Вы находитесь на странице: 1из 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya karya hasil rancangan para arsitek pada dasarnya harus dapat dipakai,
dihuni dan dinikmati oleh manusia sebagai pengguna, oleh karena itu harus dapat berfungsi dengan
baik, tidak hanya indah dipandang sebagai suatu karya seni, akan tetapi juga diperhatikan struktur
dan jaringan utilitasnya.
Di era yang makin modern ini,seiring perkembangan teknologi serta pertumbuhan
penduduk yang makin maju dengan pesatnya, pembangunan gedung tingkat tinggi makin
mendominasi. Hal ini dikarenakan kebutuhan ruang semakin banyak sementara lahan yang
tersedia semakin terbatas.
Salah satu masalah yang muncul ketika seorang perancang memikirkan suatu perancangan
gedung bertingkat banyak adalah masalah transportasi, khususnya transportasi manusia di dalam
gedung.
Sarana transportasi di dalam gedung dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia
sebagai konsumen atau pemakai. Tanpa adanya transportasi dalam gedung bertingkat, akan
mempersulit hubungan antara level lantai atau tingkatan.
Yang termasuk dalam transportasi dalam gedung antara lain, tangga, escalator, conveyor
dan lift/elevator.
Kota Kupang sebagai ibukota propinsi yang sedang berkembang tidak terlepas dengan
menghadirkan bangunan bangunan tingkat banyak. Gedung Keuangan sebagai salah satu
gedung yang tertinggi di Kota Kupang dan menyediakan sumber belajar bagi mahasiswa dalam
memahami jaringan utilitas, khususnya transportasi dalam gedung, menjadikan gedung keuangan
sebagai obyek kasus kali ini.

1.2 Identifikasi Masalah


Bagaimana memahami dan mendesain sistem jaringan utilitas khususnya transportasi
dalam gedung sebagai pelengkap sarana dan prasarana penunjang aktivitas dalam sebuah
gedung bertingkat banyak.

1.3 Rumusan Masalah


Apa itu transportasi dalam gedung dan macam macamnya.
Bagaimana mengetahui jaringan utilitas transportasi dalam gedung.
Bagaimana mengaplikasikan tangga, escalator, konveyor maupun lift dalam perancangan.

1.4 Tujuan dan Sasaran


a. Tujuan
Agar dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan system jaringan utilitas dalam desain
khususnya transportasi dalam gedung bertingkat banyak.
b. Sasaran
Mengetahui dan memahami system transportasi dalam gedung dan jenis jenisnya.
Mengetahui jaringan utilitas, khususnya system transportasi dalam gedung.
Dapat mengaplikasikan tangga, escalator, konveor dan lift dalam perancangan gedung bertingkat
banyak.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang dibahas dibatasi pada jaringan utilitas khususnya system transportasi
dalam gedung.

1.6 Metodologi
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Sekunder
Studi yang dilakukan dengan cara : mencari buku atau majalah yang memuat gambargambar
atau sketsa yang berkaitan dengan sistem transportasi dalam gedung.
Pengumpulan Data Primer
Dilakukan dengan cara survey obyek kasus, dalam hal ini Gedung Keuangan Negara , Propinsi
NTT.

Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini yaitu :
Metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan argumentasi atau pemikiran secara logika serta
berkaitan dengan persyaratanpersyaratan dan kriteria tertentu yang digunakan dalam menganalisa
obyek.

Metode deskriptif.
a. Dengan menjelaskan, memaparkan tentang teori teori yang berkaitan dengan system transportasi
dalam gedung.
b. Menjelaskan karakteristik obyek study kasus system transportasi dalam gedung dalam bentuk
gambar gambar yang dijadikan sebagai bahan studi kasus.

1.7 Sistematika Penulisan


Adapun system penulisan yang dipakai adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.5 Ruang Lingkup
1.6 Metodologi
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II: TINJAUAN TEORI
2.1 Tangga
2.2 Tangga Berjalan ( Eskalator )
2.3 Conveyor
2.4 Elevator ( Lift )
BAB III : TINJAUAN STUDY KASUS
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II
TINJAUAN TEORI

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat angkut/transportasi untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang dalam bangunan tersebut. Alat transportasi
merupakan sarana yang dimanfaatkan manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini
sirkulasi perpindahan.
Alat transportasi dibagi atas dua garis besar yakni di dalam gedung dan di luar gedung.
Yang termasuk di luar gedung antara lain jalan, baik itu jalan setapak ataupun jalan raya,
kendaraan dan sebagainya. Tetapi yang akan dibahas disini adalah transportasi di dalam gedung,
khususnya untuk gedung bertingkat. Transportasi pada gedung bertingkat diantaranya;
Transportasi vertical, berupa elevator atau lazim dikenal dengan nama lift.
Horizontal, berupa konveyor.
Diagonal, berupa tangga dan escalator.
2.1 Tangga (stairs)
Tangga merupakan alat tranportasi dalam gedung yang paling konvensional. Dalam
merencanakan tangga terdapat beberapa unsur yang paling penting dan patut dicermati, yakni
kenyamanan, keamanan dan keindahan.
Aman dalam hal ini tangga yang direncanakan dibuat dengan konstruksi yang kokoh
sehingga mampu menampung beban manusia saat menapaki tangga. Disebut nyaman apabila,
tangga mudah dilalui dan tidak membuat orang mudah lelah maupun bosan saat menapakinya.
Tangga selain aman dan nyaman, semestinya dibuat mendukung tampilan ruang secara
keseluruhan, baik itu proposi ukuran maupun dimensi tangga terhadap sebuah ruang.
Tangga adalah jalur bergerigi (mempuyai trap trap) yang menghubungkan satu lantai
dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antar lantai
tingkat.
Syarat syarat peletakan tangga :
Letak tangga harus dibuat mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan menggunakannya.
Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik turun tangga tidak
mengganggu aktifitas penghuni yang lain.
Apabila tangga ditujukan sebagai jalan darurat, pada perencanaannya harus diletakan dekat pintu
keluar, agar bila terjadi bencana, penghuni lantai atas dapat turun langsung menuju halaman luar.
Enam Pendukung sytem struktur Tangga.

a) Pondasi tangga
Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tidak mengalami penurunan atau pergeseran. Maka, di
bagian pangkal tangga bawah harus diberi pondasi.
Pondasi tangga dapat berupa pasangan batu kali, beton bertulang ataupun kombinasi kedua
bahan tesebut. Pada lantai bertingkat, di bawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai
pengaku plat, agar lantai tidak menahan beban tepusat yang besar.

b) Ibu tangga
Ibu tangga merupakan bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga.
Ibu tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunanya, tetapi
boleh juga dibuat terpisah, tergantung cara mana yang dianggap paling menguntungkan.

c) Anak tangga.
Anak tangga adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki.
Anak tangga dipasang secara teratur, agar aman dilalui oleh pengguna. Bentuk dan lebar serta
selisih tinggi masing- masing anak tangga harus dibuat sama.

