Вы находитесь на странице: 1из 9

Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

KARAKTERISTIK SOSIS RASA AYAM DARI SURIMI IKAN


LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PENAMBAHAN
ISOLAT PROTEIN KEDELAI
Charactheristic of chicken flavor sausage from African catfish
(Clarias gariepinus) surimi with addition of soy protein isolate

Djoko Poernomo*, Pipih Suptijah, Nisa Nantami


Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

*Korespondensi: Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga 16680. Telp. 0251 8622915 Fax. 0251 8622916

Abstract
African catfish has potential to be processed become sausage because it contained highly protein. Soy pro-
tein isolate was use as binder. This research aims was to determined SPI concentration to produce high quality of
fish sausage, analyzed the physical characteristics and nutritional value contained in fish sausage, and comparing
with commercial sausage. The meat was washed twice and obtained the yield 18,72%. SPI 13% was selected and
gave better result on sausage production. The results of proximate analysis for the ash content of 1,60%, protein
of 15,97%, fat of 0,61%, carbohydrate 2,22%, moisture content of 79,6% and the TPC 0.5x101 colony/g. Value
of the comparison test objectively for gel strength, water holding capacity and emulsion stability were lower than
commercial sausage. Catfish sausage was more preferred the commercial sausage on the parameters folding test,
teeth cutting test, smell and taste. Protein and carbohydrate nutrient content of fish sausage African catfish superior
to commercial sausage.
Key words: frequency of washing, fish sausage, soy protein isolate

Abstrak
Ikan lele dumbo berpotensi untuk diolah menjadi sosis karena kandungan protein yang tinggi. Isolat protein
kedelai digunakan sebagai bahan pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pencucian dan
konsentrasi IPK untuk menghasilkan sosis ikan terpilih, menganalisis karakteristik fisik dan nilai gizi yang ter-
kandung dalam sosis ikan lele dumbo dan membandingkannya dengan sosis komersial. Hasil frekuensi pencucian
daging lumat yang terpilih yaitu pencucian sebanyak 2 kali, dengan rendemen sebesar 18,72%. Hasil analisis untuk
sosis ikan lele dumbo, formula terpilih yaitu IPK dengan konsentrasi 13%. Hasil analisis proksimat untuk kadar abu
sebesar 1,60%, protein sebesar 15,97%, lemak sebesar 0,61%, karbohidrat sebesar 2,22%, kadar air sebesar 79,6%
serta hasil TPC sebesar 0,5x101 koloni/g. Nilai uji perbandingan secara objektif untuk kekuatan gel, daya ikat air
dan stabilitas emulsi pada sosis ikan lele dumbo lebih rendah dibandingkan sosis komersial. Hasil uji perbandingan
diketahui bahwa uji lipat, uji gigit, aroma dan rasa sosis ikan lele dumbo lebih disukai dibandingkan sosis komer-
sial. Kandungan gizi protein dan karbohidrat sosis ikan lele dumbo lebih unggul dibandingkan sosis komersial.
Kata kunci: frekuensi pencucian, sosis ikan, isolat protein kedelai

PENDAHULUAN ton, menjadi 79.000 ton pada tahun 2005 dan


semakin meningkat menjadi 96.140 ton pada
Ikan merupakan salah satu komoditas perairan
tahun 2007 (Nurimala et al. 2009). Pemanfaatan
yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan di
ikan lele dumbo hingga saat ini masih terbatas
Indonesia. Salah satu komoditas perikanan yang
berupa konsumsi langsung misalnya digoreng,
saat ini cukup digemari oleh masyarakat yaitu
dan masih sedikitnya pengolahan ikan lele dumbo
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Data
menjadi produk perikanan.
produksi untuk ikan lele dumbo di Indonesia
beberapa tahun terakhir ini meningkat cukup Sebagian masyarakat tidak menyukai
signifikan, yaitu pada tahun 2004 sebesar 60.000 lele dumbo karena selain bentuknya yang

