Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 4 :
FRANKY LEKIPIU NPM 201543501800
TEGUH SUSANTO NPM 201543501818
SATRIA BAGAS SYAHPUTRA NPM 201543501826
MUNIRUL IKHWAN NPM 201543501837
BAGUS AJI NPM 201643579025
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Demokrasi Di Indonesia.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dalam makalah ini membahas tentang Arti Demokrasi, Unsur-Unsur Pemerintahan Yang
Demokratis, Manfaat Demokrasi, Nilai-Nilai Demokrasi, Parameter Untuk Mengukur Demokrasi,
Jenis-Jenis Demokrasi, Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan, Perkembangan Demokrasi Di
Indonesia, Penjabaran Demokrasi Menurut UUD, dan Studi Kasus Demokrasi Di Indonesia..
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling
sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi pada dasarnya
adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai
hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di
Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang perkembangan dan penerapan
demokrasi di Indonesia. Bangsa Indonesia dengan segala keanekaragamanya merupakan suatu ciri
khas yang tidak dimiliki oleh negara lain. Kita memiliki idologi dan dasar hukum yang sama,tujuan
yang sama dan jiwa yang sama,semuanya terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Suatu pemerintahan yang berpegang pada rule of law harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut.
1. Adanya supremasi hukum, yaitu hukum menempati posisi yang paling tinggi, di mana semua
orang tunduk terhadap hukum.
2. Adanya perlakuan yang sama di depan hukum.
3. Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Adanya Partisipasi secara Aktif dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Partisipasi secara aktif warga negara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
dapat diarahkan untuk mengendalikan tindakan-tindakan para pemimpin negara, serta ikut
berpartisipasi dalam pemilu. Selain itu masyarakat juga dapat menyampaikan kritik,
mengajukan gagasan, atau dapat memperjuangkan kepentingan-kepentingan masyarakat
melalui saluran-saluran yang demokratis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Adanya Perlindungan terhadap Hak-hak Rakyat secara Konstitusional. Perlindungan secara
konstitusional atas hak-hak warga negara artinya hak-hak warga negara memperoleh jaminan
perlindungan hukum yang kokoh dalam konstitusi negara (Undang-Undang Dasar). Dengan
adanya jaminan yang tegas dari konstitusi diharapkan hak-hak warga negara dihormati,
sehingga warga negara dapat melaksanakan hak-haknya dengan baik tanpa adanya keraguan
karena dijamin oleh konstitusi negara.
3. Adanya Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
artinya badan peradilan dalam menjalankan fungsinya tidak dipengaruhi atau
dicampurtangani oleh kekuasaan manapun termasuk kekuasaan eksekutif (presiden).
Sehingga dalam mengambil suatu keputusan akan menggunakan pikiran jernih berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memenuhi unsur keadilan masyarakat.
4. Adanya Pemilihan Umum yang Bebas. Pemilihan umum yang bebas adalah pemilihan umum
yang dilakukan sesuai dengan hati nurani, tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun. Pemilihan umum merupakan mekanisme untuk menentukan komposisi dalam
pemerintahan dan parlemen secara berkala dan merupakan sarana utama bagi masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh karena itu, pelaksanaan pemilu yang
berkelanjutan merupakan langkah penting untuk kelangsungan hidup.
5. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan untuk berorganisasi. Kebebasan
menyatakan pendapat adalah kebebasan warga negara untuk menyatakan gagasan, pandangan
atau pendapatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan kebebasan
berorganisasi adalah kebebasan warga negara untuk menjadi anggota dari suatu partai politik
atau organisasi masyarakat. Kebebasan dan kemerdekaan pada awalnya timbul dalam
kehidupan politik sebagai reaksi terhadap absolutisme. Kebebasan diperlukan untuk
memberikan kesempatan kepada warga negara untuk memperjuangkan kepentingannya Berta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggara negara.
6. Adanya pengakuan dan supremasi hukum. Pengakuan dan supremasi hukum adalah hukum
mempunyai kedudukan yang paling tinggi dan semua warga negara dan pemerintah tunduk
dan taat kepada hukum. Penghormatan terhadap hukum harus di kedepankan baik oleh
penguasa maupun oleh warga negara. Segala warga negara berdiri setara di depan hukum
tanpa ada kecualinya. Ketaatan terhadap hukum merupakan salah satu syarat yang sangat
mendasar bagi terwujudnya masyarakat yang demokratis. (Putra, 2013
http://handikap60.blogspot.co.id/2013/01/unsur-unsur-pemerintahan-yang-demokratis.html).
