Вы находитесь на странице: 1из 14

SISTEM DISTRIBUSI

TRANSFORMATOR

Disusun Oleh:
Anugerah Ramadhan (151041020)
Angga Sungsang Nugroho (151041016)
Grahan Kanumukti (151041018)
Mujam Al Wasith (151041017)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Tak lupa shalawat serta salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Distribusi
dalam membahas Transformator. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih
membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transformator (trafo) pada umumnya banyak digunakan untuk sistem
tenaga listrik maupun untuk rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik, trafo
digunakan untuk memindahkan energi atau daya dari satu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik berikutnya tanpa mengubah frekuensi. Trafo dapat menaikkan atau
menurunkan tegangan maupun arus sehingga memungkinkan transmisi ekstra
tinggi. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik, trafo dapat dikatakan sebagai
jantung dari transmisi dan distribusi. Oleh karena itu, trafo harus dipelihara dengan
menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik, dan tepat.
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Trafo juga sebuah alat yang dapat
memindahkan daya listrik dari belitan satu (belitan primer) ke belitan lainnya
(belitan sekunder) yang disertai perubahan arus dan tegangan. Pemindahan daya
listrik dari belitan primer ke belitan sekunder adalah secara induksi
elektromagnetik. Apabila belitan primer dihubungkan dengan tegangan, maka akan
muncul fluks pada inti trafo. Pemakaian pada sistem tenaga listrik dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1) Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya, digunakan untuk
menaikkan tegangan pembangkitan menjadi tegangan transmisi.
2) Trafo penurun tegangan (step down) atau disebut trafo distribusi, digunakan
untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
3) Trafo instrument, digunakan untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan
dan trafo arus dan dipakai untuk menurunkan tegangan dan arus agar dapat
memasuki meter-meter pengukuran. Sedangkan berdasarkan kapasitasnya,
trafo dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Trafo besar yaitu trafo dengan kapasitas besar yang dapat dihubungkan secara
tiga fase.
2) Trafo kecil yaitu trafo dengan kapasitas kecil yang dapat dihubungkan secara
satu fase.
Dalam rangkaian elektronik, trafo dipergunakan sebagai gandengan impedans
antara sumber dan beban, memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain,
dapat menghambat arus searah sambil melalukan arus bolak-balik, dengan daya
yang cukup kecil.
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat pembangkit
listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi yang
menghubungkan semua beban terjadi pada stasiun pembantu atau substation,
dimana dilaksanakan transformasi tegangan. Pada umumnya pusat pembangkit
tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik. Untuk mentransmisikan
tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan penggunaan tegangan tinggi
150 kV atau tegangan ekstra tinggi 500 kV. Setelah saluran transmisi mendekati
pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat merupakan suatu daerah industri atau
suatu kota, tegangan melalui gardu induk diturunkan menjadi tegangan menengah
20 kV.
Tegangan menengah dari gardu induk ini melalui saluran distribusi primer untuk
disalurkan ke gardu-gardu distribusi atau pemakai tegangan menengah. Dari
saluran distribusi primer, tegangan menengah diturunkan menjadi tegangan rendah
400/230 V melalui gardu distribusi. Tegangan rendah dari gardu distribusi
disalurkan melalui saluran tegangan rendah ke komsumen tegangan rendah.

1.2 Rumusan Masalah


1) apa pengertian transformator ?
2) bagaimana prinsip kerja dari transformator ?
3) apa saja jenis-jenis transormator ?

1.3 Tujuan Makalah


a. agar mahasiswa dapat mengatahui pengertian transformator
b. Supaya mahasiswa mengetahui cara kerja dari transformator tersebut
c. Agar mahasiswa mengetahui jenis dari transformator
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transformator
ransformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-
balik (AC) dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan. Transformator terdiri
dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi (terpisah) secara
listrik dan dililitkan pada inti besi lunak. Inti besi lunak dibuat dari pelat yang
berlapis-lapis untuk mengurangi daya hilang karena arus pusar (Kanginan, 2000).

