Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau
suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada bayi.
Ditemukannya bedah sesar memang dapat mempermudah proses
persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih jalan ini
walaupun sebenarnya mereka bisa melahirkan secara normal.namun
faktanya menurut bensons dan pernolls,angka kematian pada operasi sesar
adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup.Angka ini menunjukan resiko
25x lebih besar dibangdingkan dengan persalinan melalui
pervaginaan.Bahkan untuk satu kasus karena infeksi mempunyai angka
80x lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervagina.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien
dengan Sectio Caesarae
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguasai konsep teori mengenai Sectio Caesarae
b. Mampu mengidentifikasi data-data yang perlu dikaji pada pasien
dengan Sectio Caesarae
c. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan dengan pasien Sectio
Caesarae
d. Mampu menyusun tindakan keperawatan pada pasien Sectio Caesarae

1|Page
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Sectio
Caesarae
f. Mampu megevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada pasien
Sectio Caesarae
g. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Sectio
Caesarae

1.3 Manfaat
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai informasi dasar untuk mengenal Sectio Caesarae
3. Bagi Masyarakat
Menambah ilmu dan wawasan masyarakat dalam perawatan post op
sectio caesarae yang bisa dilakukan di rumah dalam lingkungan
masyarakat itu sendiri.

2|Page
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Defenisi Sectio Caesarae (SC)


Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan insisi
pada abdomen dan uterus. (Joy, 2009).

2.2 Etiologi Sectio Caesarae


Indikasi pemberian tindakan Sectio Caesarea
antara lain:
a. Faktor janin
1) Bayi terlalu besar
2) Kelainan letak janin
3) Ancaman gawat janin (fetal disstres)
4) Janin abnormal
5) Faktor plasenta
6) Kelainan tali pusat
7) Bayi kembar (multiple pregnancy)

3|Page
b. Faktor ibu
1) Usia
2) Tulang panggul
3) Persalinan sebelumnya Caesar
4) Faktor hambatan panggul
5) Kelainan kontraksi rahim
6) Ketuban pecah dini
7) Rasa takut kehilangan

2.3 Jenis-jenis Sectio Caesarae


1. Abdomen (sectio caesarae abdominalis)
a. Sectio caesarae transperitonealis
- SC klasik atau korporal (dengan insisi memanjang pada corpus
uteri)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira- kira 10 cm
Kelebihan :
a) Mengeluarkan janin dengan cepat
b) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
c) Sayatan bisa di perpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :
a) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak
ada reperitonealis yang baik
b) Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture
uteri spontan

- SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen


bawah rahim
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada
segmen bawah rahim (low servical transversal) kira- kira 10 cm
Kelebihan :

4|Page
a) Penjahitan luka lebih mudah
b) Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
c) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
d) Perdarahan tidak begitu banyak
e) Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
Kekurangan :
a) Luka dapat melebar kekiri, kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan
perdarahan banyak
b) Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

b. SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis


dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

2. Vagina (section caesarae vaginalis)


Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarae dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Sayatan memanjang (longitudinal)
b. Sayatan melintang (transversal)
c. Sayatan huruf T ( T insicion)

2.4 Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC).

5|Page
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan,
penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah
ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan
dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan
terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di
sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah
proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan
luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah risiko infeksi.

6|Page
7|Page
2.5 Manifestasi klinis
Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dgn post
sectio caesarea, antara lain :
- Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.
- Terpasang kateter : urine jernih & pucat.
- Abdomen lunak & tidak ada distensi.
- Bising usus tidak ada.
- Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
- Balutan abdomen tampak sedikit noda.
- Aliran lokhia sedang & bebas bekuan, berlebihan & banyak.

3. Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
1. Infeksi puerperal (nifas)
2. Perdarahan
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi
4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.

4. Perawatan Pra dan post operatif pada sectio caesarae

A. PERSIAPAN KAMAR BEDAH


Periksa dan pastikan bahwa :
1. Kamar bedah telah bersih- selalu harus dibersihkan segera setelah
dipakai
2. Peralatan dan kain laken telah ada, termasuk obat- obatan dan
oksigen
3. Alat resusitasi ada dan berfungsi
4. Baju cukup tersedia untuk tim operasi
5. Kain/ linen cukup
6. Kassa, sarung tangan dan instrumen cukup
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Jelaskan kepada pasien prosedur operasi kepada pasien, namun bila
tidak sadar jelaskan kepada keluarganya
2. Isilah formulir ijin operasi (informed consent)