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


106 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

menggelikan bahkan menakutkan, juga bau amis dengan pengujian sensori, uji lipat, uji gigit, uji
yang ditimbulkan cukup menyengat. Upaya untuk kekuatan gel dan analisis rendemen. Frekuensi
meningkatkan konsumsi dan pendayagunaan pencucian terpilih pada penelitian pendahuluan
terhadap hasil perikanan khususnya lele dumbo dilanjutkan untuk penelitian utama. Penelitian
adalah dilakukan diversifikasi olahan. utama dilakukan dengan perlakuan perbedaan
penambahan konsentrasi IPK (10, 13, 16,
Sosis merupakan salah satu produk diversifikasi
dan 19%). Analisis yang dilakukan meliputi
pangan yang saat ini digemari oleh semua lapisan
pengujian sensori warna, rasa, aroma, tekstur dan
masyarakat. Ikan merupakan bahan pangan yang
penampakan. Analisis fisik meliputi uji lipat, uji
mengandung protein tinggi dengan kadar lemak
gigit, kekuatan gel, stabilitas emulsi dan daya ikat
yang rendaj, sehingga sangat baik digunakan
air. Analisis kimia untuk mengetahui proksimat
sebagai bahan baku pembuatan sosis. Pembuatan
dari sosis ikan meliputi kadar air, kadar abu,
sosis ikan dalam penelitian ini dilakukan dengan
protein, lemak dan karbohidrat (AOAC 2007).
pencucian daging lumat yang berguna untuk
Analisis uji perbandingan berpasangan meliputi
mereduksi bau amis.
uji sensori (rasa, aroma, tekstur dan penampakan)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan uji fisik (uji lipat, uji gigit, kekuatan gel, daya
konsentrasi Isolat Protein Kedelai (IPK) yang ikat air dan stabilitas emulsi).
dapat menghasilkan sosis ikan terpilih (disukai),
HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis karakteristik fisik dan nilai gizi yang
terkandung dalam sosis ikan lele dumbo serta Karakteristik Fisik Gel Ikan Lele Dumbo
membandingkan sosis lele dumbo dengan sosis
Rendemen yang dianalisis meliputi rendemen
komersial.
daging dan rendemen surimi. Rendemen daging
MATERIAL DAN METODE ikan lele yang didapatkan sebesar 31,02%,
sedangkan rendemen surimi yang dihasilkan
Bahan dan Alat
dengan frekuensi pencucian, yaitu 18,9%, 18,72%
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sosis dan 17,7%. Nilai rendemen surimi ikan lele dumbo
meliputi ikan lele dumbo (C. gariepinus), garam, ini semakin menurun dengan semakin banyaknya
IPK (Isolat Protein Kedelai), tepung tapioka, gula, pencucian. Pencucian ini dilakukan bertujuan
lada putih, air es, bawang putih, bawang merah untuk menghasilkan mutu gel yang baik dan kuat
dan jahe. Bahan yang digunakan untuk analisis namun tetap memperoleh rendemen yang tinggi.
meliputi HCl 0,02 N, H2SO4, NaOH pekat, H3BO3 Frekuensi pencucian terpilih yaitu sebanyak 2
4%, dan pelarut heksana. Alat yang digunakan kali, karena memiliki rendemen yang masih tinggi
dalam penelitian ini antara lain timbangan digital, dan dapat menghasilkan gel yang baik. Pencucian
baskom, talenan, pisau, kompor, thermometer, pertama dengan air untuk menghilangkan protein
panci, grinder, food processor, selongsong, sarkoplasma, dan pencucian kedua dengan
sendok, benang kasur, stuffer, dan kain blacu. Alat penambahan 0,3% garam untuk melarutkan
yang digunakan untuk analisis produk meliputi protein miofibril dan membentuk sol aktomiosin
timbangan analitik, oven, desikator, alat penjepit, (Chairita et al. 2009).
gelas ukur, gelas piala, Texture analyzer, tabung
Nilai rata-rata uji lipat gel ikan lele dumbo
reaksi, cawan petri, dan cawan porselen.
disajikan pada Gambar 1. Perbedaan frekuensi
Lingkup Penelitian pencucian daging lumat memberikan pengaruh
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata uji lipat.
penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Nilai uji lipat pada frekuensi pencucian sebanyak
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan 3 kali menurun dibandingkan pencucian ke-2.
perlakuan perbedaan frekuensi pencucian Kadar air yang tinggi diduga dapat menurunkan
daging lumat (1, 2 dan 3 kali). Analisis yang kekuatan gel pada pencucian ketiga. Pencucian
dilakukan untuk mengetahui hasil terbaik yaitu yang berulang dapat meningkatkan sifat hidrofilik

