Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB IV

KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Bored Pile

4.1.1 Pendahuluan
4.1.1.1 Pengertian Bored Pile

Pondasi bored pile adalah pondasi dalam yang berfungsi meneruskan


beban bangunan kedalam lapisan tanah keras yang bila lapisan tanah
dipermukaan atas tidak cukup untuk menahan beban bangunan jika hanya
menggunakan pondasi dangkal,sehingga diperlukan daya dukung tambahan.

Bored pile sama seperti paku bumi atau pancang precast,perbedaanya


ada pada teknik pembuatanya, dimana paku bumi precast dicetak sebelumnya
sebelum dipasang,sedangkan pengerjaan bore pile dimulai dengan pengeboran
tanah dahulu sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan,kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan tulangan besi yang kemudian melaksanakan
pengecoran setempat.

Fungsi pondasi tiang bor pada umumnya dipengaruhi oleh besar atau
bobot dan fungsi bangunan yang hendak didukung dan jenis tanah sebagai
pendukung konstruksi seperti :

1. Transfer beban dari konstruksi bangunan atas (upper structure) ke


dalam tanah melalui selimut tiang dan perlawanan ujung tiang.
2. Menahan daya desak ke atas (up live) maupun guling yang terjadi
akibat kombinasi beban struktur yang terjadi.
3. Memampatkan tanah, terutama pada lapisan tanah yang lepas (non
cohesive).
4. Mengontrol penurunan yang terjadi pada bangunan terutama pada
bangunan yang berada pada tanah yang mempunyai penurunan yang
besar.

Gambar 4.1.1.1.1 Bored Pile


4.1.1.2 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Bored Pile

Keuntungan pemakaian pondasi bore pile antara lain : (1) Pemasangan


tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang membahayakan
bangunan sekitarnya; (2) Mengurangi kebutuhan beton dan
tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap); (3) Kedalaman tiang dapat
divariasikan; (4) Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data
laboratorium; (5) Tiang bor dapat dipasang menembus batuan; (6) Diameter
tiang memungkinkan dibuat besar; (7) Tidak ada resiko kenaikan muka tanah;
(8) Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan
dan pemancangan.

Namun, pondasi tiang bor ini juga mempunyai kelemahan,


diantaranya: (1) Pengecoran tiang dipengaruhi kondisi cuaca pengecoran
beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat di
kontrol dengan baik; (2) Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin
keseragamannya di sepanjang badan tiang bor mengurangi kapasitas dukung
tiang bor, terutama bila tiang bor cukup dalam; (3) Pengeboran dapat
mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah yang
berkerikil; (4) Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan
gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
4.1.2 Metode Pelaksanaan Bored Pile
1. Predrilling dengan menggunakan auger.

2. Install casing. Memasang casing dengan penggetaran vibro hammer.


Casing digunakan untuk mencegah runtuhan tanah pada lubang bor.
3. Pengeboran hingga kedalaman rencana. Pengeboran dilakukan dengan
menggunakan auger atau bucket tergantung kedalaman rencana.
4. Penggalian dilakukan dengan Backhoe dan material hasil galian
langsung diangkut keluar lokasi proyek dengan Dump Truck.
5. Kepala bore pile dicutter sebelum dipotong supaya hasil pemotongan
rapih/tidak rusak.
6. Pemotongan kepala bore pile oleh tenaga manusia sampai kelihatan
besi tulangannya.
7. Pemadatan tanah dasar dengan menggunakan stamper.
8. Penghamparan dan pemadatan pasir t = 10 cm.
9. Pengecoran lantai kerja (beton BO).

Gambar 4.1.2.1 Pengeboran dengan Auger

Pengeboran dilakukan menggunakan auger atau alat lain yang


memungkinkan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Gambar 4.1.2.2 Proses Memasukkan Tulangan Bore pile

Pengangkatan rangkaian tulangan bore pile dengan menggunakan mobile


crane yang kemudian akan dimasukkan ke lubang hasil pengeboran.

Gambar 4.1.2.3 Pengecoran dengan Ready Mix


Pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready mix. Pemadatan
dilakukan dengan menggunakan vibrator yang menempel pada casing.
Pengecoran harus dilakukan perlahan bersamaan dengan pemadatan oleh
vibrator sehingga tidak terdapat rongga dalam beton.. Nilai slump yang
ditentukan adalah 16 2 cm.