8|Page
3. Berilah dukungan moril agar pasien tidak takut menghadapi
pembedahan
4. Lapangan operasi dipersiapkan dengan tindakan antiseptik. Kulit
abdomen dibersihkan dengan bilasan air dan sabun untuk
membersihkan lemak dan kotoran, termasuk umbilikus. Rambut
pubus hanya digunting bila mengganggu lapangan operasi. Jadi
tidak perlu memangkas/ mencukur semua rambut pubis/ vulva
5. Bila terdapat infeksi intrapartum dan ketuban pecah lama, vagina
dibersihkan dengan cairan betadine
6. Demikian pula komplikasi ibu dan kondisi janin merupakan
pertimbangan jenis operasi dan pemberian cairan
7. Pemeriksaan rutin terhadap fisik dan khusus dilakukan untuk
merencanakan secara cermat jenis anestesi, lama pembedahan,
kesulitan/ komplikasi dan teknik pembedahan
8. Pembedah harus memeriksa sendiri serta menuliskan rencana
pembedahan pada rekam medik
9. Pemeriksaan fisik umum meliputi : keadaan umum (kesadaran,
gizi), paru, jantung, abdomen hati, limpa) dan anggota gerak. Catat
juga tensi, nadi, nafas dan suhu. Pada pemeriksaan obstetrik
tentukan keadaan janin (letak, besar, tunggal/gemeli)
10. Perlu diketahui jenis operasi yang pernah dijalani, termasuk
kesulitan/ komplikasi (untuk meramalkan perlekatan dan kelainan
organ, misalnya kanker)
11. Dari anamnesis perlu diketahui penyakit yang pernah diderita :
- Paru : asma, tuberkulosis
- Jantung : iskemi
- Hati : hepatitis
- Kelainan pembekuan darah/ penggunaan obat dan
trombosis
- Diabetes melitus
- Alergi terhadap obat
12. Laboratorium
- Ambillah sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium
rutin ialah : Hb, Ht, lekosit (hitung jenis), trombosit,
golongan darah. Pada pembedahan berencana juga diambil
darah untuk kadar gula puasa dan postprandial.
- Kemudian ambil contoh urin untuk pemeriksaan rutin
13. Pemeriksaan khusus ditujukan pada kondisi :
- Usia > 40 tahun : ECG
- Kelainan paru : foto thorax
- Kelainan ginjal/ ureter/ desakan tumor : ureum, kreatinin,
CCT
- Kelainan hepar : SGOT, SGPT, LDH
- Kelainan darah : PT, APTT, D-Dimer
14. Pemeriksaan penunjang USG dilakukan atas keperluan penentuan
lokasi patologi misalnya : letak plasenta untuk menentukan jenis

9|Page
insisi uterus. Idealnya pasien harus puasa 6 jam pra operatif
MANAJEMEN POST OPERATIF
1. Pasien dibaringkan miring didalam kamar pulih dengan
pemantauan ketat : tensi, nadi, nafas tiap 15 menit dalam 1 jam
pertama, kemudian 30 menit dalam 1 jam berikut dan selanjutnya
tiap jam
2. Pasien tidur dengan muka dan yakinkan kepalanya agak tengadah
agar jalan nafas bebas
3. Letakkan tangan atas di depan badan agar mudah melakukan
pengmabilan tensi
4. Tungkai bagian atas dalam posisi fleksi
ANALGESI
1. Analgesi yang diberikan ialah :
- Supposutoria : ketoprofen supp 2 kali 12 jam atau tramadol
- Oral : tramadol tiap 6 jam atau phenyl butazone atau
parasetamol
- Injeksi : petidine 50- 75 mg diberikan tiap 6 jam bila perlu
MOBILISASI
1. Pasien telah dapat menggerakkan kaki dan tangan serta tubuhnya
sedikit, kemudian dapat duduk pada jam ke 8- 12. Ia dapat berjalan
bila mampu pada 24 jam pasca bedah bahkan mandi sendiri pada
hari kedua.
MAKAN DAN MINUM
1. Setelah diperiksa peristaltik pada 6 jam pasca bedah, bila positif
maka ia dapat diberikan minum hangat sedikit. Pada anestesi
umum mungkin akan lebih lambat timbulnya peristaltik
2. Pasien dapat makan lunak atau biasa pada hari pertama . Infus
dapat diangkat 24 jam pasca bedah. Bila asien telah flatus maka ia
dapat makan
3. Kateter dapat dicabut 12 jam pasca bedah
PERAWATAN LUKA
1. Kassa perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti. Umumnya kassa perut dapat
diganti pada hari ke 3- 4 sebelum pulang dan seterusnya pasien
mengganti setiap hari. Luka dapat diberikan salep betadine sedikit.
2. Jahitan yang perlu dibuka dapat dilakukan pada 5 hari pasca bedah
PERAWATAN GABUNG
1. Pasien dapat dirawat gabung dengan bayi dan memberikan ASI
dakam posisi tidur atau duduk.
LABORATORIUM
1. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan ialah Hb dan Ht.
Biasanya akan terdapat penurunsn Hb 2%
2. Bila Hb dibawah 8 %, dipertimbangkan untuk transfusi
PENGANGKATAN KATETER
1. Kateter dibuka 12- 24 jam pasca bedah. Bila terdapat hematuria