Anak tangga dapat dibuat secara terus menerus bersambungan dari bawah sampai atas.
Bila menghendaki variasi bentuk lain, anak tangga dapat juga dibuat secara terpisah dengan
bentuk sesuai selera.

d) Pagar tangga.
Pagar tangga adalah pelindung di samping sisi tangga untuk melindungi pemakai agar
tidak terpeleset jatuh atau untuk pegangan saat menaiki tangga tersebut.

Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan tembok tidak perlu memasang pagar
tangga, tapi disisi lain yang bebas harus diberi pagar.

Bentuk pagar tangga dapat dibuat dengan berbagai motif, yang paling sederhana cukup
dibuat dari papan yang dipakukan pada tiang- tiang yang ditanam pada anak tangga. Apabila
menghendaki bentuk yang artistic, bisa digunakan kayu yang diukir atau batang baja kecil yang
dibentuk berbagai bentuk.
e) Pegangan Tangga
Pegangan tangga adalah batang yang dipasang sepanjang anak tangga sebagai tempat
bertumpunya tangan bagi orang yang naik turun tangga agar merasa aman.
Bentuk dan ukuran pegangan dibuat agar terasa enak dan pas oleh genggaman telapak
tangan. Bentuk yang umum dibuat adalah bulat atau oval dengan diameter 4-5 cm, bila dipakai
bentuk persegi ukurannya adalah 4x6 cm.
Pegangan tangga dipasang bertumpu pada tiang-tiang pagar tangga. Untuk menahan
dorongan orang pada pegangan tangga, maka tiang- tiang ini harus ditanam kuat pada anak
tangga atau ibu tangga, agar tidak mudah roboh ke samping.
Pada sisi yang berbatasan dengan dinding, pegangan tangga dapat bertumpu pada begel
yang ditanam pada dinding. Sela bebas antara pegangan tangga dengan dinding minimal 4 cm,
agar tangan tidak sampai bergesekan dengan dinding. Tinggi pegangan tangga dibuat 80 cm
diukur dari permukaan anak tangga.

f) Bordes
Bordes adalah plat datar diantara anak- anak tangga, berguna sebagai tempat untuk
beristirahat sejenak ketika melakukan aktifitas naik turun tangga. Dari segi kenyamanan, aturan
baku pembuatan tangga, setiap ketinggian maksimum 12 anak tangga ( setinggi 1,5 2 m) harus
dibuat bordes (landing).

Bordes dapat dipasang pada tangga lurus yang terlalu panjang atau pada sudut sebagai
tempat peralihan arah tangga yang berbelok. Bordes dapat dibuat lebih dari satu, apabila arah
berbelok tangga lebih dari dua kali.
Lebar bordes ideal untuk bangunan rumah tinggal, 80- 100 cm, sementara untuk
bangunan umum 120-200 cm.

Ragam Bentuk Tangga


Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dengan ruangan yang tesedia.
Selain itu bentuk tangga dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan, agar suasana yang
dihasilkan terlihat artistic dan harmonis.
Bentuk tangga ada bermacam- macam, karena tangga tidak hanya merupakan jalan untuk
naik turun antara lantai bertingkat, melainkan juga suatu elemen keindahan dalam interior rumah.

a) Tangga Lurus
Merupakan bentuk tangga paling konvensional dan mudah dikerjakan. Model tangga dari
bawah langsung menuju ke atas dalam satu garis/ arah. Lebar ruang tangga yang dibutuhkan
hanya selebar anak tangga saja, tapi memanjang sesuai jumlah anak tangganya. Tangga lurus
cocok digunakan untuk beda tinggi lantai yang kecil.
Tangga lurus biasanya digunkan pada rumah luas, berbentuk memanjang seperti lorong
yang beratap sedang/ rendah. Dalam pengaplikasiannya, tangga lurus membutuhkan tempat yang
lebih banyak secara horizontal. Penggunaan bentuk ini menghasilkan ruang bawah tangga yang
cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan menjadi ruang tertentu.

b) Tangga Miring (berzig- zag)


Tangga miring mempunyai ibu tangga yang lurus, tetapi beberapa anak tangganya dibuat miring
(zig- zag), biasanya pada anak tangga pertama sampai beberapa anak tangga berikutnya, atau
pada bagian peralihan arah dibuat berzig- zag. Anak tangga yang miring mempunyai lebar tidak
sama, bagian sisi dalam lebarnya lebih kecil dari pada sisi luar. Tangga miring hanya bersifat
menambah nilai artistiknya saja.

c) Tangga Lengkung
Tangga lengkung mempunyai nilai seni yang tinggi, tapi untuk membuatnya cukup sulit
dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Kesalahan kecil yang dibuat menghasilkan bentuk yang
gagal dan membuat suasana ruang menjadi jelek.
Kekuatan konstruksi tangga lengkung terletak pada bagian pangkal bawah dan ujung atas,
dibagian tengah tidak diberi tumpuan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga nilai seninya agar
tidak hilang dan menonjolkan bentuk kelengkungannya.
d) Tangga Siku
Tangga siku adalah tangga lurus yang berbelok arah atau mengalihkan arahnya dengan
menggunakan bordes. Arah beloknya dapat satu kali atau lebih tergantung kebutuhan.
Tangga siku dipakai apabila kebutuhan ruang yang panjang tidak tersedia.
Bordes diletakan pada sudut pertemuan arah. Ruang bawah Bordes dapat dimanfaatkan
sebagai gudang atau km/wc, dengan syarat tinggi dibuat minimal 2m atau lebih. Ada suatu
konstruksi tangga yang bordesnya tidak mempunyai tumpuan, jadi seolah- olah melayang.
Kekuatan konstruksinya terletak pada pangkal dan ujung atas dengan dukungan jepit- jepit. Jadi
bordes yang dihasilkan merupakan konstruksi Cantilever. Tangga ini dinamakan konstruksi
Tangga Layang (free standing stairs).

e) Tangga Lingkar (spiral)


Tangga lingkar mempunyai poros. Porosnya terletak ditengah sebagai pusat lingkaran,
semua anak tangga melekat pada poros ini hanya pada suatu sisi, sedangkan sisi lainya bebas,
jadi merupakan konstruksi Cantilever.
Bentuk poros dapat berupa lingkaran atau segi delapan, berdiri tegak diatas pondasi yang
lebar dan berat agar mempunyai kekuatan dan kestabilan sebagai pendukung anak- anak tangga.
Tangga lingkar cocok dipakai untuk tangga pribadi atau tangga darurat, tidak
memerlukan ruang banyak jadi cukup menghemat ruang.
Sistem Transportasi dalam bangunan

Suatu bangunan yang besar dan tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk
aktivitas perpindahan orang dan barang secara vertical. Sarana angkut vertical yang bekerja secara
mekanik elektrik adalah:

Elevator (Lift)
Eskalator
Konveyor

Gambar : Elisha Graves Otis

Mulai dari zaman kuno sampai zaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga anusia dan
binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan
hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang
aman pertama di dunia oleh Elisha Graves Otis.

