Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB V

INFLASI DAN ESKALASI DALAM PROYEK MINERAL

6.1. Inflasi dan Eskalasi dalam Analisis Ekonomi


Dalam evaluasi proyek mineral, perkiraan atas harga-harga (baik biaya
maupun pendapatan) hendaknya dilakukan secara konsisten dengan mendasarkan
pada nilai uang rupiah (dollar) konstan ataupun eskalasi. Dalam kegiatan ekonomi,
adanya inflasi dapat menyebabkan uang yang akan dibelanjakan atau diterima di
masa mendatang akan berkurang nilainya dibanding uang sekarang. Sering terjadi
bahwa pengertian inflasi dicampuradukkan dengan pengertian eskalasi. Namun
dalam analisis ekonomi dan penanaman modal, pengertian tersebut dibedakan.
Walaupun banyak ragam definisi inflasi, namun secara umum inflasi dapat
didefinisikan sebagai suatu peningkatan tingkat harga umum (rata-rata) dalam suatu
perekonomian nasional yang berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu,
di mana kenaikan harga tahunan ini tidak disertai dengan peningkatan dalam
keluaran (produktivitas). Dengan demikian adanya inflasi menyebabkan biaya dari
barang dan jasa meningkat dari biaya tahun sebelumnya. Dalam periode tersebut,
kekuatan membeli unit moneter (nilai nyata atau intrinsik) turun. Bila terjadi yang
sebaliknya, yakni suatu keadaan ekonomi di mana harga barang dan jasa mengalami
penurunan terus menerus secara tajam, perekonomian tersebut berada dalam keadaan
deflasi.
Ditinjau dari sudut bobotnya, inflasi dapat dibedakan menjadi empat macam,
yakni: inflasi ringan (pertumbuhan < 10% per tahun), inflasi sedang (10-30% per
tahun), inflasi berat (30-100% per tahun) dan inflasi sangat berat (> 100% per tahun).
Di Indonesia, angka inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan
perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) atas barang-barang dan jasa yang
dijadikan sebagai indikator ekonomi, yang meliputi beberapa macam indeks harga.
IHK mencakup 7 (tujuh) kelompok yaitu: 1) bahan makanan; 2) makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau; 3) perumahan; 4) sandang; 5) kesehatan; 6)
pendidikan, rekreasi dan olah raga; 7) transportasi dan komunikasi. Total barang-

V-1
barang yang dihitung di 43 kota di Indonesia mencakup lebih dari 200 komoditi
(Badan Pusat Statistik, 2002).
Persentase perubahan IHK (tingkat inflasi atau deflasi) per tahun dapat dihitung
berdasar rumus berikut:

( IHK ) n 1 ( IHK ) n
fn+1 = x 100 (5.1)
( IHK ) n
di mana:
fn+1 = tingkat inflasi pada periode n+1
IHKn+1 = Indeks Harga Konsumen pada periode n+1
IHKn = Indeks Harga Konsumen pada periode n

Sebagai contoh, misalkan ingin diketahui tingkat inflasi pada tahun 1996.
Untuk itu perlu diketahui data IHK pada tahun 1996 dan tahun 1995 (misalkan
seperti data dalam Tabel 6.1). Perhitungannya dengan menggunakan rumus (5.1)
adalah sebagai berikut:

( IHK ) 1996 ( IHK ) 1995 328,4 322,2


f1996 = x 100 = x 100 = 1,9%
( IHK ) 1995 322,2

Dalam menghitung IHK, perlu terlebih dahulu menetapkan suatu tahun tertentu
sebagai tahun dasar (base year) yang diberi harga indeks = 100. Contoh IHK dan
tingkat inflasi pada suatu periode waktu tertentu dari negara X terlihat dalam tabel
berikut ini.

V-2
Tabel 5.1
Contoh IHK dan tingkat inflasi dari negara X selama
tahun 1977 1998
Tingkat IHK Tingkat
Tahun IHK Inflasi (%) Tahun Inflasi (%)

1977 100 2,9 1988 195,4 7,7


1978 104,2 4,2 1989 217,4 11,3
1979 109,8 5,4 1990 246,8 13,5
1980 116,3 5,9 1991 272,4 10,4
1981 121,3 4,3 1992 289,1 6,1
1982 125,3 3,3 1993 298,4 3,2
1983 133,1 6,2 1994 311,1 4,3
1984 147,7 11,0 1995 322,2 3,6
1985 161,2 9,1 1996 328,4 1,9
1986 170,5 5,8 1997 340,4 3,6
1987 181,5 6,5 1998 355,0 4,3

Salah satu alat untuk mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan tingkat
inflasi adalah dengan mengatur tingkat bunga. Bila tingkat bunga tinggi, maka orang
akan terdorong untuk menanamkan uangnya di bank daripada menginvestasikan pada
sektor produksi atau industri yang risikonya jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan menanamkan uangnya di bank. Tingkat bunga yang tinggi akan menyedot
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Namun tingginya tingkat bunga, selain
akan meningkatkan nilai uang juga akan menyebabkan biaya peluang (opportunity
cost) pada sektor industri atau sektor riil meningkat. Sebaliknya, bila tingkat bunga
rendah, maka biaya peluang atau biaya modal juga rendah, di mana hal ini dapat
menyebabkan suatu proyek mineral yang semula tidak layak, sekarang menjadi
layak.
Secara tidak langsung, adanya inflasi dapat memberikan manfaat bagi suatu
proyek mineral. Misalnya, dengan adanya inflasi, proyek mineral yang
dikembangkan saat sekarang akan lebih kompetitif daripada bila proyek tersebut
dikembangkan di masa mendatang, karena biaya pengembangan di masa mendatang
adalah menjadi lebih mahal. Dengan adanya inflasi, upah nyata bagi karyawan
selama umur proyek menjadi menurun, karena umumnya kenaikan upah karyawan
tidak sejalan dengan inflasi. Bila ditambah bahwa kenaikan harga jual komoditas
mineral adalah meningkat sejalan inflasi, maka nilai ekonomi proyek mineral juga
akan meningkat.

