yang saat ini masih dalam masa
penelitian. Hal ini termasuk sebuah pemanfaatan energi yang dapat
diperbaharui. Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) memiliki cara kerja
yang mirip dengan sebuah sistem siklus konversi uap konvensional. Namun
siklus rankine organic memiliki perbedaan di dalam penggunaan fluida
kerjanya yaitu refrigeran hidrokarbon.
Energi panas bumi merupakan sumber daya alam terbarukan yang
memiliki potensi besar dalam mengatasi krisis energi terutama kebutuhan yang
terjadi saat ini. Indonesia menyimpan potensi panas bumi terbesar yaitu
40% dari potensi dunia dan berdasarkan data dari Badan Geologi pada tahun
2011, potensi panas bumi Indonesia adalah 29.308 MW. Sampai dengan
saat ini baru sekitar 1.196 MW (4%) yang dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP)
merupakan alternatif untuk memenuhi urgensi kebutuhan listrik nasional.
Saat ini, terdapat tiga jenis utama pembangkit listrik yang beroperasi,
yaitu dry- steam plants, flash-steam plants, binary-cycle plants binary dan
kombinasi dari flash/binary plants merupakan desain pembangkit yang
relative lebih baru. Meski demikian, dengan tekhnologi yang ada saat ini,
tidak banyak desain PLTP baru yang dapat dikembangkan. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan efisiensi dari desain-desain yang ada
saat ini. PLTP binary-cycle adalah teknologi pembangkit yang sangat efektif
untuk diterapkan dalam pemanfaatan energi panas bumi skala kecil (enthalpy
rendah sampai dengan menengah dengan temperatur 120C sampai dengan
180C), dengan menggunakan fluida kerja yang memiliki titik lebih rendah
daripada air.
Berbagai jenis fluida kerja dapat digunakan untuk sistem PLTP, tetapi
saat ini fluida kerja untuk enthalpy rendah hingga menengah banyak
menggunakan Organic Rankine Cycle (ORC) yang merupakan modifikasi
siklus rankine dengan fluida kerja dari bahan organik (Refrigeran). Banyak
usaha yang telah dilakukan untuk menjadikan ORC sebagai fluida panas
bumi yang optimal dan efisien bila dibandingkan dengan fluida panas bumi
yang telah lalu. Pada penelitian sebelumnya telah dianalisa mengenai semua
jenis fluida organik yang dapat digunakan dalam ORC dan menunjukkan
performansi dari masing-masing fluida organik yang dibandingkan.
ORC adalah teknologi yang dapat mengkonversi energi termal pada suhu
relatif rendah pada kisaran 60C hingga 350C menjadi listrik, oleh karena itu
ORC berperan penting untuk meningkatkan efisiensi energi aplikasi baru atau
yang ada. Selain industri limbah panas, sumber panas alternatif seperti
matahari dan energi panas bumi serta biomassa ORC dapat diterapkan.
Berdasarkan hal tersebut maka energi panas bumi dapat dimanfaatkan
lebih efisien jika menggunakan siklus rankine sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara memanfaatkan sumber energi panas bumi menjadi energi
listrik?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Organic Siklus Rangkine (ORC)?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Tujuan Umum
Dapat mempelajari bagaimana pemanfaatan energi sumber panas bumi
menjadi tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan oleh manusia menggunakan
Organic Siklus Rankine (ORC)
B. Tujuan khusus
1. Dapat mengetahui cara pemanfaatan sumber panas bumi menjadi tenaga
listrik
2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari Organic Siklus Rangkine (ORC)

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang diambil yaitu:
1. Pembahasan difokuskan pada hasil analisis dari Organic Siklus Rangkine
(ORC)
2. Menggunakan fluida kerja R-600 (N-Butane)

1.5 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
mengenai penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai
pemanfaatan sumber energi terbaharukan. Sehingga dengan demikian
diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian tersebut menjadi lebih
efisien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terjadinya Sistem Panas Bumi


Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar
2.1), yaitu kulit bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core).
Kulit bumi adalah bagian terluar dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi
bervariasi, tetapi umumnya kulit bumi di bawah suatu daratan (continent)
lebih tebal dari yang terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu
daratan ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di
bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang terdapat pada lapisan ini
adalah batuan keras yang mempunyai density sekitar 2.7 - 3 gr/cm3.