1. ELEVATOR

Lift atau elevator ini digunakan untuk mengangkut manusia atau barang secara vertical, yang
dilengkapi dengan kereta (car) dan digerakkan dengan motor, bergerak pada rel penuntun tetap
yang terleatak pada ruang luncur (hoist way) serta dapat dikendalikan sesuai dengan kehendak
pemakainya. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena
kemampuan orang untuk naik turun dalam menajlankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai
4 lantai.

Keuntungan yang dapat diperoleh manusia dan barang dengan menggunakan sarana elevator ini
antara lain:

Efisiensi terhadap waktu


Meningkatkan produktifitas kerja
Dapat menghemat energy

Lift dapat dibagi menurut fungsinya:

Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia


Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk mengangkut barang
Lift uang/ makanan (dumb waiters)
Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)

Sejarah elevator
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah
meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang
ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co, pada tahun 1867.
Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah digunakan di gedung-gedung perkantoran,
hotel dan departement store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator
penumpang hidrolik Otis yang pertama. Berikutnya adalah era pencakar langit.
Pada tahun 1869 Otis mengeluatkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang
sangat sukses.
Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi industri elevator, yaitu: elevator
listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal
ini membawa pada berkembangnya zaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling
menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center di New York, John Hancock
Center Chocago.
Selama bertahun-tahun ini, beberapa inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian
otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis dan
Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer
dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian elevator sehingga tercipta
peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah:

Type dan fungsi dari bangunan


banyaknya lantai
luas tiap lantai
dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam:

Sistem gearless, yaitu: mesin yang berada di atas, untuk perkantoran, hotel, apartemen,
rumah sakit, dan sebagainya. Dengan berjalannya waktu, sekarnag lift juga dikembangkan
dengan lift yang mesinnya berada di samping.
Sistem hydrolic, yaitu: mesin di bawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasnaya digunakan
untuk lift makanan dan uang. Sekarang sistem hydrolic juga dipakai untuk penumpang
manusia contohnya di Bandara Kuala Lumpur. Pada sistem hidrolik terutama digunakan
pada instalasi di gedung rendah, biasnaya digunakan untuk lift makanan dan uang, dengan
kecepatan kereta menengah (kecepatan lif hidrolik antara 0.30 sampai 0.90 m/s). Pada
system ini, kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan
turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder
dari tangki oli, sehingga mendorong piston anik, kereta turun saat oli kembali ke tangki
oli.

Elemen lift

Ruang luncur (hoistway.well), konstruksi bangunan permanen dimana kereta lift dan bobot
imbang bergerak naik turun.
Lantai perhentian (landing floor). Lantai bagian bawah dari raang luncur yang dimulai dari
lantai perhentian terbawah.
Mesin lift (elevator machine). Kesatuan bagian dari lift yang merupakan pesawat
penggerak kereta lift yang meliputi motor roda gigi (jika ada), rem, dan roda control
penarik (traction sheave).
Pintu dorong (sliding door). Satu atau dua daun pintu, membuka dengan cara di dorong,
dan dapat pula dilengkapi dengan alat (pegas) penutup pintu (door closer).
Operator pintu (door operator). Alat peggerak menutup dan mebuka pintu dengan tenaga
listrik, baik secara otomatik maupun dengan menggunakan sakelar.

Rumah Lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:

Lift pit. Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar
dan buffer bebean penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari
dinding kedap air.
Ruang luncur (hoistway). Merupakan tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat
pintu-pintu masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya bebean penyeimbang, meletakkan rel
peluncur dan beban penyeimbang.
Ruang mesin. Merupakan tempat meletakkan mesin/motor traksi lift, dan tempat control
panel (yang mengatur jalannya kereta).

Bentuk dan Macam Lift

1. Lift Penumpang (yang tertutup). Lift yang sering dijumpai di kantor atau bangunan fasilitas
umum keempat sisinya tertutup dan disesuainkan dengan kebutuhan standart.
2. Lift Penumpang (yang transparan). Lift yang salahsatu atau semua sisi interiornya tembus
pandang (kaca) biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat
perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall.
3. Lift untuk Rumah Sakit. Karena fungsinya untuk rumah sakit maka dimensi besarannya
memanjang dengan dua pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan
layak.
4. Lift untuk Kebakaran (barang). Ruangnya tertutup, interior sederhana, digunakan jika
terjadai kebakaran. Intriornya harus tahan kebakaranminimal 2 jam dengan ruang
luncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api).
Konstuksi Tangga

Selain diperhatikan nilai estetisnya, tangga yang dibuat harus memiliki konstruksi yang kuat
dan stabil. Tangga merupakan jalan penghubung ke lantai tingkat jadi, kerusakan pada tangga
berarti menutup jalan ke atas.
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, hanya saja akan
mengalami kerugian apabila terjadi penurunan pada bangunan menyebabkan perubahan sudut
kemiringan tangga.
Bila konstruksi tangga dibuat terpisah secara structural dengan rangka bangunannya, dapat
dibuatkan pondasi sendiri, rangka tangga tidak menempel pada dinding, tapi diberi sela kurang
lebih 5 cm.

Lima model Konstruksi Tangga:


1) Satu anak tangga tertanam di dinding; konstruksi ini disebut cantilever, kekuatan tangga terletak
pada jepitan antara anak tangga dan dinding.
2) Tangga Spiral; bertumpu pada satu tiang utama ditengah, anak tangga menempel pada tiang
utama dan berkonstruksi Cantilever.

3) Balok induk tengah; kekuatan tangga terletak pada satu balok induk di tengah yang letaknya
tersembunyi dibawah anak tangga.
4) Balok induk kedua sisi; sturuktur utama ada disebelah kiri dan kanan.

5) Badan tangga sebagai struktur utama; perkuatan tangga ada disetiap bagian pada badan tangga
yang saling menyatu menjadi satu kesatuan yang utuh.

Material Tangga.
Tangga kayu, paling mudah dikerjakan dan cukup murah harganya. Bahannya ringan sehingga
tidak membutuhkan rangka pendukung yang besar. Bentuk bahan yang alami dapat menambah
kesejukan suasana ruang.
Tangga beton bertulang, bentuknya dapat menambah kesan mewah pada ruangan. Konstruksi
yang kuat dan awet menjamin tidak cepat rusak. Bahan tahan api, sangat cocok untuk bangunan
umum dan bangunan berlantai tiga atau lebih.
Tangga baja dapat memberi kesan fulturistik. Penonjolan dengan permainan warna mencolok
dan dominan, sehingga menjadi vocal point pada ruangan tesebut.

