Вы находитесь на странице: 1из 10

MAKALAH

ANALISIS FARMASI I (KIA-206)

SEMESTER GENAP TAHUN 2016-2017

STATIONARY PHASE AND MODIFICATION OF TLC ABSORBANT

Disusun Oleh :

1. Yuni Indah Isnayanti 051511133107


2. Henny Utami 051511133111
3. Hana Olivia 051511133115

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kata Pengantar

Puji syukur kami kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Stationary Phase
and Modification of TLC Adsorbant, yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Farmasi I.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak dan Ibu Dosen Analisis Farmasi I yang telah mengajar dan
membimbing kami dalam perkuliahan maupun praktikum dan dalam pembuatan
makalah kami. Kami juuga mengucapkan kepada segenap pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang diberikan dalam penyempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menunjang
perkembangan studi kami secara khususnya dan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi dunia kefarmasian pada umumnya.

Surabaya, 19 Mei 2017

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .........................................................................................

Daftar Isi ...........................................................................................

Pendahuluan ...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan metode Kromatografi saat ini pemakaian Thin
Layer Chromagrafi yang lebih dikenal dengan nama densitometer makin
banyak dipakai secara luas oleh peneliti/ilmuwan.
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan
interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan noda
pada lempeng KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan noda pada
lempeng KLT yang ditentukan adalah adsorpsi, transmisi, refleksi pendar
fluor dari radiasi semula. Keunggulannya adalah digunakan untuk analisis
analit dengan kadar sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih
dahulu dengan KLT. Metode ini digunakan untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif di bidang farmasi terutama di bidang analisis obat bahan alam.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fase diam pada kromatografi lapis tipis?
2. Apa saja fase diam dalam kromatografi lapis tipis?
3. Apa saja modifikasi adsorban dari kromatografi lapis tipis?

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian fase diam dari kromatografi lapis tipis
2. Dapat menjelaskan fase diam dalam kromatografi lapis tipis
3. Dapat menjelaskan modifikasi absorban dari kromatografi lapis tipis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fasa diam pada KLT

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode pemisahan komponen-


komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah
pergerakan pelarut pengembang.Pada kromatografi lapis tipis digunakan fase diam
berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang didukung oleh
lempeng kaca, plat aluminium atau plat plastik.

Fase diam merupakan salah satu komponen penting dalam proses


pemisahan dengan kromatografi. Dengan adanya interaksi dengan fase diam terjadi
perbedaan waktu retensi dan terpisahnya komponen senyawa analit. Fase diam
dapat berupa padat atau porous berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya
dilapiskan pada padatan pendukung.

Pemilihan fase diam pada KLT didasarkan pada sifat fisika kimia komponen
sampel meliputi polaritas, kelarutan, kemampuan mengion, berat molekul, bentuk
dan ukuran analit. Fase diam pada KLT dapat berupa senyawa organik (selulosa)
maupun anorganik (alumina, silika, kieselguhr).

Silika Gel

Silika Gel merupakan fase diam yang paling sering digunakan pada KLT.
Dalam perdagangan dijual dengan variasi ukuran partikel (6-66m) dan ukuran pori
(60-150A) dan luas permukaan silika gel (300-600 cm2/g). Makin kecil ukuran
diameter maka kecepatan alir fasa gerak akan menurun dan mempengaruhi kualitas
pemisahan. Sedangkan ukuran pori mempengaruhi seletivitas dan ukuran pori yang
telah direkomendasikan adalah silika gel 60 karena variasi dalam penyerapan
kelembaban memiliki pengaruh paling kecil sehingga dapat mempertahankan
kelembaban udara yang teradsorpsi oleh silika gel. Silika gel paling fleksibel
sehingga dapat dipakai pada berbagai aplikasi. Sehingga ada juga keuntungan
untuk memodifikasi gel menggunakan ion logam atau fase cair atau kimia terikat.

Adapun silika dengan kemurniaan tinggi, dilakukan pencucian pengotor


anorganik dengan penambahan asam dan air demineralisasi dimana kemurnian
lempeng ini juga tergantung pada kemurnian eluen.
Silika G

Silika G mengandung gypsum (13%) yang berfungsi sebagai pengikat dalam


pemisahan sejumlah komponen organik dengan cara meningkatkan sifat adhesif dari
sorben anorganik akan tetapi gypsum ini dapat mengganggu pemisahan dari
komponen-komponen tetapi juga dapat menghasilkan pemisahan yang sempurna
pada silika G-HR untuk aflatoksin.

Silika N

Silika ini tidak mengandung pengikat organik maupun anorganik, dimana


adhesi lempeng hanya digunakan untuk beberapa eluen dan pemisahan sorben
terjadi di bagian tengah dari lempeng.

Selulosa

Selulosa adalah fase diam bentuk organik pada KLT yang juga sering
digunakan terutama untuk pemisahan asam amino. Pada KLT, digunakan dua jenis
selulosa yaitu selulosa fase terikat dan selulosa terastilasi. Selulosa fase terikat
terjadi modifikasi polietilenimine digunakan untuk analisa nukleotida, nukleosida dan
gula fosfat. Sedangkan selulosa terastilasi adalah triasetil selulosa yang direaksikan
dengan gugus OH untuk menghasilkan fase balik, digunakan untuk pemisahan
hidrokarbon poliaromatik. Fase diam selulosa biasanya digunakan untuk senyawa
bersifat polar

Alumina

Alumina termasuk banyak digunakan setelah silika gel dan termasuk


kelompok fase diam yang beraktifitas tinggi. Pada KLT digunakan alumina yang
sedikit basa dan ada juga yang netral dan asam. CaSO4 sebagai pengikat pada
alumina ini untuk menurunkan bebasan pada tingkat tertentu. Alumina juga dikenal
dengan atau tanpa pengikat. Alumina lebih reaktif secara kimiawi daripada silika gel
sehingga alumina bisa menyebabkan masalah dengan beberapa sampel. Alumina
penggunaannya menurun.
Kieselguhr

Kieselguhr memilik kandungan utama yaitu silikon oksida berupa sisa-sisa


kerangka organisme laut atau tanah diatom alami. Banyak digunakan sebagai alat
penyaring karena memiliki porisitas yang tinggi. Dilakukan penambahan kalsium
sulfat sebagai pengikat. Kieselguhr juga digunakan untuk pemisahan kutub senyawa
dengan mekanisme partisi serta penggunaannya juga telah menurun.

Poliamida

Pemisahan dengan poliamide tergantung pada kemampuan gugus karbonil


dan ikatan hidrogen amida, dimana kekuatan ikatan tergantung pada jumlah dan
posisi gugus karboksil, hidroksil, dan fenolik sampel. Adapun senyawa yang dapat
dipisahkan dengan poliamida antara lain nukleosida, campuran fenol, indol, steroid,
derivat asam amino, senyawa nitro aromatik dengan cara mengaplikasikan ke
lembaran persegi yang dilapisi poliamida 6 untuk satu sisi dan sisi yang lain dipakai
untuk standar. Pada fase ini berhasil dilakukan untuk dansil dan DNP asam amino.

Sorben campuran

Sorben campuran ini digunakan untuk aplikasi khusus dan membutuhkan


perisapan lempeng khusus dengan rasio tertentu. Contoh dari sorben campuran
yang telah digunakan yaitu selulosa / silika gel digunakan untuk pemisahan antibiotik
dan pengawet makanan.

Sorben fase ganda

Sorben fase ganda ini menggunakan dua fasa diam yang berbeda misalnya
fasa normal dan fasa terbalik serta keduanya harus memiliki perbedaan interface
yang tajam. Contohnya pada pemisahan sulfonamida dan asam empedu yang dapat
menghasilkan dua dimensi sidik jari untuk resolusi sejumlah besar komponen.

2.2 Modifikasi Adsorban untuk KLT

Modifikasiyang terjadi biasanya pada modifikasi silika gel yang termasuk fase
terbalik (reverse phase).Selain itu terjadi modifikasi lain berupa modifikasi alkil. Pada
silika gel dalam modifikasi Lempeng silika gel dengan modifikasi alkil dapat
menghasilkan polaritas terbalik. Pada fase terbalik ini dilakukan dengan impregnasi
lempeng yang dihasilkan oleh silikon atau parafin yang mempunyai keuntungan yaitu
dapat digunakan pada pengembangan dengan eluen air hingga 100% dan mudah
dipreparasi. Namun dapat terjadi kebocoran fase diam atau pengupasan sorben
selama proses kromatografi sehingga pada analisis kuantitatif Lempeng KLT fase
balik yang dibuat harus memberikan gangguan latar belakang yang sama dan relatif
rendah selama proses deteksi dan tidak mengubah polaritas fase gerak. Hal ini
dapat diatasi dengan adanya silika gel modifikasi dengan alkil yang dapat merubah
polaritas permukaan silika gel menjadi non polar. KLT fase terbalik ini sapat
digunakan dalam berbagai macam aplikasi. Contohnya pada gugus propil
mempunyai sifat hidrofilik dan dapat dipisahkan dengan dengan tipe fase terbalik
dengan eluen polar sehingga gugus amino polar, kromatografi fase normal juga bisa
digunakan dengan eluen yang kurang polar dari silika.

Cyano Bonded Phase. Fase ikatan Siano disiapkan oleh ikatan kimia kelompok
cyanopropyl melalui siloksan silika gel. Merupakan sorben terikat alternatif untuk
KLT selain amino. Digunakan untuk pemisahan enam aromatik polinuklear yang
pada lempeng siano untuk pemisahan pewarna lipofilik dan asam amino yang saat
ini digunakan silika gel 60 dari /merck telah tersedia dipasaran.Fase siano mengisi
celah dikisaran polaritas fase diam dengan silika gel. Lempeng siano merupakan
perantara fase terbalik dan fase normal. Oleh karena itu dengan pilihan fase gerak,
baik pemisahan fase terbalik atau fase normal dapat dilakukan pada lempeng KLT
siano-silika gel.

Diol Bonded Phase Modifikasi silika gel ikitan diol dilakukan dengan menambahkan
alikil diol berdampingan dengan kelompok ester terikat melalui siloksan pada
permukaan silika gel melalui prosedur silanisasi biasa. Lempeng yang digunakan
pada dasarnya hidrofilik.KLKT silika gel diol terbukti berguna pada beberapa
kelompok pemisahan termasuk glikosida digitalis, steroid anabolik, amina aromatik,
terutama asam dihidroksi.

Chiral bonded phase. Fase ikatan kiral, Adanya lempeng silika gel ikatan kiral
dilatar belakangi karena enansiomer tertentu suatu obat. Untuk mendapatkan ikatan
antara lempeng KLTdengan pereaksi kiral yang stabil dapat dilakukan dengan
pencelupan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kromatografi Lapis Tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng


gelas atau aluminium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau
bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode
pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.

Fase diam merupakan salah satu komponen penting dalam proses


pemisahan dengan kromatografi. Pemilihan fase diam didasarkan pada sifat fisika
kimia komponen sampel meliputi polaritas, kelarutan, kemampuan mengion, berat
molekul, bentuk dan ukuran analit. Fase diam pada KLT dapat berupa senyawa
organik (selulosa) maupun anorganik (alumina, silika, kieselguhr, poliamida). Dan
adanya modifikasi adsorban pada KLT terjadi pada silika gel yang terbagi lagi
menjadi cyano bonded phase, diol bonded phase, dan chiral bonded phase.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться