Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan
dengan masalah penelitian, antara lain: (1) konsep dasar lansia, (2) konsep dasar
konsep diri, (3) konsep terapi aktivitas kelompok, (4) kerangka konsep dan (5)
hipotesis penelitian.
sebagai lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapi umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang sering terjadi pada semua orang pada saat mereka
8
9
satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu
terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup
sempit, proses tersebut tidak tertandingi (Stanley dan Patricia, 2006). Berikut
1) Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia 45 sampai 59.
Lanjut usia (Eldery) yakni antara usia 60 sampai 74 tahun. Usia lanjut tua
(Old) yaitu 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) yaitu usia
diatas 90 tahun.
3) Usia dewasa muda (Eldely Adulthood) : 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa
penuh (Middle Years) atau maturitas : 45-60 tahun. Lanjut usia (Geriarty Age)
lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan lebih
1) Biologi
tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuan.
Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk
spesies tertentu. Setiap sepesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam
genetik/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas tertentu sehingga
beberapa waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat
DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini
terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau
perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga
(1) Teori penurunan sistem imun tubuh atau Auto-immune theory : Mutasi yang
mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi yang rusak membrane
Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto imun pada lansia. Dalam
proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit. Sebagi contoh, tambahan kelenjar timus yang pada
usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan auto imun.
(2) Teori kerusakan akibat radikal bebas atau Free Radical Theory : Teori radikal
bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses
merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mepunyai
elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau
oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
(3) Teori menua akibat metabolisme : telah dibuktikan dalam berbagai percobaan
(4) Teori rantai silang atau Cross Link Theory : Teori ini menjelaskan bahwa
(molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi
(5) Teori fisiologi: Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas
teori oksidasi stres dan teori dipakai-aus atau wear and tear theory. Di sini
terjadi kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai
internal)
3) Teori Sosiologis
(1) Teori interaksi sosial: teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia
bertindak pada situasi tertentu, yaitu atas dasar beberapa hal yang dihargai
kemampuannya bersosialisasi.
(2) Teori aktivitas atau kegiatan: Teori aktivitas atau kegiatan merupakan : (1)
Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
banyak ikut serta dalam kegiatan sosial, (2) Lansia akan merasakan kepuasan
mungkin, (3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lansia, (4) Mempetahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
(3) Teori kepribadian berlanjut atau Continuity Theory: Dasar kepribadian atau
tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini merupakan gabungan teori
13
terjadi pada seorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
saat merupakan gambarannya kelak pada saat itu ia menjadi lansia. Hal ini
dapat dilihat dari gaya hidup, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,
(4) Teori pembebasan atau penarikan diri atau Disangagement Theory: Teori ini
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
kuantitasa sehingga sering lansia mengalami kehilangan ganda atau triple loss.
yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat
kematiannya.
4) Teori Psikologis
(1) Teori kebutuhan manusia dari Maslow: orang yang bisa mencapai aktualisasi
menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang
sempurna.
(2) Teori Jung: terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
(1) Aktifitas atau kegiatan atau activity theory: Ketentuan akan meningkatnya
penurunan jumlah secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dalam banyak kegiatan sosial.
yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia dipengaruhi oleh kepribadian
yang dimilki.
kehidupan sosialnya.
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda atau multiple pathologi, misalnya:
tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang
rapuh, penglihatan rabun dan pendengaran menurun. Secara umum kondisi fisik
berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi
dengan kondisi psikologis maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada
usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memfosir fisiknya. Seorang lansia
harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur,
1) Perubahan sel : (1) Lebih sedikit jumlahnya, (2) Lebih besar ukurannya, (3)
dalam respond dan waktu bereaksi khususnya stress, (3) Mengecilkan saraf
panca indra.
4) Sistem penglihatan : (1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar, (2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola), (3) Lensa lebih suram
5) Sistem kardiovaskuler : (1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku, (2)
kaku, (2) Menurunnya aktivitas dari silia, (3) Paru-paru hilang elastisitasnya,
16
(4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, (5) CO2
7) Sistem gastrointestinal : (1) Kehilangan gigi, hal ini dapat menyebabkan nafsu
makan menjadi menurun sehingga pola makannya menjadi berubah, (2) Indra
Esofagus melebar, (4) Asam lambung menurun, (5) Peristaltik lemah dan
8) Sistem endokrin : (1) Produksi dari hamper semua hormone menurun, (2)
9) Sistem kulit : (1) Keriput akibat kehilangan jaringan lemak, (2) Kulit kepala
menurunnya cairan dan vaskularitas, (4) Kuku jari menjado keras dan rapuh.
