Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 2
GENAP 2015/2016
Titis M. H. (Nim:151610101087)
UNIVERSITAS JEMBER
2015
i
ii
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
STEP 1............................................................................................... 1
STEP 2............................................................................................... 3
STEP 3............................................................................................... 4
STEP 4............................................................................................... 7
STEP 5............................................................................................... 8
STEP 7............................................................................................... 9
Lampiran........................................................................................... 24
iii
1
STEP 1
IDENTIFYING UNFAMILIAR WORD
1. Resin Akrilik
Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam
rumus strukturnya. Ada dua kelompok resin akrilik yang menarik bagi
kedokteran gigi. Satu kelompok adalah turunan asam akrilik,
CH2=CHCOOH, dan kelompok lain dari asam metakrilik
CH2=C(VH3)COOH (Philips, 2004).
2. Basis Gigi Tiruan
Basis gigi tiruan adalah bagian dari suatu gigi tiruan yang bersandar di atas
tulang yang ditutupi dengan jaringan lunak. Basis gigi tiruan merupakan
tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Daya tahan dan sifat-sifat dari suatu
basis gigi tiruan sangat dipengaruhi oleh bahan basis gigi tiruan tersebut.
Berbagai bahan telah digunakan untuk membuat gigi tiruan, seperti logam
dan resin, namun belum ada bahan yang dapat memenuhi semua
persyaratan basis gigi tiruan (Noort, 2007).
3. Polimerisasi
Proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi kimia untuk
membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer.
Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisi-kondensasi dan
sistem pertumbuhan rantai bertahap (Philips, 2004).
4. Akrilik Self Cured
Resin akrilik yang menggunakan akselerator kimia untuk polimerisasi
yaitu dimetil-para-toluidin (CH3C6H4N(CH3))2. Bila dibandingkan
dengan heat cured acrylic resin bahan ini memiliki stabilitas warna yang
kurang (Philips, 2004).
5. Akrilik Heat Cured
Resin akrilik yang menggunakan proses pemanasan untuk polimerisasi
(Philips, 2004).
6. Sendok Cetak
Sendok cetak merupakan alat kedokteran gigi yang dipakai untuk
memegang material cetak pada tempatnya untuk membuat cetakan dari
permukaan jaringan di dalam rongga mulut. Sendok cetak juga
didefinisikan sebagai alat yang dipakai untuk membawa, membatasi, dan
mengkontrol material cetak ketika membuat cetakan (Noort, 2007).
2
STEP 2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja syarat resin akrilik yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran
gigi ?
2. Apa saja sifat dari resin akrilik ?
3. Apa saja klasifikasi dari resin akrilik ?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari resin akrilik ?
5. Apa saja penggunaan atau indikasi resin akriliki dalam kedokteran gigi ?
6. Mengapa pembuatan sendok cetak menggunakan self cured sedangkan basis
gigi tiruan dibuat dengan heat cured ?
7. Mengapa terjadi porus pada hasil akhir dan apa akibatnya ?
3
STEP 3
BRAINSTORMING
1. Apa saja syarat dari resin akrilik yang digunakan di kedokteran gigi?
Non toksis, non karsinogenik, tidak iritan
Tidak berasa dan berbau, biaya terjangkau, mudah dimanipulasi
Tidak terpengaruh cairan di rongga mulut, mudah direparasi, mudah
dibersihkan, keras dan tahan abrasi
Densitas tinggi
Konduktivitas termal baik
2. Apa saja sifat dari resin akrilik?
Sifat fisik:
- warna harmonis
- dimensional flexibility baik sehingga mudah dibentuk
- mudah mengalami fraktur
- kekuatan tergantung gigi tiruan
- dapat mengalami pengerutan
- dapat mengalami keretakan akibat stress
Sifat mekanis:
- Memiliki kekuatan impact (ketahanan terhadap fraktur)
Idealnya harus tinggi, namun resin kekuatan impact-nya rendah
- Modulus elastisitas (kelenturan)
- Memiliki kekuatan fatigue
Sifat biologis:
- Memungkinkan terjadinya kolonisasi bakteri
Sifat kimiawi:
