Вы находитесь на странице: 1из 6

PEMBAHASAN

2. Ovarium kelinci

Pada pengamatan preparat ovarium kelinci dengan perbesaran 10 x 10 yang kami


amati ini menunjukkan beberapa folikel yang sedang mengalami tahap perkembangan yakni
dimulai dari folikel primordial yakni tahap awal perkembangan folikel, kemudian fase folikel
primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de graff (masak ). Oogenesis terjadi di
dalam ovarium dan dilanjutkan didalam oviduct dan jika terjadi penetrasi spermatozoid.
Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel-folikel sel telur, dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Folikel primordial : terdiri dari sebuah I yang dilapisi oleh selapis sel granulose berbentuk
kubus. Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari
saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu
ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh
sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-
sama membentuk folikel primordial.
b. Folidel sekunder : yaitu sebuah oosit I yang dilapisi beberapa lapis sel granulose. Inti
(nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
c. Folikel tersier : yaitu terdapat beberapa antrum diantara sel granulose.
d. Folikel matang (folikel graf) : yaitu ukurannya besar, berisi cairan folikel. Oosit Sekunder
merupakan hasil pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah
membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi,
sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik
yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi
(Partodihardjo, 1992).

Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam
jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang
pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada
masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler
Sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium
kemudian menjadi spermatosit primer.Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis
untuk memperbanyak diriterusmenerus (Jasin, 1984). Kemudian hasil akhir pembelahan
tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder.Setelah itu
spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan
selanjutnya dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis
(Partodihardjo, 1992).

Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting Partodihardjo ( 1992)


antara lain :
1. Badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma.
2. Sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi.
3. Terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor.
4. Kepala sperma diliputi akrosom. Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial
segera berdiferensiasi menjadi oogonium.
Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir perkembangan
embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari
permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler (Muchtaromah, 2007).
Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh
membesar menjadi oosi tprimer, Oosit primer kemudian mengadakan replikasi DNA dan
memasuki proses miosis pertama sampai tahap profase.Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah
oogonium diperkirakan mencapai 5-7 juta sel. Pada saat itu sel-sel mulai berdegenerasi,
sehingga banyak oogonium dan oosit primer berhenti tumbuh dan menjadi atretik. Tetapi
oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap bertahan pada
stadiumnya dengan dilapisi sel folikuler epitel gepeng (selanjutnya oosit primer dengan sel
folikuler ini disebut sebagai folikel primordial). Folikel primordial tetap pada stadiumnya
(disebut fase istirahat/ fase diktioten / diplotene stage), sampai sesudah kelahiran dan
menjelang pubertas. Jumlahnya pada saat kelahiran sekitar 700 ribu - 2 juta folikel
(Soewardiati, 1989). Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus menstruasi,
folikel primordial / oosit primer mulai melanjutkan pematangannya dengan kecepatan
yangberbeda-beda. Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal, yaitu sekitar dua minggu
sebelum terjadinya perdarahan haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami
pematangan sampai tingkat lanjut dan keluar sebagai ovum yang siap dibuahi. Pertumbuhan /
pematangan diawali dengan pertambahan ukuran oosit primer / folikel primordial menjadi
membesar, dan sel-sel epitel selapis gepeng berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis
(Soewardiati, 1989). Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama lapisan epitelnya
disebutbereda dalam stadium folikel primer. Awalnya oosit primer berhubungan erat dengan
sel folikuler kuboid yang melapisinya, namun selanjutnya terbentuk suatu lapisan
mukopolisakarida yang membatasi / memisahkan di antaranya, yang disebut zona pellucida.
Kemudian terbentuk juga suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli)yang makin
lama makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit primer
tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus. Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel
sekunder. Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan
folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler,
sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan
fibrosa, sebelah luar). Pada stadium ini, folikel disebut sebagai berada dalam stadium sudah
matang, disebut sebagai folikel tersier atau folikel deGraaf (Jasin, 1984).
Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua
dengan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mengandung jumlah DNA sebanyak
separuh sel induk (23 tunggal, ). Tetapi hanya SATU sel anak yang tumbuh menjadi oosit
sekunder, sementara sel anak lainnya hanya menjadi badan kutub (polar body) yang tidak
tumbuh lebih lanjut (Muchtaromah, 2007).
KESIMPULAN
Pada penampang ovarium mencit kelinci, dapat dilihat adanya folikel primer yang berukuran
kecil dan terletak dalam korteks, dilapisi oleh sel-sel folikel yang pipih selapis, mempunyai
oogonium yang kecil dengan inti sentral mempunyai gambaran kromatin. Pada penampang
ovarium kelinci terlihat bagian-bagian luar kedalam berupa epithelium germinativum, cortex
ovarii yang terdapat folikel, dan stroma ovarii yang terdapat jaringan ikat.
DAFTAR PUSAKA
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar
Wijaya .
Muchtarromah. 2006. Panduan Praktikum SPH II. Malang : UIN Malang.
Muchtarromah. 2007. Siapakah Penentu Jenis Kelamin Bayi ?. Malang: UIN Malang Press.
Tarsito Partodiharjo, Suebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya.
Soewardiati. 1989. Reproduksi dan Embriologi. Surabaya : IKIP

Вам также может понравиться