10) Sistem muskuluskeletal : (1) Persendian membesar dan makin kaku, (2)
Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas, (3) Tendon mengerut dan
mengalami skelerosis.
Penurunan fungsi dan potensial seksual pada lanjut usia sering kali
gizi karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang dan
reaksi dan prilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
gerakan, tidak kooardinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
(Nugroho, 2008).
2.2.1 Pengertian
memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu
lahir, tetapi dipelajari sebagai pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,
psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai
hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Konsep diri ini berkembang
diri adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan suatu
dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide dan tujan (A. Aziz
gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran
Hal-hal penting yang terkait dengan identitas diri, yaitu (1) Berkembang sejak
yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang dirinya tidak sama
dengan orang lain, unuk dan tidak ada duanya, (3) Identitas jenis kelamin
berkembang secara bertahap sejak bayi, (4) Identitas jenis kelamin dimulai
2) Gambaran (citra) diri adalah sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang
3) Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga
19
diri dapat diperoleh melalui orang lain. Adapun karakteristk harga diri yaitu (1)
Harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum, (2) Harga diri bervariasi dalam
diri apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri dan
Harga diri rendah dapat disebabkan hal berikut (1) Kehilangan kasih
saying atau cinta-kasih dari orang lain, (2) Kehilangan penghargaan dari orang
Faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu (1) Pengalaman, (2) Pola asuh,
Terdapat beberapa cara meningkatkan harga diri yaitu (1) Beri kesempatan
untuk berhasil, (2) Beri pengakuan dan pujian, (3) Jangan member tugas yang
kreatifitas anak untuk berkembang, (5) Dorong aspirasi atau cita-citanya, (6)
4) Peran diri adalah pola perilaku yang diharapakan oleh lingkungan sosial
penting yang terkait dengan peran yaitu (1) Peran dibutuhkan individu sebagai
aktualisasi diri, (2) Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai ideal diri,
20
menghasilkan harga diri yang tinggi atau sebaliknya, (3) Posisi individu di
masyarakat dapat menjadi stressor teerhadap peran, (4) Stres peran timbul
karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang
tidak mungkin dilaksanakan, (5) Stres peran terdiri dari konflik peran, peran
yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan peran yang terlalu banyak.
Hal-hal yang terkait dengan ideal diri yaitu (1) Perkembangan awal terjadi
pada masa anak, (2) Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi
terhadap orang tua, guru, dan teman, (3) Dipengaruhi oleh orang-orang yang
dianggap penting dalam member tuntunan dan harapan dan (4) Mewujudkan
pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
2) 3 tahun mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai,
akan perasaan seperti senang, kecewa dan sensitive terhadap umpan balik dari
keluarga.
4) 6-12 tahun yaitu menggambarkan umpan balik dari teman sebaya dan guru,
sikap, nilai dan keyakinan menentukan tujuan masa depan, merasa positif atas
6) 20-40 tahun memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang
lain, memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri dan mengalami
8) Di atas 60 yahun merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan dan
2) Pengalaman masa lalu yaitu adanya umpan balik dari orang-orang penting,
situasi stressor sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup, atau faktor yang
berkaitan dengan masalah stersor, usia, sakit yang diderita atau trauma,
3) Tingkat tumbuh kembang yaitu adanya dukungan mental yang cukup akan
membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam konsep diri, yaitu (1) Dipelajari
melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain, (2) Berkembang
secara bertahap, diawali pada waktu bayi mulai mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain, (3) Positif ditandai dengan kemampuan intelektual dan
hubungan sosial yang maladaptive, merupakan aspek kritikal dan dasar dari
perkembangan bicara dan terbentuk karena peran keluarga, khususnya pada masa
Hal yang penting dalam konsep diri, yaitu (1) Aspek utama dalam
perkembangan identitas diri adalah nama dan panggilan anak, (2) Pandangan
23
pandangan orang lain terhadap dirinya, (3) Suasana keluarga yang serasi atau
perasaan positif dan berarti bagi anak, (4) Penemrimaan keluarga akan
dan kesadaran akan potensi dirinya. Kepada anak disarankan agar seminimal
mungkin menggunakan kata jangan, tidak boleh dan nakal tanpa penjelasan lebih
lanjut.
1) Dimensi Internal atau yang disebut juga kerangka acauan internal (internal
dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk yaitu : diri identitas (identinty self),
hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya serta hal-hal lain
di luar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang luas, misalnya diri yang
ini dikemukakan oleh Fitts adalah dimensi eksternal yang bersifat umum bagi
semua orang dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu (1) Diri fisik (physical self)
yaitu diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara
24
fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya,
self) bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi
meliputi batas baik dan buruk, (3) diri pribadi (personal self) merupakan
persaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak
dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, tetapi
dipengaruhi oleh sejauh mana ia merasa dirinya sebagi pribadi yang tepat, (4)
Diri keluarga (family self) menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang
anggota dari suatu keluarga dan (5) Diri sosial (social self) bagain ini
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart &
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berediskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia
dalam Yosep, 2007). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, (2) Membentuk
2) Khusus yaitu (1) Menigkatkan identitas diri, (2) Menyalurkan emosi secara
(Yosep, 2007)
26
Tipe : Biblioterapy
melatih persepsi.
Tipe : Relaksi
Aktivitas : Belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot
dan imajinasi.
Aktivitas : Fokus orientasi waktu, tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4) Mengembangkan sosialisasi
Aktivitas : Mengorientasi diri dan regresi pada klien menarik realitas dalam
2006)
2) Model komunikasi
berkomunikasi, (2) Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya
komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup, (3) Pesan yang disampaikan
dapat dipahami orang lain, (4) Anggota dapat menggunakan teori komunikasi
dalam membantu satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif.
28
dan sosial anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota
3) Model interpersonal
interpersonal. Pada teori ini terapis, melalui proses anggota kelompok belajar
4) Model psikodrama
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
perasaannya.
(2) Menarik diri dari realitas, (3) Inisiasi atau ide-ide negatif.
panca indra dan kemampuan mengekspresikan stimulus baik dari internal maupun
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien,
dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikain pula
dengan orientasi waktu saat ini, waktu lalu, dan rencana ke depan. Terapi aktivitas
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu, dan tempat. Teknik yang
dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), (2) Penderita dapat
realitas, (4) Penderita mampu mengenali diri sendiri, (5) Penderita mampu
Penderita dengan ganggaun orientasi realita (GOR): (halusinasi, ilusi, waham dan
depresonalisasi) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, (2) Penderita
dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain, (3) Penderita kooperatif, (4) Dapat berkomunikasi verbal
disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal
(satu dan satu), kelompok dan masa. Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk
Memberi tanggapan terhadap orang lain, (3) Mengekspresikan ide dan tukar
Tujuan umum dari TAK sosialisai yaitu agar klien mampu meningkatkan
Menyebutkan identitas penderita lain, (3) Berespon terhadap penderita lain, (4)
kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan, (2)
Penderita sering berada di tempat tidur, (3) Penderita menarik diri, kontak sosial
kurang, (4) Penderita dengan harga diri rendah, (5) Penderita gelisah, curiga, takut
dan cemas, (6) Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan, (7) Sudah dapat menerima trust, mau berinterkasi,
prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok, fase terminasi kelompok
1) Fase Prakelompok
kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr.
Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota yang ideal dengan cara
verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10.
Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah
punya diagnose yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan
peran baru. Diktat Keperawatan Jiwa (2009) pada fase ini terhadap 3 tahapan yang
(1)Orientasi
anggota.
(2)Konflik
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaiman peran anggota, tugasnya dan
(3)Kebersamaan
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan
realistis. Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep, 2007).