6
2.3 MANFAAT DEMOKRASI
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:
1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan
kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam demokrasi
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan
dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-hak
sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak
bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan kehidupan
social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para
politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih
generasi tanpa pergolakan. (Nurtina, 2013,
https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-
indonesia/
7
2. Demokrasi menjamin bagi warga negaranya dengan sejumlah HAM yang tidak diberikan oleh
sistem-sistem yang tidak demokratis.
3. Demokrasi menjamin kebebasan yang lebih luas bagi warga negaranya.
4. Demokrasi membantu rakyat untuk melindungi kepentingan dasarnya.
5. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasannya untuk menentukan nasibnya sendiri
yaitu untuk hidup di bawah hukum yang mereka tentukan dan konsekuensikan sendiri.
6. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya
untuk menjalankan tanggung jawab moral.
7. Demokrasi membantu perkembangan manusia lebih total.
8. Hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan kadar persamaan
politik yang relatif tinggi.
9. Negara-negara demokrasi perwakilan modern tidak berperang satu sama lain.
10. Negara-negara demokratis yang konsekuen terhadap kedemokratisannya cenderung lebih
makmur daripada Negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis. (Annisa, 2012,
http://berendaannisa.blogspot.co.id/2012/07/demokrasi-dan-nilai-nilai-demokrasi.html).
8
3. Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara
4. Pengawasan oleh rakyat. (Saputra, 2012,
http://andrijrsta.blogspot.co.id/2012/04/demokrasi.html).
Pendapat berikutnya adalah pendapat dari Sri Soemantri yang menyatakan bahwa :
1. Hukum diterapkan dengan persetujuan wakil rakyat yang dipilih secara bebas.
2. Hasil pemilu dapat menyebabkan pergantian orang-orang dalam pemerintahan.
3. Pemerintahan harus terbuka.
4. Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan.
Frans Magnis Suseno juga berpendapat bahwa parameter Negara demokrasi adalah:
1. Negara terikat hukum.
2. Kontrol efektif pemerintahan oleh rakyat.
3. Pemilu yang bebas.
9
4. Adanya jaminan terhadap hak-hak minoritas.
Sedangkan menurut G. Bingham Powell Jr. menurutnya parameter Negara demokratis adalah:
1. Pemerintah mengklaim mewakili hasrat para warganya.
2. Klaim berdasarkan pada adanya pemilihan kompetitif secara berkala antara calon alternative.
3. Partisipasi warga dewasa sebagai calon dipilih dan pemilih.
4. Pemilihan bebas.
5. Adanya kebebasan dasar warga negaranya.
Selanjutnya Affan Ghofar (pakar politik UGM) sejumlah prasyarat untuk mengamati apakah
sebuah political order (pemerintahan) merupakan system yang demokratik atau tidak melalui
ukuran:
1. akuntabilitas.
2. rotasi kekuasaan.
3. recruitment politik.
4. pemilihan umum.
5. adanya pengakuan dan perlidungan hak-hak dasar.
Kelima elemen tersebut berlaku secara universal di dalam melihat demokratis tidaknya suatu
rezim pemerintahan (political order). (Beni, 2010, http://milikbeni.blogspot.co.id/2010/05/prinsip-
dan-parameter-demokrasi.html).
10
c. Demokrasi Gabungan adalah demokrasi yang berfokus sama besar baik di bidang politik
dan ekonomi.
3. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang didasarkan dari hak individu suatu warga
negara. Demokrasi liberal dimana setiap individu dapat mendominasi dalam demokrasi
ini. Pemerintah tidak akan banyak ikut campur dalam kehidupan masyarakat dimana
pemerintah memiliki kekuasaan terbatas. Demokrasi liberal disebut juga dengan
demokrasi konstitusi yang dibatasi oleh konstitusi.
b. Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang berdasarkan dari hak pemerintah di
negaranya dimana pemerintah mendominasi atau kekuasaan tertinggi dipegang oleh
penguasa atau pemerintah. Demokrasi komunis tidak dibatasi dan bersifat totaliter yang
membuat hak setiap individu tidak ada pengaruhnya pada pemerintah.
c. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang didasarkan dari ideologi Indonesia, yaitu
Pancasila berdasrkan dari tata sosial dan budaya bangsa Indonesia. Demokrasi Pancasila
merupakan yang dianut Indonesia. (Artikelsiana, 2015,
http://www.artikelsiana.com/2015/08/demokrasi-pengertian-ciri-ciri-macam.html).