- Dapat menyerap air
- Stabilisasi warna
- Biokompatibilitas
- Mudah porus
- Tidak toksik dan estetika baik
- Sisa monomer (radikal bebas) dapat menyebabkan alergi
3. Apa saja klasifikasi dari resin akrilik?
Berdasarkan aktivatornya terdiri atas:
- Self cured: aktivasi oleh cairan
- Heat cured: aktivasi oleh suhu
- Light cured: aktivasi oleh cahaya tampak
- Microwave cured: aktivasi oleh sinar mikro
4. Apa saja keuntungan dan kekurangan resin akrilik?
Keuntungan:
- Manipulasi mudah
- Estetika stabil
- Mudah didapatkan
- Murah
- Mudah direparasi
4
Kekurangan:
- Kekuatan rendah
- Tidak tahan abrasi
- Monomer sisa dapat menyebabkan iritasi
5. Apa saja penggunaan atau indikasi resin akriliki dalam kedokteran gigi ?
Basis gigi tiruan dalam rehabilitasi
Alat-alat orto
Restorasi crown dan bridge
Protesa maksilofasial
Sendok cetak
6. Mengapa pembuatan sendok cetak menggunakan self cured sedangkan
basis gigi tiruan dibuat dengan heat cured ?
Karena self cured dan heat cured memiliki perbedaan sifat yang tidak
dapat menggantikan peran satu dengan yang lainnya. Heat cured memiliki
sifat yang lebih kuat dan tidak mudah pecah dan porus karena pemanasan
suhu yang tinggi sehingga manipulasi dan polimerisasi lebih baik dari
pada yang self cured. Oleh karena itu, penggunaan self cured sebatas untuk
sendok cetak individu dalam pelalatan orto.
5
STEP 4
MAPPING
Resin Akrilik
Syarat
Klasifikasi
Indikasi
7
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
STEP 7
REPORTING GENERALITATION
m.Tidak berpengaruh oleh cairan mulut (saliva), meskipun dapat menyerap sedikit air.
Dimana densi
p. Sifat fisik basis gigi tiruan, secara estetik memuaskan. Bahan hendaknya
transparan / translucent.
q. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Radio opacity (tidak tembus cahaya), agar bila tertelan dapat diidentifikasi
b. Mudah dimanipulasi (diproses dengan alat sederhana).
c. Mudah diperbaiki jika patah.
d. Tidak mengalami perubahan dimensi.
e. Mudah dibersihkan. (Annusavice, 2004)
Polimer metakrilat sangat popular dalam kedokteran gigi karena bahan tersebut
ekonomis dan dapat diproses dengan mudah menggunakan teknik yang relatif sederhana
(Anusavice, 2004). Kebutuhan-kebutuhan suatu material basis gigi tiruan dapat dinyataan
dengan tepat dengan istilah sifat-sifat fisikal, mekanikal, kimiawi, biological, dan lain-
lainnya (McCabe dan Walls, 2011).
Sifat fisikal
Suatu material basis gigi tiruan yang ideal harus dapat sesuai dengan penampilan
natural jaringan lunak oral. Pentingnya kebutuhan ini bervariasi, tergantung apakah basis
akan tertampakkan saat penderita membuka mulutnya (McCabe dan Walls, 2011).
Resin harus memiliki kekuatan dan kepegasan serta tahan terhadap tekanan gigit
atau pengunyahan, tekanan benturan, serta keausan berlebihan yang dapat terjadi dalam
rongga mulut. Bahan tersebut juga harus stabil dimensinya di bawah semua keadaan,
termasuk perubahan termal serta variasi-variasi dalam beban. Bila digunakan sebagai
basis gigi tiruan untuk protesa rahang atas, gaya gravitasinya harus rendah (Anusavice,
2004).
Suatu polimer yang digunakan untuk membentuk basis gigi tiruan harus memiliki
basis dimensional yang baik agar bentuk gigi tiruan tidak berubah untuk suatu jangka
waktu. Sebagai tambhan, distorsi atau penyimpangan dapat terjadi akubat pelunakan
karena termal, mekanisme-mekanisme lain seperti pembebasan stress internal,
10
Material harus secara ideal mempunyai nilai gravitasi spesifik yang rendah, agar
gigi tiruan dapat dan harus menjadi seringan mungkin. Basis gigi tiruan secara ideal harus
radiopak. Keadaan ini harus dapat dideteksi menggunakan teknik diagnostic radiografik
umum. Kadang-kadang gigi tiruan tertelan oleh penderita bahkan fragmen dari gigi tiruan
terhirup jika beraa dala suatu kejadian kekerasan misalnya kecelakaan tabrakan mobil
(McCabe dan Walls, 2011).