V-3
Eskalasi adalah peningkatan tingkat harga dari suatu komoditi, barang atau
jasa tertentu yang berlangsung secara terus menerus dari waktu kewaktu, di mana
kenaikan ini disebabkan oleh suatu kombinasi dari inflasi, pasokan/permintaan dan
efek lainnya, seperti misalnya lingkungan, politik ataupun perubahan teknologi.
Perlu diperhatikan di sini bahwa eskalasi berkaitan dengan barang atau jasa tertentu,
sedangkan inflasi berkaitan dengan sekelompok barang dan jasa sehingga inflasi
adalah menunjukkan suatu perubahan rata-rata. Inflasi adalah merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terjadinya eskalasi harga atau biaya (Stermole and
Stermole, 1996).
Untuk menangani adanya inflasi dan eskalasi, maka analisis ekonomi dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis dollar (rupiah, yen, ringgit, dsb) konstan
ataupun analisis dollar (rupiah, yen, ringgit, dsb) eskalasi. Keduanya menghasilkan
kesimpulan yang serupa. Teknik analisis mana yang akan dipakai sangatlah
tergantung kepada jenis dan kualitas data yang ada dan dikehendaki.
Analisis dollar eskalasi mengacu kepada nilai atau harga dollar yang berlaku,
baik pendapatan maupun biaya pada saat terjadinya di masa mendatang. Sedangkan
analisis dollar konstan mengacu pada anggapan bahwa daya beli dollar adalah
konstan, di mana nilai konstan ini diperhitungkan dengan cara melakukan
penyesuaian (discounting) nilai dollar eskalasi berdasar tingkat inflasi ke satu titik
waktu tertentu. Umumnya titik waktu tertentu ini adalah saat awal kegiatan proyek.
Dalam hal ini titik waktu (tahun) tertentu dianggap sebagai indeks.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang umum dilakukan, baik untuk
analisis dollar konstan maupun dollar eskalasi (Stermole and Stermole, 1996):
Pertama-tama melakukan perkiraan biaya maupun pendapatan proyek dalam
nilai atau harga sekarang. Di sini dianggap bahwa proyek terjadi pada saat
sekarang.
Mengingat proyek tidak terjadi sekaligus saat ini, maka dilakukan
penyesuaian atas biaya dan pendapatan tersebut, berdasar eskalasi harga yang
terjadi. Kalau yang terjadi adalah penurunan harga, maka dipergunakan
tingkat eskalasi negatif.

V-4
Bila ingin melakukan analisis berdasar dollar konstan, maka biaya dan
pendapatan yang telah dinyatakan dalam dollar eskalasi disesuaikan. Caranya
adalah dengan mengalikan masing-masing dengan SP-PWF (Faktor Nilai
Sekarang Pembayaran Sekali = Single Payment Present Worth Factor) pada
perkiraan tingkat inflasi f, berdasar periode yang diperlukan untuk membawa
nilai tersebut ke titik waktu dengan daya beli konstan.
Perhitungan Nilai Sekarang (present worth) ini telah menyisihkan pengaruh
inflasi dari proyeksi analisis dollar konstan, menyisakan hanya pengaruh
pasokan/permintaan, atau pengaruh lainnya. Perlu diingat bahwa kecuali pengaruh
pasokan/permintaan dan lainnya nihil, yang berarti tingkat eskalasi sama dengan
tingkat inflasi, perkiraan nilai dollar sekarang adalah tidak sama dengan dollar
konstan. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas pemahaman pengertian tentang
dollar eskalasi, dollar konstan dan dollar sekarang.

Contoh 5.1: Sebuah proyek yang membutuhkan (berdasar nilai dollar sekarang)
dana $100 pada tahun ke-0 dan biaya $150 pada tahun ke-1, akan menghasilkan
pendapatan $400 pada tahun ke-2. Bila eskalasi biaya adalah 20% per tahun dan
eskalasi pendapatan adalah 10% per tahun, hitung ROR dollar eskalasi. Bila inflasi
adalah 15%, hitung ROR dari dollar konstan proyek tersebut!
Penyelesaian:
Nilai dollar sekarang: C = biaya, I = pendapatan.

C0 =$100 C1 =$150 I2 = $400


0 1 2

Dilakukan penyesuaian dari nilai dollar sekarang menjadi dollar eskalasi:


C1 = 150(F/P,20%,1) = 180
I2 = 400(F/P,10%,2) = 484

C0 =$100 C1 =$180 I2 = $484


0 1 2
DCFROR:
PW biaya PW pendapatan 100 + 180(P/F,i,1) 484(P/F,i,2)
i = ROR dollar eskalasi = 47,7%.

V-5
Dilakukan penyesuaian dari nilai dollar eskalasi menjadi dollar konstan:
C1 = 180(P/F,15%,1) = 156
I2 = 484(P/F,15%,2) = 366

C0 =$100 C1 =$156 I2 = $366


0 1 2

Arti dari biaya dan pendapatan dalam dollar konstan adalah sebagai berikut:
$156 pada tahun ke-0 akan dapat untuk membeli barang dan jasa senilai $180
kalau dibeli pada tahun ke-1, bila inflasi adalah 15% per tahun.
$366 pada tahun ke-0 akan dapat untuk membeli barang dan jasa senilai $484
kalau dibeli pada tahun ke-2, bila inflasi adalah 15% per tahun.
PW biaya PW pendapatan 100 + 156(P/F,i,1) 366(P/F,i,2)
i' = ROR dollar konstan = 28,5%.

