Вы находитесь на странице: 1из 7

Anemia ditandai dengan keluhan mudah lelah, serta Anemia pada sindroma mielodisplastik2e

pusing, mata berkunang-kunang. Kemungkinan


penyebab dari keluhan animia tersebut Kekurangan Faktor ekonomi mempengaruhi asupan nutrisi
asupan nutrisi, Anemia, Dehidrasi, Hipoksia1a. anemia seseorang yang akan mengakibatkan defisiensi zat besi
untuk umur tidak ada perbedaan antar umur semua sehingga terjadilah anemia.3a Pada saat menyusui
umur bisa terkena anemia, sedangkan jenis kelamin nutrisi yang dibutuhkan juga meningkat sedangkan
pada anak-anak laki-laki lebih rentan terkena anemia asupan nutrisi kurang3b
dibandingkan perempuan. Namun pada usia dewasa
1) Ibu menyusui membutuhkan tambahan sekitar
wanita lebih rentan terkena anemia dibandingkan laki-
750 kkal/ hari
laki1b. Penyakit anemia biasanya progresivitasnya
2) Tambahan zat besi 5 mg
berlangsung lama tetapi keluhannya akan semakin
3) Tambahan asam folat 260-280 g
bertambah1c. Salah satu keluhannya lelah
4) Vitamin B12 2,2 2,6 g4a
bermekanisme anemia menyebabkan pengangkutan
Dapat kekurangan asupan nutrisi4b Makna riwayat
oksigen terganggu dan saat bekerja membutuhkan
menstruasi normal dan tidak menderita penyakt yang
energi yang besar, Karena ketidak seimbangan ini
lama, adalah untuk membantu menegakkan diagnosis
mudah lelah dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi
penyebab terjadinya anemia. Anemia sendiri bukan
menyebabkan pusing beserta mata berkunang-kunang1d
merupakan penyakit yang berlangsung secara akut
Kemungkinan dalam mengkonsumsi obat tidak
melainkan penyakit yang berlangsung secara kronis5a
teratur sehingga belum bisa mengganti kekurangan zat
Semua pemeriksaan fisik normal kecuali tampak pucat,
besi dalam tubuh, selai itu pola makan juga tidak
konjungtiva pucat dantelapak tangan serta kaki pucat.
diperbaiki sehingga anemianya berlanjut2a. Komponen
1) Mekanisme pucat
darah elemen padat yaitu eritrosit, leukosit, trombosit
Keseimbangan besi yang negative serum Fe
sedangkan elemen cair atau plasma yaitu air, zat larut,
menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC
protein, zat inorganic, nutrient, hormone.2b fisiologi
meningkat) sinetesis hemoglobin menurun
darah yaitu transportasi makanan,oksigen,
gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang
karbondioksida, thermoregulasi atau mengatur suhu,
berkembang RBC pucat (hipokrom) dan kecil
imunologi, homeostasis menjaga ph dan koagulasi atau
(mikrositer) 6a
pembekuan darah.2c etiologi kekurangan darah yaitu
kekurangan zat besi, kekurangan nutrisi, kebutuhan zat
1) Hb 9,1 g/dl
besi meningkat, genetic, defisiensi B12, defisiensi asam
Interpretasi : Anemia (normal = 13-18 gr/dl
folat, pecahnya dinding sel darah merang, dan
Mekanisme :
gangguan sumsum tulang.2d Klasifikasi anemia
Defisiensi zat besi pembentukan Hb terganggu
berdasarkan morfologi yaitu
Hb menurun.
a) Anemia hipokromik mikrositer
2) MCV 70 fl
Anemia defisiensi besi Interpretasi : Mikrositer (normal = 80-94 fl)
Thalassemia Mekanisme :
Anemia akibat penyakit kronik anemia defisiensi Fe serum Fe menurun
Anemia sideroblastik plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat)
b) Anemia normokromik normositer sinetesis hemoglobin menurun gangguan
Aemia pascaperdarahan akut hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang
Anemia aplastik- hipoplastik RBC kecil (mikrositer)
Anemia hemolitik 3) MCH 25%
Anemia akibat penyakit kronik Interpretasi : Hipokrom (normal = 27-31%)
Anemia mieloptisik Mekanisme :
Anemia pada gagal ginjal kronik anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun
Anemia pada mielofibrosis plasma mengikat besi meningkat (IBC
Anemia pada sindrom mielodisplastik meningkat) sinetesis hemoglobin menurun
Anemia pada leukemia akut gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang
c) Anemia makrositer berkembang RBC pucat (hipokrom).
Megaloblastik 4) MCHC 29%
Anemia defisiensi folat Interpretasi : Hipokrom (normal = 33-37%)
Mekanisme :
Anemia defisiensi vitamin B12
anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun
Nonmegaloblastik
plasma mengikat besi meningkat (IBC
Anemia pada penyakit hati kronik
meningkat) sinetesis hemoglobin menurun
Aemia pada hipotiroid
gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV)
berkembang RBC pucat (hipokrom). tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai
5) anisositosis menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik
Interpretasi : ukuran eritrosit bervariasi (eritrosit hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti
normal berbentuk piringan bikonkaf dengan dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah
diameter 6-8 m) yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI)
Mekanisme : menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC)