Sifat mekanikal
Sifat biologis
Resin harus tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksis, dan tidak mengiritasi
jaringan mulut. Untuk memenuhi persyarat ini bahan tersebut sama sekali tidak boleh
larut dalam saliva atau cairan lain yang dimasukkan ke dalam mulut, serta tidak dapat
ditembus cairan mulut, dalam arti tidak boleh menjadi tidak sehat atau mempunyai rasa
dan bau yang tidak dapat diterima. Bila resin digunakan sebagai bahan tambal atau
semen, bahan tersebut harus merekat dengan struktur gigi untuk mencegah pertumbuhan
mikroba sepanjang pertemuan permukaan gigi restorasi (Anusavice, 2004).
Sifat estetik
Pertimbangan ekonomis
Biaya resin dan metode pemrosesannya haruslah rendah, dan proses tersebut
tidak memerlukan peralatan kompleks serta mahal (Anusavice, 2004).
Karakteristik penanganan
Bahan tidak boleh menghasilkan usap atau debu toksis selama enanganan dan manipulasi.
Harus mudah diaduk, dimasukkan, dibentuk, dan diproses, serta tidak sensitive terhadap
variasi prosedur penanganan ini. Komplikasi klinis, seperti mencegah masuknya oksigen,
kontaminasi saliva,dan kontaminasi darah, hanya boleh srfikit berpengaruh atau tidak
sama sekali terhadap hasil akhir Sebagai tambahan, produk akhir haruslah mudah dipoles,
dan pada keadaan yang parah yang tidak disengaja, resin harus dapat diperbaiki dengan
mudah dan efisien (Anusavice, 2004).
Klasifikasi Resin
Resin merupakan suatu dental material yang telah digunakan secara luas.
Secara umum, resin ada yang alami (berasal dari tumbuhan atau serangga tertentu)
dan sintetik (dari senyawa kimia yang strukturnya mengacu pada struktur resin
alami). Resin akrilik adalah salah satu contoh dari resin sintetik. Selain itu, resin
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat termalnya, yaitu termoplastik
dantermosetting. Resin termoplastik dalah suatu resin yang akan melunak apabila
diberi suhu melebihi suhu transisi kaca (Tg)-nya, dan kemudian mengeras.
Apabila resin tersebut dipanaskan kembali, maka akan lunak kembali. Contoh
resin termoplastik adalah resin akrilik. Hal tersebutlah yang membedakan resin
termoplastik dengan resin termosetting. Untuk resin termosetting, resin jenis ini
akan mengeras secara permanen apabila dipanaskan melebihi suhu kritisnya.
Sehingga bentuk resin ini akan tetap atau tidak berubah meskipun mengalami
pemanasan ulang.
Sesuai dengan skenario, resin akrilik yang merupakan jenis resin sintetik,
12
Heat cured acrylic resin : yaitu terjadinya curring yang diaktivasi oleh adanya
panas.
Self cured acrylic resin : curring cukup dapat dilakukan pada suhu ruang karena
adanya aktivator amin tersier.
Light cured resin : proses curring dicapai dengan dipaparkannya cahaya tampak
Pada dasarnya, dari semua tipe resin akrilik memiliki tujuan sama dalam awal
reaksinya yakni untuk mengaktifkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan
suatu muatan listrik netral dimana di dalamnya terkandung atom-atom yang tidak
berpasangan. Radikal ini merupakan hasil pemanasan benzoil peroksida yang
digunakan sebagai inisiator.
Pada resin jenis ini, energy thermal diperoleh dari proses perendaman
akrilik di dalam air, selain itu juga diperoleh dari proses perebusan. Resin ini
memiliki komposisi bubuk atau powder berupa polimethyl metakrilat dengan
tambahan inisiator berupa benzoil peroksida. Disamping juga ada liquid atau
cairan berupa methyl metakrilat yang di dalamnya terkandung sedikit kandungan
hydroquinone yang ditambah dengan glikol dimetakrilat sebagai bahan ikat silang.
