Вы находитесь на странице: 1из 12

Drama: Kisah di Balik Bangku SMA

Pemain :
1. Susan Apriyani
2. Siti Rodiyah
3. Yayah Alpiah
4. Intan Kurniawati
5. Kurniasih
6. Fitri Nuraeni
7. Mela Anjani
Tema : Percintaan dan persahabatan
Alur : Maju
Setting/lattar Tempat : Kafe, sekolah, kelas.
Waktu : Sekitar tahun 2000-an.
Suasana : Mengharukan, menyedihkan, jenaka.

Tokoh :
1. Fuadi diperankan
Berkarakter baik, pintar, ramah, dengan gaya cupu yang khas. Berasal dari keluarga
sederhana.
2. Ayu diperankan Susan Apriyani, sahabat Tania, Laura (anggota Genk Cantik).
Berkarakter baik, pintar, ramah, mudah terpengaruh. berparas cantik. Berasal dari
keluarga berada.
3. Zubaedah diperankan Intan Kurniawati, sahabat Fuadi, Laila, dan Siti.
Berkarakter baik, pintar, ceria, polos, menjadi penyemangat bagi teman-temannya.
4. Brian diperankan
sahabat Tania, Monica, dan Laura. Berkarakter playboy, sombong, dan acuh.
5. Tania diperankan Siti Rodiyah, ketua Genk Cantik.
Berkarakter sombong, licik, memilih-milih teman. Berperawakan tinggi dan cantik.
6. Ibu Fatimah diperankan ,
ibu Fuadi. Berkarakter baik, penyayang, sabar, bijaksana, dan dekat dengan
anaknya.
7. Ibu Guru diperankan ,
guru kelas. Berkarakter berwibawa, dan tegas.
8. Laila diperankan Mela Anjani, sahabat Fuadi, Siti, dan Zubaedah.
Berkarakter pintar, penakut, dan polos.
9. Monica diperankan Yayah Alpiah , sahabat Ayu, Tania,dan Laura (anggota Genk
Cantik),dan Brian.
Berkarakter sombong, berlebihan, dan cerewet.
10. Siti diperankan Kurniasih, sahabat Fuadi, Zubaedah, dan Laila.
Berkarakter ceria, plin-plan, dan pintar.
11. Laura diperankan oleh Fitri Nuraeni, sahabat Tania, Monica (anggota Genk
Cantik), dan Brian.
Berkarakter tidak ceria, plin-plan, dan kurang tanggap.

