Вы находитесь на странице: 1из 2

Antikoagulan EDTA

EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2) adalah antikoagulan


yang paling umum dan banyak digunakan untuk parameter pemeriksaan hematologi.
EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium), EDTA dalam bentuk garam Kalium 15 kali lebih larut dalam air dibandingkan dalam
bentuk garam Natrium. EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau
mengkhelasi kalsium, sehingga EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan
yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian
hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung
trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.Sedangkan untuk pemeriksaan mikrobiologi,
antikoagulan EDTA tidak baik untuk digunakan sebagai pengawet sampel karena dapat
membunuh kuman yang terdapat di dalam darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA)
dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk
kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA
tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for
Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute). Walaupun demikian tetapi sampai saat ini Na2EDTA dalam bentuk serbuk
masih banyak digunakan di berbagai laboratorium. Umumnya untuk memudahkan
pengukuran maka dibuat menjadi larutan 10%.
Penggunaan EDTA biasanya pada saat darah dimasukkan ke dalam tabung, segera
lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan
lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan
bekuan darah.
Penggunaan disodium EDTA (Na2EDTA) biasanya dengan konsentrasi 1,4 2,0
mg/ml darah, dipotassium EDTA (K2EDTA) dengan konsentrasi 1,5 2,2
mg/ml darah, dan tripotassium EDTA (K3EDTA) dengan konsentrasi 1,5 - 2.,2 mg/ml darah.
Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi.
Sebaliknya, bila EDTA berlebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan
mengalami disintegrasi yaitu trombosit membengkak sehingga tampak adanya trombosit
raksasa yang pada akhirnya mengalami fragmentasi membentuk fragmen-fragmen yang
masih dalam rentang pengukuran trombosit oleh alat hitung sel otomatis sehingga dapat
menyebabkan peningkatan palsu jumlah trombosit.
Padahal saat ini EDTA lazimnya ditambahkan menggunakan pipet Pasteur. Hal ini
menyebabkan ada pemakaian sejumlah EDTA yang berlebih karena 1 tetes pipet Pasteur =
50 l sedangkan untuk darah sebanyak 3 ml hanya dibutuhkan 4,5 mg serbuk EDTA atau 45
l dalam bentuk larutan 10 %. Sementara itu cara pemipetan yang seharusnya tegak lurus
dan dalam keadaan kosong masih sering diabaikan oleh petugas laboratorium serta
ketepatan takaran EDTA dan volume darah sangattergantung keterampilan dan ketelitian
petugas laboratorium sehingga variasi hasil yang ditimbulkan akibat ketidaktepatan takaran
EDTA dan volume darah sangat mungkin terjadi. Salah satu cara mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan adalah dengan menggunakan pipet yang volume tetesannya tepat
sesuai dengan takaran EDTA yang diperlukan. Pipet mikro adalah salah satu solusinya.
Volume pipet mikro memakai satuan mikroliter dan tersedia dalam ukuran mulai dari 1
sampai 500 l.
Dewasa ini tersedia tabung vacutainer yang sudah berisi antikoagulan EDTA. Tabung
EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup
lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.EDTA pada
tabung vakum biasanya berupa K3EDTA yang mempunyai stabilitas yang lebih baik
daripada garam EDTA yang lain karena mempunyai pH mendekati pH darah. Namun
demikian, saat ini tabung EDTA yang berisi larutan K3EDTAsudah tidak diproduksi lagi,
penggunaannya digantikan oleh tabung EDTA yang berisi serbuk
K2EDTA, karena direkomendasikan oleh International Council for Standardization
in Haematology. Penggunaan tabung vacutainer ini pada pengambilan darah vena tidak
perlu menggunakan spuit dan kondisi vakum mengontrol jumlah darah yang masuk ke
dalam tabung sampai volume tertentu sehingga perbandingan antara takaran
antikoagulan dengan volume darah dapat dipertanggungjawabkan.
Walaupun demikian, pada penggunaan EDTA vacutainer juga dapat terjadi
peningkatan palsu jumlah trombosit misalnya sebelum tabung vakum berhenti mengisap
sudah dilakukan pencabutan jarum vacutainer sehingga perbandinganantara takaran
antikoagulan dan volume darah sudah tidak tepat lagi. Tabung vacutainer merupakan
tabung yang direkomendasikan oleh National Committee for Clinical Laboratory
Standards (NCCLS) untuk pemeriksaan hematologi karena mempunyai ketepatan
perbandingan antikoagulan dan darah yang tepat dibandingkan cara konvensional,
namun demikian memerlukan biaya yang lebih mahal. Dari segi ekonomi harga
EDTA vacutainer per spesimen 4 kali harga EDTA konvensional per spesimen.

Вам также может понравиться