Hitungan Tangga.
Tangga yang aman dan nyaman berarti sipemakai tidak merasa khawatir saat berjalan naik turun
tangga. Merencanakan tangga yang nyaman harus memperhatikan syarat dan hitungan dalam
merencanakan tangga.
1) Anak Tangga
o Panjang anak tangga.
Untuk rumah tinggal, panjang anak tangga dapat dibuat 80cm, untuk bangunan umum 120cm-
200cm,bila tangga menghubungkan ruangan yang jarang dilalui lebarnya cukup 60cm-70cm.
Panjang anak tangga dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah orang yang berdiri sejajar/
berpapasan dengan satu anak tangga:
- Untuk 1 Orang :lebar diambil 60cm-70cm.
- Untuk 2 Orang :2 X60cm=120cm
- Untuk 3 Orang :3X60cm=180cm

o Ukuran dan Lebar Anak Tangga


Untuk ukuran lebar dan tinggi anak tangga ditentukan dengan rumus untuk mencapai
kenyamanan yang ideal, ukuran lebar anak tangga pada rumah tinggal 20cm-33cm, sementara
tinggi anak tangga 15cm-18cm.
2t +l =60-65
Ket: T =tinggi anak tangga (optrede)
L = lebar anak tangga (antrede)
Rumus tersebut didasarkan pada :
Satu langkah datar antara 60cm-65cm
Untuk melangkah naik perlu tenaga 2x lebih besar dari pada melangkah datar.
Jika 2t + l > 65cm , maka tangga yang dihasilkan sangat curam sementara jika 2 t + l <60cm
maka tangga akan sangat landai.
2) Kemiringan Tangga.
Ukuran kemiringan tangga (dalam derajat) adalah perbandingan tinggi tangga (lantai bawah dan
lantai atas) dengan panjang tangga (ruang yangdibutuhkan tangga)
Koofisien kemiringan tangga dapat dihitung dengan rumus.

Ket: Z = koofisien kemiringan tangga


Y = tinggi tangga (cm)
X = panjang tangga (cm)
Apabila koofisien kemiringan (Z) = 1 berarti Y=X dan membentuk sudut

Berdasarkan kemiringannya tangga dibedakan atas:


- Lantai miring, 6 - 20 Z= 0,1 0,36.
- Tangga landai, 20- 24 Z= 0,36 0,44
- Tangga biasa, 24 - 45 Z = 1,0 3,7
- Tangga curam, tangga hemat, 45- 75 Z = 1,0 3,7
- Tangga naik, tangga tingkat, 75 - 90 Z > 3,7
3) Kebutuhan Ruang Tangga.
Untuk tangga tanpa bordes, ukuran panjang tangga didapat dari selisih ketinggian antara lantai
dibagi dengan anak tangga dan kemudian dikalikan dengan ukuran lebar anak tangga

Rumus :
Panjang tangga = ( (h2 h1)/t 1 ) x l
Contoh perhitungan:
Panjang tangga:
= ( 300/15-1) x 25)
= 19 x 25
=475 cm atau 4,75 m

2.2 Tangga Berjalan (Eskalator)

Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang digerakan oleh
mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator). Eskalator merupakan suatu alat
angkut yang menitikberatkan pada pengangkutan orang dari lantai bawah kea rah miring lantai
diatasnya.
Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus
melangkah. Harga dan biaya operasional escalator ini cukup mahal, sehingga hanya efektif
diaplikasikan pada bangunan komersil.
Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki
kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun.
Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan tangga ini,
karena mudah tergelincir.

Ukuran Standar
Umumnya Eskalator dipasang dengan kemiringan >10 atau sesuai standart
perbandingan antara datar dan ketinggian 30 35. Panjang Eskalator disesuaikan dengan
kebutuhan; lebar untuk 1 orang 60cm. dan untuk 2 orang 100cm 120cm.
Menurut peraturan yang diterapkan di Inggris, sudut ketinggian dieskalator dibatasi hingga 30,
apabila tangga tidak lebih dari 6 M dan kecepatan 0,5 m/dtk.
Dalam keadaan tertentu sudut tersebut tidak boleh lebih dari 30 . Menurut standar
Inggris (BS), lebar tangga max 1050 cm dan minimal 600cm.
Struktur Eskalator terdiri atas kerangka baja yang ditumpu dibagian bordes atas maupun bawah.

Kapasitas Eskalator
Hal ini terkait dengan kecepatan orang untuk melangkah ke Eskalator, dimana
kecepatan melangkah ini tergantung pada lebar eskalator. Kecepatan eskalator 0,75 m/dtk
sehingga peningkatan kecepatan Eskalator akan memperbesar kapasitasnya.
Berikut adalah daftar yang memperlihatkan perkiraan kapasitas Eskalator yang
digunakan dalam satu bangunan dan pemakaian teratur.

Lebar Lebar max Lebar Perkiraan kapasitas (orang/menit)


tangga anatara seluruhnya
Kecepatan (m/dtk)
(m) sandaran (m)
0,45 0,60 0,75
tangga (m)
0,60 0,85 1,25 65 90 95
0,80 1,05 1,45 95 120 125
1,00 1,25 1,65 125 150 155
Daftar perkiraan lebar dan kapasitas Eskalator

Untuk kebutuhan lainnya dapat digunakan angka standar 60 orang/menit.

Jika Eskalator ditempatkan pada kompartement anti kebakaran, maka perlu dilengkapi
dengan pelindung yang dapat menutup sendiri. Umumnya Eskalator tidak dipakai sebagai tempat
untuk menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran.
2.2 Conveyor
Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam arah mendatar
(horizontal). Conveyor hampir mirip dengan Eskalator, hanya saja dipasang dalam keadaan datar
ataupun miring pada derajat <10.

Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan dihubungkan satu
sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung
dari kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.

2.3 Elevator ( Lift )


Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau barang
dalam suatu gedung tinggi. Lift dapat dipasang pada bangunan bangunan yang tingginya lebih
dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas atau keperluannya
dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi :


1. lift penumpang ( passenger elevator ), digunakan untuk mengangkut manusia.
2. lift barang ( fright elevator ), digunakan untuk mengangkut barang.
3. lift uang/ makanan (dump waiters ).
4. lift pemadam kebakaran, seringkali lift ini juga difungsikan untuk mengangkut barang.
Lift lift dipasang dalam bangunan, karena sifatnya umum harus mengacu pada
peraturan peraturan daerah. Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, yang
menjadi pokok perhatian antara lain tipe dan fungsi bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai,
dan intervalnya. Selain itu perlu juga dibedakan kapasitas (car/kg), jumlah muatan dan
kecepatan.

Kapasitas (car/kg) Jumlah Muatan Kecepatan

900 13 org 40 m/mnit


1000 15 org 60 m/mnit
1150 17 org 90 m/ mnit
1350 20 org 105 m/mnit
Makin
tinggi bangunannya, makin tinggi pula kecepatanya. Kapasitas, jumlah muatan dan kecepatan
untuk masing masing lift berbeda, tergantung pabrik pembuatnya.

