Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh bentuk
mulut. Arwana (Scleropages sp) sebenarnya termasuk jenis ikan purba yang hingga kini
belum punah. Banyak nama yang melekat padanya,diantara ikan siluk, ikan kayangan, ikan
kalikasi, dan ikan kelasa.Arwana banyak disebut-sebut sebagai rajanya ikan hias air tawar.
Banyak alasan yang menjadikan ikan ini sebagai ikan hias nomer satu. Tetapi dibalik alasan
tersebut pastilah juga banyak orang yang mengklaim bahwa arwana sebagai rajanya ikan hias
air tawar.

Ikan Hias didefinisikan sebagai ikan yang memiliki ciri-ciri, seperti bentuk dan
warnanya indah, perilakunya menarik, terdapat keanehan, dan tergolong langka. Kebanyakan
ikan hias hanya memenuhi satu atau dua kriteria saja dari kelima kriteria tersebut. Beda
halnya dengan arwana, arwana adalah ikan yang memiliki bentuk badan kekar. Setiap bagian
tubuh arwana, bahkan ujung siripnya memiliki nilai keindahana tersendiri dan menjadi
kriteria yang tidak boleh dilewatkan. Itu dari sisi keindahan tubuhnya. Warna arwana, bukan
hanya arwana super red tetapi juga arwana lainnya menjadi kriteria yang menentukan nilai
seekor arwana.

Arwana dianggap sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun
diyakini sebagai pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le
Tiaw Lung (seekor naga), misalnya diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga
sering dijadikan simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya .

Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan
yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasidi alam dibatasi.
CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna)
menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi.
Budidaya arwana telah berhasil dikembang sejak lama. Namun pada sekitar
menjelang tahun 2000 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar berhasil memijahkan
ikan arwana . Kelangkaan arwana mungkin bisa dilihat dari sejarahnya, bahwa arwana dahulu
termasuk jenis satwa yang dilindungi. Dijadikannya arwana sebagai satwa yang dilindungi
karena pada mulanya di daerah asal arwana, Sumatera dan Kalimantan, ikan eksotis ini
merupakan ikan konsumsi yang hanya sesekali tertangkap oleh jaring nelayan. Karena ikan
arwana berukuran cukup besar dan dagingnnya lumayan tebal maka oleh para nelayan ikan
diasinkan. Tujuannya agar tahan disimpan dalam jangka waktu lama. Maka dari itu pada
tahun 1980 keluar sebuah surat keputusan dari Menteri Pertanian yang melindungi arwana.
Denagan keluarnya SK Menteri Pertanian No. 716/Kpts/UmIO/1980, resmilah arwana
sebagai satwa yang dilindungi oleh pemerintah. Banyak pro-kontra yang terjadi tentang
pemeliharaan dan kepemilikan arwana. Untuk menjawab semua itu maka muncullah
ketentuan baru yang mengatur kepemilikan arwana harus menggunakan sejumlah persyaratan
dan dinyatakan dengan sertifikat kepemilikan.

1.2 Rumusan Masalah

Pokok pokok permasalahan dalam karya tulis ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana cara memilih benih yang baik untuk ikan arwana?
1.2.2 Bagaimana perawatan benih yang baik untuk ikan arwana?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah :


1.3.1 Untuk mengetahui cara memilih benih yang baik pada ikan arwana
1.3.2 Untuk mengetahui perawatan benih yang baik pada ikan arwana

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan dalan karya ilmiah ini menggunakan metode studi pustaka yang
menginventaris informasi dengan cara mengumpulkan data dari buku sumber lain yang ada
hubungannya dengan masalah penelitian dan dari internet yang dapat dijadikan sebagai
sumber acuan yang relevan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Dapat mengetehui cara memilih benih yang baik pada ikan arwana
1.5.2 Dapat mengetahui perawatan benih yang baik pada ikan arwana

1.6 Sistematika Penulisan

Lembar pengesahan
Lembar pernyataan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumuasan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metode Penulisan
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Arwana


2.2 Menguji Keampuhan Tuah Arwana
2.3 Mengenal Arwana Dan Kerabatnya
2.3.1 Jenis-jenis Arwana Dan Penyebarannya
2.3.2 Varietas Arwana Yang Ada Di Indonesia
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Persiapan Pembenihan


3.2 Pengadaan Dan Persiapan Calon Induk
3.3 Proses Pembenihan Arwana
3.4 Perawatan Benih Arwana
3.5 Pemberian Makanan Yang Benar

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Morfologo Arwana

Arwana adalah ikan hias air tawar yang berasal dari daerah tropis. Hidup di sungai
dan danau yang berarus lambat. Arwana mampu hidup di air sedikit asam sampai agak basa
dengan pH 6,5-7,5. Kisaran suhu yang dapat ditolerir antara 24-30 C. Arwana termasuk
hewan karnivora dengan mkanan utama udang, ikan, katak, dan serangga. Arwana mencari
makan pada siang hari (diurnal), mempunyai daerah teritorial (soliter), dan berkembangbiak
dengan cara memelihara telur sampai menetas di dalam mulut (mouth breeder atau parental
care).