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114 107
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

5,00 4,70b 4,67b 7,80 7,63b

Nilai rata-rata uji gigit


Nilai rata-rata uji lipat
3,83a 7,60
4,00
7,40
3,00 7,20 7,10ab
7,00 6,90a
2,00
6,80
1,00
6,60
0,00 6,40
1 2 3 1 2 3
Frekuensi pencucian Frekuensi pencucian

Gambar 1 Nilai rata-rata uji lipat gel ikan lele dumbo. Gambar 2 Nilai rata-rata uji gigit gel ikan lele dumbo.

800 683,35 6,80 6,77a

Nilai rata-rata penampakan


Nilai rata-rata kekuatan

700 6,75
600 542,40
483,25 6,70
500 6,65 6,60a
gel (gf)

400 6,60
300 6,53a
6,55
200
6,50
100
0 6,45
6,40
1 2 3
1 2 3
Frekuensi pencucian Frekuensi pencucian
Gambar 3 Nilai rata-rata kekuatan gel ikan lele dumbo. Gambar 4 Nilai penampakan gel ikan lele dumbo.

daging, yang membuat penghilangan air menjadi (Kaba 2006).


sulit dan daging mengembang (Kaba 2006).
Karakteristik Sensori Gel Ikan Lele Dumbo
Nilai rata-rata uji gigit gel ikan lele dumbo
Hasil analisis menunjukkan bahwa panelis
disajikan pada Gambar 2. Uji gigit digunakan
cenderung memberikan respon kesukaan yang
untuk mengukur tingkat elastisitas surimi secara
sama untuk setiap perlakuan terhadap parameter
sensori. Perbedaan frekuensi pencucian daging
penampakan, warna, rasa, aroma dan tekstur.
lumat memberikan pengaruh yang berbeda nyata
Perbedaan frekuensi pencucian daging lumat
terhadap nilai rata-rata uji gigit. Semakin banyak
tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata
frekuensi pencucian nilai rata-rata uji gigit semakin
terhadap penampakan, tekstur, warna, aroma dan
meningkat. Peningkatan frekuensi pencucian
rasa gel ikan.
secara terus-menerus dapat menghilangkan
protein sarkoplasma yang dapat menghambat Nilai rata-rata penampakan gel ikan lele dumbo
pembentukan gel pada daging lumat, sehingga disajikan pada Gambar 4. Penampakan yang
tekstur lebih kompak (Uju et al. 2004). dihasilkan dari ketiga gel ikan dengan perbedaan
frekuensi pencucian relatif sama dari bentuk dan
Nilai kekuatan gel pada gel ikan lele dumbo
tampilan. Nilai rata-rata warna gel ikan lele dumbo
disajikan pada Gambar 3. Perbedaan frekuensi
(C. gariepinus) disajikan pada Gambar 5. Semakin
pencucian tidak memberikan pengaruh yang
banyak frekuensi pencucian, maka nilai rata-rata
berbeda nyata terhadap nilai kekuatan gel.
warna gel ikan lele dumbo semakin meningkat.
Nilai kekuatan gel cenderung menurun dengan
Pencucian bertujuan untuk memperbaiki warna,
bertambahnya frekuensi pencucian yang
hal ini disebabkan larutnya komponen pembentuk
dilakukan. Pada pencucian sebanyak 2 dan 3 kali
warna daging ikan yaitu heme pigment (Uju et
nilai kekuatan gel menurun diduga dipengaruhi
al. 2004).
oleh kadar air yang tinggi. Pencucian yang
berulang-ulang dapat meningkatkan sifat hidrofilik Nilai rata-rata aroma dan rasa gel ikan lele
daging, yang membuat penghilangan air dalam dumbo disajikan pada Gambar 6 dan 7. Nilai
daging menjadi sulit dan daging mengembang rata-rata aroma dan rasa gel ikan lele dumbo

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


108 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

7,00 6,90a 6,14 6,13a


6,90
6,77a 6,13

Nilai rata-rata aroma


Nilai rata-rata warna
6,80
6,70 6,12
6,60 6,11
6,50 6,40a 6,10a 6,10a
6,40 6,10
6,30 6,09
6,20
6,10 6,08
1 2 3 1 2 3
Frekuensi pencucian Frekuensi pencucian
Gambar 5 Nilai rata-rata warna gel ikan lele dumbo. Gambar 6 Nilai rata-rata aroma gel ikan lele dumbo.

6,15 6,13a 6,13a 7,00


6,83a
6,80

Nilai rata-rata tekstur


6,10
Nilai rata-rata rasa

6,60
6,05 6,37a
6,00a 6,40 6,23a
6,00
6,20
5,95 6,00
5,90 5,80
1 2 3 1 2 3
Frekuensi pencucian Frekuensi pencucian
Gambar 7 Nilai rata-rata rasa gel ikan lele dumbo. Gambar 8 Nilai rata-rata tekstur gel ikan lele dumbo.

yang dihasilkan untuk setiap perlakuan relatif terhadap nilai uji lipat, uji gigit dan kekuatan
sama. Proses pembuatan gel ikan ini tidak ada gel sosis ikan lele dumbo. Nilai rata-rata uji
penambahan bumbu lain kecuali garam ke tiap- lipat sosis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
tiap perlakuan. Garam yang ditambahkan hampir disajikan pada Gambar 9. Isolat protein kedelai
tidak berbau, sehingga ketika diaplikasikan ke bersifat higroskopis. Semakin banyak jumlah IPK
dalam produk tidak menimbulkan aroma yang yang ditambahkan maka tekstur yang dihasilkan
spesifik. Penggunaan garam dengan konsentrasi pun akan semakin keras dan kompak. Uji lipat
2,5% (b/b) untuk setiap perlakuan pada saat memiliki korelasi positif dengan kekuatan gel,
pencampuran berfungsi bukan sebagai bumbu, peningkatan pada kekuatan gel diikuti dengan
melainkan untuk meningkatkan kekuatan ionik meningkatnya uji lipat (Agustini et al. 2008).
daging dan mengekstrak aktomiosin sehingga
Nilai rata-rata uji gigit pada sosis ikan lele
terbentuk sol (Uju et al. 2004).
dumbo disajikan pada Gambar 10. Penambahan
Nilai rata-rata tekstur gel ikan lele dumbo IPK dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh
disajikan pada Gambar 8. Proses pencucian terhadap elastisitas sosis, maka berpengaruh pula
dapat memperbaiki tekstur gel ikan menjadi terhadap uji gigit yang dihasilkan. Isolat protein
lebih kompak. Proses pencucian dilakukan untuk kedelai memiliki sifat fungsional membentuk
menghilangkan pigmen, lemak dan terutama elastisitas untuk pembentukan gel pada produk
untuk menghilangkan protein sarkoplasma yang daging (Al-Bakkush 2008).
dapat menghambat pembentukan gel (Agustini et
Nilai kekuatan gel sosis ikan lele dumbo
al. 2008).
disa disajikan pada Gambar 11. Kekuatan gel
Karakteristik Fisik Sosis Ikan Lele Dumbo merupakan salah satu uji fisik yang umumnya
dilakukan pada bahan pangan untuk mengetahui
Analisis fisik sosis ikan untuk parameter uji
tingkat gelasi produk tersebut. Nilai kekuatan
lipat, uji gigit dan uji kekuatan gel menunjukkan
gel yang tinggi berhubungan dengan tingginya
bahwa perbedaan penambahan konsentrasi
komponen protein yang ditambahkan dengan
IPK memberikan pengaruh yang berbeda nyata

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114 109
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

4,80 7,20 7,03b

Niai Rata-rata Uji Lipat


4,57b

Nilai Rata-rata Uji Gigit


4,60 4,47b 6,90 6,83ab

4,40
4,20ab 6,60
4,20 6,33a
4,00a 6,30 6,20a
4,00
3,80 6,00
3,60 5,70
10 13 16 19 10 13 16 19
Konsentrasi IPK (%) Konsentrasi IPK (%)
Gambar 9 Nilai rata-rata uji lipat sosis ikan lele dumbo. Gambar 10 Nilai rata-rata uji gigit sosis ikan lele dumbo.