KECEPATAN & BERAT LIFT


Dalam peraturan bangunan khususnya untuk lift, ketepatan berangkat dan berhentinya
lift harus tanpa sentakan yang mengganggu penumpang, sehingga kecepatan dan berat akan
menentukan kenyamanan dalam menggunakan lift.

JUMLAH LANTAI KECEPATAN LIFT (m/menit)


4 s/d 10 60 150
10 s/d 15 180 210
15 s/d 20 210 240
20 s/d 50 270 360
Untuk Rumah Sakit 150 - 210

Ukuran berat tergantung besar dan jumlah penumpang yang dapat ditampung :
4 orang berat 320 kg
8 orang berat 630 kg
13 orang berat 1000 kg

System penggerak dalam elevator juga berbeda beda, antara lain :


m gearless, yaitu mesin di atas , untuk lift kantor, pertokoan, hotel, apertemen, rumah sakit, dsb.

Lift dengan Sistem gearless.


m hydrolic, yaitu mesin di bawah, terbatas untuk bangunan dengan 3 4 lantai. Sering digunakan untuk lift
makanan dan uang.

Lift dengan Sistem Hydrolic.

Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka
system yang digunakan adalah gearless.
KOMPONEN LIFT (RUMAH LIFT)
Rumah lift dapat dibagi menjadi tiga bagian :
Lift pit, tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban
pengimbang. Karena letaknya paling bawah, lift pit harus dibuat dari dinding yang tidak rembes
air. Ukuran luas dan kedalaman tergantung dari ukuran kereta dan kedalamannya dipengaruhi
oleh kecepatan lift dan tingginya bangunan.
Ruang luncur (Hoistway), tempat meluncurnya sangkar atau kereta lift, tempat pintu pintu
masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat
meletakan rel rel peluncur dari kereta lift dan beban pengimbang. Ruang luncur terbuat dari
dinding beton atau bata dengan rangka rangka tertentu, kecuali untuk lift pemadam kebakaran.
Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta lift dan dapat diberi bukaan bukaan untuk
pintu lift. Pintu lift ini sangat mempengaruhi harga lift, mengingat jumlah pintu lift tergantung
dari kebutuhan.
Setiap pintu lift diberi tombol tombol untuk tempat pemberhentian kereta lift dan didalamnya
juga terdapat tombol tombol yang berhubungan dengan pintu di luar.
Tipe Tipe Hoistway dengan Keretanya.
Ruang mesin, tempat meletakan mesin/motor traksi lift, dan tempat panel control (mengatur
jalannya kereta). Ruangan ini dilengkapi pengatur udara yaitu exhauster atau alat pendingin,
yang berfungsi mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas sehingga tidak mempengaruhi
kerja panel panel mesin.

PERLETAKAN LIFT
Lift sebagai tempat penghubung antara ruang bawah dan ruang atas merupakan suatu
tempat yang harus mudah dicapai dari ruangan ruangan disekitarnya. Oleh karena itu
penempatan lift harus tepat sehingga dapat melayani ruangan dibawah dan diatasnya, mudah
terlihat, mudah dicapai dan tidak mengganggu segi arsitektur.
Ada beberapa cara meletakan lift dalam suatu bangunan, antara lain :
Lift dipasang berdampingan, jumlah lift yang dipasang maximal 3 unit.
Lift dipasang berhadapan,apabila jumlah lift lebih dari 3 unit. Ketika lift dirancang berhadapan
timbul maslah mengenai jarak antara lif lift yang berhadapan, solusinya dengan mengatur
sesuai dengan fungsi dan keguanaan dari bangunan tersebut.

BENTUK DAN MACAM LIFT


Bentuk dan macam dan macam lift tergantung dari fungsi dan kegunaan gedung.
a) Lift penumpang
Lift penumpang dibagi lagi atas 2, yakni :
Lift Penumpang yang tertutup, merupakan suatu lift untuk menangkut penumpang dengan ukuran,
berat dan kecepatan tertentu sesuai dengan fungsi dan kegunaan bangunan. Interior disesuaikan
dengan kebutuhan standar atau sesuai dengan keinginan pemilik bangunan. Kecepatan rendah
untuk low zone biasanya melayani bangunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan
sedang atau tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan bertingkat lebih dari 10 lantai.
Lift Penumpang yang transparan, merupakan lift penumpang yang interiornya salah satu bidang
atau lebih berupa kaca tembus pandang, hal ini dimaksudkan agar mendapatkan view yang bagus
dari pemandangan di luar. Bentuk lift ini bermacam macam, ada yang segi lima, segi empat,
bulat tabung dan sebagainya.

b) Lift untuk Rumah Sakit


Karena funsinya mengankut orang sakit, ukuran lift biasanya memanjang dan pintu dapat dibuat
dua arah atau dua pintu. Interior disesuaikan dengan fungsinya.

c) Lift untuk Kebakaran / Barang


Ruangannya tertutup dan interiornya sederhana. Khususnya untuk kebakaran, semua peralatan /
perlengkapan, rangka dan interiornya harus tahan terhadap kebakaran, minimal 2 jam. Bukan
hanya rangka dari sangkarnya tetapi dinding dindin luar yang menutupi lubang lift harus juga
terbuat dari dinding yang tahan api. Pintu lift terakhir harus menghadap atau dapat dijangkau dari
luar bangunan.
Contoh Perletakan Lift Barang

BEBAN PUNCAK LIFT (PEAK LOAD)


Beban puncak lift diperhitungkan berdasarkan presentasi empiris terhadap jumlah
penghuni gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift pada jam jam sibuk (rush hour)
Standart presentasi di Indonesia antara lain :
v Perkantoran 4% X jumlah penghuni gedung
v Flat 3% X jumlah penghuni gedung
v Hotel 5% X jumlah penghuni gedung
Data data untuk penaksiran jumlah penghuni gedung
Perkantoran 4 m2/orang
Flat 3 m2/orang
Hotel 5 m2/orang
Rumus yang digunakan :
L = PHC ( a c )n
b

Keterangan :
L = Beban puncak kereta
a = Luas per lantai bangun
c = 5 x N x P x 0,3 = 1,5 NP
N = Jumlah kereta dalam bangunan
P = Kapasitas orang per kereta ( individual car capacity )
= 80% x Jumlah penumpang dalm kereta
n = Jumlah lantai Bangunan.
b = Luas lantai bersih perorang