Arwana dewasa matang pada usia 7 tahun dengan panjang tubuh mencapai 60-70
cm. Arwana termasuk jenis ikan yang menghasilkan sedikit telur. Rata-rata jumlah telur
dalam satu kali perkawinan antara 30-50 butir. Telur dierami sampai menetas di dalam mulut
induknya selama 40-43 hari. Induk pengeram menurut Scott dan Fuller (1976) adalah jantan.
Namun, berdasarkan penelitian oleh Fuhrman dan smith (1945) serta Merrick dan Green
(1976), induk pengeram telur adalah betina.

Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya
pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis lateral
atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24
cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah.
Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh.Giginya berjumlah 15-17.Bagian
insangnya di lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan
pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal),
hampir mencapai sirip perut (ventral).Panjang arwana arwana dewasa sangat variatif, antara
30-80 cm.

Sisiknya berukuran besar dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa


cycloid atau melingkar.Warnanya sangat variatif, antara lain perak, hitam, emas, dan merah.
Untuk lebih gampangnya, banyak yang memberi nama arwana berdasarkan warna sisiknya,
misalnya arwana hijau (green arowana), arwana hitam (black arowana), arwana perak (silver
arowana), arwana kuning (golden arwana), dan arwana merah (red arwana). Arwana merah di
bagi lagi menjadi tiga jenis, yakni merah biasa (red banjar), merah kuning (golden red) dan
sangat merah (super red).

2.2 Menguji Keampuhan Tuah Arwana


Pertanyaan yang sering singgah di benak sebagian pemilik arwana adalah benarkah
desas-desus bahwa arwana dapat memberikan rezeki dan umur panjang? Benarkah bahwa
ikan langka yang dipercaya sebagai satwa keramat itu mampu memberikan kemudahan-
kemudahan bagi pemiliknya? Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin argumen berikut bisa
memberikan jawaban yang cukup bisa diterima akal.
Pertama kali yang perlu dijelaskan benarkah bahwa ikan ini bisa memberi
keberuntungan bagi pemiliknya? Cerita tentang arwana yang memberi keberuntungan
sebenarnya sudah pernah dipublikasikan oleh sebuah majalah terbitan luar negri, Tropical
Fish Hobbyist Magazine, edisi juli 1985. Disebutkan dalam beritanya bahwa seorang tukang
kopi mendadak kaya karena memelihara ikan arwana ini. Apabila dipertanyakan kepada
pemilik arwana di sini, benarkah pernah ada seseorang yang memelihara arwana mendadak
kaya, rasanya tidak akan pernah mendapat anggukan persetujuan. Bahkan dari masyarakat
keturunan Tionghoa sendiri. Memang pernah ada yang mendadak usahanya lancar setelah
memelihara ikan ini, namun ada juga yang mengalami nasib naas setelah mempunyai ikan
langka ini. Maka, kejadian tersebut dianggap sebagai kebetulan belaka.
Akan halnya arwana memang membawa keberuntungan bagi banyak orang mungkin
bisa dijelaskan dalam konteks yang berbeda, seperti di bawah ini. Di indonesia demam
arwana diperkirakan dimulai pada tahun1980, yaitu pada saat keluarnya Surat Keputusan
Menteri Pertanian Republik Indonesia. Pada saat itu pula masyarakat lantas tahu kelebihan
dan kehebatan arwana, baik dari para petugas (yang melarangnya) maupun iming-iming dari
perusaahan penangkaran arwana yang menangkap arwana dengan bantuan penduduk asli.
Dari para penduduk yang diajak bekerja sama dengan perusahaan penangkar arwana yang
dilindungi tersebar luas. Dan sudah bisa ditebak, kalau masyarakat di sekitar sungai banyak
yang mendadak kaya dengan usaha penangkaran arwana yang mereka setorkan kepada para
penampung ataupun langsung kepada perusahaan penangkaran.
Para pedagang ikan hias di DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan,
dan kota besar lainnya juga ikut menikmati keberuntungan dari arwana. Tidak ketinggalan
grosir-grosir ikan arwana yang lebih berlipat dapat keuntungannya. Siapa lagi yang kebagian
rezeki dari arwana? Tidak lain adalah eksportir ikan hias yang secara sembunyi-sembunyi
mengirimkan arwana kita yang sangat kesohor di luar negeri dan para petugas karantina ikan
yang tidak jujur.
Kalau dijelaskan bisa lebih panjang lagi yang kecipratan keberuntugan arwana.
Simak pedagang makanan arwana, termasuk mereka yang mencarinya di alam. Misalnya saja
para pedagang jangkrik. Kalau semula orang hanya mencari seekor dua jangkrik sekedar
untuk diadu, kini orang memburu dan menernakan jangkrik untuk diberikan pada arwana
dalam jumlah yang tidak terhitung. Demikian juga yang terjadi pada kadal. Kalau semula
orang memburu kadal untuk diberikan pada mereka yang menderita kurap dan penyakit kulit,
maka kini kadal diburu untuk disantapkan pada arwana, juga dalam jumlah yang tidak
terbatas. Hal yang sama juga terjadi kepada para pencari kelabang, katak, kecoak, dan lain-
lainnya. Dan jangan lupa, para pembuat akuarium pun memperoleh bagian yang tidak sedikit
dalam upayanya mengadakan akuarium yang asri untuk arwana. Dengan ngetopnya arwana,
akuarium yang dibuat dalam berbagai variasi yang menarik akan lebih cepat terjual,
sekalipun dengan harga sedikit lebih tinggi.