CERITA DIBALIK BANGKU SMA


[BABAK 1]
Narator : Disuatu kafe yang terletak dibelakang sebuah mall besar dibilangan
Jakarta, berkumpullah 10 orang sahabat yang sedang merayakan
kelulusan mereka. Hmm.. Kira-kira apa ya, yang mereka sedang
perbincangkan?
Fuad : Guys, masih inget nggak awal kita ketemu dulu?
Tania : Inget bangetlah. Tapi jujur lho, kalau inget-inget yang dulu gue jadi
malu deh.
Zubaedah : Nggak apa-apa kok, Tan. Itu kan dulu (tertawa kecil).
Ayu : Tapi nggak nyangka juga lho, kalau akhirnya indah gini (melirik Fuad).
Siti : Ya enaklah. Kan elo udah nemuin dambaan hati, Ad.
Monica : Eh iya, bener banget tuh. Lo sama ayu udah jadian, terus si Zubaedah
sama Brian. Nah, tinggal kita-kita ini nih yang merana. Ya ampun,
jomblo akut banget ya kita.
Brian : What? Kita? Elo aja kali, Mon.
(Tertawa riuh)
Laila : Ya ampun, Monicaku yang cerewet, nanti juga ada yang mau kok sama
kamu. Kan di dunia ini banyak cowok.
Laura : Emang Monica masih doyan cowok, La?
Monica : LAURAAAAAAA!!!!! (melotot ke arah Laura)
Fuadi : Ya udah, ya udah. Daripada kalian pada ribut, lebih baik kita ceritain
masa SMA kita aja di sini.
(semua mengangguk setuju)
Narator : Inilah awal kisah persahabatan mereka. Semuanya terjadi di sekolah
mereka. Pengumuman kelulusan SMP pun telah dikumandangkan.
Fuadi bersiap untuk mendaftar ke SMA Tunas Bangsa, SMA ternama
dan terfavorit dibilangan Jakarta Utara. Fuadi memilih SMA Tunas
Bangsa karena ia memang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
sekolahnya di SMA ini.
Fuadi : (memasuki ruang kelas) Wah, kelasnya bagus banget. Nggak nyangka
aku bisa sekolah di tempat elit kayak gini. Makasih ya Allah. Hmm..
duduk dimana ya? (mencari-cari tempat duduk) Duduk di sini aja deh.
Ayu : (memasuki ruang kelas) Sepi banget ya kelas ini. Mungkin karena baru
masuk kali ya (duduk).
Fuadi : Hai, kamu anak baru kelas ini juga ya? (menghampiri Ayu)
Ayu : Eh, ada orang. Sorry, tadi nggak liat kamu. Aku Ayu, kamu?
(mengarahkan jabatan tangan)
Fuadi : Oh. Aku Fuadi (membalas jabatan tangan).
Narator : Bel masuk pun berbunyi. Dalam hitungan detik, semua murid pun
spontan memasuki ruang kelas baru mereka. Awal ajaran baru pun
dimulai. Sebelum proses kegiatan belajar mengajar dimulai, wali kelas
mereka mempersilahkan seluruh murid untuk memperkenalkan diri
masing-masing ke depan kelas.
Guru : Baik, sebelum pelajaran dimulai, bagaimana kalau masing-masing
kalian memperkenalkan diri kalian terlebih dahulu di depan kelas
(sambil membuka buku absen). Yang ibu sebut namanya silahkan
berdiri, maju ke depan kelas, dan perkenalkan diri kalian. Oke, yang
pertama Laila.
Laila : Sa, sa, sa..ya, Bu (mencoba berdiri dengan ketakutan).
Guru : Ya, silahkan maju Laila dan perkenalkan diri kamu.
Laila : (Berjalan ke depan kelas dan menghadap kearah teman-teman
sekelas) Na, na, na..ma saya Laila. Saya berasal dari SMP 1 Surakarta.
Saya bersekolah di sini karena saya mendapat beasiswa.
Guru : Oke. Selanjutnya.....(melihat buku absen) Siti.
Siti : (Bergegas berdiri, berjalan ke depan kelas dan menghadap kearah
teman-teman sekelas) Nama saya Siti. Saya berasal dari SMP 1 Solo.
Sama seperti Laila, saya bersekolah disini juga karena mendapat
beasiswa.
Guru : Fuadi.
Fuadi : (Bergegas berdiri, berjalan ke depan kelas dan menghadap kearah
teman-teman sekelas) Nama saya Fuadi. Saya berasal dari SMP Citra
Bangsa. Saya bersekolah disini juga karena mendapat beasiswa.
Guru : Ayu.
Ratna : (Bergegas berdiri, berjalan ke depan kelas dan menghadap kearah
teman-teman sekelas) Nama saya Ayu. Saya berasal dari SMP Tunas
Bangsa.
Guru : Wah, berarti kamu cukup 'akrab' ya dengan Tunas Bangsa ini?
Ratna : Begitulah, Bu.
Guru : Oke, silahkan duduk semuanya. Ternyata di kelas ini banyak seklai
siswa-siswi yang pandai ya. Banyak diantara kalian yang bersekolah di
sini karena mendapat beasiswa. Tingkatkan terus ya prestasi kalian.