Defisiensi besi eritropoesis terganggu ukuran bertambah.
eritrosit bervariasi. 10) Serum feritin 14 ug/dl?
6) hipokrom mikrositer Interpretasi : menurun (normal = 20-250g/dl)
Interpretasi : warna eritrosit pucat dan ukuran Mekanisme :
eritrosit kecil Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan
Mekanisme : lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah
anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi
plasma mengikat besi meningkat (IBC belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah
meningkat) sinetesis hemoglobin menurun merah. Feritin serum menjadi rendah sementara
gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang Total Iron Binding Capacity serum meningkat.
berkembang RBC pucat (hipokrom) dan kecil Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah
(mikrositer) merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai
7) poikilositosis? menurun dan saturasi transferin juga menurun.
Interpretasi : bentuk dari eritrosit yang bervariasi Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV)
Mekanisme : tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai
Defisiensi besi eritropoesis terganggu bentuk menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik
eritrosit bervariasi hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti
8) Fe serum 12 ug/dl? dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah
Interpretasi : menurun (normal = 50-150g/dl) yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI)
Mekanisme : menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC)
Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan bertambah.7a
lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah
penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi Pemeriksaan darah lengkap, kadar
belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah hemoglobin (Hb)Cara pemeriksaan kadar Hb yang
merah. Feritin serum menjadi rendah sementara lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan
Total Iron Binding Capacity serum meningkat. kolorimetrikvisual.
Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah
merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai 1) Cara fotoelektrik
menurun dan saturasi transferin juga menurun. Dengan cara ini, hemoglobin diubah
Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida)
tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan
menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik kalium sianida. Larutan Drabkin mengubah
hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan
dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI) Cara ini tidak kita bahas lebih lanjut, yang jelas cara
menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena
bertambah. memiliki akurasi yang sangat tinggi.
9) Iron binding capacity 460 ug/dl?
Interpretasi : meningkat (normal = 240-360g/dl) 2) Carakolorimetrikvisual(caraSahli)
Mekanisme : Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi
Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan hematin asam yang berwarna coklat. Kemudian
lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah warna ini dibandingkan dengan warna standar
penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan
belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah dengan cara Sahli yaitu:
merah. Feritin serum menjadi rendah sementara
Total Iron Binding Capacity serum meningkat. a) Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung
Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah pengencer
merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai
menurun dan saturasi transferin juga menurun.
b) Isap darah kapiler atau darah vena dengan tanda 11. Jangan sampai ada gelembung
antikoagulan EDTA atau oksalat dengan udara
menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L
tanpa terputus d) Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap
c) Hapuslah darah diluar ujung pipet
e) Kocok selama 15-30 detik
d) Segera alirkan darah ke dasar tabung,.
f) Letakkan kamar hitung dengan penutup
e) Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali terpasang secara horisontal di atas meja
untuk membersihkan darah.
g) Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan
f) Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara tak terbuang dari pipet
darah dan HCl. Selama pengadukan
tambahkan setetes demi setetes aquades. h) Buang semua cairan di batang kapiler (3-4
tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke
g) Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut kamar hitung dengan menyinggung pinggir
dengan warna standar sampai benar- kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan
benar sama. Bacalah kadar Hb setinggi kamar hitung terisi cairan dengan daya
permukaan cairan dalam tabung kapilaritas