2.3 Mengenal Arwana Dan Kerabatnya


Klasifikasi Ilmiah Ikan Arwana

Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus : 1. Arapaima Spesies : Arapaima gigas
2. Osteoglossum Spesies : Osteoglossum bicirrhosum
Spesies : Osteoglossum ferreirai
3. Scleropages Spesies : Scleropages formosus
Spesies : Scleropages guntheri
Spesies : Scleropages Leichardi
Spesies : Scleropages Jardini
4. Clupisudis Spesies : Clupisudis niloticus
Secara garis besar arwana tergolong ke dalam kelas pisces (ikan-ikanan) dan
subkelas Teleostei, yaitu golongan ikan yang tulang-tulangnya dari tulang benar (keras) dan
dilengkapi dengan tutup insang.
Pada tingkatan yang lebih rendah, arwana masuk ke dalam ordo (bangsa)
malacopterygii, yaitu kelompok ikan yang mempunyai ciri-ciri antara lain bentuk badan
biasa, tidak seperti ular; badan bersisik atau tidak, kadang-kadang seluruhnya atau sebagian
tertutup oleh kelopak-kelopak tebal; garis rusuk, jika ada, letaknya di atas sirip dada, sirip
punggung terdiri atas jari-jari lemah yang berbuku-buku atau berbelah dengan sebanyak-
banyaknya 2 atau 4 jari-jari keras, bersirip perut; sirip perut terletak jauh di belakang di depan
sirip dubur.
Pada tingkatan yang selanjutnya, arwana merupakan famili (suku) osteoglossidae.
Adapun ikan-ikan suku osteoglossidae mempunyai ciri-ciri bergaris rusuk, tidak bertulang
dagu, kepala tidak bersisik, perut tidak tipis, bergigi, sirip dubur bersebrangan dengan sirip
punggung, sisik besar, rahang bawah dengan sepasang sungut, dan merupakan ikan perairan
tawar.
Untuk selanjutya baru kita maklumi, bahwa arwana yang kini ada dipasaran bukanlah
berasal dari satu (marga). Setidaknya ada 4 genus yang merupakan induk dari ikan-ikan
arwana tersebut. Genus pertama adalah Osteoglossum, kedua Scleropages, ketiga Arapaima
dan yang keempat Clupisudis. Genus pertama Osteoglossum mempunyai dua spesies, yaitu
Osteoglossum bicirrhosum yang dijuluki silver arwana brazil dan Osteoglossum ferreirai
yang berpredikat black arwana brazil. Genus yang kedua Scleropages setidaknya mempunyai
4 spesies yang berbeda yaitu, Scleropages formosus (Malayan Bonytongue), Scleropages
guntheri, Scleropages Leichardi (Spotted Baramundi), Scleropages Jardini (Northern Spotted
Barramundi). Untuk genus Arapaima maupun Clupisudis masing-masing terdiri dari satu
spesies yaitu, Arapaima gigas (Giant Arapaima) dan Clupisudis niloticus (Nile Arwana).

2.3.1 Jenis-jenis Arwana Dan Penyebarannya

1. Arapaima gigas (Giant Arapaima)

Arapaima dikenal sebagai salah satu ikan air tawar terbesar di dunia. Panjang dapat
mencapai 3 meter dengan bobot hingga 200 kg. Ikan ini memiliki bentuk tubuh memanjang
dengan sisik seperti belah ketupat. Warna sisik umumnya abu-abu kehitaman dengan tepi
sisik berwarna jingga cerah.
Araipama termasuk predator yang terspesialisasi untuk menunggu mangsa di
permukaan air. Mangsa utama terdiri dari udang-udangan dan ikan kecil lainnya. Ikan ini
dilengkapi dengan organ labirin yang memungkinkannya untuk hidup di perairan yang
dangkal saat musim kemarau dengan suplai oksigen minim. Mereka termasuk dalam ikan
yang bernapas dengan mengambil udara langsug dari atmosfer (obligate air breather). Oleh
karena itu, ikan ini harus muncul ke permukaan setiap 5 - 20 menit sekali, tergantung pada
ukurannya. Ikan muda, biasanya muncul dipermukaan setiap 5 menit sekali, sedangkan ikan
dewasa muncul setiap 18 - 20 menit sekali dan memiliki kemampuan yang baik untuk
meloncat dari permukaan air ke udara saat berburu atau menghindari bahaya.

Saat ini populasi Araipama di Sungai Amazon Brazil semakin menurun akibat
kegiatan penangkapan yang berlebihan. Araipama di tangkap hidup-hidup dengan
menggunakan jaring untuk di ekspor ke luar negeri sebagai ikan hias. Sedangkan untuk
kebutuhan konsumsi, penangkapan dilakukan dengan menggunakan tombak atau tembak
ikan.

Saat ini, penangkapan Arapaima untuk kebutuhan komersial telah dilarang oleh
pemerintah Brazil. Penangkapan Araipama untuk olahraga dan hobby, masih diizinkan
dengan syarat harus melepaskan kembali ikan yang berhasil ditangkap. Hanya penduduk asli
pedalaman yang diizinkan menangkap Araipama untuk di konsumsi, itupun dengan alat
tradisional.

Di Indonesia, Araipama dapat dilihat di akuarium raksasa Sea World Indonesia di


kawasan Ancol Jakarta. Kegiatan memancing Araipama untuk wisata/hobby telah tersedia di
beberapa danau di Malaysia dan Thailand.

2. Osteoglossum Bicirrhosum (Arwana Perak/Silver Arowana)

Arwana perak adalah jenis Arwana yang paling populer dari Amerika selatan. Daerah
sebaran meliputi Sungai Rupununi, Oyapock, Amazon dan sungai di Guyana. Tubuh Arwana
perak umumnya pipih memanjang dengan sisik besar berwarna perak dan sirip punggung,
sirip anal dan ekor tampak menyatu di sepanjang sisi tubuh. Bentuk tubuh Arwana ini
sepintas mirip dengan ikan layur (Trichiurus savala). Air yang disukai bersuhu antara 24-25
C dengan keasaman air antara sedikit asam hingga sedang. Panjang tubuh ikan ini mampu
mencapai semeter atau 90 cm. Arwana ini merupakan satwa asli sungai Amazon yang
terspesialisasi hidup di daerah permukaan.

Arwana perak termasuk predator yang sangat mahir melompat keluar dari permukaan
air untuk berburu mangsa. Mangsa utamanya terdiri dari udang, serangga, ikan hingga
kelelawar, burung dan . Arwana Perak juga termasuk ikan yang agresif terhadap Arwana
Perak lainnya sehingga tidak boleh disatukan dalam sebuah akuarium.

Status konservasi Arwana Perak belum jelas. Hingga tahun 2004, CITES dan IUCN
belum memasukkan jenis Arwana ini sebagai spesies yang terancam punah. Namun laporan
beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan populasi satwa ini di habitat aslinya
akibat penangkapan yang berlebihan. Di Brazil, Arwana Perak dewasa di tangkap untuk di
makan. Sedangkan di Kolumbia, juvenil Arwana Perak ditangkap untuk di jual sebagai ikan
hias.

3. Osteoglossum ferreirai (Black Arowana)

Arwana hitam mempunyai bentuk tubuh yang hampir sama dengan Arwana Perak.
Saat faskan e juvenil, tubuh arwana hitam didominasi oleh warna gelap ditambah corak
kuning yang memanjang dari kepala hingga ekor. Saat panjang tubuh mencapai 15 cm, warna
berangsur-angsur berubah menjadi abu abu perak hingga kebiruan dengan garis merah dan
kuning di sepanjang sirip dan ekor. Fenomena perubahan warna ini tidak ditemukan pada
Arwana Perak.

Arwana yang besar rata-rata tidak akan ragu menyambar sesuatu yang tampak.
Mereka akan menyukai ikan kecil yang hidup. Black arwana akan menimbulkan keributan
ketika tidak ada sesuatu untuk dimakan. Mangsa utama Arowana hitam meliputi udang,
serangga, ikan, kelelawar, burung dan ular.

Mereka membutuhkan air yang lunak dan agak asam dengan suhu antara 25-28 C. Di
alam maupun di akuarium, black arowana mampu tumbuh mencapai 40-60 cm. Daerah
sebaran Arwana hitam meliputi Sungai Negro di Brazil dan Kolumbia serta daerah hulu
sungai Essequibo di negara Guyana.
4. Scleropages formosus (Malayan Bonytongue)
Arwana spesies Scleropages formosus terdiri dari beberapa jenis diantaranya sebagai
berikut :

Arwana Super Red (Arowana Super Red)

Super Red berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti dari
Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Super Red (Chili dan
Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan
primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi kondisi mineral, lingkungan air gambut (black
water), dan banyaknya cadangan pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh
yang baik terhadap evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga
menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan
yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna
dasar yang lebih pekat.