Untuk mengambil kesimpulan tentang keekonomian dari proyek, baik dengan


menggunakan analisis dollar eskalasi maupun dollar konstan, maka haruslah
diketahui tentang kemungkinan lain untuk melakukan penanaman modal, yang juga
dinyatakan dalam dollar eskalasi atau dollar konstan.
Sebagai gambaran, misalkan untuk Contoh 6.1, diketahui bahwa terdapat
kemungkinan lain untuk melakukan penanaman modal dengan i* = ROR minimum
dollar eskalasi = 35%. Karena proyek memberikan ROR dollar eskalasi = 47,7% > i*
= 35%, maka proyek tersebut dapat dipertimbangkan. Kalau akan dibandingkan
dengan menggunakan ROR dollar konstan, maka i* = ROR minimum dollar eskalasi
harus terlebih dahulu diubah menjadi i'* = ROR minimum dollar konstan.
Hubungan matematis antara i, i' dan f = tingkat inflasi, dapat diperoleh
dengan cara berikut:
( P / F , i , n)
(P/F,i',n) =
( P / F , f , n)

(P/F,i,n) = (P/F,f,n) (P/F,i',n) (5.2)

1 n 1 1 n
( ) = ( 1 f )n x ( )
1 i 1 i'

V-6
1 + i = (1 + f)(1 + i')

1 i
i' = 1 f - 1 (5.3)

Berdasar rumus (6.3), maka i'* = (1 + 0,35)/(1 + 0,15) 1 = 0,174 = 17,4%.


Karena ROR dollar konstan = 28,5% > i'* = 17,4%, maka proyek dapat
dipertimbangkan. Kesimpulan berdasar analisis dengan dollar konstan adalah serupa
dengan kesimpulan yang diperoleh bila analisis dilakukan dengan dollar eskalasi.
Kalau dimisalkan ROR minimum dollar eskalasi = i* adalah = 10%, maka
ROR minimum dollar konstan adalah:
i'* = (1 + 0,10)/(1 + 0,15) 1= - 0,43 = - 4,3%.
ROR yang diperoleh adalah negatif, ini berarti bahwa uang yang diperoleh
dari adanya eskalasi sebesar 10%, di bawah pengaruh inflasi 15%, akan kehilangan
daya beli pada tingkat 4,3% per tahun. Namun seandainya hanya kesempatan
tersebut yang ada, maka keadaan tersebut masih lebih baik dibanding tidak
melakukan kegiatan sama sekali, yang berarti akan kehilangan daya beli sebesar 15%
per tahun.
Bila tingkat eskalasi untuk semua biaya dan pendapatan sepanjang umur
proyek diperkirakan 0% per tahun, maka nilai dollar sekarang dan dollar eskalasi
adalah sama. Apabila tingkat eskalasi dan tingkat inflasi per tahun diperkirakan sama
sepanjang umur proyek, maka nilai dollar sekarang dan dollar konstan adalah sama.
Persamaan pada rumus (6.3) dapat ditulis ulang sebagai berikut:

i = i' + f + i'f (5.4)

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat bunga eskalasi merupakan


penjumlahan dari tingkat bunga konstan (= i'), tingkat inflasi (= f) dan i'f. Bila
tingkat inflasi kecil, maka i'f juga kecil.
Tabel 5.2 menunjukkan contoh tentang perbedaan antara perubahan harga dan
biaya karena adanya kenaikan (eskalasi) dan karena adanya kombinasi eskalasi dan
inflasi. Bila dimisalkan kenaikan upah karyawan adalah 1% per tahun, maka dalam
masa 10 tahun upah karyawan akan meningkat dari $ 35.000 menjadi = ($ 35.000)
(F/P,1%,10) = ($ 35.000)(1,105) = $ 38.675, seperti terlihat pada kolom 2 dan 4

V-7
Tabel 5.2. Bila tingkat inflasi adalah 3% per tahun, maka berdasar nilai dollar
konstan (nilai dollar pada saat analisis dibuat), upah karyawan pada tahun ke-10
tersebut = ($ 38.675)(P/F,3%,10) = ($ 38.675)(0,7441) = $ 28.778. Apakah karyawan
bertambah sejahtera selama 10 tahun tersebut? Bagaimana dengan harga bahan
bakar, emas dan tembaga?

Tabel 5.2
Contoh perkiraan dollar eskalasi dan dollar konstan
(tingkat inflasi = 3%/tahun)

Nilai Persen Nilai Eskalasi Nilai Konstan


Jenis Sekarang Kenaikan tahun ke-10 tahun ke-10
($) (%) ($) ($)
1 2 3 4 5

Karyawan, $/th 35.000 1,0 38.675 28.778


Bh Bakar, $/bbl 18,00 5,0 29,332 21,83
Emas, $/oz 350 3,0 470,400 350,03
Tembaga, $/lb 2,00 - 0,5 1,90 1,42

Seperti diketahui, agar dapat menentukan pendapatan dalam suatu aliran uang
tunai (cashflow), maka terlebih dahulu harus ditentukan harga jual dan jumlah
produksi. Langkah ini merupakan persoalan pertama dari beberapa persoalan yang
harus dihadapi dalam melakukan analisis aliran uang tunai terdiskon (discounted
cash flow analysis). Bila diperlukan untuk membuat aliran uang tunai proyek selama
10-20 tahun, maka harga dari semua produk untuk sepanjang umur proyek tersebut
haruslah pula ditentukan. Ini merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan,
mengingat bahwa untuk meramalkan harga hanya satu tahun ke depan-pun juga
cukup sulit (Torries, 1998).
Untuk menggambarkan bagaimana sulitnya menentukan atau meramalkan harga,
dapat diperhatikan kecenderungan (trend) harga dari suatu komoditas dalam suatu
periode waktu seperti terlihat dalam Gambar 5.1.Karena pola trend harga dari tahun
ke tahun jelas di sekitar garis lurus, maka sangat mungkin untuk menganggap bahwa
data harga selanjutnya juga akan tersebar sepanjang garis tersebut. Namun perlu pula
disadari bahwa menanam modal milyaran rupiah hanya mendasarkan pada metode

V-8
peramalan tersebut sangatlah naif. Untuk memperoleh hasil ramalan yang lebih
akurat diperlukan lebih banyak lagi informasi, daripada hanya mengandalkan trend
harga historis.