292,45b 86 84,79a
20
Nilai Kekuatan Gel (gf)

244ab 84 82,5a

Nilai WHC (%)


15 220,55a 82
192,45a 79,36a
10 80 78,42a
78
5
76
0 74
10 13 16 19 10 13 16 19
Konsentrasi IPK (%) Konsentrasi IPK (%)
Gambar 11 Nilai rata-rata kekuatan gel sosis ikan lele Gambar 12 Nilai WHC gel sosis ikan lele dumbo.
dumbo.

rendahnya komponen lemak, serta konsentrasi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata
penambahan air (Huda et al. 2010). Penambahan terhadap nilai stabilitas emulsi sosis ikan lele
konsentrasi protein yang semakin tinggi maka dumbo. Nilai stabilitas emulsi pada sosis ikan
kekuatan gel pun akan semakin tinggi (Hua et al. ini mengalami fluktuasi dengan semakin tinggi
2003). konsentrasi IPK yang ditambahkan. Pada suatu
sistem emulsi yang berperan tidak hanya bahan
Nilai WHC sosis ikan lele dumbo (Clarias
pengikat saja, melainkan lemak dan air pun
gariepinus) disajikan pada Gambar 12. Perbedaan
berperan. Lemak selain berperan sebagai pemberi
penambahan konsentrasi IPK tidak memberikan
rasa lezat, berperan pula untuk pembentukan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap WHC
emulsi. Konsentrasi penambahan lemak yang
sosis ikan lele dumbo. Semakin meningkatnya
tidak tepat akan menghasilkan sosis yang kering
WHC atau daya mengikat air sosis dan semakin
dan emulsi tidak kuat (Essien 2007). Emulsifikasi
tingginya kadar protein diduga terjadi karena
dipengaruhi oleh konsentrasi isolat protein kedelai
adanya gugus-gugus polar dan non polar pada
dan pH (Torrezan et al. 2006).
protein. Gugus-gugus polar tersebut berinteraksi
dengan ion hidrogen dari air yang bersifat polar Karakteristik sensori sosis ikan lele dumbo
pula. Interaksi antara protein-protein dan protein- (C. gariepinus)
air membentuk jaringan tiga dimensi yang kaku
Hasil menunjukkan bahwa panelis cenderung
dan mampu memperangkap sejumlah air. Semakin
memberikan respon kesukaan yang sama
tinggi kandungan protein maka akan semakin
untuk setiap perlakuan terhadap parameter
banyak air yang terikat dan mengakibatkan nilai
penampakan, warna dan aroma. Perbedaan
WHC akan meningkat dan berpengaruh terhadap
penambahan konsentrasi isolat protein kedelai
pembentukan gel (Al-Bakkush 2008).
tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata
Nilai stabilitas emulsi sosis ikan lele dumbo terhadap ketiga parameter.
(Clarias gariepinus) disajikan pada Gambar
Nilai rata-rata penampakan dan warna sosis
13. Perbedaan penambahan konsentrasi IPK
ikan lele dumbo disajikan pada Gambar 14 dan

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


110 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

62 61,23a 7,20 7,10


60,67a

Nilai Rata-rata Penampakan


Nilai Stabilitas Emulsi (%)
61 6,97
60 7,00
59 58,54a
58 6,80 6,67
57 56,09a 6,57
6,60
56
55 6,40
54
53 6,20
10 13 16 19 10 13 16 19
Konsentrasi IPK (%) Konsentrasi IPK (%)
Gambar 13 Nilai stabilitas emulsi sosis ikan lele dumbo. Gambar 14 Nilai rata-rata penampakan sosis ikan lele
dumbo.

6,60 6,53 6,00 5,93


5,83
Nilai Rata-rata Warna

Nilai Rata-rata Aroma


6,40 5,80
6,30
6,20 5,60
6,20 5,43
6,00 5,40 5,30
6,00
5,20
5,80
5,00
5,60 4,80
10 13 16 19 10 13 16 19
Konsentrasi IPK (%) Konsentrasi IPK (%)
Gambar 15 Nilai rata-rata warna sosis ikan lele dumbo. Gambar 16 Nilai rata-rata aroma sosis ikan lele dumbo.

15. Penampakan dari sosis ikan yang dihasilkan beberapa faktor, yaitu jenis bumbu, konsentrasi
relatif sama, hanya sedikit perbedaan dari warna bumbu, bahan pengisi serta bahan pengikat yang
pada tiap perlakuan, yaitu semakin banyak ditambahkan. Rasa pada sosis ikan lele dumbo
konsentrasi IPK yang ditambahkan warna sosis tersebut dipengaruhi oleh banyaknya IPK yang
pun menjadi agak gelap (tidak terlalu putih). Warna ditambahkan. Penambahan dalam jumlah besar
sosis dipengaruhi oleh bahan pengisi dan bahan dapat menyebabkan warna produk menjadi coklat
pengikat yang ditambahkan. Bahan pengikat yang dan memberikan bau dan cita rasa langu sehingga
digunakan yaitu isolat protein kedelai secara fisik menurunkan mutu sensori (warna dan rasa) produk
berupa bubuk halus berwarna krem (Kumar et al. akhir (Katarzyna dan Krystyna 2008).
2002).
Nilai rata-rata tekstur pada sosis ikan lele
Nilai rata-rata aroma pada sosis ikan lele dumbo dumbo (C. gariepinus) disajikan pada Gambar
(Clarias gariepinus) disajikan pada Gambar 16. 18. Perbedaan penambahan konsentrasi IPK
Aroma dipengaruhi oleh bumbu-bumbu dan bahan (Isolat Protein Kedelai) memberikan pengaruh
pengikat yang ditambahkan. Semakin tinggi IPK yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata tekstur
yang ditambahkan, nilai aroma semakin menurun. sosis ikan lele dumbo. Sosis yang ditambahkan
Penambahan isolat protein kedelai dengan IPK menyebabkan tekstur menjadi lebih kompak,
konsentrasi tinggi pada produk olahan seperti dikarenakan penambahan isolat protein kedelai
baso dan burger mempengaruhi penilaian sensori akan meningkatkan jumlah ikatan silang antar
dan menurunkan aroma produk (Katarzyna dan protein yang membentuk stuktur tiga dimensi
Krystyna 2008). (Hua et al. 2003).
Nilai rata-rata rasa pada sosis ikan lele Karakteristik kimia sosis ikan lele dumbo
dumbo (C. gariepinus) disajikan pada Gambar (C. gariepinus)
17. Perbedaan penambahan konsentrasi IPK
Hasil analisis proksimat disajikan pada
(Isolat Protein Kedelai) memberikan pengaruh
Tabel 1. Kadar air sosis tinggi yaitu 79,6% (bb).
yang berbeda nyata terhadap nilai rasa sosis
Penambahan komposisi air yang digunakan
ikan lele dumbo. Rasa sosis dipengaruhi oleh

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114 111
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

7,00 6,53b 7,40 7,23b

Nilai Rata-rata Tekstur


5,90ab 5,83a
6,00 5,33a 7,20

Nilai Rata-rata Rasa 5,00 7,00 6,87ab


4,00 6,80 6,67ab
3,00 6,60 6,47a
2,00 6,40
1,00 6,20
0,00 6,00
10 13 16 19 10 13 16 19
Konsentrasi IPK (%) Konsentrasi IPK (%)
Gambar 17 Nilai rata-rata rasa sosis ikan lele dumbo. Gambar 18 Nilai rata-rata tekstur sosis ikan lele dumbo.