10 | P a g e
maka pengangkatan dapat ditunda
2. Kateter akan tetap dipertahankan bila :
- Ruptura uteri
- Partus lama
- Edema perineal
- Sepsis
- Perdarahan
MEMULANGKAN PASIEN
1. Perawatan 3- 4 hari kiranya cukup untuk pasien. Berikan instruksi
mengenai perawatan luka dan keterangan tertulis mengenai teknik
pembedahan
2. Pasien diminta datang untuk ditindaklanjuti mengenai perawatan
luka 7 harin setelah pulang. Paien dapat mandi biasa setelah hari ke
5 dengan mengeringkan luka dan merawat luka seperti biasa
3. Pasien diminta datang segera bila terdapar perdarahan, demam dan
nyeri perut berlebihan.

11 | P a g e
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data Awal
1) Identitas klien, meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat,
suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit nomor register , dan diagnosa.
2) Identitas penanggung jawab meliputi, nama,umur,jenis kelamin dan
hubungan dengan klien.
2. Pengumpulan Data Dasar
1) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartus di dapatkan cairan
ketuban yang keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di
ikuti tanda-tanda persalinan.
a. Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung,
DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit
tersebut diturunkan kepada klien.
b. Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti
jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau
abortus.
1) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah

12 | P a g e
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing
4) Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi
areola mamae dan papila mamae
7) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih
terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam
kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10) Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

3.2 Diagnosa Keperawatan

13 | P a g e
Diagnosa yang mungkin muncul :
a. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu
tentang cara menyusui yang bernar.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agent injury fisik jalan lahir.

C. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1 Menyusui tidak Setelah diberikan tindakan Pendidikan Kesehatan :
efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Berikan informasi mengenai :
dengan kurangnya klien menunjukkan respon 1. Fisiologi menyusui
pengetahuan ibu breast feeding adekuat dengan 2. Keuntungan menyusui
tentang cara kriteria hasil : 3. Perawatan payudara
menyusui yang benar 1. Klien mengungkapkan 4. Kebutuhan diit khusus
puas dengan kebutuhan 5. Faktor-faktor
untuk menyusui yang
2. Klien mampu menghambat
mendemonstras proses menyusui
ikan perawatan 6. Demonstrasikan breast care
payudara dan pantau kemampuan
klien untuk melakukan
secara teratur
7. Ajarkan cara mengeluarkan
ASI dengan benar, cara
menyimpan, cara
transportasi sehingga bisa
diterima oleh bayi
8. Berikan dukungan dan
semangat pada ibu untuk
melaksanakan pemberian
ASI eksklusif
9. Berikan penjelasan tentang
tanda dan gejala bendungan
payudara, infeksi payudara
10. Anjurkan keluarga untuk
memfasilitasi dan
mendukung klien dalam
pemberian ASI
11. Diskusikan tentang sumber-
sumber yang dapat
memberikan informasi/
memberikan pelayanan KIA

14 | P a g e
2 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
cedera fisik (luka keperawatan selama 3x 24 1. Lakukan pengkajian
insisi operasi) jam diharapkan nyeri nyeri secara
berkurang dengan indicator: kompeherensif
1. Skala nyeri termasuk lokasi,
2. Kontrol nyeri karakteristik, durasi,
3. Kenyamanan nyeri frekuensi, kualitas dan
Kriteria Hasil : faktor presipitasi
1. Mampu mengontrol 2. Obsevasi reaksi
nyeri (tahu penyebab nonverbal dari
nyeri, mampu ketidaknyaman
menggunakan teknik 3. Gunakan teknik
nonfarmakologi komunikasi teraupetik
untuk mengurangi untuk mengetahui
nyeri, menguangi pengalaman nyeri
rasa nyeri, mencari pasien
bantuan) 4. Kaji kultur yang
2. Melaporkan bahwa mempengaruhi respon
nyeri berkurang nyeri
dengan 5. Bantu pasien dan
menggunakan keluarga untuk mencari
manajemen nyeri dan menemukan
3. Mampu mengenali dukungan
nyeri (skala, 6. Kurangi faktor
intensitas, frekuensi presipitasi nyeri
dan tanda nyeri) 7. Pilih dan lakukan
4. Menyatakan rasa penanganan nyeri
nyaman setelah nyeri (farmakologi, non
berkurang farmakologi dan
5. Tanda vital dalam interpesonal)
rentang normal 8. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
9. Evaluasi keefektifan
kontol nyeri
10. Tingkatkan istirahat
11. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,sarwono. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka

Prawirohardjo,sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka

Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Moha Medica

16 | P a g e

Вам также может понравиться

  • Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
    Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
    Документ2 страницы
    Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • MENAJEMEN NYERI
    MENAJEMEN NYERI
    Документ8 страниц
    MENAJEMEN NYERI
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Woc Thalasemi
    Woc Thalasemi
    Документ4 страницы
    Woc Thalasemi
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Sap
    Sap
    Документ3 страницы
    Sap
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Stroke Merupakan Istilah Yang Tidak Asing Lagi Bagi Sebagian Masyarakat
    Stroke Merupakan Istilah Yang Tidak Asing Lagi Bagi Sebagian Masyarakat
    Документ1 страница
    Stroke Merupakan Istilah Yang Tidak Asing Lagi Bagi Sebagian Masyarakat
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ3 страницы
    Bab Ii
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • LP Maternitas Revisi
    LP Maternitas Revisi
    Документ23 страницы
    LP Maternitas Revisi
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Promkes Ok
    Promkes Ok
    Документ31 страница
    Promkes Ok
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Kesimpulan dan Saran tentang Kenakalan Remaja
    Kesimpulan dan Saran tentang Kenakalan Remaja
    Документ2 страницы
    Kesimpulan dan Saran tentang Kenakalan Remaja
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ15 страниц
    Presentation 1
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Документ24 страницы
    Imunisasi
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ3 страницы
    Satuan Acara Penyuluhan
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Ginokologi
    Ginokologi
    Документ26 страниц
    Ginokologi
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Cover 33
    Cover 33
    Документ1 страница
    Cover 33
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Woc Thalasemia
    Woc Thalasemia
    Документ11 страниц
    Woc Thalasemia
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Manajemen Nutrisi pada DM
    Manajemen Nutrisi pada DM
    Документ24 страницы
    Manajemen Nutrisi pada DM
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Sap Buk Opa
    Sap Buk Opa
    Документ17 страниц
    Sap Buk Opa
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Документ24 страницы
    Imunisasi
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Karakteristik Toddler
    Karakteristik Toddler
    Документ3 страницы
    Karakteristik Toddler
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • KANKER RAHIM
    KANKER RAHIM
    Документ13 страниц
    KANKER RAHIM
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • THALASEMIA
    THALASEMIA
    Документ4 страницы
    THALASEMIA
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ3 страницы
    Satuan Acara Penyuluhan
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Keluarga Berencana Jenis Jenis Metode Kontrasepsi
    Keluarga Berencana Jenis Jenis Metode Kontrasepsi
    Документ47 страниц
    Keluarga Berencana Jenis Jenis Metode Kontrasepsi
    Aswin Prayogo
    Оценок пока нет
  • Iud 1
    Iud 1
    Документ34 страницы
    Iud 1
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Intervensi Keperawatan Faktor Risiko MEROKOKDAN ALKOHOL CINTA
    Intervensi Keperawatan Faktor Risiko MEROKOKDAN ALKOHOL CINTA
    Документ12 страниц
    Intervensi Keperawatan Faktor Risiko MEROKOKDAN ALKOHOL CINTA
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Pola Makan Dan Diet Pasien Diabetes
    Pola Makan Dan Diet Pasien Diabetes
    Документ24 страницы
    Pola Makan Dan Diet Pasien Diabetes
    Leo Chandra Wisnu P
    Оценок пока нет
  • SAP - Pengenalan Tanda Bayaha Post Partum
    SAP - Pengenalan Tanda Bayaha Post Partum
    Документ9 страниц
    SAP - Pengenalan Tanda Bayaha Post Partum
    hitam1putih5
    Оценок пока нет
  • Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas
    Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas
    Документ5 страниц
    Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет
  • Manajemen Nutrisi pada DM
    Manajemen Nutrisi pada DM
    Документ24 страницы
    Manajemen Nutrisi pada DM
    cinta mulya hati
    Оценок пока нет