Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta; akar kata hs-,
dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau
instruksi.Akhiran tra bisa menunjukan alat atau sarana.Maka dari itu sastra dapat
berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran (A.
Teeuw, 1984).
Karya sastra adalah hasil cipta karya manusia yang berupa fiksi yang di dalamnya
terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, baik yang memang
merupakan karangan atau kisah pengalaman hidup penulis. Puisi berasal dari
bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Puisi merupakan sebuah ekspresi
yang mampu membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indra. Dalam
menulis sajak-sajak puisi, seorang penyair pasti mempunyai metafora khas yang
berbeda dibandingkan penyair-penyair lain.
Ketika memahami isi sebuah puisi tentulah sulit, bahkan dalam beberapa puisi
yang ditulis seorang menjadi sangat sulit kita pahami. Bisa dimaklumi, karena
yang ditulis seorang mungkin bukanlah puisi, melainkan kedalaman hidup. Baik
dalam hubungan sosial penulis, maupun hubungan penulis dengan sang pencipta.
Maka dari itu, untuk memahami suatu karya sastra terutama puisi, perlulah kita
melakukan suatu analisis terhadapnya. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menganalisis sebuah puisi adalah teori hermeneutika. Oleh karena itu,
penulis akan mencoba memahami sebuah puisi karya Joko Pinurbo, Aku Tidur
Berselimutkan Uang melalui teori hermeneutika yang diungkapkan oleh Paul
Ricoeur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
LANDASAN TEORI
Hermeneutik adalah kata yang sering terdengar dalam bidang teologi, filsafat,
bahkan sastra.Hermeneutik baru muncul sebagai sebuah gerakan dominan dalam
teologi protestan eropa, yang menyatakan bahwa hermeneutika merupakan titik
fokus dari isu-isu teologis sekarang.
Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneuein,
yang berarti menafsirkan, dan kata benda hermeneia, interpretasi,. Penjelasan
dua kata ini, dan tiga bentuk dasar makna dalam pemakaian aslinya, membuka
wawasan pada karakter dasar interpretasi dalam teologi dan sastra, dan dalam
konteks sekarang ia menjadi keywords untuk memahami hermeneutika modern.
Semenjak seni berbicara dan seni memahami berhubungan satu sama lain, maka
berbicara hanya merupakan sisi luar dari berpikir, hermeneutik adalah bagian dari
seni berfikir itu, dan oleh karenanya bersifat filosofis (Scheleiermacher, 1977:97
via E.Sumarno). Menurut Scheleimacher, ada jurang pemisah antara berbicara
atau berfikir yang sifatnya internal dengan ucapan yang aktual.Kita harus mampu
mengadaptasi buah pikiran kedalam kekhasan lagak ragam dan tata bahasa. Dalam
setiap kalimat yang diucapkan, terdapat dua momen pemahaman, yaitu apa yang
dikatakan dalam konteks bahasa dan apa yang dipikirkan oleh pembicara. Setiap
pembicara memiliki waktu dan tempat, dan bahasa dimodifikasi menurut kedua
hal tersebut. Menurut Scheleimacher pemahaman hanya terdapat didalam kedua
momen yang saling berpautan satu sama lain itu. Baik bahasa maupun
pembicaranya harus dipahami sebagaimana seharusnya.
Dari pendapat dua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa hermeneutika adalah
studi tentang peranan bahasa dalam komunikasi dan proses-proses berfikir, serta
khususnya dalam persoalan yang menyangkut bagaimana mengidentifikasi,
memahami atai meyakini bahwa makna muncul pada saat bahasa dipergunakan,
baik secara lisan maupun tulisan.
Dengan demikian, konsep metafora menurut Paul Ricoeur dapat disimpulkan; (1)
metafora terjadi pada wilayah interpretasi dalam satu proposisi yang ditandai oleh
unsur predikasi.Metafora merupakan ketegangan (tension) pada dua dunia (kata)
yang berbeda (difference) karena adanya keserupaan (resemblance) yang ditandai
oleh kehadiran predikasi-universal.Hal ini mengakibatkan ketegangan dalam
metafora sesungguhnya tidak dapat diparafrasekan, artinya, kalaupun bisa,
parafrase semacam ini tidak terbatas dan tidak mampu menjelaskan makna
inivatifnya atau makna tambah (surplus meaning); (2) metafora bukanlah hiasan
wacana.Metafora memiliki lebih dari hanya nilai emotif karena metafora memberi
informasi baru.Metafora hakikatnya menceritakan realitas baru yang dikonstruksi
oleh wacana.
BAB III
PEMBAHASAN
PINURBO
telanjang.
(2002)
Kelompok memilih puisi Aku Tidur Berselimutkan Uang karya Joko Pinurbo,
karena selain puisi ini menarik, pilihan kata/diksi yang digunakan penyair
sering digunakan dalam bahasa sehari hari. Hal ini mempermudah kelompok
dalam mengganalisis.
Puisi ini hanya memiliki satu bait, tetapi baris yang menonjol pada puisi ini
adalah baris yang sama dengan judul puisi: Aku tidur berselimutkan uang.
Sedangkan baris Ketika bangun, tahu-tahu tubuhku sudah telanjang berupa
keterangan penjelas pada baris sebelumnya.
Kata tidur (v) yang pada KBBI berarti mengistirahatkan badan dan kesadaran
tidak berlaku pada baris ini. Tidur pada baris ini merupakan suatu pekerjaan
utama pelaku aku.
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Melalui puisi Aku Tidur Berselimutkan Uang karya Joko Pinurbo, ingin
memberikan suatu pemahaman kepada pembaca bahwa hal yang tabu dapat
dijadikan suatu karya sastra yang indah tanpa harus menggunakan kata kata yang
tabu juga.
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Pelajar