(5)Fase Terminasi
2.3.7 Terapis
klien yang mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain (1) Dokter, (2)
Psikeater, (3) Psikolog, (4) Perawat, (5) Fisioterapis, (6) Speech teraphis, (7)
adalah:
3) Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep konsep
persipan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian
tugas terapis.
tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin terapi aktivitas
kelompok.
35
anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain
resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop
uot. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis,
keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi
hubungan sosial.
2) Tujuan TAKS
Tujuan umum dari TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial
dalam kelompok secara bertahap. Sedangkan tujuan khusus dari TAKS yaitu (1)
Klien mampu memperkenalkan diri, (2) Klien mampu berkenalan dengan anggota
(4) Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain, (5) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok, (6) Klien
mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan sosial berikut (1) Klien
menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal, (2) kerusakan
1. Sesi 1: TAKS
1) Tujuan
2) Setting, yaitu (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat, yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode, yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab,
5) Langkah Kegiatan
(1) Persiapan berupa a) Memilih klien sesuia dengan indikasi, yaitu konsep diri:
tempat pertemuan.
(2) Orientasi
Menjelaskan aturan main berikut: 1) Jika ada klien yang akan meninggalkan
(3)Tahap Kerja
a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta pola
diedarkan berlawanan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat tape
dirinya.
38
b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
c) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi dan
d) Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan temple atau pakai.
f) Beri untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
(4)Tahap terminasi
a) Evaluasi, yaitu: (a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK, (b)
c) Kontrak yang akan datang, yaitu (a) Menyepakati kegiatan untuk berkelanan
(5)Evaluasi
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
39
2. Sesi 2: TAKS
1) Tujuan
Memperkenalkan diri sendiri, (2) Menanyakan diri anggota kelompok lain: nama
2) Setting, yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dlam lingkara, (2) Ruangan
3) Alat, yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(1) Persiapan, berupa a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi
(2) Orientasi
a) Salam terapiutik, pada tahap ini terapis melakukan (a) Memberi salam
c) Kontrak
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
kegiatan45 menit, 3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan pada
jarum jam.
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada disebelah kanan
dengan cara: (a) Memberi salam, (b) Menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi, (c) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal
d) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang
kanannya kepada kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan
f) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien mengikuti TAK, (b) Memberi
c) Kontrak yang akan datang, yakni (a) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu
(5) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien dengan tujuan TAK.
3. Sesi 3: TAKS
1) Tujuan, yaitu: (1) Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok, (2)
2) Setting, yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat, yaitu (1) Tape recorer, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(1) Persiapan, berupa a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi
(2) Orientasi
a) Salam terpeutik, pad tahp ini terapis melakukan (a) Memberi salam terapeutik,
c) Kontrak
(a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang kehidupan
pribadi.
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan pada
jarum jam.
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompkm yang memegang bola mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada
disebelah kanan dengan cara: (a) Memberi salam, (b) Memanggil panggilan,
d) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK, (b)
klien.
c) Kontrak yang akan datang, yakni (a) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu
(5) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
4. Sesi 4: TAKS
anggota kelompok yaitu: (1) Menanyakan topik yang ingin dibicarakan, (2)
Memilih topik yang ingin dibicarakan, (3) Memberi pendapat tentang topik
yang dipilih.
2) Setting, yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat, yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(1) Persiapan, berupa a) Meningkatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi
(2) Orientasi
44
a) Salam terapeutik, pada tahap ini terapis melakukan (a) Memberi salam
c) Kontrak
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
a) Hidupkan kaset pada tape recoder dan edarkan bola tenis berlawanan pada
jarum jam.
b) Pada saat tape dimatiakan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyampaikan satu topic yang ingin dibicarakan dimulai oleh
terapis sebagai contoh. Misalnya cara bicara yang baik atau cara mencari
teman.
d) Ulangi no. a),b) dan c) sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
e) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan, anggota
memegang bola memilih topic yang disukai untuk dibicrakan dari daftar yang
ada.
45
h) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang
j) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK, (b)
klien.
c) Kontrak yang akan datang, yakni (a) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu
(5) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
5. Sesi 5: TAKS
1) Tujuan
orang lain yaitu (1) Menyampaikan masalah pribadi, (2) Memilih satu masalah
46
yang ingin dibicarakan, (3) Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang
dipilih.