Gambar 2.1. Susunan Lapisan Bumi

Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut


selubung bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar
2900 km. Bagian teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.
Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai
ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan
tekanan yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat

panas yang diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3.


Diperkirakan temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.
Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan
litosfir (80 -200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah
litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian
dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 - 300 km).
Di bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri
dari material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7
gr/cm3.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan
merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-
lempeng tipis dan kaku (Gambar 2.2).

Gambar 2.2. Lempengan-lempengan Tektonik

Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 -


145 km yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak
secara perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng
bergerak memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng
saling mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah
lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan
panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan
mempunyai temperatur tinggi (proses magmatisasi).

Gambar 2.3. Gambaran Pergerakan Lempengan-lempengan Tektonik (Wahl, 1977)


Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer
di bawah permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber
panas tersebut hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya
perubahan temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan gradien
temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di
daerah penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga
rata-rata tersebut. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut
menjadi lebih besar dari gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat
mencapai 70-800C/km, bahkan di suatu tempat di Lanzarote (Canary Island)
besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi
dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.

Pada dasarnya sist em panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan


panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara
konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi
melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi
karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan
panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy).
Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak
kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu
sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air
menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan
air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Gambar 2.4. Perpindahan Panas Di Bawah Permukaan

Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta


karakteristiknya dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada
tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik,
lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi
antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang
sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia.
Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng
Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di
kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di
kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera.
Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih
dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena
perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada
kedalaman yang lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat
basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi
sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada
akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan
terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa
umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir
panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada
kedalaman yang lebih dangkal.
2.2 Pemanfaatan Fluida Panas Bumi untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225C) telah lama digunakan
di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir
ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas
bumi bertemperatur sedang (150-225C) untuk pembangkit listrik. Selain
temperatur, faktor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam
memutuskan apakah suatu sumber daya panas bumi tepat untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik adalah sebagai berikut :
1. Sumberdaya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar
sehingga mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup
lama, yaitu sekitar 25-30 tahun.
2. Sumberdaya panas bumi memproduksikan fluida yang mempunyai Ph
hampir netral agar laju korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas produksi
tidak cepat terkorosi. Selain itu hendaknya kecenderungan fluida
membentuk scale relatif rendah.
3. Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
4. Sumberdaya panasbumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.
5. Sumberdaya panas bumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya
erupsi hidrothermal relatif rendah. Diproduksikannya fluida panas bumi
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.

Negara pertama yang memanfaatkan uap panas bumi untuk pembangkit


listrik adalah Italy. Sumur-sumur di lapangan tersebut menghasilkan uap
kering (dry steam) bertemperatur tinggi yang sangat baik digunakan untuk
pembangkit listrik. Pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) pertama di bangun
pada tahun 1913 di Larderello dengan kapasitas listrik terpasang sebesar 250
kW. Pada tahun 1940 kapasitas listrik dari PLTP tersebut ditingkatkan menjadi
130 MW. PLTP pertama di dunia ini hancur pada masa perang dunia ke II,
tetapi setelah itu dibangun kembali dengan kapasitas 500 MW.
2.3 Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Suatu PLTP memiliki peralatan-peralatan yang tidak banyak berbeda


dengan suatu PLTU bahkan lebih sederhana karena tidak ada bagian
pembangkitan uap. Peralatan suatu PLTP pada dasarnya dapat dibagi menjadi
2 bagian yang besar yaitu:

