Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah
stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
otak [3]
kecacatan. [2] Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang
intraserebral. M o r t a l i t a s d a n m o r b i d i t a s p a d a s t r o k e h e m o r a g i k
pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada 48 jam pertama.
Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, a d a 4 7 % wanita dan 53% kali-
laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78%) berumur lebih dari 60 tahun. Pasien
Amiloidosis arteri
Umur Umur merupakan faktor risiko yang paling kuat untuk stroke. Sekitar
30% dari stroke terjadi sebelum usia 65; 70% terjadi pada mereka
yang 65 ke atas. Risiko stroke adalah dua kali ganda untuk setiap 10
Hipertensi Risiko stroke berkaitan dengan tingkat sistolik hipertensi. Hal ini
berlaku untuk kedua jenis kelamin, semua umur, dan untuk resiko
Seks Infark otak dan stroke terjadi sekitar 30% lebih sering pada laki-laki
usia 65.
Riwayat keluarga Terdapat lima kali lipat peningkatan prevalensi stroke antara kembar
besar, seperti arteri koronari, arteri karotid atau dengan, efek lokal
Penyakit jantung Individu dengan penyakit jantung dari jenis apa pun memiliki lebih
dari dua kali lipat risiko stroke dibandingkan dengan mereka yang
miocard infarction.
Fibrilasi atrial :
17 kali.
Lainnya :
Berbagai lesi jantung lainnya telah dikaitkan dengan stroke, seperti
ascending aorta.
kabur. Infark otak fokal dan oklusi vena retina jauh kurang umum,
terjadi.
tingkat fibrinogen trombotik. Kelainan sistem pembekuan darah juga telah dicatat,
dan kelainan seperti antitrombin III dan kekurangan protein C serta protein S dan
Kontrasepsi oral Pil KB, estrogen tinggi yang dilaporkan meningkatkan risiko stroke
masalah ini, tetapi tidak dihilangkan sama sekali. Ini adalah faktor
risiko paling kuat pada wanita yang lebih dari 35 tahun . Mekanisme
autoregulasi.
Kegemukan :
Diukur dengan berat tubuh relatif atau body mass indexs, obesitas
hipertensi dan diabetes. Sebuah berat relatif lebih dari 30% di atas
berikutnya.
Sirkadian dan Variasi sirkadian dari stroke iskemik, puncaknya antara pagi dan
faktor musim siang hari. Hal ini telah menimbulkan hipotesis bahwa perubahan
usia 40-64 tahun pada penderita yang nonhipertensif, dan pada orang
A. Perdarahan Intraserebral
amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi sangat
tinggi. Pada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang disebut amiloid
Penyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat lahir,
intraserebral.[6]
B. Perdarahan Subaraknoid
perdarahan karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak
kecelakaan atau jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya
aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang
pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu setelah
pecahnya koneksi abnormal antara arteri dan vena (malformasi arteri) di dalam atau
di sekitar otak. Sebuah malformasi arteri dapat muncul pada saat kelahiran, tetapi
biasanya hanya diidentifikasi jika gejala berkembang. Jarang sekali suatu bentuk
bekuan darah pada katup jantung yang terinfeksi, perjalanan (menjadi emboli) ke
arteri yang memasok otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. arteri
dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh
area otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu
menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik (penumbra).
Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai
sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika
korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik
kontralateral parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan
daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid
eksteremitas dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri
vestibular).
Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anastesia) di bagian wajah
spinotalamikus).
Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot lidah
(saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]), strabismus
perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke
iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma
lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang
terlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri
preferensi, bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan
hemisensory kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri.
Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
tubuh.[2]
A. Perdarahan Intraserebral
penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas.
Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala
dan mati rasa, sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak
dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata
dapat menunjukkan arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah, kejang,
dan hilangnya kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk
menit.[8]
B. Perdarahan Subaraknoid
menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah
seperti berikut:[8]
Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang
Penglihatan ganda
aneurisma. Individu harus melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa ke dokter
segera.[8]
dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan
kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal
sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau
tidak sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. Dalam
beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan
kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang. [2]
mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: [2,8]
menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.
dapat membeku. Darah beku dapat mencegah cairan di sekitar otak (cairan
stroke iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi
koordinasi terganggu.
seminggu.
pasien. Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain:
hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak,
Luessenhop et al. Pembagian ini juga berguna dalam menentukan prognosis pada
Grade Kriteria
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
deselerasi awal
V Koma
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
Sistem skoring pada no 1 dan 2 dipakai pada kasus SAH primer akibat
penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah,
adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis
dapat digunakan.2
dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi
MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka
sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat
pasien masuk Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
Ket:
Kesadaran: Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten).
Hasil:
>1 : Stroke Hemoragik
< -1: Stroke infak
-1<x<1 : butuh evaluasi Ct-scan
Penilaian Stroke berdasarkan algoritma gajah Mada
b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
f. pengendalian kejang
h. pemeriksaan penunjang
a. Terapi hemostatik 1
Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat
Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah highly-
b. Reversal of anticoagulation 1
K.
dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR lebih
perdarahan.
kontroversial.
minimal.
Dioperasi bila: 1
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang
memburuk.
menguntungkan.
1. Pedoman Tatalaksana 1
2-3 L/menit.
b. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA), perawatan harus lebih
intensif: 1
terjadi PSA, namun kedua hal tersebut sering dipakai dalam pengobatan
pada keadaan klinis tertentu. Contohnya pasien dengan resiko rendah untuk
yang ditunda.
akhir tidak berbeda dengan operasi yang ditunda. Operasi yang segera
dianjurkan pada pasien dengan grade yang lebih baik serta lokasi aneurisma
yang tidak rumit. Untuk keadaan klinis lain, operasi yang segera atau
perdarahan ulang.
a. Pemberian nimodipin dimulai dengan dosis 1-2 mg/jam IV pada hari ke-3
bermakna.
Pencegahan vasospasme:
Delayed vasospasm:
12-14 mmHg.
5. Antifibrinolitik
sering dipakai adalah epsilon aminocaproic acid dengan dosis 36 g/hari atau
6. Antihipertensi 1
a. Jaga Mean Arterial Pressure (MAP) sekitar 110 mmHg atau tekanan darah
sistolik (TDS) tidak lebih dari 160 dan tekanan darah diastolic (TDD) 90
b. Obat-obat antihipertensi diberikan bila TDS lebih dari 160 mmHg dan TDD
c. Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah Labetalol (IV) 0,5-2 mg/menit
7. Hiponatremi
Bila Natrium di bawah 120 mEq/L berikan NaCl 0,9% IV 2-3 L/hari. Bila perlu
0,5-1 mEq/L/jam dan tidak melebihi 130 mEq/L dalam 48 jam pertama.1
Ada yang menambahkan fludrokortison dengan dosis 0,4 mg/hari oral atau
8. Kejang
Resiko kejang pada PSA tidak selalu terjadi, sehingga pemberian antikonvulsan
yang mungkin timbul kejang, umpamanya pada hematom yang luas, aneurisma
arteri serebri media, kesadaran yang tidak membaik. Akan tetapi untuk menghindari
risiko perdarahan ulang yang disebabkan kejang, diberikan anti konvulsan sebagai
profilaksis.1
Dapat dipakai fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kgBB/hari oral atau IV.
menghentikan kejang.1
penderita yang tidak kejang dan harus dipertimbangkan hanya diberikan pada
penderita yang mempunyai faktor-faktor risiko seperti kejang sebelumnya,
9. Hidrosefalus 1
a. Akut (obstruksi)
Dapat terjadi setelah hari pertama, namun lebih sering dalam 7 hari pertama.
b. Kronik (komunikan)
compression devices.
b. Analgesik:
Hindari asetosal.
Antagonis H2
Antasida
sehari.
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal yang
telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen.2
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk
dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa
meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan
memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.2
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun
kelompok risiko tinggi yang berlum pernah terserang stroke. Beberapa pencegahan
Menghentikan rokok
Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
Pemakaian antiplatelet
pengendalian faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor
risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA,