Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi sebagai bahasa perusahaan harus melihat pajak dari berbagai


aspek pengaruhnya terhadap perusahaan. Pertama, pajak merupakan beban yang
menjadi salah satu unsur dalam mengukur prestasi laba suatu perusahaan. Kedua,
pajak merupakan kewajiban terhadap pemerintah yang harus disetor pada waktu
tertentu, dan dengan demikian berpengaruh terhadap arus kas. Jadi bisa
disimpulkan bahwa Pajak penghasilan merupakan biaya yang timbul karena
diberlakukannya peraturan pajak kepada dunia usaha pada negara tertentu, dan
beban pajak penghasilan biasanya merupakan suatu pos yang sangat material
jumlahnya di dalam laporan keuangan perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Di dalam makalah ini akan disajikan dan di bahas secara sederhana


mengenai pajak penghasilan dan beberapa hal yang berhubungan dengannya.

1.3 Tujuan

makalah ini bertujuan antara lain:


1. Mempelajari dan menyajikan akuntansi untuk pajak penghasilan secara
sederhana
2. Mengetahui alokasi pajak penghasilan intraperiode
3. Mengetahui alokasi pajak penghasilan antarperiode
4. Kerugian operasi yang dikompensasi di masa lalu atau ke masa mendatang
5. Kredit pajak investasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan


Untuk mengilustrasikan konsep alokasi pajak intraperiode, asumsikan
bahwa suatu perusahaan mendapat keuntungan sebesar $70.000 atas pelunasan
hutang jangka panjang secara lebih dini, yang harus dilaporkan sebagai pos luar
biasa sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Keuntungan tersebut akan
dilaporkan sebagai laba untuk tujuan pajak penghasilan. Prinsip alokasi pajak
intraperiode mensyaratkan bahwa keuntungan dan jumlah pajak penghasilan yang
berkaitan dengan keuntungan dari pelunasan hutang tersebut dilaporkan bersama-
sama dalam perhitungan rugi-laba. Jika tarif pajak adalah 40%, pengungkapannya
dapat disajikan sebagai berikut:

Keuntungan luar biasa dari pelunasan hutang secara (lebih)


dini....... $70.000
Dikurangi pajak penghasilan atas keuntungan tersebut.......... 28.000
$42000
Dalam kasus tersebut, pajak penghasilan atas operasi rutin tidak akan mencakup
pajak atas keuntungan luar biasa.
Seperti halnya kerugian dari operasi yang dihentikan, maka pengurangan pajak
penghasilan yang timbul akibat kerugian tersebut akan diperhitungan untuk
mengurangi kerugian yang dilaporkan. Jadi, jika tarif pajaknya adalah 40% dan
kerugian atas penjualan suatu divisi yang dihentikan adalah $40.000 maka pos
khusus tersebut dapat diungkapkan sebagai berikut:

Kerugian karena operasi yang dihentikan (setelah dikurangi


Penghematan pajak 16.000 .............................................. $24.000

Pada periode sebelumnya dilaporkan sebagai penyesuaian langsung pada Laba


yang Ditahan, pengaruh pajak bersangkutan harus diungkapkan dalam daftar laba
yang ditahan
Contoh:
Perusahaan pada tahun 1988 menemukan bahwa penyusutan untuk tahun 1986
telah ditetapkan terlalu tinggi sebesar $30.000, laba yang ditahan, 1 Januari 1988
yang telah dilaporkan sebelumnya $210.000, kenaikan pajak penghasilan adalah
40% atau $12.000.

Laba yang ditahan, 1 Januari 1988, yang telah dilaporkan


sebelumnya ...................................................................................
$210.000
Ditambah penyesuaian periode sebelumnya atas penetapan biaya
penyusutan yang terlalu tinggi pada tahun 1986 (setelah di
kurangi $12.000 kenaikan hutang pajak penghasilan) ..................
18.000
Laba ditahan yang disesuaikan, 1 Januari 1988 ...............................
$228.000

B. Alokasi Pajak Penghasilan Antarperiode


Perbedaan yang timbul antara laba perpajakan dan laba pembukuan atau
akuntansi dapat bersifat permanen atau sementara. Perbedaan permanen dapat
timbul dari: (1) pos-pos yang dimasukkan dalam perhitungan laba kena pajak,
tetapi tidak pernah diakui untuk tujuan akuntansi, tetapi tidak pernah dimasukan
dalam perhitungan laba kena pajak. Perbedaan temporer atau sementara timbul
akibat pos-pos pendapatan dan beban diakui untuk tujuan akuntansi dalam periode
sebelum atau sesudah pos-pos tersebut dimasukkan dalam perhitungan laba kena
pajak (perbedaan periode pengakuan).
Perbedaan permanent dan perbedaan temporer

Perbedaan Permanen
Permanent didefinisikan sebagai: perbedaan antara laba kena pajak dan laba
akuntansi sebelum pajak yang timbul akibat transaksi yang, menurut undang-
undang dan peraturan pajak yang berlaku, tidak akan di-offset oleh perbedaan
yang berkaitan dengannya atau terhapus dengan sendirinya pada periode lain.
Sebagian besar perbedaan permanent diklasifikasikan sebagai pendapatan yang
bebas pajak atau beban yang tidak dapat dikurangkan (dikreditkan) dalam
menghitung laba kena pajak.
Contoh pendapatan yang tidak kena pajak:
1. Pendapatan bunga atas obligasi pemerintah
2. hasil asuransi jiwa atas para pejabat perusahaan
3. 80% dari dividen yang diterima dari perusahaan lain (100% dari perusahaan
anak yang dimiliki secara keseluruhan).

Contoh beban yang tidak dapat dikurangkan meliputi:


1. Denda dan beban yang timbul akibat pelanggaran hukum.
2. premi asuransi jiwa yang dibayarkan atas para pejabat atau pegawai
perusahaan jika perusahaan merupakan penerima santunannya (benificiary)
3. Bunga atas hutang yang terjadi untuk pembelian sekuritas pemerintah yang
bebas pajak.
4. Amortisasi goodwill

Perbedaan Temporer
Perbedaan antara laba akuntansi sebelum pajak dengan laba kena pajak
adalah bersifat temporer. Perbedaan temporer meliputi: (1) perbedaan karena
waktu dan (2) perbedaan lain yang mungkin timbul karena pengurangan dasar
pengenaan pajak penghasilan.
Perbedaaan Karena waktu dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori
berikut. Contoh-contoh pos yang berkaitan dengan setiap kategori juga
dicantumkan
1. Laba financial sebelum pajak lebih besar dari pada laba kena pajak
a) Pendapatan atau keuntungan tertentu telah diakui dalam laporan
keuangan pendapatan periode berjalan tetapi pengenaan pajaknya
baru dilakukan pada periode berikutnya.
b) Beban atau kerugian tertentu dapat dikurangkan untuk perhitungan
pajak dalam periode berjalan, tetapi baru akan dikurangkan dalam
periode mendatang untuk pelaporan keuangan.
2. Laba financial sebelum pajak lebih kecil daripada laba kena pajak
a) Pendapatan atau keuntungan dikenakan pajak dalam periode
berjalan, tetapi ditangguh dan baru akan diakui pada periode
mendatang untuk pelaporan keuangan.
b) Beban atau kerugian tertentu dikurangkan untuk perpajakan pada
periode mendatang, tetapi dikurangkan pada periode berjalan untuk
pelaporan keuangan.

Perhitungan Beban Pajak Penghasilan dan Hutang Pajak Penghasilan

Laba finansial sebelum pajak .......................................................................


$420.000
Ditambah (dikurangi) perbedaan permanent:
Beban yang tidak dapat dikurangkan ................................... $ 5.000
Pendapatan beban pajak ......................................................... (20.000)
(15.000)
Laba finansial yang terkena pajak .............................................
$405.000
Ditambah (dikurangi) perbedaan waktu:
Kelebihan penyusutan perpajakan terhadap pembukuan........
(30.000)
Kelebihan pendapatan sewa perpajakan terhadap pembuku-
an ............................................................................................
14.000
Laba kena pajak .........................................................................
$389.000
Pajak atas laba finansial (beban pajak penghasilan)
$405.000 0,40 .....................................................................
$162.000
Pajak atas laba kena pajak (hutang pajak penghasilan)
$389.000 0,40 .....................................................................
155.600
Selisih antara beban pajak penghasilan dengan hutang pajak
Penghasilan ............................................................................ $
6.400

Perkiraan Pajak Penghasilan Yang Ditangguhkan:

Beban pajak penghasilan .......................................................... 162.000


Hutang pajak penghasilan ...................................................... 155.600
Pajak penghasilan yang ditangguhkan ................................... 6.400

C. Dampak Alokasi Pajak Penghasilan Antarperiode

Tanpa alokasi pajak penghasilan antarperiode, beban pajak penghasilan akan


sama besarnya dengan jumlah pajak yang dibayarkan setiap tahun, dan laba bersih
akan bervariasi mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi. Akan tetapi,
dengan alokasi pajak penghasilan antarperiode, besarnya laba bersih adalah
konstan. Karena kegiatan usaha perusahaan tersebut adalah sama setiap tahun,
maka laba juga seharusnya sama selama tahun perhitungan laba bersih tersebut
jika pajak penghasilan ditandingkan secara tepat dengan laba financial sebelum
pajak. Jadi, alokasi pajak penghasilan antarperiode sangat membantu untuk
memenuhi karakteristik kualitatif dari ketetapan penyajian serta menambah
pentingnya laporan keuangan.
Perbedaan penimbul: beban pajak penghasilan lebih besar daripada jumlah pajak
penghasilan terhutang, karena setiap tahun terjadi penambahan ke saldo kredit
perkiraan pajak penghasilan yang ditangguhkan.Perbedaan pembalik: jumlah
pajak penghasilan terhutang lebih besar daripada beban pajak penghasilan yang
dilaporkan, karena perbedaan yang telah ada semakin diperkecil.

D. Alokasi Pajak Penghasilan Antarperiode Dengan Tarif Pajak Penghasilan


Yang Berubah Secara konseptual, ada dua pendekatan dasar yang dapat
diterapkan untuk alokasi pajak penghasilan antarperiode, yaitu konsep
penangguhan dan konsep kewajiban.
1. Konsep penangguhan: setiap perubahan tarif dapat dibukukan atau
diakuntansikan melalui metode perubahan bruto atau neto.
1) Metode perubahan bruto (gross change method), setiap pengaruh pajak
berupa perbedaan-karena-waktu yang terjadi dalam periode berjalan
ditentukan dengan menggunakan tarif pajak penghasilan yang berlaku
sekarang, dan setiap pengaruh pajak atas perbedaan yang dibalikkan
ditentukan dengan menggunakan tarif pajak penghasilan yang tercermin di
dalam perkiraan-perkiraan bersangkutan pada permulaan periode.
2) Metode perubahan neto (net change method), untuk menentukan besarnya
perubahan neto dalam perbedaan-karena-waktu untuk periode berjalan,
digunakan tarif pajak penghasilan yang berlaku sekarang dan tidak akan
ada keuntungan maupun kerugian yang berasal dari perubahan tarif yang
diakui dalam periode berjalan.
2. Konsep kewajiban: tarif pajak yang akan digunakan untuk menghitung
besarnya pajak yang ditangguhkan adalah tarif yang diperkirakan akan berlaku
pada saat perbedaan-karena-waktu dibalikkan.

E. AKUNTANSI UNTUK KERUGIAN OPERASI BERSIH (KOB)


Sebagai peransang bagi perusahaan yang mengalami periode keuntungan
dan kerugian secara berganti-ganti, dalam peraturan perundang-undang
perpajakan diberikan suatu cara untuk mengurangi risiko selama tahun-tahun
merugi tersebut. Hal ini dilakukan dengan ketentuan tentang kompensasi ke masa
lalu (carryback) dan kemasa depan (carryforward) yang memperbolehkan
perusahaan mengurangi kerugian operasi bersih neto yang terjadi pada tahun
tertentu terhadap laba pada tahun-tahun lain.

F. Akuntansi Untuk Kredit Pajak Investasi


Pada dasarnya, ada dua metode yang dapat digunakan untuk mencatat
pengurangan pajak yang berasal dari KPI, yaitu
1) kredit tersebut digunakan untuk mengurangi beban pajak penghasilan pada
tahun diterimanya kredit pajak investasi, sering disebut sebagai metode arus
langsung,
2) kredit tersebut ditangguhkan dan dicerminkan sebagai pengurang atas beban
pajak selama periode aktiva yang bersangkutan disusutkan, sering disebut
dengan metode penangguhan.
DAFTAR PUSTAKA

Jay M. Smith, K. Fred Skousen, Intermediate Accounting, Erlangga, 1987


Wuri Adi Prabowo, Akuntansi Untuk pajak Penghasilan, dalam www.google.com,
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah Yang Maha Esa yang telah memberi kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.merupakan
pengetahuan tentang kepimipinan dalam organisasi publik, kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen yang telah membimbing pembuatan makalah ini.kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih
sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari dosen untuk
membagikannya kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah
ini,salam sejaterah dan terima kasih.

Makassar, 14 febaury 2017

Penulis
MATA KULIAH: AKUNTANSI KEUANGAN II

DOSEN : SAIFAN SE., MM

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Disusun Oleh :
YAWAN BIN ANDREAS
NARTI NAJIB
NUR HAYATI

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
MAKASSAR
2017

Вам также может понравиться