BUILDING EFFICIENCY_EFISIENSI BANGUNAN


Efisiensi lantai adalah presentasi luas lantai yang dapat dihuni terhadap luasan lantai
kotor. Untuk bangunan perkantoran presentasi efisiensi antara lain :
10 lantai 85%
20 lantai : lantai 1 10 80%
lantai 11 20 85%
30 lantai : lantai 1 10 75%
lantai 11 20 75%
lantai 21 30 85%
40 lantai : lantai 1 10 75%
lantai 11 20 80%
lantai 21 30 85%
lantai 31 40 90%
Data data ini hanya diperuntukan keperluan perhitungan lift saja. Efisiensi bangunan
sangat tergantung luas lantai yang dipakai oleh inti gedung dimana tabung lift ada didalamnya.
Besarnya rongga yang dipakai sebagai tabung lift sesuai dengan tinggi gedung. Secara empiris,
luas inti gedung adalah sekitar 5 10 X luas tabung lift.
KRITERIA PELAYANAN ELEVATOR
1. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time)
Waktu menunggu sama dengan waktu perjalanan bolak balik lift dibagi jumlah lift.
Umumnya pada bangunan perkantoran waktu menunggu adalah 30 detik.
Apabila jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban beban puncak pada
saat sibuk, maka pada perkantoran yang umumnya disewa, jumlah lift total harus ditambah 20 %
- 40%, sebab sebagian lift yang didalam zone yang disewa terpakai sebagai lalu lintas antar
lantai, sehingga waktu menunggu memanjang sampai 90 detik atau lebih.
Waktu menunggu juga sangat variable tergantung jenis gedung.
Perkantoran 25-45 detik
Flat 50-120 detik
Hotel 40-70 detik
Asrama 60-80 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift, yakni kapasitas
lift X 1,5 detik per penumpang

2. Daya Angkut Lift (Handling Capacity)


Tergantung dari segi kapasitas dan frekuensi pemuatan. Standar daya angkut lift diukur
untuk jangka waktu 5 menit jam jam sibuk (rush-hour).
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut;

5 menit X 60 detik X jumlah penumpang/car

HC =
RTl

300. P
=

Keterangan :
I = Waktu menunggu (Interval/waiting Time)
HC = Kapasitas pengangkutan yang dipengaruhi oleh ukuran dan frekuensi (Handling
Capacity)
RT = waktu yang diperlukan oleh kereta dari dasar sampai puncak dan kembali ke dasar
(Round Trip Time)

Apabila, satu zone area hanya dilayani satu lift maka, waktu menunggu sama
dengan waktu perjalanan bolak balik lift.
3. Waktu Perjalanan Bolak Balik Lift (Round Trip Time)
Round trip time tidak dapat dipastikan secara mutlak,sebab perjalanan lift antar lantai
pasti tidak akan mencapai kecepatan yang mencapai kemampuan lift itu sendiri dan pada
perjalanan lift non stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa
lantai.
Secara pendekatan, Round Trip Time terdiri dari :
a. Penumpang memasuki lift di lantai dasar yang memerlukan waktu 1,5 detik/org dan untuk lift
dengan kapasitas (m) perlu waktu 1,5 m
detik
b. Pintu lift menutup kembali 2 detik
c. Pintu lift membuka disetiap lantai (n-1) 2 detik
d. Penumpang meninggalkan lift disetiap lantai dalam 1 zone sebanyak (n-1) lantai :
(n-1)X m/n-1 X 1,5 detik 1,5 detik
e. Pintu lift menutup kembali disetiap lantai
tingkat. (n-2)2 detik
f.
2(n-1)h

s
Perjalanan Bolak balik dalam 1 zone

g. Pintu membuka di lantai dasar 2 detik


(2h + 4s)(n-1) + s (3m+4)
Jumlah : T=
s

Keterangan :
T = waktu perjalanan bolak balik lift
h = tinggi lantai sampai dengan lantai
s = Kecepatan rata rata lift
n = jumlah lantai dalam satu zone
m = kapasitas lift
PHC = Persentase empiris terhadap penghuni bangunan yang
terangkat dalam 5 menit pertama pada jam sibuk.

BANGUNAN PHC BP
Kantor 5 13 % 6 m2/org
Apartemen 57% 1,5 m2/org
Hotel 10 15 % 1,3 m2/org

Contoh Soal untuk Menghitung Kebutuhan Lift


Suatu bangunan bertingkat, berfungsi sebagai tempat bangunan umum.
Jumlah lantai : 14 lantai
Luas Lantai : 1.200 m2/lantai
Tinggi lantai ke lantai : rata rata 4 m
Standar perhitungan kereta lift yang digunakan :
PHC untuk bangunan umum = 5 13 % max
D untuk bangunan umum 6 10 m2 untuk setiap orang pada luas bangunan atau 6 8 m2 untuk
setiap orang pada luas bangunan setelah dikurangi luas core . (fasilitas bangunan)
Kecepatan kereta untuk kecepatan bangunan 14 lantai = 180 120 m/menit.
Kapasitas penumpang (tipe 21) 21 orang
Jumlah penumpang = 80% X 21 org = 17 0orang
Rumus yang digunakan
1. Beban puncak lift
L = PHC ( a c )n
b
= 5% (1.200 1.,5Nx17) x14
6
= 140 2,975 N
2. Daya angkut satu kereta dalam 5 menit
HC = 5 x 60 x P
RT
= 300 P
RT
3. Round Trip time
Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
Penumpang masuk 1,5 detik x 17 org = 22,5 detik
Pintu Lift menutup kembali = 2 detik
Pintu lift membuka di setiap lantai
(n-1) x 2 detik = (14-1)x 2 detik = 26 detik
Penumpang meninggalkan kereta di setiap lantai
= 1,5 detik x 17 orang = 25,5 detik
Pintu lift menutup kembali di setiap lantai
= (n-1) x 2 detik = (14-1)x 2 detik = 26 detik
Perjalanan Kereta pulang pergi
= 2 (n-1)t 2(14-1)4m
s 3,5 = 29,7 detik
Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
Sehingga RT = 140,2 detik
4. Daya angkut N kereta dalam 5 menit
HCN = 300 P.N
RT
= 300x 17x N
140,2
= 36,37 N
5. Persamaan L = H
L = H
PHC ( a c )n = 300 P.N
b RT

sehingga :

