Вы находитесь на странице: 1из 16

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya
interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini makin
diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfataan sumber-sumber alam untuk
menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin
tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah
kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin besar perhatian
manusia terhadap lingkungan.
Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada
zaman teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi
lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi
bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa asap dan limbah mulai
menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia
dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil, dan kebutuhan hidup
nonmateril. Kebutuhan hidup materil , antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan,
transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman,
kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya
nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan
komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif
mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Namun demikian,
kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah,
namun merupakan masalah yang sangat global.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ekologi?
2. Apa saja jenis-jenis ekologi?
3. Apa itu bumi?
4. Apa saja teori pembentukan bumi?
5. Perkembangan bumi

C. Tujuan
1. Menguraikan pengertian dari ekologi.
2. Menguraikan jenis-jenis ekologi.
3. Pengertian bumi.
4. Menjelaskan teori teori pembentukan bumi.
5. Menjelaskan perkembangan bumi

1
PEMBAHASAN
EKOLOGI
A. Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kataYunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama
kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834- 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotikdan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan
lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botaniyang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakanrantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang
lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan
riset perubahan iklim.
Konsep Ekologi
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap
salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah
kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan.

2
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen
penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap
suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian
alamiah ini.
Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh
hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia

B. Komponen Penyusun Ekologi


Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan sangat
dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll.
Hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks,
mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu ekologi atau sering disebut
ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.

1. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor
biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut
dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu
sistemyang menunjukkan kesatuan.

2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor
abiotik adalah sebagai berikut:

a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.

b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.

3
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.

d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

e. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi

C. Pembagian Ekologi
Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji. maka ekologi dibagi menjadi:
1. Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang
penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya
terhadap lingkungan.
2. Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme sebagai
satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa,
mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spseies organism, maka ekologi dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan
lahan kering, padang rumput, atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan
tawar. Contoh wilayah perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.

4
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan
asin atau lautan
4. Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan
payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem
padang rumput.
Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi serangga
3. Ekologi burung
4. Ekologi vertebrata
5. Ekologi mikroba

D. Tingkatan Organisme dalam Ekologi


Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat
paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks. Tingkatan (hirarki) berarti
suatu penataan menurut skala dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Interaksi
dengan lingkungan fisik (energi dan materi/benda) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-
sistem dengan fungsi yang khas. Suatu system terdiri dari komponen-komponen yang secara
teratur berinteraksi dan berketergantungan, yang keseluruhannya membentuk suatu kesatuan.
Adapun tingkatan organisme dalam ekologi adalah sebagai berikut:
1. Protoplasma, merupakan zat hidup dalam sel yang terdiri dari senyawa organik komplek.
2. Sel, satuan dasar organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti.
3. Jaringan, kumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
4. Organ, bagian organisme yang mempunyai fungsi tertentu.
5. Sistem organ, kumpulan organ yang bekerjasama antara struktur dan fungsional secara
harmonis.
6. Organisme, makhluk hidup.
7. Populasi, Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu
8. Komunitas, kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain
9. Ekosistem, tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan saja, tetapi juga segala
bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, dan energi yang menjadi kekuatan
bagi ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai(mikroorganisme).
10. Biosfer, tingkatan organisasi biologi terbesar yang mencakup semua kehidupan dibumi
dan adanya interaksi antara lingkungan fisik secara keseluruhan.

5
E. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik.
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakanantar trofik
yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini
berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem.
Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya
konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka
energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I
(pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan
seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Tingkat taraf trofi
dapat juga diartikan sebagai tingkat dalam suatu rantai makanan yang menunjukkan
pengelompokan organisme yang memiliki pola dan cara memperoleh makanan yang sama.
Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut:
1. Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
2. Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
3.Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
4.Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi
hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya,
karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian
energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai
produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh
energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi
zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10%
energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk
pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama
keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan
alam dalam ekosistem akan terpelihara.

6
Proses Terbentuknya Bumi
Bumi merupakan planet yang kita tempati, bagaimana ya sebenarnya proses
terbentuknya bumi kita ini? Nah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan sahabat temukan
dalam postingan saya kali ini. Beberapa hal yang akan saya bahas adalah tentang Pengertian
bumi, teori terbentuknya bumi, Perkembangan bumi, dan hipotesa ahli yang dipercaya hingga
saat ini. Langsung saja ya..

A.PENGERTIAN BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan
yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea
terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara,
Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika
Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar
ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.

Sebagai tempat tinggal makhluk


hidup, bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi.Bahan-bahan material
pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,
mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata
surya di alam semesta ini tidak diam
seperti apa yang kita perkirakan selama
ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi
matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak
terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

7
B.PEMBENTUKAN BUMI

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi

1.Teori Kabut(Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah
memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya
adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan
oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De
Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut
Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di
jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas
ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang
sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan).
Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu

Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan
besar.
Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari.
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.

2.Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray
Moulton, seorang ahli
astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain,
seorang ahli geologi, mengemukakan
teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa
gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat
melintas bintang lain yang ukurannya
hampir sama dengan matahari, bintang
tersebut melintas begitu dekat sehingga

8
hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut
dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal
lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang
mengelilingi matahari.

3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)


Teori ini dikemukakan oleh James
Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni
bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di
Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah
kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke
Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika
sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang
raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang
besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang
berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan
berjalan relatif lebih cepat.
4.Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli


Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi
berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu
bintang meledak sehingga banyak material yang
terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka
sebaran pecahan ledakan bintang tersebut
mengelilingi bintang yang tidak meledak itu.
Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut
dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang
lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

9
5.Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses


terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan
nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian
ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk
planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan
atau perbedaan unsur.
Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi.
Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal
alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat .

10
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3).

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:

Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.

Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald


P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet planet.Dalam teorinya
beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa.
Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah
matahari.

Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka
unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih
berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur unsur lain yang
ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet planet,
termasuk bumi.

Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi
membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya
pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya
hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian
membentuk planet planet.

11
Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir Fred
Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut Steady-State.Teori steady-state menyatakan
bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan
mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big
Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang
mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu
pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi
yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah
tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar
kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan
ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk
penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background
Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.
Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson.
COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini
dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal. Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran
tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan
dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan
menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya


keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir
ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.Para penganut
materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis
mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis
George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan
menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan
dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di
abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.

12
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan
teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan
pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya
dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume'
berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan
kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika
modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :
"Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)

C.PERKEMBANGAN BUMI

Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant


Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi
mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi
panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.

2.Teori Descartes dan Suess


Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah
proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,lipatan
yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi.

3.Teori Geosinklin

Teori ini dikonsep oleh Hall


pada tahun1859 yang kemudian
dipublikasikan oleh Dana pada tahun
1873. Teori ini bertujuan untuk
menjelaskan terjadinya endapan
batuan sedimen yang sangat tebal,
ribuan meter dan memanjang seperti
pada Pegunungan Himalaya, Alpina
dan Andes.

Teori geosinklin menyatakan


bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu
sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini
menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal
dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan

13
lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami
metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya
cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas


vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan
dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang
bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua deformasi yang terjadi
diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

4.HIPOTESA PENGAPUNGAN BENUA(CONTINENTAL DRIFT)

Tahun 1912, Alfred Wegener


seorang ahli meteorologi Jerman
mengemukakan konsep Pengapungan
Benua (Continental drfit). Dalam The
Origin of Continents and Oceans. Hipotesa
utamanya adalah satu super continent
yang disebut Pangaea (artinya semua
daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa
(semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini
mengatakan 200 juta tahun yang lalu
Pangaea pecah menjadi benua-benua yang
lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju
ke tempatnya seperti yang dijumpai saat
ini. Sedangkan hipoptesa lainnya
menyatakan bahwa pada mulanya ada dua
super kontinen , yaitu pangea utara yang
disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.

14
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotikdan biotik. Faktor abiotik antara
lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau,
lembah, dan sebagainya, dan banyak teori teori tentang pembentuakan bumi, bagaimana bumi
terbentuk untuk pertama kali dan perubahan bentuk bumi dari masa kemasa.

2. SARAN
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada organisme lain dan
berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Sehingga peranan penting manusia
untuk merawat lingkungan sangat dibutuhkan agar semua ekosistem yang ada di bumi dapat
berjalan sebagaimana mestinya.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtugasmu.blogspot.co.id/2015/09/pendahuluan-a_18.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi
http://www.softilmu.com/2014/01/sejarah-terbentuknya-bumi.html

16

Вам также может понравиться