Tania : Bu, udah belum basa-basinya. Kita yang cantik-cantik ini belum
memperkenalkan diri nih (melirik kearah Monica dan Laura).
Guru : Oke. Selanjutnya. Monica.
Monica : (Berdiri) Alhamdulilah yah, akhirnya saya dipersilahkan
memperkenalkan diri juga. Halo para kamseupay yang kurang cantik,
kurang ganteng, dan kurang tajir. Perkenalkan saya Monica, cewek
paling cantik dunia-akhirat. Saya bersekolah di sini karena yang saya
tahu sekolah ini adalah sekolah terkeren, terfavorit, dan terbeken
sepanjang abad. Tapi sayang, sekarang udah semakin banyak kaum
kamseupay kayak kalian-kalian ini yang bikin sekolah ini tercemar.
Aduh, saya jadi setengah menyesal udah daftar di sini. Semoga aroma
kurang tajir kalian nggak menular ya kesaya (berbicara dengan nada
cerewet dan gaya over). Oke, sekian. Semoga kalian bisa mengenang
nama saya sepanjang abad dalam sanubari kalian. Oh iya, satu lagi,
yang mau minta tanda tangannya nanti aja ya tunggu bel istirahat.
Guru : Baik. Sepertinya sudah cukup, Monica. Silahkan kamu duduk.
Monica : Sebenernya sih belum cukup, Bu. Soalnya saya yakin semua orang
masih mau denger suara saya yang bagus ini.
Guru : Selanjutnya. Tania.
Tania : (Berdiri) To the point aja ya. Gue Tania, gue anak kepsek sekolah ini
sekaligus ketua genk cantik di sekolah ini (berbicara dengan nada
ketus).
Guru : (Menggelengkan kepala) Selanjutnya, Laura.
Laura : (Berdiri) Saya Laura. Anggota genk cantik. Anak dari keluarga baik-
baik. Tidak suka berbohong, rajin menabung, dan pintar.
Guru : Selanjutnya. Brian.
Brian : Nama gue Brian. Gue sekolah di sini karena gue mau jagain cewek gue,
Ayu. Yang berani macem-macem sama Ayu, bakal berurusan sama gue.
Guru : (Menghela napas) Terima kasih perkenalannya, Brian. Silahkan duduk,
Nak. Baik, sepertinya semua sudah memperkenalkan diri. Berhubung
ini hari pertama kallian berada di sekolah ini, sebaiknya kita lebih
banyak mengenal dahulu satu sama lain. Kalian sudah
memperkenalkan diri, sekarang giliran ibu untuk memperkenalkan
diri ibu. Nama ibu Rosita. Kalian bisa memanggil ibu, ibu Sita saja. Ibu
sudah mengajar disini kurang lebih selama 30 tahun. Ibu adalah guru
Bahasa Indonesia di sekolah ini sekaligus sebagai wali kelas kalian.
Sepertinya cukup perkenalan ibu. Jika ada yang mau ditanyakan,
silahkan saja.
Narator : Sedang asyik bu Rosita memperkenalkan diri, tiba-tiba terdengar
suara ketukan pintu kelas.
Zubaedah : Permisi, Bu. Apa benar ini kelas X-3? (berjalan masuk ke dalam kelas)
Seluruh murid : (berpandangan dan saling berbisik)
Guru : (Memandangi Zubaedah) Iya, benar, Nak. Kamu siswa kelas ini juga?
Zubaedah : Iya, Bu. Boleh saya duduk?
Guru : Silahkan, Nak. Tapi sebelumnya perkenalkan diri kamu dulu.
Zubaedah : Perkenalkan teman-teman, nama saya Zu.
Brian : (Memandangi Zubaedah) Wah, keturunan China ya? Atau Korea?
Tania : Ternyata nama lo kece juga ya, walaupun gaya lo kampung banget sih.
Zubaedah : Ah, kamu bisa aja (sambil mencubit pipi Tania). Udah banyak sih yang
ngomong kayak gitu. Emang aku ini mirip banget ya sama artis Korea
sampe kamu nyangka kayak gitu?
Monica : WHAT? Helloooooooooo! Ngaca plissss! Liat dong, muka lo aja udah
kayak makhluk antah berantah yang abstrak banget. Beda banget
sama muka gue yang cantik dan body gue yang aduhai ini. Jadi, jangan
ngimpi deh lo.
Zubaedah : Ya ampun kaka aduhai, aku minta maaf deh ya kalau misalnya kamu
jadi stress gini gara-gara ngiri sama aku.
Laura : (menepuk-nepuk pundak Monica) Sabar ya Monica. Mungkin si
Zubaedah ada benernya juga.
Guru : Cukup perkenalannya. Zu, silahkan kamu duduk, Nak.
Tania : Bu, plis deh manggilnya Baedah aja kek gitu, kuping saya panas denger
nama panggilannya yang memuakkan itu.
Laura : Tania kepanasan? Sini aku tiupin.
Ayu : Ra, mending lo duduk deh daripada kepala Tania keluar tanduk
nantinya.
Zubaedah : Wah, kakak Tania bertanduk. Horeeeeee! (tepuk tangan)