Warna merah penuh tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga sungut.
Menjelang dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh lainnya, terutama
pada tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna merah.

Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood


Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red).
Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red atau Merah Grade
Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya super red lebih merujuk pada
Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan dua varietas terakhir lebih sering di anggap
sebagai super red dengan grade lebih rendah.

Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda.
Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh adalah 1-2 tahun. Namun kedua
varitas melalui tahapan perkembangan warna yang relatif sama yaitu melalui transisi warna
orange. Beberapa arwana merah mempunyai warna pucat hingga sampai 8 tahun, baru
kemudian berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah
memerlukan kesabaran dan usaha yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.
Arwana Golden Red (Golden Red Arowana)

Sebenarnya, bentuk morfologi arwana golden red tidak jauh berbeda dengan arwana
super red. Sisi yang membedakan hanya terlihat dari warna tubuh golden red yang di
dominasi warna kuning keemasan. Itu sebabnya arwana ini dinamai arwana golden red.
Warna kuning keemasan ini tampak menonjol pada sisik di bagian kepala. Namun,tepian
sisik atau ring golden red berwarna kehitaman. Bagian ekor dan sirip belakang berwarna
kemerahan, tetapi tidak secerah warna merah pada arwana super red. Sementara bagian ekor
atas berwarna abu abu kehitaman.

Arwana golden red juga termasuk jenis arwana yang habitat aslinya berasal dari
indonesia, yakni di perairan tawar di wilayah riau, jambi, dan sumatera utara. Meskipun kalah
populer di bandingkan dengan arwana super red, pesona golden red tetap membius para
pecinta ikan hias di seluruh dunia. Terbukti, masih banyak para hobiis yang bangga
memajang arwana golden red di akuarium mereka. Dari sisi nilai jual arwana golden red
berada sedikit dibawah harga arwana super red.

Arwana Banjar Merah (Arowana Banjar Merah)

Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan
diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya ditunjukkan oleh
warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning, dan tidak memiliki warna
merah di badan maupun di pipi. Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana
Merah muda, sehingga tidak jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan
juga oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan mulut yang tidak terlalu lancip.

Arwana Hijau(Green Arowana)

Arwana hijau termasuk spesies arwana yang memiliki daerah sebaran paling luas di
Asia Tenggara. Jenis ini dapat ditemukan di Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja,
Malaysia dan Indonesia. Arwana hijau mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang lebar dan
agak pendek.
Warna dasar sisik biasanya krem terang yang diselingi warna hijau pada cincin sisik
kedua. Kadang-kadang sisik memeiliki warna dasar hijau gelap. Sirip punggung, anal dan
ekor berwarna abu-abu gelap bercampur hijau. Bagian lingkaran mata juga berwarna hijau.
Mulut dan penutup insang (operculum) juga lebih bulat dibandingkan spesies arwana lainnya.

Di Indonesia, Arwana hijau dapat ditemukan di sungai-sungai besar di pulau


Sumatera dan Kalimantan. Secara alami, Ikan Arwana tidak ditemukan di Pulau Jawa.
Arwana hijau merupakan spesies yang memiliki populasi paling melimpah dibandingkan
dengan spesies lainnya.

5. Scleropages guntheri
Tidak banyak informasi tentang arwana yang satu ini, selain diketahui bahwa ikan ini
hanya ada di Filipina. Bentuknya kurang lebih sama dengan kerabatnya yang anggota genus
Scleropages. Ikan ini kurang terkenal di dunia ikan hias.

6. Scleropages Leichardi (Spotted Baramundi)

Ditemukan di Sungai Fitzroy, Queensland, Australia. Mereka mampu hidup pada


kisaran suhu sangat tinggi, yaitu antara 4-40C. Sekalipun pada suhu optimum untuknya
antara 24-28 C dengan airnya agak asam sampai sedang, ikan ini sangat sensitif terhadap
perubahan air.

Arwana ini mempunyai ciri-ciri seperti, Sisik berwarna kecoklatan dengan cincin
kedua berwarna hijau. Tepi sisik berwarna jingga. Warna ekor hijau gelap dengan semburat
jingga di pangkal ekor. Meskipun dapat mencapai panjang 90 cm, berat Arwana Australia ini
hanya mencapai 4 kg saja. Dengan demikian Arwana Australia termasuk jenis Arwana yang
paling ramping. Arwana ini memiliki daerah sebaran terbatas di Australia saja dan cukup
populer sebagai ikan hias akuarium. Makanannya terdiri dari udang air tawar, serangga, ikan
kecil serta katak.