11
b. Demokrasi Sistem Presidensial
Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus memiliki tiga
unsur yaitu :
1) Presiden yang dipilih rakyat
2) Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan
yang terkait.
3) Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun
masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden
bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya
seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar
negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah. (Wikipedia, 2017,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial).
12
2. Timokrasi, Pemerintahan dijalankan untuk mendapatkan kekayaan untuk kepentingan sendiri.
Oleh karena kekayaan untuk kepentingan sendiri lalu jatuh dan dipegang olah kelompok
hartawan. Sehingga yang berhak memerintah adalah orang yang kaya saja timbulah oligarchi.
3. Oligarchi, pemerintahan dijalankan oleh sekelompok orang yang memegang kekayaan untuk
kepentingan pribadi.. Timbul kemelaratan umum. Banyak orang miskin. Tekanan penguasa
semikin berat. Rakyat semakin sengsara. Akhirnya rakyar sadar dan bersatu memegang
pemerintahan. Timbullah Demokrasi.
4. Demokrasi. Pemerintahan secara demokrasi diutamakan kemerdekaan dan kebebasan. Oleh
karena kebebasan dan kemerdekaan ini terlalu diutamakan timbul kesewenang-wenangan.
5. Tirany. Pemerintahan dipegang oleh seorang saja dan tidak suka terdapat persaingan. Semua
orang yang menjadi saingan disingkirkan dan diasingkan,. Pemerintahan ini tambah jauh dari
keadilan. (Rinaldi, 2011, http://grafirehell.blogspot.co.id/2011/04/demokrasi-sebagai-
bentuk-pemerintahan.html).
Plato juga dalam perkembangan ajarannya tentang bentuk pemerintahan mengemukakan lagi :
1. Bentuk negara Ideal form (bentuk cita), yaitu negara dalam bentuk kesempurnaan.
a. Monarki. Bentuk pemerintahan dipegang oleh seorang sebagai pemimpin tertinggi
dijalankan untuk kepentingan orang banyak biasanya pada kerajaan.
b. Aristokrasi, Pemerintahan dipegang oleh orang yang pandai.
c. Demokrasi, Pemerintahan dipegang oleh rakyat.
13
dikecewakan dari Soekarno adalah masalah presiden yang hanya sebagai simbolik semata begitu
juga peran militer.
Dari uraian diatas dapat di simpulkan, antara lain:
1. Stabilitas pemerintah dalam 20 tahun berada dalam keadaan memprihatinkan. Mengalami 25
pergantian kabinet, 20 kali pergantian kekuasaan eksekutif dengan rata-rata satu kali
pergantian setiap tahun.
2. Stabilitas politik secara umum memprihatinkan. Ditandai dengan kuantitas konflik politik
yang amat tinggi. Konflik yang bersifat ideologis dan primordial dalam masa 20 tahun pasca
merdeka.
3. Krisis ekonomi. Dalam masa demokrasi parlementer krisis dikarenakan karena kabinet tidak
sempat untuk merealisasikan program ekonomi karena pergantian kekuasaan yang sering
terjadi. Masa demokrasi terpimpin mengalami krisis ekonomi karena kegandrungannya
terhadap revolusi serta urusan internasional sehingga kurangnya perhatian disektor ekonomi.
4. Perangkat kelembagaan yang memprihatinkan. Ketidaksiapan aparatur pemerintah dalam
proses politik menjaadikan birokrasi tidak terurus.
14
Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan
politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan
Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan
sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem
politik nasional menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa
demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti kebebasan pers, sentralisasi
kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.
Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan
Soekarno sebagai Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat
berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin
Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan
check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
15
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi
partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah. Beberapa
karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan
hampir ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga, Pemilihan Umum.
Keempat, pelaksanaan hak dasar warga Negara.
