Вы находитесь на странице: 1из 11

http://abuzuhriy.

com/berbagai-keutamaan-dari-shubuh-hingga-syuruq/

Berbagai keutamaan dari shubuh hingga syuruq

Selasa 6 Sya`baan 1430

1. Keutamaan shalat shubuh

Allah subhanahu wa taala berfirman,

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

(QS. Al Isra: 78)

Belum lagi ditambah dengan keutamaan shalat qabliyah shubuh, yang dimana
Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda:

Dua rakaat Shalat Fajr (shalat qabliyah shubuh) lebih baik dari pada dunia dan
seisinya.

[HR. Muslim]

Bukti kelurusan iman seseorang; karena Rsulullh shllallhu alayhi wa sallam


bersabda:
Rasulullah shalallahu alayhi wa sallam tentang shalat shubuh bersabda:

Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya
dan Shubuh, jika mereka mengetahui pahalanya, niscaya mereka mendatanginya
kendatipun dengan merangkak.

(HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)

Maka tentu, orang yang baik keimanannya; tidak akan merasa berat dengan kedua
shalat ini.

2. Keutamaan shalat wajib dikerjakan secara berjamaah

Rasulullah shalallahu alayhi wa sallam bersabda:

Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari shalat sendirian

[Shahiih; diriwayatkan oleh al Bukhaariy]

Beliau juga bersabda:






Sesungguhnya shalat seseorang lelaki bersama dengan satu orang, lebih baik daripada
shalatnya secara sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang, adalah lebih baik
daripada shalatnya bersama seorang jamaah. Semakin banyak jamaaahnya, maka
semakin dicintai oleh Allah Taala.

(Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya, dll)

Ini keutamaan shalat berjamaaah SECARA UMUM (terlepas dari tempat


pelaksanaannya).

Adapun shalat berjamaaah di MASJID bersama iimaam SECARA KHUSUS; maka ini
LEBIH BANYAK LAGI keutamaannya! (simak: http://abuzuhriy.com/keutamaan-shalat-
berjamaah/)

3. Keutamaan tetap duduk hingga waktu syuruq, kemudian shalat sunnah syuruq

Shalat isyraq adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan setelah melaksanakan shalat
shubuh; lalu ia duduk ditempat ia shalat menunggu waktu syuruq; kemudian shalat
isyraq ketika memasuki waktu tersebut. Silahkan lihat disini jadwal syuruq disini. Maka
ketika masuk waktu syuruq berdasarkan jadwalnya, maka KITA TIDAK LANGSUNG
SHALAT SUNNAH SYURUQ, karena waktu tersebut adalah waktu DIHARAMKAN
UNTUK SHALAT, akan tetapi menunggu kira-kira 15 menit (sebagaimana nanti akan
dijelaskan dalam atsar aa-isyah radhiyallahu anha).

Waktu isyraq merupakan AWAL WAKTU DHUHA; sehingga orang yang melaksanakan
shalat isyraq berarti ia telah melaksanakan shalat dhuha.

Dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal, bahwa Ibnu Abbas tidak shalat Dhuha. Dia
bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani dan kukatakan :

Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepdaku.


Lalu Ummu Hani berkata :

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku


pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau
menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian
beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau mandi
dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan
shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha, berdiri, ruku, sujud, dan
duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang
lainnya.

Kemudian Ibnu Abbas keluar seraya berkata :

Aku pernah membaca di antara dua papan, aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha
kecuali sekarang

Artinya : Untuk bertasbih bersamanya (Dawud) di waktu petang dan pagi [Shaad : 18]

Dan aku pernah bertanya :

Mana shalat Isyraq ?

Dan setelah itu dia berkata :

Itulah shalat Isyraq

[Hasan Lighairihi; Diriwayatkan oleh Ath-Thabari di dalam Tafsirnya dan Al-Hakim]

Jabir bin Samurah rdhiyallhu anhu menyifati petunjuk nabi shllallhu alayhi wa
sallam, ia mengatakan:

Beliau tidak berdiri dari tempat shalatnya -dimana beliau melakukan shalat shubuh-
hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri (untuk shalat).