2.3.1 Bagian Produksi uap dalam


Disini untuk peralatan dibagian produksi uap alam terletak dilapangan
panas bumi itu sendiri. Adapun peralatan pada bagian produksi uap alam
adalah:
A. Peralatan lubang produksi (well head equpment) adalah peralatan yang
terdapat tepat diatas lubang produksi.
1. Service Valve
Digunakan untuk pengaturan aliran serta tekanan fluida yang
keluar selama pengujian.
2. Shunt off valve
Dipergunakan untuk menutup lubang sumur, apabila diadakan
perbaikan atau pemeliharaan
3. Bleed Valve
Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat
terkondensasi.
4. Bypass Valve
Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan
B. Peralatan transmisi cairan (uap dan air panas)
1. Pipa pipa transmisi
Yaitu peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan cairan ( uap
dan air panas ) dari lubang produksi ke PLTP.
2. Drum ( Steam Receives )
Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan uap alam dari lubang
lubang produksi sebelum uap dialirkan ke turbin PLTP ( uap dari
sumur produksi dikumpulkan menjadi satu ).
3. Pemisah Uap ( Steam Sparators )
Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara kotoran dan air yang
terkandung dalam uap sebelum uap tersebut digunakan untuk
menggerakkan turbin.

4. Silenser
Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran
sat sat dengan kecepatan yang tinggi ( uap, gas dan sebagainya ).

2.3.2 Bagian Perubahan Tenaga Uap Alam Menjadi Tenaga Listrik


A. Sumur dan Separator

Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida


campuran, uap dan air, sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh
fluida kerja berupa uap kering atau hampir superheated (uap air).
Pemisahan uap dan air ini dilakukan di separator. Karakteristik
operasional separator yang harus dicapai pada pemisahan fluida panas
bumi yang paling penting adalah efisiensi pemisahan fluida yang harus
tinggi dan penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk
mencegah terjadi endapan (scaling) dan korosi di sudu turbin (blade)
serta menghasilkan output listrik yang tinggi.

Pemisahan uap atau gas dari fluida panas bumi menggunakan


prinsip pemisahan dan pengumpulan partikel (the dust separation and
collection). Banyak alat yang digunakan pada pemisahan partikel
kering diadaptasi untuk pemisahan liquid. Karena faktor ekonomi dan
sifat fluida panas bumi yang berbeda, metoda interical impaction
(termasuk sentrifugal dimana merupakan salah satu metoda pemisahan)
umum dipakai pada fluida panas bumi.

B. Evaporator

Evaporator merupakan komponen yang penting pada pembangkit


listrik tenaga panas bumi khususnya untuk Siklus Rankine Organik.
C. Turbin

Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja,


dalam hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda
turbin. Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda
turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros
yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah
generator listrik. Peralatan ini juga yang berfungsi untuk merubah
tenaga uap menjadi tenaga mekanis. Ditinjau dari sistem kerjanya
turbin uap dibagi menjadi dua bagian yaitu;

Condensing Turbin, turbin yang menggunakan condensor.


Non Condensing Turbin, Turbin yang tidak menggunakan
condenser
Turbin mengubah enthalpy uap menjadi kerja pada poros dan
menghasilkan listrik pada generator. Stasiun 1 merupakan inlet uap ke
turbin, sedangkan stasiun 2 adalah uap yang keluar dari turbin. Turbin
yang ideal adalah turbin yang isentropik. Dalam kasus ini, entropy dari
uap yang masuk sama dengan entropy uap yang keluar. Enthalpy
keluaran pada proses isentropik adalah enthalpy yang sama dengan
entropy pada tekanan masuk dan keluar yang juga berlaku sama pada
condenser.
Efisiensi isentropik turbin ditentukan oleh pembuat turbin.
Efisiensi adalah rasio dari perubahan enthalpy yang melewati turbin
menuju ke perubahan enthalpy yang terbesar (isentropi).
D. Kondensor

Kondensor dapat berupa water atau air-cooled. Kondensor sebuah


penukar panas antara uap panas dari turbin dan fluida pendingin yang
bisa berupa air ataupun udara. Harus diperhatikan bahwa temperatur
fluida panas harus lebih tinggi dibanding fluida pendingin yang keluar
dari kondensor.

Pada prinsipmya energy panas bumi dimanfaatkan untuk


menghasilkan uap yang dapat menggerakkan turbin. Hasil energy
mekanik putar dari turbin yang memutar rotor generator akan diubah
menjadi energi listrik oleh generator, dan didistribusikan ke instalasi
listrik untuk dikonsumsi.
Dalam studi kelayakan, telah dipertimbangkan dua jenis condenser
yang dapat dipakai pada PLTP yaitu:
1. Barometric Condenser
Condenser jenis ini umumnya terletak di luar power house dan
pada elevasi yang lebih tinggi dari pada turbin.
Kerugian : condenser jenis ini karena uap yang keluar dari
turbin harus melalui pipa penghantar yang panjang untuk ke
condenser di samping itu memerlukan fondasi tersendiri.
Keuntungan : lantai turbin dapat dibuat lebih rendah
sehingga rumah pembangkit ( power house ) juga tidak akan
terlampau tinggi.
2. Low Level Condenser

Condenser terletak langsung dibawah turbin sehingga hambatan


aliran praktis kecil sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel
guna meredam getaran yang terjadi.

Kerugian : lantai turbin menjadi lebih tinggi, bangunan


menjadi lebih berat sehingga fondasi power house harus lebih
kuat.
Keuntungan : pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik
sebab hambatan aliran uap keluar dari turbin lebih kecil dan
kemungkinan kebocoran udara menjadi lebih kecil karena tidak
banyaknya terdapat sambungan pipa . Biaya condensor jenis ini
akan lebih murah.
E. Generator

Dalam hal ini generator berfungsi untuk merubah tenaga mekanis


menjadi tenaga listrik, seperti generator pada pembangkit listrik pada
umumnya.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Blok

Gambar 3.1 Diagram Blok


3.2 Spesifikasi Alat Geothermal
1. Nama Alat : Separator
Fungsi : Alat ini digunakan untuk memisahkan uap dan air
panas.
Mekanisme Kerja : Alat ini bekerja dengan sistem sentrifugal akan
memindahkan uap dari air panas. Alat ini terletak
di permukaan (surface). Mekanismenya yaitu air
dan uap air dari sumur akan masuk ke x mastree
yang akan diarahkan alirannya oleh valve-valve
yang ada di x mastree. Setelah uap dan air panas
masuk x mastree, uap dan air panas tersebut masuk
ke separator untuk dipisahkan.
Letak : Separator diletakkan dipermukaan sebelum uap
masuk turbin.
Spesifikasi :

Tabel Spesifikasi Geothermal Steam Separator


Specification Design Max. Pressure : 1000 psi.
o
Max. Temperature : 500 F
Gambar 3.2 Separator

2. Nama Alat : Steam Turbine.


Fungsi : Alat ini digunakan pada produksi geothermal
untuk menghasilkan listrik yang dapat
menggerakkan generator.
Mekanisme Kerja : Prinsip kerjanya yaitu uap panas dari sumur akan
menggerakkan sudu-sudu turbin. Kemudian jika
sudu-sudu ini bergerak akan menghasilkan listrik
yang nantinya akan menggerakkan generator. Jika
dari sumur yang mengalir bukan uap namun air
panas maka air panas tersebut akan dipisahkan oleh
flash tank. Alat ini digunakan pada power plant.
Letak : Turbin diletakkan di power plant unit.
Spesifikasi :
Tabel Spesifikasi Steam Turbine
Frame Type-TPO Type-TPB Type-TPC
Turbine Back pressure/ Back pressure Condensing
type condensing
Type Single stage Multistage Multistage
curtis with rateau with rateau with
reduction gear reduction gear reduction gear
Power range 500-2000kW 2000-9000kW 2000-9000kW
Steam 3-10 kg/cm2 g 3-10 kg/cm2 g 3-10 kg/cm2 g
condition
throttle
press
Speed 50Hz 50Hz 60Hz
6200/1500RPM 6000/1500RPM 5000/1800RPM
60Hz 60Hz 50Hz
7400/1800RPM 6000/1800RPM 5000/1500RPM
No of stage 1 stage Max. 6 stages Max. 6 stages
Oil cooler Water or air Water or air Water or air
Application Power source for Power Power
construction and generation and generation and
start for blackout power for power for
auxiliaries auxiliaries
Gambar 3.3 Turbin

3. Nama Alat : Kondensor


Fungsi : Alat ini digunakan untuk mengubah uap menjadi
zat cair (air).
Mekanisme Kerja : Prinsip kerjanya yaitu Uap bekas dari turbin
masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan
panas oleh air pendingin yang diinjeksikan
melalui spray nozzle.
Letak : Kondensor diletakkan setelah turbin.

Gambar 3.4 Kondensor


4. Nama Alat : Generator
Fungsi : Alat ini digunakan untuk merubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik.
Mekanisme Kerja : Prinsip kerjanya yaitu tenaga mekanis yang
dihasilkan oleh turbin akan di ubah menjadi tenaga
listrik.
Letak : Generator diletakkan setelah turbin.

Gambar 3.5 Generator

3.3 JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1. Penentuan
Judul
2. Perumusa
n Masalah
3. Studi
Literatur
4. Observasi

5. Penentuan
Hipotesis
6. Penentuan
metode
Penelitian
7. Analisis
data
8. Pengujian
Hipotesis
9. Analisis
dan
Pengujian
Hipotesis
10. Dokument
asi paper
penelitian
BAB IV

ANALISA dan PEMBAHASAN

4.1 Data dan Analisa


4.1.1 Energi Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam
perut bumi yang berinteraksi dengan air dan keluar ke permukaan bumi
karena terjadi pergerakan - pergerakan di bawah permukaan bumi sehingga
sumber panas yang ada didalam bumi terdesak dan bergerak menuju
permukaan bumi.
4.1.2 Komponen komponen Penyusun
1. Kepala sumur dan katup katup
Kepala sumur ini berfungsi sebagai komponen utama yang mengatur
aliran fluida yang akan dimanfaatkan oleh turbin. Pada sumur tersebut
terdapat beberapa katup, yaitu:
a) Service valve berfungsi untuk mengatur aliran fluida yang akan
dimanfaatkan oleh turbin.
b) Master valve berfungsi untuk mengisolasi sumur ketika akan
dilakukan perawatan
c) By pass valve berfungsi mengatur aliran fluida yang akan menuju
silencer.
d) Blade valve berfungsi untuk menyemburkan uap ke udara dengan
laju yang kecil ketika sumur produksi tidak digunakan.
2. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan zat padat yang masuk pada aliran
uap dari sumur produksi.
3. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk mengubah zat bentuk cair menjadi uap yang
nantinya uap tersebut akan di terima oleh turbin untuk menggerakkan
turbin
4. Turbin
Turbin berfungsi untuk menghasilkan energy mekanik untuk
menggerakkan generator.
5. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk merubah uap menjadi zat cair (air).
6. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah dari energy mekanik yang berasal
dari turbin menjadi energy listrik.

4.2 Konversi Energi


Prinsip kerja dari Geothermal yaitu energy panas bumi diambil oleh
pompa yang nantinya akan diproses oleh separator untuk memisahkan zat padat
dan uap yang diambil oleh pompa dan hanya uap saja yang akan di teruskan.
Kemudian, zat padat tersebut akan diteruskan ke kondensor yang akan diproses
menjadi zat cair dan akan dikirim ke perut bumi lagi. Kemudian, uap dari
separator akan diteruskan ke turbin untuk menggerakkan puing-puing turbin
dan akan menghasilkan tenaga mekanis yang nantinya tenaga mekanis tersebut
akan memutar rotor generator, sehingga akan menghasilkan energy listrik.
Komponen yang menghasilkan listrik pada rangkaian geothermal adalah
generator. Prinsip kerja generator adalah memakai kaidah Hukum Faraday,
yaitu apabila sebuah penghantar digerakkan di dalam sebuah medan magnet,
maka kedua ujung penghantar tersebut akan timbul ggl induksi. Bila kedua
ujungnya dihubungkan dengan beban, maka akan mengalir arus listrik dan
timbul daya listrik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Panas bumi atau ghthearmal merupakan salah satu energy yang dapat
dperbarui dan berkelanjutan.Indonesia menyimpan potensi panas bumi
terbesar yaitu 40% dari potensi dunia dan berdasarkan data dari badan geologi
pada tahun 2011, potensi panas bumi Indonesia adalah 29.398.Panas bumi
yang berbentuk secara alami dibawah permukaan bumi yang berasal dari
pemanasan batuan yang dikandung atau terdapat didalam kerak
bumi.manfaat energy panas bui dapat menghasilkan energy listrik dan panas
bumi tidak menyebabkan pencemaran lingkungna