2) Setting yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(1) Persiapan, berupa a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi
(2) Orientasi
a) Salam terapeutik, pada tahap ini terapis melakukan (a) Memberi salam
c) Kontrak
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan jarum
jam.
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
dimulai oleh terapis sebagi contoh. Misalnya :sulit bercerita atau tidak
e) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan, anggota
h) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang
j) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien setealh mengikuti TAK, (b)
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang, yakni (a) Menyepakati kegiata berikutnya yaitu
(5) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
6. Sesi 6: TAKS
1) Tujuan, yaitu (1) Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok, (2) Bertanya dan meminta sesuai kenutuhan pada orang lain, (3)
2) Setting, yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat, yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis, (4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(1) Persiapan, berupa a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi
(2) Orientasi
a) Salam terapeutik, pada tahap ini terapis melakukan: (a) Memberi salam
c) Kontrak
(a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta kartu yang
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
kegiatan 45 menit, 3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b) Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun kartu sesuai dengan seri
c) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
d) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola memulai
permainan berikut: meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap)
sub judul, jika kartu yang dipegang serinya tak lengkap, maka diperkenankan
mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja, jka anggota kelompk
mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja, setiap menerima kartu,
e) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien setalah mengikuti TAK, (b)
(b) Memasukkan kegiatan bekerja sama pad ajadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan datang, yakni (a) Menyepakti kegiatan berikutnya yaitu
tempat.
(5) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
7. Sesi 7: TAKS
1) Tujuan
2) Setting, yaitu: (1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran, (2)
3) Alat, yaitu (1) Tape recorder, (2) Kaset, (3) Bola tenis,(4) Buku catatan dan
4) Metode yaitu berupa (1) Dinamika kelompok, (2) Diskusi dan Tanya jawab, (3)
Bermain peran.
5) Langkah kegiatan
(2)Orientasi
a) Salam salam terapeutik, pada tahap ini terapis melakukan (a) Memberi salam
c) Kontrak
pertemuan TAKS.
(b)Menjelaskan aturan main sebagai berikut: 1) Jika ada peserta yang akan
(3)Tahap kerja
52
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawan dengan
b) Pada saat tape dimatikan, angoota kelompok yang memegang bola mendapat
d) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompk dengan memberi tepuk
tangan.
(4)Tahap Terminasi
a) Evaluasi, yaitu (a) Menanyakan perasaan klien setelah mengiktu TAK, (b)
(5)Evaluasi
kerja. Aspek yang dievalauasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.
dan kemampuan non verbal. Diman setiap sesi dalam TAKS tersebut dilakukan
penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan tiap klien. Dengan memberi
tanda () atau skor 1 jika klien mampu dan (x) atau skor 0 jika klien tidak mampu.
53
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika
nilai 0,1, atau 2 klien belum mampu. Tapi penilaian TAKS pada sesi 2 berbeda
dengan sesi yang lainnya, penilaiannya yaitu pada kemampuan verbal jika nilai
6 klien mapu, dan jika nilai 5 klien belum mampu. Sedangkan pada kemapuan
non verbal jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika 2 klien belum mampu
(Keliat, 2005).
Faktor yang
berkontribusi terhadap
konsep diri:
- Fisik
- Psikologis
- Dukungan sosial Konsep Ada
- Spiritual Diri Lansia peningkatan
- Lingkungan sosial- konsep diri
budaya
- Kondisi kesehatan TAK
Sosialisasi
Faktor predisposisi: Tidak ada
1. F. Harga diri peningkatan
2. F. Penampilan peran konsep diri
3. F. Identitas personal
Faktor presipitasi:
1. Situsai atau stressor
54
Keterangan:
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
Peningkatan konsep diri pada lansia ini dapat terlihat setelah diberi salah
satu bentuk penatalaksanaan konsep diri yaitu dengan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. TAK ini dapat memabantu penyembuhan pasien dengan konsep diri,
tetapi ada juga yang belum ada terjadinya peningkatan konsep diri meskipun
kesehatan. Selain itu ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya konsep diri
yaitu: faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yang mana kedua faktor tersebut
dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh terapi
aktivitas kelompok sosialisasi terhadap penigkatan konsep diri pada lansia di Desa