7. Scleropages Jardini (Northern Spotted Barramundi)

Scleropages jardini di temukan di Australia,tepatnya di bagian utara sungai


Queensland, dibagian selatan sungai Jardine, dan sungai Adelaide. Jenis ini lebih dikenal
dengan nama arwana jardini. Namun, arwana jenis ini juga di temukan di Papua (Irian Jaya)
tepatnya di kabupaten Merauke, kabupaten Bofen digoel, kabupaten Mappi, dan kabupaten
Asmat. Karena itu, orang Indonesia lebih mengenal arwana ini dengan sebutan arwana Irian.

Bagian bawah perut arwana ini berwarna keperakan, sedangkan warna tubuh bagian
belakang merah kehijauan. Ciri yang paling menonjol dari arwana ini adalah adanya bintik-
bintik merah di sekujur tubuhnya. Bintik-bintik tersebut tampak lebih jelas di bagian sirip
punggung, sirip anus dan ekor.

Di habitatnya, arwana irian mampu menghasikan 60-100 butir sekali bertelur.


Makanan favoritnya adalah serangga,kelelawar, dan burung-burung kecil. Ikan ini sanggup
bertahan hidup dengan baik pada suhu 24C dan pH tidak lebih dari 7-8. Arwana Papua
dapat mencapai ukuran panjang 90 cm dengan berat sekitar 20 kg. Arwana ini juga bersifat
sangat agresif sehingga tidak dianjurkan untuk digabung dengan jenis arwana lainnya dalam
satu akuarium.

Papua memiliki 2 varian yaitu: Red Pearl (mutiara merah) dan Green Pearl (mutiara
hijau). Arwana Red Pearl mudah dikenali dari adanya beberapa corak seperti garis bercoret
berwarna merah muda di sekitar mata dan penutup insangnya. Tepi sisiknya yang berbentuk
seperti bulan sabit pun berwarna merah muda. Sedangkan Green Pearl berwarna lebih polos,
sisik berbintik kehijauan dengan sirip berwarna abu-abu dan hitam. Arwana tahan terhadap
serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap
peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat.

Arwana ini termasuk jenis yang paling di cari hobiis pemula yang baru ingin
memelihara arwana karena mudah di dapat dan harganya pun cukup terjangkau. Arwana irian
di datangkan langsung dari papua melalui jakarta, kemudian baru di distribusikan ke berbagai
daerah di indonesia atau di ekspor keluar negeri

8. Clupisudis niloticus (Nile Arwana)

Arwana Afrika merupakan spesies Arwana yang unik. Bentuk tubuhnya lebih mirip
Araipama dibandingkan dengan Arwana pada umumnya. Keunikan lainnya adalah
makanannya yang hanya berupa plankton. Jenis ini tersebar hampir di semua danau dan
sungai besar Afrika.
Bentuk tubuh Arwana Afrika tergolong memanjang dengan ukuran pajang hingga 100
cm dan berat 10 kg. Mereka hidup pada sungai yang bersuhu 24-28C dengan keasamannya
antara sedikit asam dan asam sekali. Warna sisik didominasi abu-abu, coklat atu perak.
Kepala dan sirip ekor cenderung membulat. Mulut simetris tanpa dilengkapi sungut pada
rahang bawah.

2.3.2 Varietas Arwana Yang Ada Di Indonesia

Dari uraian diatas barulah kita tahu, bahwa setidaknya ada tiga spesies arwana yang
ada di Indonesia, yaitu Scleropages formosus, Scleropages Leichardi, dan Scleropages
Jardini. Adapun jenis arwana yang ada sampai sekarang masih menjadi perdebatan.
Informasi resmi dari pejabat pemerintah menyebutkan bahwa ada tiga jenis Scleropages
formosus, yaitu hijau, kuning, dan merah. Bahkan ada yang albino. Namun para pedagang
memberikan informasi bahwa selain hijau dan kuning, merah dibagi menjadi tiga lagi yaitu :
merah biasa, merah kuning (golden red), dan super red yang paling mahal.

Akan halnya jenis arwana memang demikianlah adanya, bukan dikarenakan


lingkungan hidupnya seperti yang dipercaya oleh sebagian besar pedagang arwana. Di
kalangan pedagang masih dipercaya merah tidaknya arwana ditentukan dari lingkungan
hidupnya dan makanan di alamnya. Hal ini menurut seorang ahli tidaklah benar, karena
apabila arwana hijau dilepaskan di lingkungan tempat hidup arwana merah tetap saja arwana
tersebut hijau dan tidak bakal berubah merah kendati ditunggu bertahun-tahun
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Persiapan Pembenihan


1. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam


membangun usaha pembenihan arwana. Pemilihan lokasi yang tepat dapat menjamin
keberhasilan usaha. Pemilhan lokasi juga harus mempertimbangkan persyaratan sosial,
ekonomi, maupun teknis agar selama proses pembenihan tidak ditemukan kendala yang dapat
menyebabkan kegagalan usaha.

Dari aspek sosial ekonomi, lokasi usaha pembenihan arwana harus memperhatikan
beberapa hal penting berikut :

Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah mencari tenaga kerja.


Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah untuk memasarkan benih-

benih arwana.

Tidak mengganggu lahan dan pengguna lahan disekitarnya.

Tersedianya gudang pakan untuk menyimpan pakan ikan.

Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam usaha pembenihan arwana

adalah sebagai berikut :

Bukan merupakan daerah rawan banjir.

Berupa tanah persawahan dan tidak berbatu.

Dekat dengan sumber air dan berada di daerah aliran air.

Tersedia air yang cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim.

Kualitas air sesuai dengan habitat arwana dan tidak tercemari limbah rumah

tangga maupun industri.

Luas lahan disesuaikan dengan skala usaha ekonomis.


2. Sumber Air

Air berfungsi sebagai media internal dan eksternal bagi ikan. Sebagai media internal,

air berfungsi sebagai pengangkut bahan makanan dan memperlancar metabolisme dalam

tubuh ikan. Sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitat ikan sehingga mutlak

diperlukan. Oleh kerena itu, kualitas air menjadi syarat mutlak dalam pengembangbiakan

ikan.

Kualitas air untuk pembenihan arwana sangat ditentukan oleh sumber perolehan air.

Sumber air untuk pembenihan arwana dapat berasal dari air sungai atau air tanah. Sumber air

tersebut harus bebas dari pencemaran, baik pencemaran karena limbah industri maupun

limbah rumah tangga. Perlu dipertimbangkan pula bahwa sumber air yang dekat dengan

industri dan pemukiman penduduk padat biasanya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi.

Untuk itu, sumber air seperti ini sebaiknya dihindari.

Sumber air harus mampu memenuhi kebutuhan air setiap saat sehingga tidak terlalu

tergantung pada musim. Walaupun ketersediaan air pada musim kemarau sedikit terganggu,

tetapi tidak sampai keadaan yang merugikan, seperti tidak tersedianya air yang cukup untuk

dialirkan ke kolam sehingga proses sirkulasi air terganggu.

3. Wadah Penampung dan Penyaringan Air

Wadah penampungan air dipersiapkan guna menampung air selama proses

pembenihan berlangsung, hal ini bertujuan untuk mengendapkan air sehingga lumpur yang

terbawa bersama air dapat mengendap dan terpisah, sehingga air yang digunakan untuk

proses pembenihan bersih dari kotoran dan lumpur. Air disedot dari pantai dengan

menggunkan mesin, dan di tampung di bak penampungan, proses pengendapan dilakukan

selama kurang lebih selama 3 hari. Air yang telah bening dan bersih ini untuk selanjutnya

digunakan pada proses pembenihan dimulai dari pemeliharaaan induk hingga pemeliharaan

larva. Air yang ditampung dalam bak pemampungan biasanya dapat digunakan selama 4

hari, namun itu tergantung dari besar kecilnya bak penampungan.


Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sebaiknya dibangun pula sebuah kolam

penyaringan air. Kolam ini untuk menyaring air sebelum dialirkan ke kolam. Bahan

penyaring yang dapat digunakan adalah ijuk dan batu kali. Bahan-bahan tersebut diletakkan

dan disusun dengan baik di dasar kolam. Bahan ijuk diletakkan paling dasar, sedangkan

batu kali disusun di atasnya.

4. Kolam Pembenihan

Kolam pembenihan merupakan wadah yang digunakan untuk mempertemukan induk

jantan dan induk betina arwana yang telah siap memijah. Kolam pembenihan tersebut

merupakan habitat yang sengaja dibuat dengan kondisi dan lingkungan yang disesuaikan

dengan habitat asli arwana. Kolam pembenihan dapat pula digunakan sebagai kolam

pengadaan (pembesaran) arwana sebelum pembenihan dilakukan.

Kontruksi kolam untuk pembenihan arwan tidak ada yang baku. Namun, ukuran luas

dan jumlah kolam pembenihan yang akan dibuat desesuaikan dengan kondisi tanah

(topografi), luas lahan yang tersedia, dan jumlah ikan. Kolam dapat berbentuk huruf L, U,

atau empat persegi panjang. Dalam merancang kontruksi kolam, yang penting diperlihatkan

adalah dinding kolam, dasar kolam, dan atap kolam. Sebagai gambaran, kontruksi kolam

pembenihan untuk arwana dapat berbentuk empat persegi panjang dengan luas kolam

375m , panjang dan lebarnya masing-masing 25 dan 15 m, serta kedalaman 3 m.

Dasar kolam sebaiknya tetap dari tanah agar kondisi dan lingkungan sama seperti

habitat aslinya. Di tengah kolam di buat dinding penyekat yang sejajar dengan panjang kolam

sehingga kolam terbagi menjadi dua petak. Dinding penyekat juga terbuat dari tembok

semen. Dinding penyekat dibuat sedikit lebih rendah dibandingkan dinding kolam dan

panjangnya hanya mencapai panjang kolam yang dibuat untuk meyekat kolam mulai dari

bagian belakang kolam, sedangkan sisanya dibuat pematang dengan ketinggian hanya sekitar

30-40 cm. Di bagian tengah dinding kolam bagian depan dibuat tempat pompa air yang akan

digunakan sebagai penghasil gelembung udara dalam air.


Bagian lain dari kolam yang juga perlu mendapat perhatian adalah atap. Atap

berfungsi untuk menghindari banyaknya air hujan yang bercampur dengan air kolam. Atap

juga berfungsi sebagai tempat berteduh ikan dari teriknya sinar matahari. Namun, atap dibuat

hanya untuk menutupi sebagian permukaan kolam. Jika atap dibuat permanen dari bahan

asbes, sebaiknya ketinggiannya berbeda. Salah satu bagian dibuat dengan ketinggian 4 m,

sedangkan bagian lain dibuat setinggi 1 m.

Atap juga dapat dibuat dari bahan bambu. Bambu yang telah dibelah kecil-kecil

dengan ukuran 3-4 cm dan panjang 4-5 m diletakkan dan disusun secara melintang pada

petakan kolam. Penggunaan bambu sebagai bahan atap mempunyai kelemahan karena air

hujan lebih banyak bercampur dengan air kolam sehingga dapat meningkatkan keasaman air

kolam. Sinar matahari pun lebih banyak yang masuk ke kolam sehingga suhu air dapat

meningkat. Selain itu, atap kolam dari bahan bambu tidak tahan lama.

5. Bak Fiber

Bak fiber digunakan sebagai tempat pengadaan calon induk atau sebagai wadah

penampungan dan pengendapan air yang akan digunakan pada akuarium. Bak fiber juga

dapat difungsikan sebagai wadah untuk menyimpan pakan, seperti kodok atau udang. Bak

fiber memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Bak fiber yang banyak digunakan dalam

pembenihan arwana berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3.

6. Akuarium Pemeliharaan Benih

Dalam pembenihan arwana, akuarium sangat dibutuhkan sebagai wadah atau tempat

pemeliharaan dan pembesaran anakan yang telah dipanen dari kolam. Akuarium untuk

pembenihan berbeda dengan akuarium untuk hiasan. Penampilannya lebih sederhana.

Umumnya akuarium berbentuk empat persegi panjang denga ukuran 60 60 120 cm3 atau

80 70 150 cm3. Akuarium tersebut dari kaca dengan ketebalan 10-20 mm.
Jumlah akuarium yang dibutuhkan dalam pembenihan cukup banyak. Oleh karena itu,

agar kondisi akuarium tetap terjaga, tersusun rapi, dan mudah dalam perawatannya sebaiknya

diletakkan dalam rak-rak yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah akuarium.

7. Alat dan Pendukung Lainnya

Beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan dalam pembenihan arwana adalah pompa

air, aerator, heater, termometer, kertas Ph, serta bahan perlengkapan lainnya.

Pompa Air

Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam pembenihan melalui pipa

pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat digunakan untuk menyedot air tanah.

Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140

liter air per menit. Pompa air juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air

sehingga kandungan oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini

akan memperlancar sirkulasi dan aerasi.

Blower

Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus mengeluarkan gas-

gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan oksigen penting dilakukan

karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen yang ada di dalam air tidaklah

cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan stres bahkan dapat memnyebabkan

kematian.

Penggunaan blower dalam pembenihan arwana dimaksudkan untuk efisiensi biaya

karena jumlah akuarium yang digunaan cukup banyak. Untuk penggunaanya, blower

dihubungkan dengan menggunakan pipa pralon berukuran kecil dan disalurkan memasuki

masing-masing akuarium melalui siphon (pipa pelastik kecil) yang telah diberi batu aerator

pada ujungnya.

Termometer dan Heater

Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini hanya digunakan pada

waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan suhu air. Heater digunakan untuk
menstabilkan suhu, terutama digunakan pada saat larva atau benih berada di dalam

akuarium.

Kertas pH

Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat keasaman

air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat pengecekan

pH air.

Tabung Oksigen

Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat pengemasan benih

yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi ulang setiap kali habis

digunakan.

Perlengkapan Lainnya

Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau tirai jaring. Lampu digunakan

sebagai alat bantu penerangan pada saat malam hari dan pada saat pemanenan yang

dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan serok (sair) terbuat dari bahan kain halus dengan

ukuran 1 m2 digunakan pada saat pemanenan.

Вам также может понравиться