ORC adalah teknologi yang dapat mengkonversi energi termal pada suhu
relatif rendah pada kisaran 60C hingga 150C menjadi listrik.Selama proses
mengeksplorasi fluida kerja yang berbeda, pilihan awal antara 16 cairan
dilakukan, kerja dan efisiensi dianggap sebagai parameter output kunci
sementara tekanan sisi tinggi, rendah tekanan sisi dan sumber parameter suhu
adalah berbeda-beda.R134a, R407c, R410a dan R502 memiliki
menunjukkanbaik efisiensi yang(sekitar 27%) dan output kerja. Sementara di
pertengahan berkisar cairan R12, R22, R32, R290, R410a dan R502
menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi (sekitar 30%) dan hasil kerja yang lebih
baik. Akhirnya pada suhu tinggi berkisar cairan R12, R22, R32, R290, R410a,
R502 dan R600 memiliki sedikit perbaikan dari kisaran sebelumnya dalam
efisiensi sekitar 31% dan beberapa cairan menunjukkan lompatan yang baik
dalam output kerja.Dari cairan sebelumnya, empat yang dipilih berdasarkan
efisiensi dan output daya dalam rentang yang berbeda, cairan ini: R600, R32,
R290 dan cairan R410 menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan disemua
rentang suhu. R600 (N-Butana) ditemukan menjadi cairan paling cocok untuk
aplikasi karena titik didih yang sangat rendah.
5.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa
mengembangkan sumber-sumber energi untuk panas bumi dan zat (cairan)
yang baik untuk pencampuran pembangkit listrik.Agar bisa mengurang krisis
energy dan bisa diergunakan secara terus menerus.Oleh karea itu energy panas
bumi merupakan salah satu contoh energy terbarukan saat ini mengingat
Indonesia memiliki potensi yang cukp besat.

Вам также может понравиться

  • Teorema Nilai Integral (Jadi)
    Teorema Nilai Integral (Jadi)
    Документ10 страниц
    Teorema Nilai Integral (Jadi)
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Документ7 страниц
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Ren
    Ren
    Документ16 страниц
    Ren
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Judul
    Judul
    Документ1 страница
    Judul
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Judul
    Judul
    Документ1 страница
    Judul
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • AhmadAdiSiswoyo PoliteknikNegeriMalang PKM-T 2015
    AhmadAdiSiswoyo PoliteknikNegeriMalang PKM-T 2015
    Документ29 страниц
    AhmadAdiSiswoyo PoliteknikNegeriMalang PKM-T 2015
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • BAB II Raka
    BAB II Raka
    Документ2 страницы
    BAB II Raka
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • S
    S
    Документ1 страница
    S
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Gjgvhjfujv
    Gjgvhjfujv
    Документ13 страниц
    Gjgvhjfujv
    Dani Raka
    Оценок пока нет
  • Sistem Pemilah Barang Arduino At328
    Sistem Pemilah Barang Arduino At328
    Документ11 страниц
    Sistem Pemilah Barang Arduino At328
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Sdfs
    Sdfs
    Документ1 страница
    Sdfs
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • S
    S
    Документ1 страница
    S
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет
  • Soal No 1
    Soal No 1
    Документ9 страниц
    Soal No 1
    Muhammad Iqbal Ashari Achsa
    Оценок пока нет