****
[BABAK 2]

Narator : Bel istirahat pun berbunyi. Kesempatan istirahat ini digunakan oleh
para murid baru untuk saling berkenalan dan mencari teman baru.
Fuadi : Oh, jadi kamu di sini tinggal sama paman kamu, La. Nah, kalau kamu
gimana, Sit? Kamu tinggal dimana dan sama siapa? Kan kamu anak
rantau juga.
Siti : Iya, aku di sini tinggal sama pamanku, di perumahan Griya Nusa
Indah.
Fuadi : Wah, kebetulan banget. Aku tinggal di belakang komplek rumah
pamanmu lho. Nanti kalau ada tugas, kita kerjain bareng ya.
Siti : Oke.
Zubaedah : (berlari kearah mereka) Hai guys, aku boleh gabung nggak?
Laila : Hai juga, Zu. Ya udah, gabung aja sini.
Zubaedah : Lagi pada ngomongin apa nih? Kayaknya seru banget.
Siti : Ya cerita-cerita aja, Zu. Biar saling kenal gitu deh.
Zubaedah : Oh gitu.
Narator : Sedang asyik mereka berbincang-bincang, datanglah Genk Cantik plus
Brian.
Brian : We-O-We! Guys, kayaknya ada yang sok mau jadi cowok ganteng di
sini. Udah berani kayaknya doi ngalahin gue.
Tania : Betul banget, Bri. Ih, penting banget ya mereka ada di sini dan sok
bikin genk gitu deh. Mau ngalahin popularitas genk gue?
Zubaedah : Aduh ada kakak cantik ini lagi deh. Ya ampun, kaka galak banget deh.
Kita nggak bikin genk kok, kita cuma bikin grup. Grup pecinta
pepohonan.
Siti : Wah, bener juga ya. Iya, kita ini grup pecinta pepohonan. Tapi, tunggu
deh. Kapan ya grup ini berdiri? Sejak kapan, Zu?
Zubaedah : Sejak hari ini, 10 menit, dan 10 detik yang lalu.
Siti : Nah, betul itu kata Zu. Sejak hari ini.
Monica : Eh, bodo ya. Nggak penting juga gitu ngomongin genk lo. Genk apa tuh
namanya, genk pecinta pepohonanlah, genk go greenlah, atau apalah
nama genk lo itu. Yang jelas, ini tempat genk gue, Genk Cantik. Genk
paling oke, paling kece, dan paling bersahaja sepanjang abad. Jadi plis
banget, banget, banget, elo semua jangan di sini karena kita mau
duduk di sini.
Laura : Mon, sejak kapan kita jadi genk bersahaja? Kapan ganti namanya? Apa
kita udah nggak cantik lagi makanya ganti nama? Terus.. emang Tania
udah jadi bersahaja ya?
Tania : Mon, plester mulut temen kita yang kurang cerdas ini (melempar
lakban kearah Laura).
Brian : Tan, bokap lo gimana sih? Sejak kapan rela masukin makhluk-makhluk
nggak modis ini ke sekolah kita? Plis deh, Tan. Ini sekolah mahal gitu.
Tapi kenapa muridnya abstrak-abstrak gini sih mukanya?
Ayu : Apaan sih kamu. Kamu nggak pantes tau ngomong gitu, Bri. Kamu juga
sekolah di sini karena orang tua kamu, kan?

Brian : Baby, plis deh. Kamu tuh apaan sih? Jangan jadi anggota komisi
pembela rakyat jelata deh. Nggak untung banget kamu belain mereka.
Ayu : Justru kamu yang nggak untung ngatain mereka. Ya udahlah, toh
mereka nggak ganggu kamu kalian kan? Mending kita cari tempat lain
aja deh. Masih banyak kan tempat kosong (menggandeng tangan
Brian).
Brian : Kalau gini caranya mah, gue nggak bisa nolak nih. Tan, come on.
Tania : Kebiasaan deh lo, pasti langsung luluh.
Monica : Kali ini lo semua bebas, makhluk-makhluk kurang cantik, kurang
modis, dan kurang tajir. Tapi tunggu nanti pembalasan kita.
Zubaedah : Bye-bye kakak aduhai.

****

[BABAK 3]
Ayu : Hai, Kamu belum pulang?
Fuadi : Belum nih, masih nyatet tugas yang tadi.
Ayu : Kamu rajin banget ya, padahal kamu cowok lho. Brian aja nggak
pernah serajin kamu.
Fuadi : Kan setiap orang itu beda-beda, Yu. Brian kan rajinnya dibidang
olahraga, kalau aku ya mungkin dibidang pelajaran.
Ayu : Iya juga sih.
Fuadi : Nah, kamu sendiri kenapa belum pulang?
Ayu : Tadinya sih mau pulang bareng Brian. Tapi, Briannya masih sibuk
basket dan kayaknya aku bakal pulang sendiri nih.
Fuadi : Bareng aku aja yuk, mau nggak? Tapi, jalan kaki sih.
Ayu : Jalan kaki ya? Kenapa nggak naik taksi aja?
Fuadi : Aku mana punya uang sebanyak itu buat naik taksi. Kalau kamu nggak
mau juga nggak apa-apa sih. Jangan dipaksain gitu, Yu.
Ayu : Hmm.. nggak apa-apa kok. Mau nyoba dulu sekali-sekali.
Narator : Ya, begitulah kisah awal kedekatan Fuadi dan Ayu. Mujur juga ya si
Fuadi itu, dapet rejeki nomplok. Mimpi dah tuh anak. (berdeham) Oke,
kembali ketopik. Tak terasa sudah sebulan mereka rutin pulang
sekolah bersama semenjak Brian sibuk untuk latihan turnamen
basket di sekolah.
[BABAK 4]

Zubaedah : Aduh, ada kakak ganteng nih.