140 2,97 N = 36,37 N

N = 3,55 ~ 4
Jadi, jumlah lift untuk melayani suatu bangunan umum 14 lantai dengan luas
lantai 1200 m2/lantai adalah 4 buah.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Alat transportasi dalam gedung merupakan sarana yang dimanfaatkan manusia dalam
memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan. Yang termasuk dalam transportasi
dalam gedung antara lain, tangga yang paling konvensional, escalator, konveir serta lift.
Syarat syarat peletakan tangga
Letak tangga harus dibuat mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan menggunakannya.
Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik turun tangga tidak mengganggu
aktifitas penghuni yang lain.
Apabila tangga ditujukan sebagai jalan darurat, pada perencanaannya harus diletakan dekat pintu keluar,
agar bila terjadi bencana, penghuni lantai atas dapat turun langsung menuju halaman luar.
Enam struktur pendukung tangga antara lain, pondasi tangga, ibu tangga, anak tangga,pegangan tangga,
pagar tangga dan bordes.
Macam bentuk dan ragam tangga antara lain tangga lurus, tangga lengkung, tangga miring atau zig-zag,
tangga melingkar serta tangga siku.
Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang digerakan oleh mesin,
disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator). Eskalator bergerak naik atau turun untuk
membawa penumpang tanpa harus melangkah. Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik
atau turun. Apabila menghendaki kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu
untuk naik dan satu untuk turun. Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan
dengan arah gerakan tangga ini, karena mudah tergelincir.
Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam arah mendatar (horizontal).
Conveyor hampir mirip dengan Eskalator, hanya saja dipasang dalam keadaan datar ataupun
miring pada derajat <10. Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan
dihubungkan satu sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat
ini tergantung dari kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.
Lift dapat dipasang pada bangunan bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena
kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan
tersebut hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.
Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi 4, antara lain lift penumpang ( passenger elevator ),
digunakan untuk mengangkut manusia,lift barang ( fright elevator ), digunakan untuk
mengangkut barang,lift uang/ makanan (dump waiters ),lift pemadam kebakaran, seringkali lift
ini juga difungsikan untuk mengangkut barang.
Gedung keuangan Negara memiliki dua jenis alat transportasi dalam banguanan yakni, elevator/lift dan
tangga.
Ada du buah lift dengan jenis buatan pabrik yang berbeda yakni merk otis dari Japan dan fuji yada dari
China. Yang mempengaruhi kualitasnya.

4.2 SARAN
Sarana transportasi dalam gedung sangat diperlukan, apalagi gedung tersebut merupakan
gedung berlantai banyak. Untuk gedung yang terdiri dari empat lantai keatas ada baiknya
menyediakan sarana lift untuk memperlancar aktifitas. Gedung Keuangan Negara memiliki dua
buah lift yang mencukupi pelayanan eman lantai dalam gedung tersebut. . Lift yang menggunakan
perletakan mesin di atas ini juga sangat baik untuk digunakan, mengingat Gesung Keuangan
memiliki enam tingkatan lantai
Selain lift yang telah memenuhi standart tersebut, adanya tangga yang cukup
nyaman untuk digunakan juga membantu pelayanan transportasi dalam gedung ini, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya pekerja kantor (bertempat di8 lantai dua dan tiga), yang lebih menggunakan
tangga dari pada lift.
Tangga daruratnya pun memiliki akses ke luar, sehingga mempermudah dalam proses
penyelamatan.
Sistem Transportasi Dalam Gedung
Bertingkat
By Admin2 On November 11, 2012 In Utilitas Gedung Tagged Utilitas Gedung 2 Comments

facebook
tweet
google+

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi
tersebut adalah :

Vertikal , berupa elevator

Elevator atau biasa disebut dengan lift merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau
barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya
lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya
hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

Lift menurut fungsinya dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia


2. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
3. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
4. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :

1. Type dan fungsi dari bangunan


2. Banyaknya lantai
3. Luas tiap lantai
4. Dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :

1. Sistem gearless
Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dan
sebagainya (sekarang ada juga lift yang mesinnya disamping).
2. Sistem hydrolic
Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift
makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia
contoh di Bandara Kuala Lumpur.
Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :

1. Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan
buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari
dinding kedap air.
2. Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat
meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban penyeimbang.
3. Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur
jalannya kereta)

Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung

1. Lift Penumpang (yang tertutup)


Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan
kebutuhan standart.
2. Lift Penumpang (yang transparan)
Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut
juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall
3. Lift untuk Rumah Sakit
Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada
sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak
4. Lift untuk kebakaran (barang)
Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya
harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton
(dinding tahan api).
Horizontal berupa konveyor

Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/
horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudut kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
bandara, terminal, pabrik.

Gambar Konveyor

Miring berupa escalator

Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititik beratkan pada pengangkutan orang dengan
arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35
derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm,
untuk 2 orang sekitar 100-120 cm. Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari
segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.

Gambar Escalator
Bahan Bangunan
Buku Teknik Sipil
Desain Rumah
Jalan Raya
KEAIRAN DAN LINGKUNGAN
Manajemen Proyek

Contoh Makalah Sistem Transportasi

Belajar Ilmu Teknik Sipil | Tutorial Software dan Cara menulis Skripsi Teknik Sipil

Konstruksi Baja
Konstruksi Beton
Kuliah Teknik Sipil
Manajemen Kontraktor
Skripsi Teknik Sipil
TRANSPORTASI

Home / TRANSPORTASI / Contoh Makalah Sistem Transportasi

Contoh Makalah Sistem Transportasi


Posted by Taufick Max Minggu, 09 Juni 2013 1 komentar
Share on :

Contoh Makalah Sistem Transportasi


BAB I. PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total
wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai
maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi,
sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat
bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi
sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vitaldalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi
barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah
satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.

Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan keterkaitan
(interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan transportasi dalam
kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu
kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi harus ditata
sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api
pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya harus
terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus (seamless).

Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem
transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang
efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan
manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana ketika
seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut akan
menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang
sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk juga
merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi penduduk
akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan
sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di
perantauan.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem
transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana
dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal
penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian
lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan
mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan
yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya
dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas
politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai
indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan,
beban publik dan utilisasi.

2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:

1.Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.


2.Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3.Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

- Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara keseluruhan
terutama pada bagian distribusi transportasi.

- Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini,
terutama distribusi transportasi.

- Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Transportasi.

BAB II. LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:


- Transportasi udara
- Transportasi laut
- Transportasi darat
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur
penting yaitu:

1.Pemindahan/pergerakan.
2.Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2)Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.


Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi adalah
mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata
lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang barang atau orang dari suatu tempat
ke tempat yang lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986),

Manfaat dari adanya transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

1.Nilai guna tempat (Place Utility)

Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi yang
diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai
kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai
kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of money)

2.Nilai guna waktu (Time Utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang-
barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu


tempat ke tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :

1) Adanya muatan yang diangkut.


2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan atau
menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan karena
nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.

BAB III. PEMBAHASAN

TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

1.Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/ mengangkut


barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda
transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai
transportasi (chain of transportation).

Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kelancaran
dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan
transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan
agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang
ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.

Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian distribusi
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26 Februari 1988
tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :

yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam keputusan ini
adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua
kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui
transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan,
sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,
penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta
penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang barang
tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya

Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli dengan
pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual Beralih atau perpindahan barang dagangan
tersebut dapat terjadi melalui :
Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh pembeli
Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh
pembeli
Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut
dihasilkan
Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil
tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku

2.Hinterland dan Intermoda Transportasi

Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan tidak
mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung kepada ada
atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai
ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti
biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab
sebagai pengangkut.

Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :

1.Aspek teknis

Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk menangani
jenis barang atau kemasan yang dibawa.