Berikut flowchart pekerjaan bored pile:

Gambar 4.1.2.4 Flowchart Pekerjaan Bore Pile


Gambar 4.1.2.5 Bagan Metode Pelaksanaan Bore Pile

4.2 Pemancangan

4.2.1 Pendahuluan

4.2.1.1 Pengertian Pemancangan

Pondasi tiang pancang adalah salah satu elemen bangunan yang


berfungsi memindahkan beban struktur dan beban bangunan ke tanah.
Umumnya tiang pancang digunakan atau dipilih apabila kondisi tanah relatif
stabil dan kedalaman tanah keras masih terjangkau atau tidak terletak jauh di
bawah permukaan tanah. Jenis pondasi tiang pancang tidak dapat digunakan
pada kondisi tanah yang berisi batu-batuan.

Pondasi Tiang Pancang Beton Material pembentuk tiang pancang


beton yang banyak digunakan masyarakat saat ini adalah berupa baja tulangan
dan tulangan spiral dengan ukuran tertentu sesuai kebutuhan, serta beton
dengan mutu tertentu sesuai kebutuhan. Ukuran penampang tiang pancang
dan panjang tiang pancang juga disesuaikan dengan kebutuhan pasar terkait
dengan jenis bangunan yang akan dibangun di tapak.

Gambar 4.2.1.1.1 Tiang pancang


4.2.1.1 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Tiang Pancang

Keuntungan (+) Kerugian (-)

Pengerjaan pondasi menjadi jauh Menimbulkan getaran yang


lebih cepat dan efisiensi waktu, mengganggu
karena pondasi dibuat di pabrik
dengan pengawasan kualitas
produk yang prima

Pekerjaan pemancangan Tidak dapat menembus lensa


pondasi mudah dan praktis. pasir, kecuali dengan
pengeboran.

4.2.1.2 Kriteria dan Jenis Pemakaian Tiang Pancang


Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan
berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;
Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;
Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi
bangunan sangat tergantung pada kondisi:
Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya
pembangunan lepas pantai)
Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada
diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)

4.2.1.3 Pemantauan Tiang Pancang


Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
i. Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa
vertikalitasnya dari 2 arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi
kemiringan mengikuti ketentuan spesifikasi alat dan spesifikasi teknis
pemeriksaan boleh dilakukan dengan pendulum/bandul, selama
kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi bandul
(harus bisa diam/stabil)
ii. Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat
pancang - jika tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah
dipantau berkala oleh operator alat pancang dan helper
iii. Counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m atau per 1 m
iv. Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu
dipantau oleh helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas
atau tiang menjadi miring, maka harus dihentikan dulu
pemancangannya :
- jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal
kembali, jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang
pancang, dilakukan penyesuaian sumbu
- jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan sumbu tiang dan
jika kemiringan bertambah semakin parah di luar toleransi,
pemancangan dihentikan

v. Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak


boleh lebih dari 2,5 m' kecuali atas persetujuan khusus Konsultan
Pengawas - namun tidak boleh lebih dari 3 m' dalam segala kondisi
pelaksanaan
vi. Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3
sambungan tiang
vii. Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk
ditembus dengan tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi
spesifikasi material.
viii. Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set
(harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop
hammer))
(dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel
hammer dan hydraulic hammer)

4.2.2 Metode Pelaksanaan Pemancangan

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh


kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan,
dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat
harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga
(hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi
dari biasanya.

Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi


akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun
tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung.
Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang
terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang
dari 75 mm.

Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada gambar berikut:

Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang


untuk mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang
Mengatur posisi tiang
pancang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Gambar 4.2.2.1 Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :

1. Persiapan Lokasi Pemancangan


Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah
haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang
berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih
dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar
pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh
gambar kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai
dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat
menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya
dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat
melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau
hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah
berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu
tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya
ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 4.2.2.2 Alat Pemancang

3. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan
pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu
5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang
sama.

Gambar 4.2.2.3 Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga
tiang pancang masuk pada bagian alat.
Gambar 4.2.2.4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling
Gambar 4.2.2.5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat
Gambar 4.2.2.6 Tiang Pancang Diluruskan
Gambar 4.2.2.7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan palu pada mesin pancang.
Gambar 4.2.2.8 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang
satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua,
yaitu dengan pengelasan.

Gambar 4.2.2.9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan


Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi
tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

Вам также может понравиться