Brian : Eh, ngapain lo deket-deket sama gue? Jaga jarak 50 meter dari gue.
Gue nggak mau ya harga pasaran gue turun gara-gara berdiri
sampingan sama cewek kayak lo.
Zubaedah : Ya ampun jutek banget si kakak (mencolek dagu Brian). Aku kan cuma
mau berniat baik.
Brian : Oh. Yakin lo mau berniat baik? Tapi muka lo biasa aja dong, jangan sok
imut gitu.
Zubaedah : Ih, kakak ganteng suka gitu deh. Aku emang udah imut dari sananya
tau. Produksi mama aku kan sukses 100 persen sehingga lahirlah
gadis cantik ala cherrybelle gini. Liat dong, muka aku aja udah korea
gini, cuma bedanya orang Korea makan sayur-sayuran bermerk, aku
makan sate-satean bang Oji depan sekolah.
Brian : Ya, ya, ya. Whateverlah. Intinya, lo mau berbuat baik apa?
Zubaedah : Kan lagi ujan nih, terus kamu keujanan, gimana kalau pulang bareng
aku aja?
Brian : HAH? Bareng?
Zubaedah : Kok kaget gitu? Kalau nggak mau ya sutra. Kan aku cuma nawarin.
Lagian kita ini kan tetanggaan. Sebagai tetangga yang baik kan harus
saling todong-menodong.
Brian : Tolong-menolong kaleeeeee.
Zubaedah : Ya beda-beda tipislah.
Brian : Ya udah deh. Ini juga karena hujan.
Zubaedah : Mas ganteng kalau lagi nggak galak ganteng juga ya.
Brian : Emang udah ganteng dari sananya kali. Lo aja yang baru sadar. Eh
ngomong-ngomong, ngapain nih lo ngerayu gue gini?
Zubaedah : Enggak kok, cuma berusaha jujur aja.
Brian : (memandangi Zubaedah) 'ternyata nih cewek kalau diliat lama-lama
manis juga yah. Ih, tapi apaan sih gue? Ngapain coba jadi ngeliatin nih
cewek cupu. Gayanya aja beda jauh banget sama Ayu.'

****

[BABAK 5]

Laila : Sering-sering aja ya kita belajar kayak gini kan jadinya aku cepet
ngerti.
Siti : Ah, kamu kan emang dasarnya udah pinter. Belajar sendiri juga pasti
udah bisa.
Laila : Enggak kok. Ini kan juga berkat Fuad udah ngajarin kita.
Ibu Fatimah : (membawakan makanan) Semuanya memang sudah pintar-pintar kok.
Asal rajin belajar pasti semua juga lancar kok.
Zubaedah : Eh Ibu. Iya, bener itu , Bu. Ngomong-ngomong, terima kasih ya, Bu
jamuannya.
Ibu Fatimah : Iya, sama-sama. Sering-sering ya kalian main ke sini biar rumah ini jadi
ramai.
Ayu : Kalau saya boleh tau, memang ayahnya Fuad kemana, Bu? Apa Fuad
tidak mempunyai adik atau kakak?
Ibu Fatimah : Ayah Fuad sudah meninggal 2 tahun lalu ketika terjadi gempa di
Yogyakarta. Dan sebenarnya Fuad mempunyai kakak perempuan
tetapi kami terpisah ketika berada di tempat pengungsian. Sampai
sekarang ibu tidak tahu dimana keberadaan anak perempuan ibu itu.
Ayu : Maaf, Bu. Saya tidak bermaksud untuuu...

Ibu Fatimah : Tidak apa-apa, Nak. Ibu hanya percaya saja dengan Allah. Ibu yakin
anak ibu tidak apa-apa dan suatu saat pasti Allah akan
mempertemukan ibu dengan anak ibu. Ya sudah, ibu mau melanjutkan
menjahit lagi ya. Kalian belajar yang rajin ya.
Siti : Baik, Bu
Laila : Ayu, kamu apa-apaan sih menyinggung perasaan Ibu Fuad.
Ayu : Aku kan nggak tau, La. Aku hanya bertanya saja dan aku nggak
bermaksud kayak gitu.
Fuadi : Udah, nggak apa-apa kok. Hal itu juga bukan hal yang buruk untuk
diceritakan kok.
Laila : Kenapa sih kamu selalu membela Ayu?
Fuadi : Aku nggak ngebela Ayu, La. Aku cuma mau meluruskan aja. Aku
beneran nggak apa-apa kok.
Siti : Udah dong semuanya jangan pada ribet. Mending kita semua nyanyi
aja.

****

[BABAK 6]

Siti : La, kamu tadi kenapa sih? Kok tiba-tiba jutek gitu sama Ayu?
Zubaedah : Iya nih. Kamu kayak cemburu gitu.
Laila : Cemburu? Ih, apa-apaan sih kalian. Aku nggak apa-apa kok. Aku cuma
ngerasa aja semenjak Ayu suka ikut kita belajar bareng, Fuad tuh jadi
beda. Fuad jadi lebih sering pulang bareng Ayu, Fuad jadi lebih sering
ke perpustakaan bareng Fuad. Itu maksudnya apa?
Zubaedah : Ah, itu perasaan kamu aja kali. Tuh kan bener, kayaknya kamu nih
yang suka sama dia. Cieeee.....
Siti : Iya, nih. Kamu juga jadi beda semenjak kenal sama Fuad.
Laila : Beda apanya?
Siti : Jadi semakin pemberani daaaannnn..... semakin apa yaaaa?
Zubaedah : Kalau kata Sule mah, PRIKITIIIIIWWWW!

****

[BABAK 7]

Ibu Fatimah : Jadi, kamu sudah jadian sama Ayu?


Fuad : Iya, Bu. Menurut ibu bagaimana?
Ibu Fatimah : Ibu turut senang mendengarnya. Kalian baik-baik ya. Pacaran yang
sehat, saling mendukung, tetap menjadi sahabat yang baik juga,
karena dalam berpacaran juga berarti menjadikan pasangan kita
sebagai teman dekat yang bisa menerima kita apa adanya.
Fuad : Iya, Bu. Fuad mengerti. Fuad juga akan menerapkan itu. Bu, ngomong-
ngomong Fuad kangen sama kak Nia.
Ibu Fatimah : Ibu juga kangen, Nak. Kalau saja dia ada, dia pasti senang mendengar
ini.
Fuad : Bu, sampai kapan kita seperti ini. Fuad ingin bertemu kak Nia, Bu.
Fuad ingin mencarinya.
Ibu Fatimah : Bagaimana kamu bisa menemukannya, Nak? Sedangkan wajahnya saja
mungkin kita sudah lupa.
Fuad : Memangnya ibu tak ingat? Atau mungkin ada tanda khusus, Bu pada
ka Nia?
Ibu Fatimah : Biar ibu mencari foto-foto kalian semasa kecil dulu ya. Kamu bantu
ibu.
Fuad : Bu, ini albumnya.
Ibu Fatimah : Alhamdulilah. (sibuk mencari-cari foto)
Fuad : Bu, lihat! Apa kalung ini bisa dijadikan tanda untuk mempertemukan
kita dengan ka Nia?
Ibu Fatimah : Iya, ini benar sekali, Nak. Syukur alhamdulilah ya.
Fuad : Mmm.. Tapi, Bu. Sepertinya saya pernah melihat kalung ini.
Ibu Fatimah : Apa kamu yakin? Coba kamu ingat-ingat dulu. Kira-kira dimana kamu
melihatnya dan siapa yang menggunakannya?
Fuad : APAAA???
Ibu Fatimah : Kamu kenapa, Nak?
Fuad : Tidak apa-apa, Bu. Mungkin saya hanya salah lihat.
Ibu Fatimah : Ya sudahlah. Sudah larut malam, sebaiknya kita tidur saja. Biar nanti
ibu yang cari.
Fuad : 'Apa iya dia orangnya? Tapi....'

****

[BABAK 8]

Brian : Zu, sebenernya.....


Zubaedah : Sebenernya apa? Cepetan dong ngomongnya. Aku capek nih, mau
tidur.
Brian : Tunggu (menarik tangan Zubaedah). Sebenernya gueeee... Aduh
kenapa jadi gagap gini ya gue? Hhh.. Oke. Sebenernya gue suka sama
lo.
Zubaedah : Ah, pasti kamu mau ngerjain aku lagi kan? Kamu kan suka iseng sama
aku. Aku tuh bosen ya diisengin kamu terus.
Brian : Enggak, Zu. Kali ini beda. Gue juga nggak tau kenapa. Tadinya gue juga
mikir sama kayak lo. Tapi, tiba-tiba perasaan ini dateng gitu aja dan
gue juga nggak mau nutupin ini lama-lama.
Zubaedah : Terus?
Brian : Gue mau lo jadi cewek gue.

Zubaedah : Ih, sori ya. Aku bukan cewek gampangan kayak yang lain yang bisa
kamu rayu gitu aja. Buktinya apa? Lagian kamu kan masih jadian sama
Ayu.
Brian : Zu, plis, denger gue baik-baik. Gue nggak anggep lo kayak gitu. Oke,
gue jujur. Selama ini gue isengin lo tuh karena gue nggak mau
perasaan gue makin besar ke elo dan gue berusaha nutupin itu. Tapi,
semakin lama gue nutupin perasaan ini, justru gue tersiksa. Dan gue
pengen ungkapin ini sekarang juga.
Zubaedah : Tapi, Ayu temen aku. Nggak mungkin aku khianatin dia dan apa kata
Genk Cantik nanti?
Brian : Oke, kalau lo emang masih perlu bukti, biar kita ajak Ayu ketemu
sekarang ya, biar semuanya jelas. Gue juga capek jadi playboy terus,
gue pengen nemuin cinta gue yang terakhir dan yang paling tepat itu
elo.
Zubaedah : tapi aku nggak cantik, aku cupu, aku nggak modis dan aku....
Brian : Zu, plis. Aku sekarang sadar kalau selama ini aku tuh udah salah
menghina orang lain. Bener kata papa aku, di dunia ini nggak ada yang
sempurna dan nggak seharusnya kita malah saling menghina. Aku
mau berubah dan secara nggak langsung kamu udah berdampak
dihidup aku. Oke, biar aku telepon Ayu dulu buat ngelurusin
semuanya. (memencet tombol handphone dan mulai menyampaikan
niat) Oke, sebentar lagi dia dateng kok. Kita tunggu aja.
Ayu : Kenapa, Bri manggil aku? Ada yang penting banget ya?
Brian : Aku minta maaf sebelumnya, Yu. Aku tau aku jahat banget. Terserah
akmu mau ngecap aku kayak apapun. Tapi, kali ini aku bener-bener
nggak sanggup buat nahan perasaan.
Ayu : Iya, kamu kenapa? Kok jadi aneh gitu?
Brian : (menghela napas panjang) Sori kalau beberapa minggu ini aku
nyuekin kamu dan menghindar dari kamu. Aku..aku..aku rasa kita
cukup sampai di sini. Aku suka sama Zubaedah dan aku pengen kita
putus baik-baik dan kamu......
Ayu : (tertawa kecil) Bri, kita sama lagi. Tadinya aku juga mau ngomong
masalah ini soalnya aku juga udah jadian sama Fuad. Aku minta maaf
banget ya. Aku nggak bermaksud ngeduain kamu tapi aku yakin sama
Fuad.
Brian : Wah, jadi lucu gini ya. Nggak nyangka mereka bisa naklukin hati kita.
Tapi, kita bisa tetep jadi temen kan?
Ayu : Pastilah. Oh iya, gue ajak Fuad juga lho.
Brian : Ya udah, suruh masuk aja ke sini.
Fuad : Hai semuanya.
Brian : Hai juga, Ad. Cieeee... ada yang udah pacaran nih. Pajak jadiannya ya
jangan lupa.
Ayu : Lo kan juga, Bri.
Fuad : Lho? Jadi, Brian sama Zu udah jadian juga?
Brian : Gimana gue mau ngasih kalian pajak kalau Zunya aja diem belom
ngasih jawaban.

Ayu : Jadi.....jawabannya apa, Zu?