Kelebihan dari heat cured acrylic adalah nilai estetis unggul dimana warna hasil
akhir akrilik sama dengan warna jaringan lunak rongga mulut. Selain itu, resin
akrilik ini tergolong mudah dimanipulasi dan harga terjangkau. Sedangkan jika
dilihat dari segi kekurangan heat cured acrylic adalah daya tahan abrasi atau
benturan masih tergolong rendah, fleksibilitas juga masih rendah dan hasil akhir
dari manipulasi akrilik akan terjadi penyusutan volume.
amin tersier biasanya adalah dietil paratuloidin. Jenis ini memang tidak
sesempurna tipe I karena residu monomer yang terbentuk dari proses polimerisasi
dan manipulasi lebih banyak. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur
suhu dan waktu manipulasi secara tepat. Kelebihan dari tipe ini adalah mudah
dilepaskan dari kuvet, fleksibilitas lebih tinggi dari tipe I, pengerutan volume
akhir tergolong rendah karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong kurang
sempurna. Sedang kekurangannya adalah elastisitas dari tipe ini tergolong kurang
dari tipe I, kemudian karena digunakan bahan kimia hal tersebut dapat mengiritasi
jaringan rongga mulut, dan dari segi ekonomis lebih mahal.
Cahaya yang dapat digunakan sebagai activator pada resin akrilik jenis ini
adalah sinar UV dengan panjang gelombang 290-4nm dan sinar tampak dengan
panjang gelombang 400-700 nm. Pada proses manipulasi resin akrilik jenis ini,
ditambahkan bahan inisiator berupa champorquinon.
Kelebihan dari resin akrilik jenis ini adalah penyusutan saat polimerisasi
rendah, hasil akhir manipulasinya dapat dibentuk dengan baik dan resin ini dapat
dimanipulasi dengan peralatan sederhana. Kekurangan dari resin akrilik ini adalah
elastisitas dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan sinar UV pada resin ini dapat
merusak jaringan rongga mulut.
KOMPOSISI
POLIMERISASI
Tahap Tahap Reaksi Resin Akrilik
1. Sandy Stage: Campurannya kasar seperti pasir basah.
2. Sticky Stage : Monomer akan melarutkan butir- butir polimer sehingga
campuran tersebut melunak, melekat serta berserabut. Bila dipegang atau ditarik-
tarik, campuran tadi masih melekat di tangan.
3. Dough Stage: Monomer makin banyak merembes ke dalam butir-butir polimer
dan ada juga monomer yang menguap sehingga konsistensi makin padat. Pada
akhirnya akan menjadi adonan yang plastis dan tidak tidak melekat lagi di tangan
kalau dipegang.
4. Rubbery Stage: Bentuk dan campuran pada tingkatan paling akhir ini sudah
agak keras,menyerupai karet, tetapi masih dapat diputuskan dengan jari tangan.
5. Hard Stage: Sudah tidak dapat diputuskan dengan tangan (Craig, 2002).
Adonan atau campuran akrilik ini akan mengalami empat fase, yaitu :
a. Sandy stage
Mula mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah.
b. Sticky stage
Bahan menjadi merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan.
c. Dough stage
Terbentuknya adonan yang halus, homogen dan konsistensinya tidak
melekat lagi dan mudah diangkat, dimana tahap ini merupakan saat yang tepat
untuk memasukkan adonan ke dalam mold dalam waktu 10 menit.
d. Rubbery stage
Bila adonan dibiarkan terlalu lama , maka akan terbentuk adonan
menyerupai karet dan menjadi kaku (rubbery hard ) sehingga tidak dapat
dimasukkan ke dalam mould (Anusavice ,2003).
3. Pengisian
Sebelum pengisian dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah
merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan
permukaan yang kasar, merekatnya dengan bahan tanam gips dan mencegah air
dari gips masuk ke dalam resin akrilik. (Anusavice ,2003)
Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat
dipress terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke
dalam mould penuh kemudian dilakukan press pertama sebesar 1000 psi ditunggu
selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian
dilakukan press terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit .
Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring (OBrien dkk, 1985)
4. Kuring
Salah satu tehnik kuring mencakup proses pembuatan bahan tiruan dalam
water bath bertemperatur konstan yaitu 70 C selama 8 jam atau dengan cara
dipanaskan pada suhu 70 C selama 1 jam 30 menit kemudian meningkatkan
temperatur smapai 100 C dipertahankan selama 1 jam (Anusavice, 2003).