2,00 1,63
tinggi, kandungan protein minimal untuk sosis
1,50
daging yaitu 13% (bb) (BSN 1995). Kadar
1,00
0,37 0,47
0,33
protein pada sosis ikan lele dumbo ini tinggi
0,50
-0,03 karena dipengaruhi oleh bahan pengikat yang
0,00 -0,67
ditambahkan yaitu isolat protein kedelai. Isolat
-0,50
protein merupakan bentuk protein paling murni
-1,00
dengan kadar protein minimal 95% (bk). Isolat
-1,50
protein hampir bebas dari karbohidrat, serat, dan
-2,00
lemak sehingga sifat fungsionalnya jauh lebih baik
Gambar 19 Histrogam hasil uji perbandingan sosis ikan dibandingkan dengan konsentrat protein maupun
lele dumbo dan sosis komersial.
tepung kedelai (Kumar et al. 2002).
Lemak sosis ikan lele dumbo sebesar 0,61%
dalam pembuatan sosis ikan berbeda dari sosis
(bb). Kadar lemak sosis ini sangat rendah.
pada umumnya. Air yang ditambahkan ke dalam
Kandungan lemak maksimal untuk sosis daging
adonan sosis dalam jumlah yang lumayan besar,
yaitu 25% (bb) (BSN 1995). Kadar lemak pada
yaitu dengan perbandingan 1:1. Kadar air yang
sosis rendah, karena lemak yang ditambahkan ke
tinggi diduga karena jumlah bakteri patogen telah
dalam adonan hanya sebesar 3% dari bobot total,
meningkat, dengan semakin banyak bakteri dan
faktor lainnya yaitu daging lumat yang digunakan
terjadi metabolisme akan memberikan sumbangan
sebagai bahan baku sudah mengalami pencucian
kadar air dalam sosis (Cabeza et al. 2009).
2 kali untuk dijadikan surimi. Proses pencucian
Kadar abu sosis ikan lele dumbo sebesar 1,60% dapat menghilangkan komponen-komponen
(bb), hasil ini memenuhi syarat yang diizinkan, pengganggu seperti darah, lemak, dan substansi
kadar abu sosis daging yaitu maksimal 3% (bb) lainnya (Kaba 2006).
(BSN 1995). Kandungan abu pada sosis ini berasal
Karbohidrat sosis ikan lele dumbo sebesar
dari kandungan mineral yang sebagian besar
2,22% (bb). Karbohidrat sosis ini cukup rendah.
terdapat pada ikan lele dumbo dan garam yang
Karbohidrat maksimal untuk sosis daging yaitu
ditambahkan seperti Kalsium (Ca), Phosfor (P),
maksimal 8% (bb) (BSN 1995). Kandungan
Besi (Fe), Natrium (Na), dan Kalium (K) (Rosa
karbohidrat dalam sosis ikan ini diperoleh dari
et al. 2007). Kadar abu dapat dipengaruhi oleh
tepung tapioka dan gula yang ditambahkan.
pemakaian selongsong. Penggunaan selongsong
Tepung tapioka dan gula yang ditambahkan dalam
plastik menyebabkan ikatan air yang semakin
jumlah yang sedikit. Tepung tapioka memiliki
stabil dan kehilangan air selama pemasakan
kadar pati sebesar 51,36% yang merupakan
semakin kecil, sehingga presentase kadar abu
polisakarida dari unit D-glukosa (Harris 2001).
semakin besar (Datulong 2009).
Isolat protein kedelai tidak memiliki kandungan
Kadar protein sosis ikan lele dumbo yaitu karbohidrat (Kumar et al. 2002).
sebesar 15,97% (bb). Kadar protein sosis cukup

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


112 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

Karakteristik mikrobiologi sosis ikan lele DAFTAR PUSTAKA


dumbo (C. gariepinus) Agustini TW, Darmanto YS, Putri DPK. 2008.
Nilai TPC sosis ikan ini cukup rendah yaitu Evaluation on utilization of small marine fish to
produce surimi using different cryoprotective
sebesar 5 cfu/g. Nilai TPC maksimal untuk sosis agents to increase the quality of surimi. Jounal of
daging yaitu maksimal 105 cfu/gr (BSN 1995). Coastal Development 11(3): 131-140.
Total Plate Count (TPC) merupakan analisis Al-Bakkush AA. 2008. Improvement of functional
mikrobiologi yang dilakukan untuk menghitung properties of soy protein [tesis]. Edinburgh: School
jumlah total mikroorganisme yang terdapat pada of Life Science, Herriot-Watt University.
[AOAC] Association of Official Analitycal Chemist.
suatu produk pangan. Sosis ikan lele dumbo ini 2007. Official Method of Analysis. Arlington,
memiliki jumlah total mikroorganisme yang lebih Virginia, USA: Published by The Association of
rendah dari batas aman maka produk tersebut Analitycal Chemist, Inc.
aman untuk dikonsumsi. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Syarat Mutu
Sosis Daging. SNI 01-3820-1995. Jakarta: Badan
Analisis uji perbandingan berpasangan Standardisasi Nasional.
Chairita, Hardjito L, Santoso J, Santoso. 2009.
Uji perbandingan berpasangan dilakukan
Karakteristik bakso ikan dari campuran surimi ikan
dengan cara membandingkan sosis terpilih laying (Decapterus spp.) dan ikan kakap merah
(penambahan IPK 13%) dengan produk komersial. (Lutjanus sp.) pada penyimpanan suhu dingin.
Uji perbandingan berpasangan dilakukan secara Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
subjektif dan objektif. Hasil uji perbandingan 12(1): 46-58.
Dotulong V. 2009. Nilai proksimat sosis ikan ekor
secara subjektif disajikan pada Gambar 19.
kuning (Caesio spp.) berdasarkan jenis casing dan
Hasil uji lipat, uji gigit, aroma dan rasa sosis lama penyimpanan. Pacific Journal 1(4): 506-509.
ikan lele dumbo lebih disukai dibandingkan Essien E. 2007. Sausage Manufacture: Principle and
sosis komersial. Kandungan gizi protein dan practices. England: Woodhead Publishing in Food
karbohidrat sosis ikan lele dumbo lebih unggul Science and Technology.
Harris H. 2001. Kemungkinan penggunaan edible film
dibandingkan sosis komersial. Hasil uji secara
dari pati tapioka untuk pengemas lempuk. Jurnal
objektif pada parameter kekuatan gel, daya ikat Ilmu Pertanian Indonesia 3(2): 99-106.
air dan stabilitas emulsi menghasilkan nilai lebih Hua Y, Cui SW, Wang Q. 2003. Gelling property of soy
rendah dibandingkan sosis komersial yaitu 220,55 protein-gum mixtures. Food Hydrocolloids 17(6):
gf, 79,36% dan 61,23%. Semakin tinggi jumlah 889-894.
Huda N, Wei LH, Alishair TL, Ismail I. 2010.
air yang ditambahkan dapat mempengaruhi nilai
Physicochemical properties of Malaysian
kekuatan gel sosis yang dihasilkan. Kekuatan commercial chicken sausage. International Journal
gel dipengaruhi oleh konsentrasi protein yang of Poultry Science 9(10): 954-958.
ditambahkan serta rendahnya komponen lemak Kaba N. 2006. The determination of technology and
dan tingginya konsentrasi air yang ditambahkan storage period od surimi production from ancovy
(Engraulis encrasicholus). Turkish Journal of
(Huda et al. 2010).
Fisheries and Aquatic Sciences 6(1): 29-35.
KESIMPULAN Kataryzna W, Krystyna S. 2008. The application of
wheat fibre and soy isolate impregnated with iodine
Frekuensi pencucian daging lumat yang terpilih salts to fortify processed meats. Meat Science
yaitu sebanyak 2 kali. Formula sosis terpilih 80(4): 1340-1344.
yaitu dengan penambahan IPK konsentrasi 13%. Kumar R, Choudary V, Mishra S, Varma IK, Mattiason
B. 2002. Adhesives and plastics based on soy
Hasil proksimat untuk kadar abu, protein, lemak,
protein products. Industrial Crops and Products
dan karbohidrat masih dalam batas yang sesuai 16(3): 155-172.
standar, kecuali kadar air dengan nilai yang tinggi. Nurimala M, Nurjanah, Utama RH. 2009. Kemunduran
Hasil uji mikrobiologi ini lebih rendah dari batas mutu ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada
aman maka sosis ikan ini aman untuk dikonsumsi. penyimpanan suhu chilling dengan perlakuan
cara mati. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Hasil uji perbandingan berpasangan, sosis ikan
Indonesia 12(1): 1-5.
lele dumbo lebih disukai dan unggul dibandingkan Rosa R, Bandara NM, Nunes ML. 2007. Nutritional
dengan sosis komersial. quality of African catfish Clarias gariepinus

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114 113
Sosis rasa ayam dari ikan lele dumbo Poernomo D, Suptijah P, Nantami N

(Burchell 1822): a positive criterion for the future properties of soy protein. Food Chemistry 104(1):
development of the European production of 140-147.
Silurodei. International journal of Food Science Uju, Rudy N, Bustami I. 2004. Pengaruh frekuensi
and Technology 42(3): 342-351. pencucian surimi terhadap mutu produk bakso ikan
Torrezan R, Tham WP, Alan EB, Frazier RA, Marcelo jangilus (lstiopllorus sp.). Buletin Teknologi Hasil
C. 2006. Effects of high pressure on functional Perikanan 8(2): 1-10.

Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


114 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2011: 106-114

Вам также может понравиться