16
2) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
3) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1)
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
4) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat (2)
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam negara Republik
Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah ditangan rakyat
dan realisasinya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara. Sebelum dilakukan
amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Pembagian Kekuasaan
Sebagai dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
menurut Undang-Undang Dasar, oleh karena itu pembagian kekuasaan menurut
demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1) Kekuasaan Ekskutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945).
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.
2) Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (Pasal 5
ayat 2, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945).
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya. (pasal 5 ayat(2).
Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-
undang (pasal 22 C ayat 4).
3) Kekuasaan yudikatif, didelegasikan kepada Makhamah Agung (pasal 24 ayat 1
UUD 1945).
Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
4) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini termuat dalam
UUD 1945 pasal 20 ayat 1.
Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif, yang dalam
UUD lama. Didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA), (pasal 16 UUD
1945) Mekanisme pendelegasian kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah ilmu
hukum tata negara dan ilmu politik dikenal dengan istilah Distribution Of Power yang
merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.
c. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses
atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut :
1) Pasal 1 ayat 2 UUD 1945, kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu
untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali. Majelis Permusyawaratan
Rakyat memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik
17
Presiden dan wakil Presiden, serta melakukan impeachment terhadap presiden jika
kalau melanggar konstitusi.
2) Pasal 20 A ayat 1.
3) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
4) Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.
3. Konsep Pengawasan
Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 2, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan
didistribusikan berdasarkan UUD. Berbeda dengan UUD lama sebelum dilakukan
amandemen, MPR yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaan kekuasaan
rakyat. Maka menurut UUD hasil amandemen MPR kekuasannya menjadi terbatas, yaitu
meliputi presiden dan wakil presiden dan memberhentikan presiden sesuai dengan masa
jabatannya atau jikalau melanggar UUD.
b. Pasal 2 ayat 1, MPR terdiri atas DPR dan Anggota DPD. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui Pemilu.
c. Penjelasan UUD 1945 tentang DPR.
Berdasarkan ketentuan tesebut maka konsep pengawasan menurut demokrasi Indonesia
sebagai tercantum UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan oleh seluruh warga negara. Karena kekuasaan didalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah di tangan rakyat.
b. Secara formal keatanegara pengawasan berada pada DPR.
18
4. Konsep Partisipasi
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah :
a. Pasal 27 ayat 1.
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
b. Pasal 28.
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
c. Pasal 30 ayat 1.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. (Adi Wibawa, 2013, http://wiare.blogspot.co.id/2013/02/penjabaran-
demokrasi-menurut-uud-1945.html)
Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, yaitu :
1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
2. Laksanakan amandemen UUD 1945.
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI.
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
5. Tegakkan supremasi hukum.
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN. (Irwan Ariefyanto, 2012,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/05/12/mmnxc5-hari-ini-di-1998-
empat-mahasiswa-trisakti-ditembak).
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut..
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol.
Bangsa Indonesia dengan segala keanekaragamanya merupakan suatu ciri khas yang tidak
dimiliki oleh negara lain. Kita memiliki ideologi dan dasar hukum yang sama, tujuan yang sama
dan jiwa yang sama,semuanya terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
3.2 SARAN
Penulis mempunyai saran khususnya yang berkaitan dengan persoalan kedaulatan rakyat
sebagai tujuan dari demokrasi itu sendiri. Saran tersebut anatara lain:
Pertama, apa yang menjadi kekurangan dan sejarah kelam bagi pelaksanaan demokrasi
Indonesia dimasa lalu hendaknya menjadi pembelajaran dan tidak diulang kembali. Kedua,
hendaknya masyarakat tidak terlalu eksklusif atau ekstrim dalam memandang perbedaan
keyakinan, agama, adat istiadat, perbedaan politik, dan lain sebagainya. Sebab, perbedaan-
perbedaan itu adalah bagian dari demokrasi. Ketiga, Sebaiknya bagi semua warga
negara/masyarakat, dalam pelaksanaan demokrasi, benar-benar menyuarakan isi hatinya jangan
hanya karena iming-iming hadiah berupa materi sehingga lupa apa yang seharusnya disuarakan.
dan Keempat, Bagi para elit politik dan pemerintah, kiranya kehidupan rakyat lebih diperhatikan,
jangan justru bekerjasama untuk membodohi dan menipu rakyat.
21
DAFTAR PUSTAKA
22