Pemanasan pada suhu 100 C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan
derajat polimerisasi resin akrilik yang tinggi dan juga akan mengurangi sisa
monomeryang tertinggal. (Anusavice ,2003)
Kuvet yang didalamnya terdapat mold yang telah diisi resin akrilik kemudian
dipanaskan di dalam water bath . Suhu dan lamanya pemanasan harus dikontrol.
(Anusavice ,2003)
19
B. Bahan restorasi
Kelebihan resin akrilik untuk bahan restorasi antara lain daya alir tinggi,
aplikasi mudah setting dengan Light Curing selama 10 menit, dan
menghasilkan permukaan yang sangat halus dan mengkilat
Pada gigi palsu dibuat pagaran 2 mm agar dam (jarak antara gigi palsu)
tidak kemasukkan saliva yang dapat membuat lepas
Dipakai sebagai plat dasar alat ortodontik lepasan yang berupa lempengan
plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau
permukaan lingual lengkung mandibula. Jenis resin yang dipakai adalah heat
curing dan cold curing. Bahan dari cold curing memiliki berat molekul
21
K. Relining
L. Rebasing
Lampiran
1. Densitas
Densitas merupakan fungsi dari kerapatan komposisi sehingga dengan
menambahkan serat kaca yang nilai densitasnya sesuai dapat mengisi rongga
kosong sehingga meningkatkan nilai densitas dan kekuatan bahan resin akrilik
heat cured (Ferrancane, 2001).
Hubungan densitas suatu bahan adalah berbanding terbalik dengan nilai
porousitasnya, dimana semakin besar nilai densitas maka semakin sedikit
terbentuknya rongga atau porous dalam bahan tersebut sehingga mempengaruhi
sifat mekaniknya.Salah satu penyebab kegagalan suatu bahan adalah keberadaan
porousitas. Porousitas akan mempengaruhi sifat mekanis bahan, struktur berpori
akan menurunkan kekuatan dan kekerasan. Penambahan serat kaca dapat
meningkatkan densitas dari resin akrilik, dimana semakin besar diameter serat
kaca, semakin tinggi densitas dari resin. Seperti yang telah dibuktikan dalam
pengamatan, penambahan serat kaca dengan diameter 3 mm menghasilkan
penurunan penyerapan air menjadi 0,363% dari sebelum diberi serat kaca sebesar
0,48% dan saat diameter serat kaca menjadi 6 mm, penurunan penyerapan air
menjadi sebesar 0,360% (Sitorus, 2012).
dapat dihasilkan oleh activator yang bereaksi dengan peroksida dalam bubuk atau
powder. Aktivator hanya berada dalam produk yang dinyakan sebagai metarial
self-curing atau autopolymerizing. Radikal-radikal bebas yang terbentuk di dalam
cairan ini berekasi secara cepat dengan inhibitor membentuk radikal-radikal stabil
yang tidak mampu mengawali polimerisasi. Keadaan ini tertera dalam gambar
yang menyatakan bahwa produk radikal (z) merupakan spesies yang relatif stabil
ang tidak akan memulai proses polimerisasi metal metaklirat pada suhu ruang
(McCabe dan Walls, 2011).
Inhibitor (hidrokuinon) (y), bekerja secara bereaksi dengan radikal aktif (x), membentuk
radikal stabil (z)
Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya radikal-radikal yang tidak diinginkan dalam
likuid adalah dengan menyimpan material dalam syatu kaleng atau dalam suatu botol
berwarna gelap. Cahaya yang tampak atau radiasi ultraviolet dapat mengaktifkan
senyawa-senyawa yang secara potesial mampu membentuk radikal (McCabe dan Walls,
2011).
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Alih
bahasa, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko ; editor edisi bahasa
Indonesia, Lilian Juwono. Ed. 10. Jakarta : EGC.
Craig RG, Powers JM. 2002. Restorative Dental Materials. 11th Ed.Missouri :
Mosby Inc.
Powers JM, Wataha JC.2008. Dental Materials Properties and Manipulation. 9th
Ed. Missouri : Mosby Elsevier
Sitorus, Z. dan Dahar, E.2012.Perbaikan Sifat Fisis dan Mekanis Resin Akrilik
Polimerisasi Panas dengan Penambahan Serat Kaca. Dentika Dental Journal,
Vol. 17, No. 1,: 24-29.
25