Kelemahan metode ini adalah: i) Biarkan 2-3 menit supaya lekosit mengendap

Tak semua hemoglobin menjadi j) Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan


hematin asam, misalnya pembesaran 10 kali, fokus dirahkan ke garis-
karboksihemoglobin (Hb-CO2), garis bagi.
methemoglobin dan sulfhemoglobin
k) Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari
Kemampuan visual pemeriksa sangat kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri,
mempengaruhi hasil kebawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-
sel pada garis, yang dihitung adalah padagaris
Cahaya yang kurang terang kiri dan atas.
mempengaruhi hasilPenghitungan sel-
sel darah. l) Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel
X 50
Lekosit, eritrosit dan trombosit dihitung
setelah diencerkan. Pada laboratorium besar, Penghitungan eritrosit
penghitungan dilakukan secara elektronik dan
pengenceran otomatis sehingga memberikan hasil Untuk menghitung eritrosit, darah
yang sangat akurat. Selanjutnya cara ini tak diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan ke
dibahas. Selain itu, masih ada cara manual yang dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan
tetap diperlukan hingga saat ini yaitu menggunakan adalah larutan Hayem. Langkah-langkah
pipet dan kamar hitung. pemeriksaan yang diterapkan adalah:

Untuk menghitung lekosit, darah a. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah
diencerkan dalam pipa lekosit lalu dimasukkan ke oksalat sampai tanda 0,5
dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan b. Hapus kelebihan darah di ujung pipet
adalah larutan Turk. Langkah-langkah pemeriksaan
yang diterapkan adalah: c. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem
dengan sudut 45o, tahan agar tetap di
a) Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah
tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai
oksalat sampai tanda 0,5
tanda 101. Jangan sampai ada
b) Hapus kelebihan darah di ujung pipet gelembung udara

c) Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk d. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
dengan sudut 45o, tahan agar tetap di lepaskan karet penghisap
tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai
e. Kocok selama 15-30 detik
f. Letakkan kamar hitung dengan penutup f) Jumlah trombosit per L darah adalah:
terpasang secara horisontal di atas meja jumlah trombosit x 2000.

g. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan 1. Bagaimana cara mendiagnosis dari kasus ini?
tak terbuang dari pipet Jawab:
Diagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan
h. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4
tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke kamar berdasarkan hasil temuan dari anamnesis,
hitung dengan menyinggung pinggir kaca pemeriksaan fisik, dan laboratorium yang dapat
penutup dengan sudut 30o. Biarkankamar mendukung sehubungan dengan gejala klinik yang
hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas. sering tidak khas.
a. Anamnesis
i. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap
Ditujukan untuk mengeksplorasi :
j. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan Riwayat penyakit sekarang.
pembesaran 40 kali, fokus dirahkan ke garis- Riwayat penyakit terdahulu.
garis bagi dalam bidang besar yang tengah.
Riwayat gizi.
k. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang Anamnesis mengenai lingkungan,
masing-masing tersusun atas 16 bidang pemaparan bahan kimia fisik serta riwayat
kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke pemakaian obat.
kiri, ke bawah lalu ke kiri dan b. Pemeriksaan fisik
seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang
Pemeriksaan fisik terhadap pasien pada
dihitung adalah pada garis kiri dan atas.
konjungtiva mata, warna kulit, kuku, mulut,
l. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel dan papil lidah apakah terdapat gejala umum
X 10000) anemia/ sindrom anemia.
c. Pemeriksaan laboratorium
Penghitungan trombosit Pemeriksaan laboratorium meliputi :
pemeriksaan index eritrosit, retikulosit,
Ada 2 cara penghitungan trombosit yaitu morfologi darah tepi.
cara langsung dan cara tak langsung. Cara tak
langsung tidak dibahas dalam kuliah ini. Untuk pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCV,
menghitung trombosit secara langsung, darah leukosit, trombosit.
diencerkan dalam pipet eritrosit lalu pemeriksaan status besi (Fe serum, TIBC,
dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer saturasi transferin, FEP, feritin)
yang digunakan adalah larutan Rees Ecker. apus sumsum tulang.
Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan
adalah:
2. Apa saja DD pada kasus ini?
a) Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda 1 Jawab:
dan buang lagi cairan tersebut
Anemia Anemia Thalassemia Anemia
b) Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan defisiensi akibat Sideroblastik
Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocok besi peny.kronik
selama 3 menit MCV /N /N

c) Lanjutkan langkah-langkah seperti MCH /N /N


penghitungan eritrosit Serum Normal Normal
Iron
d) Biarkan kamar hitung selama 10 menit
dalam posisi horisontal supaya trombosit TIBC Normal Normal/
mengandap Saturasi
tranferin
e) Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang < 15 % 10 20 % > 20 % > 20 %
besar tengah dengan lensa obyektif besar Feritin < 20 Normal
serum
14) Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12
3. pemeriksaan penunjang tambahan apa saja yang urine (AP)
dibutuhkan untuk menegakkan penyakit pada kasus 15) Guaiak : mungkin positif untuk darah pada
ini? urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
Jawab: perdarahan akut / kronis (DB).
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia 16) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik :
(Doenges, 2000 :572) : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
1) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat 17) Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi :
(aplastik); MCV (volume korpuskular rerata) sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,
dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan
menurun dan mikrositik dengan eritrosit tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas
hipokronik (DB), peningkatan (AP). (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel
Pansitopenia (aplastik). Nilai normal eritrosit darah (aplastik)
(juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria 4. Apa WD pada kasus ini?
2) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan Jawab: Anemia hipokromik makrositer defisiensi
hematokrit menurun. besi.
3) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun
(AP), meningkat (respons sumsum tulang 5. Apa etiologi dari kasus ini?
terhadap kehilangan darah/hemolisis). Jawab: defisiensi zat besi
4) Pewarna sel darah merah : mendeteksi
perubahan warna dan bentuk (dapat 6. Bagaimana epidemiolgi dari penyakit pada kasus?
mengindikasikan tipe khusus anemia). Jawab:
5) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi Afrika Amerika Indonesia
inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel latin
darah merah : atau penyakit malignasi. Laki 6% 3% 16%-50%
6) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam dewasa
membedakan diagnosa anemia, misal : pada Wanita 20% 17%-21% 25%-48%
tipe anemia tertentu, sel darah merah tak hamil
mempunyai waktu hidup lebih pendek. Wanita 60% 39%-46% 46%-92%
7) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). hamil
8) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah
merah (diferensial) mungkin meningkat 7. Bagaimana manifestasi klinis pada penyakit ini?
(hemolitik) atau menurun (aplastik). Nilai Jawab:
normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 10.000 1) Gejala umum anemia
permokro liter Gejala ini baru akan timbul apabila
9) Jumlah trombosit : menurun caplastik; terjadi penurunan kadar hemoglobin
meningkat (DB); normal atau tinggi hingga 7-8 gr/dl
(hemolitik). Nilai normal Trombosit (per mikro Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-
lt) : 200.000 400.000 per mikro liter darah kunang dan telinga berdenging
10) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi 2) Gejala khas defisiensi besi
tipe struktur hemoglobin. Nilai normal Hb Koilonichya (spoon nail) yaitu kuku yang
(gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): cekung seperti sendok, memiliki garis-
meningkat (AP, hemolitik). garis vertikal dan rapuh.
11) Folat serum dan vitamin B12 membantu Atrofi papil lidah sehingga permukaan
mendiagnosa anemia sehubungan dengan lidah menjadi licin dan mengkilap
defisiensi masukan/absorpsi
12) Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
13) LDH serum : menurun (DB)
Stomatitis angularis (cheilosis) yaitu Pengobatan lain
adanya radang pada sudut mulut berupa Diet : sebaiknya diberikan
bercak keputihan makanan bergizi dengan tinggi
Disfagia protein terutama yang berasal dari
Atrofi mukosa gaster protein hewani
pica : keinginan makan makanan yang Vitamin C : vitamin C diberikan 3
tidak lazim seperti tanah liat, lem dll x 100 mg/ hari untuk
meningkatkan absopsi tubuh
8. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif pada Transfusi darah : anemia
kasus ini? kekurangan besi jarang
Jawab: memerlukan transfusi darah.
Terapi kausal: Indikasi pemberian transfusi darah
tergantung penyebabnya, misalnya : pada anemia kekurangan besi
pengobatan cacing tambang, pengobatan adalah :
hemoroid, pengobatan menoragia. Dalam Hb < 7 gr/dl
hal ini adalah Ulkus, ganti antasid dengan Anemia yang sangat
obat-obat sitoprotektif seperti Sukralfat simptomatik, misalnya anemia
(Al-sukrosa Sulfat) dengan gejala pusing yang
Ganti obat NSAID dengan yang dapat dipakai mencolok
dalam jangka waktu lama tanpa menggangu Penderita memerlukan
sistem GIT. peningkatan kadar
Pemberian preparat besi untuk mengganti hemoglobin yang cepat,
kekurangan besi dalam tubuh :
Besi peroral : merupakan obat pilihan pertama 9. Apasaja komplikasi dari penyakit pada kasus ini?
karena efektif, murah dan aman. Jawab:
Besi parental : Komplikasi seperti pada anemia yang lain
Efek samping lebih berbahaya, serta apabila anemianya berat maka akan timbul
harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu: komplikasi pada sistem kardiovaskuler berupa
Intoleransi oral berat dekompensatio cordis.
Kepatuhan berobat berkurang
Kolitis ulserativa 10. Bagaimana prognosis dari penyakit ini?
Perlu peningkatan Hb secara cepat Jawab:
(misal preoperasi, hamil trisemester Quo at vitam : bonam
terakhir) Quo at functional : bonam
Preparat yang tersedia : iron dextran
complex, iron sorbitol citric acid 11. Bagaimana KDU dalam kasus ini?
complex. Jawab:
Efek samping obat : reaksi anafilaksism
flebitis, sakit kepala, flushing, mual,
muntah, nyeri perut dan sinkop.

Cara pemberian Besi :


Dosis besi parental : harus dihitung
dengan tepat karena besi berlebihan
akan membahayakan pasien.
KDU 4
Besarnya dosis dapat dihitung dengan
rumus berikut ini : mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan
sekarang) x BB x 3 tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-
ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu
menangani problem itu secara mandiri hingga
tuntas.

12. Apa pandangan islam mengenai kasus ini?


Jawab:
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW.
Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa
musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit,
gangguan menumpuk pada dirinya kecuali Allah
SWT hapuskan akan dosa-dosanya (HR.
Bukhari dan Muslim)

Вам также может понравиться