Harga 8000
Rp/kg
7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
5 10 15 20
Tahun
Gambar 5.1
Pola trend harga

Sementara itu, harga ditentukan oleh kesepakatan antara penjual dan pembeli
pada waktu transaksi. Pada harga dan jumlah berapa pembeli dan penjual sepakat
untuk mengadakan transaksi ditentukan oleh titik perpotongan antara kurva pasokan
(supply) dan kurva permintaan (demand).
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pasokan antara lain: upah
pekerja; harga bahan bakar (energi); harga material; jumlah kebutuhan akan pekerja,
energi, material, biaya modal dan modal; serta teknologi produksi pasokan.
Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan antara lain: harga
barang, harga dari barang-barang substitusi, teknologi, citarasa (selera) konsumen
dan penghasilan konsumen.
Mengingat faktor-faktor tersebut di atas, maka memperkirakan harga untuk
masa beberapa tahun ke depan berarti pula memperkirakan banyak komponen
individu yang merupakan fungsi dari pasokan dan permintaan. Adanya hal yang
bersifat kompleks ini maka dapat dimengerti bila harga-harga sulit untuk

V-9
diperkirakan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai suatu proyek adalah biaya
modal dan biaya operasi. Umumnya para analis membutuhkan banyak waktu untuk
dapat memperkirakan biaya-biaya tersebut bagi suatu proyek yang baru. Namun
bagaimanapun juga, nilai sekarang bersih (NPV) dari aliran uang tunai yang
diperkirakan, lebih peka terhadap perubahan harga bila dibanding dengan terhadap
perubahan dalam biaya modal dan biaya operasi.

Contoh 5.2: Sebuah rencana penanaman modal dibuat dengan perkiraan


pendapatan dan biaya yang akan terjadi selama umur proyek mendasarkan pada nilai
dollar sekarang. Diagram aliran dana selengkapnya adalah sebagai berikut:
Semua nilai dalam ribuan dollar, C = biaya awal/alat, OC = biaya operasi,
I = pendapatan dan L = nilai sisa).

I = 70 I = 70
C0 = 20 C1 = 40 OC = 20 OC = 20
0 1 2 3 L=0

Buatlah evaluasi potensi ekonomi dari proyek tersebut dengan menggunakan metode
analisis ROR dan NPV, di mana minimum ROR untuk dollar eskalasi adalah 15%.
a. Untuk biaya pengembangan (C1) akan terjadi eskalasi (kenaikan) sebesar 7%
per tahun. Pada tahun ke-2 dan ke-3, pendapatan akan mengalami eskalasi
sebesar 8% per tahun. Biaya operasi akan naik sebesar 9% per tahun. Buat
analisis berdasar dollar eskalasi!
b. Buat analisis berdasar dollar konstan bila tingkat inflasi adalah 6% per tahun!
c. Buat analisis berdasar dollar sekarang berdasar anggapan eskalasi dan inflasi
yang dipakai!
Penyelesaian:

a. Analisis Dollar Eskalasi


I = 70(F/P,8%,2) = 81,62 70(F/P,8%,3) = 88,20
OC = 20(F/P,9%,2) = 23,76 20(F/P,9%,3) = 25,90
C0 = 20 C1 = 40(F/P,7%,1) = 42,8 (I OC) = 57,86 (I - OC) = 62,30

V-10
0 1 2 3 L
=0

NPV = -20 42,8(P/F,15%,1) + 57,86(P/F,15%,2) + 62,3(P/F,15%,2) = 27,49 > 0,


jadi proyek dapat dipertimbangkan.

ROR: Dengan persamaan PW 20 + 42,8(P/F,i,1) = 57,86(P/F,i,2) + 63,3(P/F,i,3)


i = ROR $ eskalasi = 42,5% > i* = 15%, jadi proyek dapat dipertimbangkan.
ROR $ eskalasi = 42,5% ini adalah harga i yang membuat NPV $ eskalasi =
0.

b. Analisis Dollar Konstan.

C1 = 42,8(P/F,6%,1) I2 = 57,86(P/F,6%,2) I3 = 62,3(P/F,6%,3)


C0 = 20 = 40,38 = 51,49 = 52,30
0 1 2 3 L=0

Untuk analisis ini, tingkat bunga minimum untuk dollar eskalasi = i* = 15%, terlebih
dahulu harus diubah menjadi tingkat bunga minimum untuk dollar konstan = i'*
dengan menggunakan rumus (7.3).

1 i *
i'* = - 1 = (1,15)/(1,06) 1 = 0,0849 = 8,49%.
1 f

NPV $ konstan = - 20 40,38(P/F,8,49%,1) + 51,49(P/F,8,49%,2) +


52,3(P/F,8,49%,3)
= 27,48 > 0, jadi proyek dapat dipertimbangkan.
(Perhatikan bahwa NPV untuk dollar eskalasi dan dollar konstan adalah sama).

ROR i = ROR $ konstan = 34,4% > i'* = 8,49%, jadi proyek dapat
dipertimbangkan.

V-11
c. Analisis Dollar Sekarang.
Analisis dollar sekarang, perhitungannya menggunakan salah satu dari dua
anggapan yang berbeda. Anggapan pertama adalah bahwa dollar sekarang nilainya
sama dengan nilai dollar eskalasi. Anggapan kedua adalah bahwa dollar sekarang
nilainya sama dengan nilai dollar konstan.

Dengan nilai dollar eskalasi:


Dalam analisis ini dianggap bahwa semua biaya maupun pendapatan yang akan
terjadi di masa mendatang, jumlah/nilainya adalah sama dengan bila terjadi saat ini.
Dalam hal ini kenaikan (eskalasi) biaya maupun pendapatan sepanjang umur proyek
adalah 0% per tahun.

NPV = - 20 40(P/F,15%,1) + 50(P/F,15%,2) + 50(P/F,15%,3) = 15,9 > 0, jadi


proyek dapat dipertimbangkan.

ROR = 32,2% > i* = 15%, jadi proyek dapat dipertimbangkan.


Perlu diperhatikan bahwa hasil NPV dan ROR dollar eskalasi ini adalah berbeda
dengan analisis dollar eskalasi pada bagian a. Anggapan bahwa dollar sekarang
sama dengan dollar eskalasi adalah hanya salah satu dari anggapan khusus. Di mana
masih terdapat banyak anggapan lain. Anggapan lain, misalnya adalah bahwa adanya
kenaikan biaya operasi pada tingkat tertentu dibarengi dengan adanya kenaikan
pendapatan pada tingkat tertentu, maka yang terjadi adalah saling meniadakan
pengaruhnya (washed out).

Dengan nilai dollar konstan:


Karena nilai dollar konstan diperoleh dengan cara melakukan pendiskonan terhadap
dollar eskalasi pada tingkat inflasi, maka satu-satunya cara agar dollar sekarang sama
dengan dollar konstan adalah bahwa semua kenaikan nilai dollar sekarang per tahun
terjadi pada tingkat yang sama dengan tingkat inflasi per tahun.

V-12
NPV= - 20 40(P/F,8,49%,1) + 50(P/F,8,49%,2) + 50(P/F,8,49%,3) = 24,8 > 0, maka
proyek dapat dipertimbangkan.

ROR = 32,2% > i'* = 8,49%, jadi proyek dapat dipertimbangkan.

Contoh 5.3: Sebuah perusahaan mempertimbangkan dua buah alternatif untuk


kegiatannya selama 2 tahun. Alternatif A, merupakan alternatif yang padat modal,
membutuhkan modal awal sebesar $ 100.000 pada tahun ke-0, tanpa memerlukan
biaya operasi baik untuk tahun pertama maupun tahun kedua. Alternatif B,
merupakan alternatif padat karya, membutuhkan biaya operasi dalam bentuk dollar
eskalasi sebesar $ 60.000 pada tahun pertama dan $ 72.000 pada tahun kedua. Nilai
sisa untuk kedua laternatif adalah = 0. Dianggap tingkat inflasi adalah 20% per
tahun.
i. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan menggunakan analisis
dollar konstan dan dollar eskalasi, berdasar Biaya Nilai Sekarang (Present
Worth Cost = PWC) untuk tingkat pengembalian minimum dollar eskalasi = i*
= 30%, 20% dan 10%.
ii. Periksa ulang hasilnya dengan menggunakan analisis NPV
Inkremental.

Penyelesaian: (semua nilai dalam ribuan dollar)

i. Analisis PWC dollar eskalasi

A: C = 100 - -
0 1 2

B: - OC = 60 OC = 72
0 1 2

Untuk i* = 30%
PWCA = 100
PWCB = 60(P/F,30%,1) + 72(P/F,30%,2) = 88,75 Pilih B.

V-13
Selain menggunakan Tabel, perhitungan SP-PW Factor dapat pula

1
dihitung langsung dari rumus: (P/F,i,n) =
(1 i) n

Untuk i* = 20%
PWCA = 100
PWCB = 60(P/F,20%,1) + 72(P/F,20%,2) = 100 Keduanya impas.

Untuk i* = 10%
PWCA = 100
PWCB = 60(P/F,10%,1) + 72(P/F,10%,2) = 114 Pilih A.

Analisis PWC dollar konstan pada f = 20%

A: C = 100 - -
0 1 2

OC = 60(P/F,20%,1) OC = 72(P/F,20%,2)
B: - = 50 = 50
0 1 2

Untuk tingkat bunga minimum (ROR) dollar eskalasi = i* = 30%,


ROR dollar konstan = i'* = 8,33%.
PWCA = 100
PWCB = 50(P/F,8.33%,1) + 50(P/F,8.33%,2) = 88,75 Pilih B.

Untuk tingkat bunga minimum (ROR) dollar eskalasi = i* = 20%


ROR dollar konstan = i'* = 0%.
PWCA = 100
PWCB = 50(P/F,0%,1) + 50(P/F,0%,2) = 100 Keduanya impas.

Untuk tingkat bunga minimum (ROR) dollar eskalasi = i* = 10%


ROR dollar konstan = i'* = - 8,33%.
PWCA = 100

V-14
PWCB = 50(P/F,-8.33%,1) + 50(P/F,-8.33%,2) = 114 Pilih A.

Catatan: terlihat bahwa keduanya (analisis dollar eskalasi dan konstan) tidak hanya
memberikan kesimpulan yang sama, akan tetapi nilai dari PWCnyapun juga sama.
Demikian pula kesimpulan yang dihasilkan dari analisis dengan menggunakan NPV
Inkremental.

ii. Analisis NPV Inkremental dengan Dollar Eskalasi

AB: C = 100 I = 60 I = 72
0 1 2

i* = 30% NPVA-B = - 100 + 60(P/F,30%,1) + 72(P/F,30%,2) = - 11,25 <


0, maka pilih B.
i* = 20% NPVA-B = - 100 + 60(P/F,20%,1) + 72(P/F,20%,2) = 0
impas.
i* = 10% NPVA-B = - 100 + 60(P/F,10%,1) + 72(P/F,10%,2) = 14,0 > 0,
pilih A.

Analisis NPV Inkremental dengan Dollar Eskalasi

AB: C = 100 I = 50 I = 50
0 1 2
Untuk i* = 30% dan f = 20%, maka i'* = 8,33%.
NPVA-B = - 100 + 50(P/F;8,333%;1) + 50(P/F;8,33%,2) = - 11,25 < 0,
maka pilih B.
i* = 20% dan f = 20%, maka i'* = 0%.
NPVA-B = - 100 + 50(P/F,0%,1) + 50(P/F,0%,2) = 0 impas.
i* = 10% dan f = 20%, maka i'* = - 8,33%
NPVA-B = - 100 + 50(P/F:-8,33%;1) + 50(P/F;-8,33%%,2) = 14,0 > 0, pilih A.

V-15
Catatan: terlihat bahwa hasil NPV Inkremental, baik untuk analisis dollar eskalasi
maupun dollar konstan memberikan hasil yang sama sehingga kesimpulan
ekonominyapun juga sama.

Contoh 5.4: Untuk menghasilkan produk masing-masing sebesar 1000 ton


pada tahun pertama dan tahun kedua, maka dibutuhkan penanaman modal saat
sekarang sebesar $ 100.000. Nilai sisa pada akhir tahun kedua adalah nol. Biaya
operasi berdasar dollar sekarang untuk tahun pertama dan kedua masing-masing
sebesar $ 50.000. Tingkat inflasi diperkirakan 12% per tahun. Bila harga jual produk
diperkirakan naik sebesar 10% per tahun, sedangkan biaya operasi naik sebesar 15%
per tahun, maka hitung harga jual produk pada tahun pertama dan kedua per ton
dalam dollar eskalasi, sehingga investor memperoleh tingkat pengembalian minimum
dalam dollar konstan sebesar 15%.
Penyelesaian:
misalkan harga jual dalam dollar sekarang = $ X/ton.