Gambar 1a. Bagian-Bagian Transformator

Gambar 1b. Transformator Gambar 1c. Simbol Transformator

2.2 Prinsip Kerja Transformator


Arus induksi mengalir melalui rangkaian sekunder hanya ketika saklar pada
rangkaian primer ditutup atau dibuka. Beberapa saat setelah saklar ditutup atau
dibuka, arus induksi tidak mengalir lagi melalui rangkaian sekunder. Setelah
beberapa saat saklar ditutup atau dibuka, besar induksi magnetik telah mencapai
nilai tetapnya, sehingga tidak berubah lagi. Transformator bekerja seperti diatas,
hanya supaya ggl suatu arus induksi terus menerus (kontinyu) dibangkitkan pada
rangkaian sekunder (tidak hanya dibangkitkan ketika saklar ditutup atau dibuka),
maka rangkaian sekunder dihubungkan ke suatu sumber tegangan bolak-balik
(Kanginan, 2000).
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance) (http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286).
2.3 Mutual Induktansi
Bila 2 koil diletakan saling berdekatan satu dengan yang lain sedemikian
hingga medan magnet pada koil pertama dapat memotong konduktor dari koil
kedua, yang menghasilkan tegangan induksi pada koil kedua saat medan magnet
pada koil pertama berubah. Kedua koil tidak dihubungkan menjadi satu secara
elektronis.
Koil pertama, yang dihubungkan dengan sumber tegangan dan yang
menimbulkan medan magnet asli, disebut sebagai koil primer (Kumparan Primer).
Koil yang lain disebut sebagai koil sekunder (Kumparan Sekunder).
Pada saat emf diinduksikan pada koil sekunder, yang disebabkan adanya
perubahan arus pada koil primer, itu diinduksikan melalui induksi bersama (Bahan
Pelatihan Nasional Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan.2002).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan
pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya (http://www.e-
dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286).
Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :
Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti
besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut
dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi
beda tegangan mengelilingi magnit, sehingga akan timbul gaya gerak listrik
(GGL)
(http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/transformator.html).

2.4 Persamaan Transformator


GGL kumparan bergantung pada banyak lilitannya. Makin banyak
lilitannya, makin besar ggl kumparan. Jika GGL dan Banyak lilitan kumparan
sekunder masing-masing V2 dan N2 serta GGL dan banyak lilitan kumparan primer
masing-masing V1 dan N1, maka diperoleh hubungan (Kanginan, 2000). :

Jika lilitan primer N1 lebih banyak daripada lilitan sekunder (N1>N2), maka
tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder (V1> V2) yang disebut
transformator step-down. Jika lilitan primer lebih sedikit daripada lilitan sekunder
(N1<N2), maka tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder (V1<V2)
disebut transformator step-up.Kuat arus dan tegangan pada kumparan primer
adalah I1 dan V1, sehingga daya listrik pada kumparan primer adalah P1=V1 I1. Kuat
arus dan tegangan pada kumparan sekunder adalah I2 dan V2, sehingga daya listrik
yang diberikan pada kumparan sekunder adalah P2=V2 I2. Untuk transformator
ideal, daya hilang dalam transformator diabaikan, sehingga daya listrik pada
kumparan primer diteruskan seluruhnya ke kumparan sekunder. Bahwa efisiensi
transformator sama dengan 100% (= 100%) (Kanginan, 2000).

atau
Transformator dalam praktik pada kenyataannya memiliki efisiensi sekitar
90 99% karena adanya rugi-rugi daya. Pada transformator tidak ideal, daya listrik
pada primer tidak diteruskan seluruhnya ke sekunder karena adanya rugi-rugi daya
(Kanginan, 2000).

Efisiensi sebuah transformator () adalah hasil bagi antara daya sekunder


dengan daya primer (Kanginan, 2000).

2.5 Kerugian Dalam Transformator


Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder
sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian
yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator) :
Kerugian tembaga. Kerugian I2R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding)
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan
material inti reluktansi rendah.
Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang
terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat
biasa.
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan
yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks
magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-
ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang
kalau digunakan inti berlapis-lapisan.

2.6 Jenis-Jenis Transformator


1) Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).
Gambar 1.5a Lambang transformator step-up

2) Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-
DC.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator)

Gambar 1.5b Skema transformator step-down

3) Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

Gambar 1.5c Skema autotransformator

4) Transformator isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah


sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat
sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan
audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

5) Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus


untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini
menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi
pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat
arus pada lilitan primer berbalik arah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

6) Transformator tiga fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara
delta () (http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator merupakan
komponen elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau lebih lilitan yang saling
dikaitkan medan magnet bersama.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan
sekunder.Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika
efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan
sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=286
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator).

Вам также может понравиться