[HR. Muslim]

Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjamaah kemudian dia berdzikir kepada
Allah Taala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua rakaat, maka pahalanya
seperti pahala berhaji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.

(HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih
Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat juga
Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)

Dalam riwayat lain disebutkan:

Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh dengan berjamaaah, kemudian dia


tetap (ditempatnya) hingga dia SHALAT DHUHA, maka pahalanya seperti haji dan
umrah yang sempurna
(HR ath thabraaniy; hasan lighayrihi, lihat shahiih at targhiib no. 469)

Didukung pula riwayat dari Aa-isyah radhiyallhu anha berkata:

(Mereka duduk) hingga waktu yang dilarang untuk shalat telah berlalu, (kemudian)
mereka mendirikan shalat

(Diriwayatkan Iimaam al Bukhaariy dalam shahiihnya)

Untuk menunggu waktu tersebut, dapat kita gunakan untuk BERDZIKIR PAGI dan
MEMBACA serta MEMPELAJARI al Qur-aan (beserta tafsirnya; spti: tafsir ibn katsir)
untuk mendulang lebih banyak keutamaan.

Apa makna di dalam jamaaah dalam hadits diatas?

Berkata al Haafizh ibnu Rajab, dalam fathul baari libni rajab:

Dan yang dimaui darinya adalah di masjid (bersama imam dan jamaaah, az), bukan di
rumah (atau tempat lain, az)

(Fathul Baariy libni rajab, 6/40; sumber kutipan: saaid)

Lantas apakah laki-laki yang memiliki udzur (sehingga tidak dapat ke masjid), atau
wanita (yang shalat di rumah) bisa mendapatkan keutamaan diatas?
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah telah menjawab pertanyaan
yang sama dengan pertanyaan tersebut, ketika beliau ditanya: Apakah berdiam di
rumah setelah shalat Shubuh untuk membaca al-Qur-an sampai matahari terbit, lalu ia
melaksanakan shalat sunnah Syuruq dua rakaat sama pahalanya dengan berdiam di
masjid?

Dijawab beliau: Ini adalah sebuah amalan yang sangat agung dan memiliki pahala yang
sangat banyak. Akan tetapi, zhahir hadits yang menyebutkan hal tersebut mengandung
makna bahwa pahalanya tidak akan didapatkan kecuali oleh orang yang melakukannya
di dalam masjid.

Akan tetapi jika seseorang lelaki yg melakukan shalat Shubuh di rumahnya karena sakit
atau karena takut, lalu ia duduk di tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah dan
membaca al-Qur-an sampai matahari terbit, setelah itu ia melaksanakan shalat sunnah
Syuruq dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana yang diterangkan
dalam hadits. Karena dalam keadaan tersebut ia memiliki udzur sehingga melaksanakan
shalat di rumah.

Demikian pula yang dilakukan oleh seorang wanita yang duduk di tempat shalatnya
setelah melaksanakan shalat Shubuh untuk berdzikir dan membaca al-Qur-an sampai
matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, maka sesungguhnya ia
akan mendapatkan pahala yang sama seba-gaimana yang diungkapkan dalam hadits
tentangnya.

[Disalin dari almanhaj.or.id, dari buku Man Tushallii alaihimul Malaa-ikatu wa Man
Talanuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi (edisi terjemahan) Judul
dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Doaka Malaikat, Penerjemah Beni
Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

Apa makna tetap duduk ditempatnya?

Para ulamaa berbeda pemahaman akan hal ini. Al Haafizh Ibn Rajab Al Hambali
mengatakan,

Ada perbedaan dalam memahami lafadz ..tempat shalatnya... Apakah maksudnya itu
posisi (dalam artian: posisi shalatnya secara khusus) yang digunakan untuk shalat,
ataukah tempat (secara global) yang digunakan untuk shalat?