Penjualan = X(1000) Penjualan = X(1000)


C = 100.000 OC = 50.000 OC = 50.000
0 1 2

(Semua nilai dalam dollar sekarang, C = modal awal, OC = biaya operasi)

Tahun 1 Tahun 2

$ Esk. Penjualan : 1.000X(F/P,10%,1) = 1.100X 1.000X(F/P,10%,2) = 1.210X


$ Esk. OC : 50.000(F/P,15%,1) = 57.500 50.000(F/P,15%,2) = 66,130
$ Esk. Keuntungan: 1.100X 57.500 1.210X 66.130
$ Konst. Keunt.: (1.100X 57.500)(P/F,12%,1) (1.210X 66.130)(P/F,12%,2)

Cara perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan dollar konstan ataupun


dollar eskalasi.

Dollar Konstan:
i'* = 15%, maka untuk mencari harga X PW Biaya = PW Pendapatan:

100.000 = (1.100X 57.500)(P/F,12%,1)(P/F,15%,1)

V-16
+ (1.210X 66.130)(P/F,12%,2)(P/F,15%,2)
X = 116,55 Harga jual per ton (dalam dollar sekarang) = $ 116,55

Dollar Eskalasi:
1 + i* = (1 + f)(1 + i'*), di mana f = 12% dan i'* = 15%, maka i* = 28,8%.
100.000 = (1.100X 57.500)(P/F;28,8%;1) + (1.210X 66.130)(P/F;28,8%;2)
X = 116,55 Harga jual per ton (dalam dollar sekarang) = $ 116,55
Karena yang ditanyakan adalah harga dalam bentuk dollar eskalasi, maka:
Harga jual/ton pada tahun 1 dalam dollar eskalasi = $ 116,55(F/P,10%,1) = $ 128,21.
Harga jual/ton pada tahun 2 dalam dollar eskalasi = $ 116,55(F/P,10%,2) = $ 141,03.

Contoh 5.5: Sebuah proyek dengan kebutuhan dana awal $ 100.000,


diharapkan akan menghasilkan pendapatan (berdasar dollar sekarang) sebesar $
75.000 per tahun pada tahun 1, 2 dan 3, dengan biaya operasi sebesar $ 25.000 per
tahun. Nilai sisa pada akhir tahun ke-3 adalah nol. Baik pendapatan maupun biaya
operasi akan naik sebesar 10% pada tahun 1, 12% pada tahun 2 dan 15% pada tahun
3.
Hitung ROR dollar eskalasi dan NPV dari proyek, bila ROR dollar eskalasi
minimum untuk setiap tahun dalam 3 tahun adalah 15%. Hitung pula ROR dollar
konstan dan NPV dari proyek, bila tingkat inflasi pada tahun 1, 2 dan 3 berturut-turut
adalah 10%, 8% dan 6%.
Penyelesaian: (semua nilai dalam ribuan dollar)

Dollar sekarang
Pendapatan bersih/tahun = $ 75.000 - $ 25.000 = $ 50.000 = I.

C = 100 I1 = 50 I2 = 50 I3 = 50
0 1 2 3

Dollar eskalasi
I1 = 50(F/P,10%,1) = 55
I2 = 50(F/P,10%,1)(F/P,12%,1) = 61,60
I3 = 50(F/P,10%,1)(F/P,12%,1)(F/P,15%,1) = 70,84

V-17
C = 100 I1 = 55 I2 = 61,60 I3 = 70,84
0 1 2 3

ROR:
100 = 55(P/F,i,1) + 61,6(P/F,i,2) + 70,84(P/F,i,3)
i = ROR dollar eskalasi = 37,4% > i* = 15% proyek dapat
dipertimbangkan.
NPV:
NPV = - 100 + 55(P/F,15%,1) + 61,6(P/F,15%,2) + 70,84(P/F,15%,3)
= 41,0 > 0 proyek dapat dipertimbangkan.
Dollar konstan:
I1 = 55(P/F,10%,1) = 50
I2 = 61,6(P/F,10%,1)(P/F,8%,1) = 51,85
I3 = 70,84(P/F,10%,1)(P/F,8%,1)(P/F,6%,1) = 56,25

C = 100 I1 = 50 I2 = 51,85 I3 = 56,25


0 1 2 3
ROR:
100 = 50(P/F,i',1) + 51,85(P/F,i',2) + 56,25(P/F,i',3)
i' = ROR dollar konstan = 26,3% > i'* (lihat hitungan di bagian belakang),
jadi proyek layak dipertimbangkan.
NPV:
1 i *
i'* = -1
1 f
Tahun 1 : i'* = (1,15/1,10) 1 = 4,54%
Tahun 2 : i'* = (1,15/1,08) 1 = 6,48%
Tahun 3 : i'* = (1,15/1,06) 1 = 8,49%

NPV = - 100 + 50(P/F;4,54%;1) + 51,85(P/F;4,54%;1)(P/F;6,48%;1)


+ 56,25(P/F;4,54%;1)(P/F;6,48%;1)(P/F;8,49%;1)
= 41,0 > 0 proyek dapat dipertimbangkan.