2.Aspek dokumentasi/file

Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang bertindak
sebagai pengangkut

3.Aspek tanggung jawab (liability)

Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab terhadap
terselenggaranya transportasi.

Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation ini
berhasil mencapai tujuannya :

1.Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.

2.Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen pengangkutan,


prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal operator
liability.
3.Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.

4.Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

LOKASI DAN TRANSPORTASI

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah tersedianya
jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan, karena aktifitas
pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan yang membutuhkan
biaya pula.

Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan tersedianya
jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api atau pelabuhan sehingga pabrik
tersebut mudah dihubungi.
Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama ialah
biaya transportasi.

Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :

1.Terpusat pada sumber bahan baku


2.Dipusatkan dekat pasar
3.Ditempatkan pada sumber daya manusia
4.Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara ketempat
sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan dari suatu
tempat ke tempat lain.

Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari beberapa
segi yaitu :

a.Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.


b.Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api, angkutan
menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c.Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi, angkutan
turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.
Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota menggunakan berbagai
bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api, truk, container (sistem peti
kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.

Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi pengangkutan
barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang dalam jumlah besar
maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.

Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan
untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan
dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai lalu lintas
muatan (traffic).

Analisis traffic

Tujuan dari analisis traffic ini adalah :

a.Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.


b.Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.
c.Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta
pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.
d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.

MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan


bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.

Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan
alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang
dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk
pengangkutan tersebut

Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :

1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.


2. Derek (crane)
3. Forklift
4. Kereta Api
5. Truk
6. Container (transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top Loader

Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang banyak
digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.
DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang disebut
transportation ducuments.

Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi

1.Dokumen pengiriman barang

Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan shipment


documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut telah
diangkut oleh perusahaan ekspedisi.

2.Surat muatan (Bill of Lading)

Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana sipengirim barang
akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat.

Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :


a.Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b.Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c.Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.

3.Dokumen bagi manajemen

Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :

a.Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.

b.Tarif
Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.

c.Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :
Asuransi atas kerugian barang
Asuransi atas kerusakan barang barang

d.Biaya biaya/cost
Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.

e.Cif (cost insurance and freight)


Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.
f.Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang
sampai masuk ke dalam gudang.

g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang
dan penumpang yang diangkut.

BAB IV. PENUTUP

A.KESIMPULAN

1.Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas


ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2.Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3.Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.

B.SARAN

1.Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang
tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut.

2.Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah
terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM,
memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.

BAB I. PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total
wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai
maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi,
sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat
bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi
sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vitaldalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi
barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah
satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.

Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan keterkaitan
(interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan transportasi dalam
kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu
kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi harus ditata
sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api
pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya harus
terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus (seamless).

Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem
transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang
efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan
manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana ketika
seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut akan
menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang
sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk juga
merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi penduduk
akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan
sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di
perantauan.

Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem
transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana
dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal
penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian
lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang pembangunan
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan
mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan
yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya
dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas
politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai
indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan,
beban publik dan utilisasi.

2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:

1.Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.


2.Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3.Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

- Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara keseluruhan
terutama pada bagian distribusi transportasi.

- Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini,
terutama distribusi transportasi.

- Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Transportasi.

BAB II. LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:

- Transportasi udara
- Transportasi laut
- Transportasi darat
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur
penting yaitu:

1.Pemindahan/pergerakan.
2.Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2)Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.


Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi adalah
mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata
lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang barang atau orang dari suatu tempat
ke tempat yang lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986),

Manfaat dari adanya transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

1.Nilai guna tempat (Place Utility)

Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi yang
diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai
kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai
kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of money)

2.Nilai guna waktu (Time Utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang-
barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu


tempat ke tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :

1) Adanya muatan yang diangkut.


2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan atau
menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan karena
nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
BAB III. PEMBAHASAN

TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

1.Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/ mengangkut


barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda
transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai
transportasi (chain of transportation).

Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kelancaran
dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan
transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan
agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang
ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.

Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian distribusi
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26 Februari 1988
tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :

yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam keputusan ini
adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua
kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui
transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan,
sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,
penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta
penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang barang
tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya

Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli dengan
pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual Beralih atau perpindahan barang dagangan
tersebut dapat terjadi melalui :

Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh pembeli
Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh
pembeli
Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut
dihasilkan
Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil
tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku

2.Hinterland dan Intermoda Transportasi

Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan tidak
mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung kepada ada
atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai
ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti
biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab
sebagai pengangkut.

Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :

1.Aspek teknis

Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk menangani
jenis barang atau kemasan yang dibawa.

2.Aspek dokumentasi/file

Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang bertindak
sebagai pengangkut

3.Aspek tanggung jawab (liability)

Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab terhadap
terselenggaranya transportasi.

Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation ini
berhasil mencapai tujuannya :

1.Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.

2.Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen pengangkutan,


prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal operator
liability.

3.Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.

4.Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.


LOKASI DAN TRANSPORTASI

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah tersedianya
jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan, karena aktifitas
pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan yang membutuhkan
biaya pula.

Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan tersedianya
jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api atau pelabuhan sehingga pabrik
tersebut mudah dihubungi.
Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama ialah
biaya transportasi.

Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :

1.Terpusat pada sumber bahan baku


2.Dipusatkan dekat pasar
3.Ditempatkan pada sumber daya manusia
4.Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara ketempat
sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan dari suatu
tempat ke tempat lain.

Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari beberapa
segi yaitu :

a.Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.


b.Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api, angkutan
menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c.Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi, angkutan
turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.

Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota menggunakan berbagai
bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api, truk, container (sistem peti
kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.

Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi pengangkutan
barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang dalam jumlah besar
maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.

Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan
untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan
dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai lalu lintas
muatan (traffic).

Analisis traffic

Tujuan dari analisis traffic ini adalah :

a.Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.


b.Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.
c.Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta
pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.
d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.

MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan


bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.

Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan
alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang
dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk
pengangkutan tersebut

Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :

1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.


2. Derek (crane)
3. Forklift
4. Kereta Api
5. Truk
6. Container (transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top Loader

Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang banyak
digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang disebut
transportation ducuments.

Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi

1.Dokumen pengiriman barang

Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan shipment


documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut telah
diangkut oleh perusahaan ekspedisi.

2.Surat muatan (Bill of Lading)

Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana sipengirim barang
akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat.

Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :


a.Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b.Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c.Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.

3.Dokumen bagi manajemen

Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :

a.Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.

b.Tarif
Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.

c.Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :
Asuransi atas kerugian barang
Asuransi atas kerusakan barang barang

d.Biaya biaya/cost
Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.

e.Cif (cost insurance and freight)


Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.

f.Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang
sampai masuk ke dalam gudang.

g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang
dan penumpang yang diangkut.

BAB IV. PENUTUP

A.KESIMPULAN

1.Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas


ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2.Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3.Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.

B.SARAN

1.Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang
tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-
infrastruktur tersebut.

2.Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah
terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM,
memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.

Вам также может понравиться