Kemudian Ibn Rajab membawakan hadis riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa nabi
shallallahu alaihi wa sallam tidak bangkit dari tempat shalat subuh sampai terbit
matahari.

Setelah membawakan dalil ini, Ibn Rajab berkomentar,

dan diketahui bersama bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidaklah duduk di
posisi yang beliau gunakan untuk shalat. Karena setelah shalat (wajib), beliau berpaling
dan menghadapkan wajahnya kepada para sahabat radhiallahuanhum (sehingga beliau
tidak lagi di posisi yang sama ketika shalat)

(Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, Ibn Rajab 5:28; dinukil dari konsultasi syariah)

Sehingga menurut pendapat ini, yang benar adalah: yang dimaksudkan darinya adalah
tetap pada tempat shalatnya, bukan posisi shalatnya. Jadi, selama ia masih tetap
berada didalam masjid, ia shalat padanya; maka ia masih termasuk orang yang
mendapatkan keutamaan ini. Dan inilah yang lebih mendekati kebenaran, Wallaahu
alam.

4. Keutamaan dzikir pagi dan petang

Allah subhanahu wa taala berfirman tentang dzikir pagi dan petang,

Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di waktu masaa` (petang) dan
waktu kamu berada di waktu subuh
(ar Ruum: 17)

Meskipun ayat diatas sedang membicarakan shalat shubuh, serta maghrib dan isyaa`;
namun keumuman lafazh akan perintah berdzikir diatas juga hendaknya kita ambil,
sehingga disamping kita menunaikan amalan wajib, berupa shalat; kita pun juga
menunaikan amalan naafilah, berupa dzikir pagi dan petang.

Silahkan lihat lebih lanjut tentang dzikir pagi dan petang dan segala keutamaannya
disini.

5. Keutamaan orang yang berpagi-pagi ke masjid untuk membaca dan mempelajari al


Qur-aaan

Rasulullah Shallallahualaihiwasallam bersabda:

Berpagi hari atau bersore hari fi sabilillah adalah lebih baik daripada dunia seisinya

(Bukhariy Muslim)

Sedangkan pergi menuju mesjid, merupakan fii sabilillah.

Uqbah bin Amir Al Juhani berkata,

Pada suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam keluar menemui kami di
Shuffah, beliau bersabda:

Siapa dari kalian yang menyukai berpagi-bagi berangkat ke Buthhan atau Al Aqiq
(nama tempat), lalu setiap harinya datang dengan membawa dua ekor unta yang besar
punuknya lagi gemuk, ia ambil unta tersebut tanpa berbuat dosa dan dan memutuskan
silaturahmi?

Uqbah berkata;

Kami berkata, Wahai Rasulullah, kami semua menginginkan hal itu

beliau bersabda:

Sungguh, seorang dari kalian berpagi-pagi berangkat ke Masjid lalu ia mempelajari dua
ayat dari Kitabullah (Al Quran) adalah lebih baik baginya daripada dua ekor Unta. Dan
tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta serta empat ayat juga lebih baik dari pada
empat ekor unta dan dari sejumlah unta.

[HR. Ahmad, dishahiihkan oleh syaikh al-albaaniy dalam shahiihul jaami]

dalam riwayat Abu Dawud lafazhnya:

Sungguh salah seorang diantara kalian setiap hari datang ke Masjid, mempelajari dua
ayat dari Kitab Allah azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua ekor unta, dua
ayat lebih baik daripada tiga unta, seperti bilangan-bilangan unta tersebut.

[ HR. Abu Dawud (sanadnya shahiih, dishahiihkan oleh syaikh al-albaaniy dalam shahiih
abi dawud)]

Maka jika kita (khususnya lelaki), shalat shubuh berjamaaah di masjid, kemudian
berdzikir, kemudian shalat dhuha (atau disebut syuruq), maka alangkah banyaknya
keutamaan yang bisa kita peroleh

Allh berfirman,

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi.

(QS. al Munaafiquun: 9)

Вам также может понравиться