5.2. Pengaruh Inflasi dan Eskalasi dalam Evaluasi Proyek

V-18
Berdasar contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa hasil NPV, baik
untuk analisis dollar eskalasi maupun dollar konstan memberikan hasil yang sama,
meskipun terdapat perbedaan tingkat inflasi dan eskalasi setiap tahunnya, sehingga
kesimpulan ekonominyapun juga sama. Demikian juga dengan analisis menggunakan
ROR, asalkan dalam membandingan ROR proyek dengan ROR minimum
menggunakan acuan dollar yang sama (eskalasi atau konstan), maka kesimpulan
yang akan didapat akan sama.
Perbedaan akan nampak signifikan bila evaluasi atau analisis, baik dilakukan
dalam dollar konstan atau dalam dollar eskalasi, memasukkan perhitungan pajak,
penyusutan, deplesi, modal kerja, maupun jenis biaya lainnya yang dibawa serta dari
suatu tahun ke tahun-tahun berikutnya (carried over) dalam aliran uang tunainya.
Adanya inflasi akan menghasilkan keuntungan sebelum pajak yang lebih besar.
Namun jenis biaya seperti penyusutan tidak terpengaruh oleh adanya inflasi. Seperti
diketahui, besarnya penyusutan sepanjang umur pakai alat telah ditentukan di awal,
sewaktu benda modal dibeli. Dengan demikian besarnya penyusutan tidak berubah
atau meningkat sepanjang masa penyusutan. Hal ini menyebabkan pendapatan
sebelum pajak menjadi semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga menyebabkan
pajak yang harus dibayar juga semakin besar. Membayar pajak lebih besar, berarti
mengurangi aliran uang tunai yang berarti pula menghasilkan NPV yang lebih
rendah. Dapat ditambahkan pula bahwa adanya inflasi menurunkan nilai relatif dari
modal kerja. Dengan demikian pengaruh adanya inflasi terhadap aliran uang tunai
adalah pada pembayaran pajak yang lebih besar, serta menyusutnya daya beli modal
kerja.
Analisis dollar eskalasi lebih sering digunakan, sebab biasanya untuk jangka
yang panjang, sulit untuk memperkirakan tingkat inflasi, di samping analisis dollar
eskalasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat.
Sering terjadi, evaluasi ekonomi proyek mineral dilakukan dalam lebih dari
satu mata uang (currency), misalnya biaya-biaya produksi dihitung dengan mata
rupiah, sementara itu penjualan produk dilakukan dalam mata uang dollar (dijual ke
luar negeri). Dalam hal ini, adanya perubahan dalam nilai tukar mata uang (antara
dollar dan rupiah, misalnya), akan sangat berpengaruh terhadap kelayakan suatu
proyek. Contoh berikut ini kiranya dapat memperjelas.

V-19
Contoh 5.6: Sebuah perusahaan asing merencanakan melakukan penanaman
modal sebesar $ 1.000 di negara LANGKAPURA. Pada tahun ke-0, nilai tukar mata
uang negara tersebut adalah 100 Kepeng per US$ 1,00. Produksi tiap tahun pada
tahun ke-1 dan ke-2 adalah 10.000 unit. Biaya produksi = $ 0,01/unit. Harga jual = $
0,06/unit. Nilai sisa pada akhir tahun ke-2 adalah $ 400 (Dalam hal ini, baik biaya
produksi maupun harga jual diperhitungkan dalam US$).
Pertanyaan:
1. Buat analisis dengan metode ROR dan NPV dalam US$, bila tingkat eskalasi
untuk semua nilai adalah = 0% per tahun dan i* = 10%.
2. Buat analisis dengan metode ROR dan NPV dalam Kepeng (mata uang
negara
LANGKAPURA), bila tingkat eskalasi untuk semua nilai adalah = 0% per
tahun dan i* = 10%.
3. Bila mata uang negara LANGKAPURA mengalami devaluasi 50% per tahun
terhadap US$, buat analisis dengan metode ROR dan NPV dalam Kepeng (di
mana semua nilai dalam proyek terlebih dahulu dinyatakan dalam US$, baru
kemudian diubah dalam Kepeng, hal ini dapat terjadi misalnya pada suatu
proyek yang menjual produknya secara internasional dalam US$).
4. Data seperti pertanyaan #3, tetapi harga jual diubah menjadi = 6,0 Kepeng per
unit produk (dalam hal ini produk di jual di dalam negeri, sehingga tidak
terdapat adanya pengaruh inflasi melalui devaluasi mata uang Kepeng, serta
dianggap pula bahwa nilai sisa juga tak terpengaruh adanya perubahan, walau
biaya operasi masih terpengaruh oleh adanya perubahan nilai tukar mata
uang).
5. Analisis kembali pertanyaan #2, bila sebagian dari modal awal yang
dibutuhkan, yakni sebesar US$ 800 berasal dari pinjaman (dipinjam pada
tahun 0), dengan tingkat bunga 10% per tahun. Pada akhir tahun 1dan 2,
selain membayar bunga juga membayar angsuran modal pokok sebesar $ 200.
Pada akhir tahun 2, selain membayar bunga, maka sisa hutang pokok juga
dilunasi. Penjualan produk dilakukan di dalam negeri (harga jual = 6,0
Kepeng/unit produk), di mana hasil penjualan dalam Kepeng kemudian
dikonversikan dalam US$ untuk keperluan pembayaran hutang.

V-20
6. Analisis kembali pertanyaan #4 menggunakan modal pinjaman seperti pada
pertanyaan #5.

Penyelesaian:
#1: Analisis dalam US$.
Hasil penjualan = ($ 0,06/unit)(10.000 unit/tahun) = $ 600/tahun
Biaya operasi = ($ 0,01/unit)(10.000 unit/tahun) = $ 100/tahun
Keuntungan/tahun = $ 600 - $ 100 = $ 500.
Pada akhir tahun ke-2, keuntungan/tahun ini masih ditambah nilai sisa = $
400.
Aliran uang tunai sebelum pajak:

C = 1.000 I = 500 I = 500


0 1 2 L = 400

ROR = 23,1%
NPV @10% = US$ 198,35

#2: Analisis dalam Kepeng (mata uang LANGKAPURA).


US$ 1 = 100 Kepeng

C = 100.000 Kepeng I = 50.000 Kepeng I = 50.000 Kepeng


0 1 2 L = 40.000 Kepeng

ROR = 23,11%
NPV @ 10% = 19.835 Kepeng

#3: Analisis dalam Kepeng dengan perubahan nilai tukar mata uang.

Tahun 0 100 Kepeng = US$ 1,0 tahun berikutnya devaluasi 50%/tahun.


Tahun 1 150 Kepeng = US$ 1,0 tahun berikutnya devaluasi 50%/tahun.
Tahun 2 225 Kepeng = US$ 1,0
Pendapatan pada tahun 1 = US$ 600(150 Kepeng/US$ 1,0) = 90.000 Kepeng.

V-21
Biaya operasi pada tahun 1 = US$ 100(150 Kepeng/US$ 1,0) = 15.000
Kepeng.
Pendapatan pada tahun 2 = US$ 600(225 Kepeng/US$ 1,0) = 135.000
Kepeng.
Biaya operasi pada tahun 2 = US$ 100(225 Kepeng/US$ 1,0) = 22.500
Kepeng.
Nilai sisa pada akhir tahun 2 = US$ 400(225 Kepeng/US$ 1,0) = 90.000
Kepeng.

C = 100.000 Kepeng I = 75.000 Kepeng I = 112.500 Kepeng


0 1 2 L = 90.000 Kepeng
ROR = 84,66%
NPV @ 10% = 135.537 Kepeng
Ternyata adanya devaluasi sangat membantu meningkatkan kelayakan
ekonomis dari proyek. Dalam hal ini pendapatan meningkat sebanding dengan
devaluasi. Kasus ini dapat terjadi misalnya pada proyek mineral di mana produknya
dijual secara internasional dalam US$.

#4: Analisis dalam Kepeng dengan perubahan nilai tukar mata uang, tetapi harga jual
produk adalah 6,0 Kepeng/unit produk.

Tahun 0 100 Kepeng = US$ 1,0 tahun berikutnya devaluasi 50%/tahun.


Tahun 1 150 Kepeng = US$ 1,0 tahun berikutnya devaluasi 50%/tahun.
Tahun 2 225 Kepeng = US$ 1,0
Pendapatan pada tahun 1 = (10.000 unit)(6,0 Kepeng) = 60.000 Kepeng.
Biaya operasi pada tahun 1 = US$ 100(150 Kepeng/US$ 1,0) = 15.000
Kepeng.
Pendapatan pada tahun 2 = (10.000 unit)(6,0 Kepeng) = 60.000 Kepeng.
Biaya operasi pada tahun 2 = US$ 100(225 Kepeng/US$ 1,0) = 22.500
Kepeng.
Nilai sisa pada akhir tahun 2 = US$ 400(100 Kepeng/US$ 1,0) = 40.000
Kepeng.

V-22
C = 100.000 Kepeng I = 45.000 Kepeng I = 37.500 Kepeng
0 1 2 L = 40.000 Kepeng

ROR = 13,36%
NPV @ 10% = 4.958 Kepeng
Ternyata hasilnya secara ekonomis kalah menarik dibanding dengan #2,
karena adanya pengaruh devaluasi pada biaya operasi, tetapi tidak pada pendapatan.

#5: Analisis dengan Kepeng dengan pinjaman dalam US$, tanpa adanya perubahan
nilai
tukar mata uang.
Bunga tahun 1 = (10%)(US$ 800)(100 Kepeng/US$ 1,0) = 8.000 Kepeng.
Angsuran pokok pinjaman pada tahun 1 = (US$ 200)(100 Kepeng/US$ 1,0)
= 20.000 Kepeng.
Bunga tahun 2 = (10%)[(US$ 600)(100 Kepeng/US$ 1,0)]= 6.000 Kepeng.
Angsuran pinjaman pada tahun 2 = [US$ 800 - $ 200](100 Kepeng/US $1,0)
= 60.000 Kepeng

Aliran uang tunai (kas) selengkapnya dapat dihitung dengan cara berikut:

Tahun 0 1 2
Pendapatan - 60.000 60.000 + 40.000
- Biaya Operasi - - 10.000 - 10.000
- Bunga - - 8.000 - 6.000
- Angsuran Pokok
Pinjaman - - 20.000 - 20.000 40.000
+ Pinjaman dollar 80.000 - -
- Biaya Modal - 100.000 - -

Aliran Kas Leverage - 20.000 + 22.000 + 24.000

ROR Leverage = 77,58%


NPV Leverage @ 10% = 19.835 Kepeng
Hasil ROR Leverage ternyata lebih baik dibanding #2 (ROR = 23,11%),
namun NPV baik untuk #2 maupun #5 adalah sama. Hal ini disebabkan tingkat

V-23
bunga pinjaman = 10% adalah sama dengan tingkat pengembalian minimum dari
biaya oportunitas modal = 10%.
Leverage (pengungkit modal) adalah proporsi dari modal pinjaman berbunga
tetap terhadap modal saham (share capital).

#6: Analisis dengan Kepeng dengan pinjaman dalam US$, adanya perubahan nilai
tukar
mata uang berpengaruh pada biaya operasi, pokok hutang dan bunga, tetapi tidak
pada pendapatan.

Bunga tahun 1 = (10%)(US$ 800)(150 Kepeng/US$ 1,0) = 12.000 Kepeng.


Angsuran pokok pinjaman pada tahun 1 = (US$ 200)(150 Kepeng/US$ 1,0)
= 30.000 Kepeng.
Bunga tahun 2 = (10%)(US$ 800 US$ 200)(150 Kepeng/US$ 1,0)(150%)
= 13.500 Kepeng.
Angsuran pinjaman pada tahun 2 =
= (US$ 800 US$ 200)(150 Kepeng/US$ 1,0)(150 %) =
= 135.000 Kepeng.

Aliran kas selengkapnya dapat dihitung dengan cara berikut:

Tahun 0 1 2
Pendapatan - 60.000 60.000 + 40.000
- Biaya Operasi - - 15.000 - 22.500
- Bunga - - 12.000 - 13.500
- Angsuran Pokok
Pinjaman - - 30.000 - 135.000
+ Pinjaman $ 80.000 - -
- Biaya Modal - 100.000 - -

Aliran Kas Leverage - 20.000 + 3.000 - 71.000


ROR Leverage = negatif
NPV Leverage @ 10% = - 75.950 Kepeng.

V-24
Pengaruh adanya devaluasi terhadap suatu mata uang, pada suatu proyek
yang memakai modal pinjaman dalam bentuk US$ (atau mata uang kuat lainnya), di
mana pinjaman harus dibayar dengan mata uang yang terdevaluasi dapatlah sangat
merugikan secara ekonomi. Terkecuali kalau pendapatan dalam mata uang
terdevaluasi juga mengalami kenaikan pada tingkat yang sebanding dengan tingkat
devaluasi mata uang.

V-25

Вам также может понравиться