Zubaedah : (mengangguk) Aduh kenapa kepala aku ngangguk ya?
Ayu : Ah, kamu mah suka begitu deh. Cieeeee... asik nih jadian juga akhirnya.
Tania : (tepuk tangan) WOOOWWW!!!! Suasana yang mengharukan ya. Nggak
nyangka ya sekarang sekolah makin banyak rakyat jelata blasteran
nih.
Laura : Rakyat jelata blasteran? Hebat ya, Mon. Aku juga mau lho jadi
blasteran.
Monica : Ra, diem!
Tania : Brian! Jadi, ini cara lo? Lo kenapa jadi playboy cap kampung gini? Kok
lo mau sih sama si cewek nggak modis ini? Kemana Brian yang dulu
terkenal sebagai playboy keren dan high class?
Brian : Sori, Tan. Gue bukan Brian yang dulu. Gue sadar kalau semua
perbuatan yang kita lakuin kemereka selama ini tuh salah. Gue mau
berubah, Tan.
Monica : Berubah? Berubah jadi power ranger maksud lo?
Laura : Wah, kalau Brian power ranger, kau jadi sailormoonnya ya.
Tania : Cukup, Ra! Plis dhe. Lo tuh cewek paling BEGO! Paling nggak guna
buat gue. Lo nggak pantes temenan sama kita. Lama-lama gue nggak
kuat temenan sama lo! Gue capek ngeliat kebodohan lo yang sama aja
kayak genk go green ini dan temen-temennya yang baru ini.
Laura : (nangis) Kenapa sih lo selalu jahat sama gue, Tan? Kenapa lo selalu
anggep gue cewek bodoh? Kenapa, Tan? Kenapa lo nggak pernah
anggep gue? Gue juga selama ini ngerasa nggak dianggep. Lo cuma
jadiin gue budak lo. Lo egois, Tan! Mulai sekarang gue juga nggak mau
temenan sama lo. Gue mau gabung sama mereka. Gue rasa mereka
bener. Mereka lebih bisa mneghargai temen daripada lo.
Tania : Oke, Mon. Ayo kita cabut dari sini. Gue gerah ngeliat aksi
mengharukan yang bodoh ini.
Monica : (tertegun)
Tania : Ayo, Mon. Apa lo mau terus-terusan ada di tempat ini? Atau jangan-
jangan lo mau gabung di sini juga?
Monica : Laura temen gue dari kecil, Tan. Dan semenjak gue gabung sama lo,
gue malah jadi jahat sama Laura. Gue nggak mau ninggalin Laura. Gue
juga lebih baik milih mereka. Bener kata Laura sama Brian tadi. Gue
mau berubah dan gue nggak mau jadi orang jahat terus. Gue pengen
jadi Monica yang dulu. Monica yang sayang semua orang.
Tania : Oke, fine. Lo berhasil, ad ngancurin hidup gue dan lo berhasil ambil
semua temen-temen gue. Puas lo??
Fuad : Untuk apa aku puas nyakitin kakak aku sendiri?
Tania : Hey, lelucon apalagi ini? Apa maksud lo ngaku-ngaku sebagai ade gue?
Jadi temen lo aja gue ogah.
Fuad : Kalung.
Ayu : Maksud kamu?
Tania : Kalung apa maksud lo? Gue nggak pake kalung, boy.
Fuad : Iya. Kakak emang nggak pake kalung tapi, gelang yang kakak pake
sekarang itu adalah kalung. Kalung kaka waktu kecil. Karena
ukurannya yang kecil dan emang udah nggak bisa kakak kalungin jadi
kakak pake itu sebagai gelang. Kita dulu terpisah karena kita terpisah
sewaktu di pengungsian. Mungkin orang tua kakak sekarang adalah
orang tua angkat kakak.
Tania : (memeluk Fuad) Jadi, kamu beneran Adi? Adi yang dulu suka isengin
kakak? Yang dulu suka ngumpetin permen kakak? Yang dulu suka
gendong kakak ke sekolah waktu rumah kita kebanjiran?
Fuad : Iya, ka. Ini aku, Adi. Adi yang dulu suka mancing bareng kakak, adi
yang dulu suka dibikinin susu setiap pagi sama kakak.
Tania : Maafin kakak ya. Kakak nggak tau kalau selama ini kamu adik kakak.
Brian : Akhir yang mengharukan ya. Sekarang semuanya jelas kan?
Tania : Guys, maafin gue ya. Gue tau gue kelewatan sama kalian semua selama
ini. Gue nggak pernah mikirin perasaan kalian, terutama ade
tersayang gue ini. Gue juga minta maaf sama lo ya, Ra. Gue sayang kok
sama lo. Gue juga nggak bermaksud buat nganggep lo babu gue atau
apalah. Ternyata malah gue yang rakyat jelata.
Ayu : Lo nggak boleh ngomong gitu, Tan. Kita di sini semua juga sama kok.
Kan yang kaya itu ortu kita bukan kita.
Monica : Tisu mana, tisu? Aku terharuuuuuu
Laila : Kok ngumpul nggak ajak-ajak kita sih?
Zubaedah : Eh, kalian. Kok tau kita di sini?
Siti : Iya, tau dari Fuad sebelum tadi dia ke sini.
Laila : Iya, dan kita udah denger kok semua ceritanya tadi. Jadi, Tania nggak
akan galak lagi kan sama kita?
Tania : (tersenyum. Memeluk Laila) Sueeerrr deh nggak akan lagi. Sekarang
kita jadi sahabat ya.
Laila : Oh iya, soal Fuad jadian sama Ayu, aku udah ikhlas kok. Aku sama
Fuad lebih enak berteman kok dan aku seneng deh sekarang kita jadi
sahabat.
Monica : Oke, mulai sekarang genk kita ganti nama ya, jadi GO GREEN!
Siti : Lho kok? Kata kamu itu nama genk kampungan.
Monica : Mulai sekarang itu jadi nama genk paling oke sejagad raya ini.
Ayu : Ide bagus tuh. Oke, WE ARE APART OF GO GREEN!
Narator : Ya, begitulah akhir ceritanya. Akhirnya, Tania memutuskan untuk
tinggal bersama dengan keluarga kandungnya, Fuadi dan Ibu Fatimah.
Tania pun berubah menjadi sahabat yang menyenangkan dan
bersama 'Go Green' mereka menghasilkan 1001 warna-warni baru
dalam kehidupan mereka.

Вам также может понравиться