Вы находитесь на странице: 1из 38

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLOUR ALBUS PADA

IBU USIA PRODUKTIF

MAKALAH

oleh
Riska Indah Permatasri
NIM 152310101148

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLOUR ALBUS PADA
IBU USIA PRODUKTIF

MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maternitas dengan
dosen pengampu: Ns.Lantin Setyorini, S.Kep.,M.Kes.

oleh
Riska Indah Permatasari
NIM 152310101148

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan


rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
FLOUR ALBUS PADA IBU USIA PRODUKTIF dengan tepat waktu. Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan
saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep.,M.Kes. selaku ketua program studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember, sekaligus dosen pengampu
mata kuliah Keperawatan Maternitas yang selalu memberikan
masukan dalam penulisan makalah ini.
2. Teman - teman yang selalu memberikan dukungan pada saat penulisan
makalah, dan
3. semua pihak yang memberikan dukungan.
Penulis menyadari didalam penyusunan dan penulisan makalah ini banyak
kekurangannya dari segi teknik dan metode penulisan yang jauh dari sempurna.
Merupakan suatu penghargaan bagi penulis apabila ada saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.

Jember, Mei 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN. ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. .................................................................... 1
1.2 Tujuan. .................................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. ............................................................. 2
2.1 Definisi. ................................................................................. 2
2.2 Etiologi. ................................................................................. 2
2.3 Tanda dan Gejala................................................................. 4
2.4 Pathway................................................................................. 5
2.5 Penatalaksanaan. ................................................................. 6
BAB 3. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN. .................................. 9
3.1 Gambaran Kasus .................................................................. 9
3.2 Pengkajian. ............................................................................ 9
3.3 Analisa Data. ......................................................................... 16
3.4 Diagnosa. ................................................................................ 18
3.5 Intervensi. .............................................................................. 18
3.6 Implementasi. ........................................................................ 20
3.7 Evaluasi. ................................................................................. 23
BAB 4. PENUTUP. .................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan. ........................................................................... 25
4.2 Saran. ..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26
Lampiran ................................................................................................... 27

iv
5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organ reproduksi wanita merupakan salah satu organ tubuh yang sensitive
dan memerlukan perawatan yang khusus. Pengetahuan seorang perawat harus
menjadi faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Salah satu
teradinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi wanita adalh keputihan,
dimana sebagian besar penyakit ini dialami oleh wanita. Keputihan pada wanita
merupakan hal yang biasa terjadi dalam siklus bulanan seorang wanita. Keputihan
dapat yang bersifat fisiologis dan patologis.
Di Indonesia 75% wanita pernah mengalami keputihan minial sekali
dalam hidupnya dan setenah di antaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali
atau lebih. Hal ini dapat berkaitan dengan cuaca lembab yang mempermudah
wanita Indonesia mengalami keputihan, dimana cuaca yang lembab dapat
mempermudah berkembangnya infeksi jamur (maghfiroh, 2008). Keutihan dapat
disebabkan oleh banyak hal yag berhubungan dengan perilaku hidup wanita dalam
menjaga kebersihan organ genetaliannya. Oleh sebab itu, pendidikan tentang
organ reproduksi dan asuhan keperawatan perlu ditegakkan untuk diagnosa pasien
dengan gangguan reproduksi keputihan ini.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui gangguang pada sistem reproduksi yang
umum terjadi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasisawa mampu mengetahui definisi dari keputihan
2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari keputihan
3. Mahasiswa mampu pengetahui tanda dan gejala dari keputihan
4. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan keputihan

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Keputihan (Flour Albus)


Keputihan dikalangan medis disebut dengan istilah Leukorea atau Flour
Albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Flour Albus (keputihan)
merupakan cairan yang keluar berlebih dari vagina dan berupa bukan darah
(Badayarti, 2012). Keputihan merupaka keluarnya cairan selain darah dari liang
vagina diluar kebiasaan, baik berbau maupun tidak, serta disertai rasa gatal
setempat (Kusmiran, 2012).
a. Leukorea fisiologis
Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan
darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya.
Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10
hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin; saat
menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya;
rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding
vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih
encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi
hormonal; pembilasan vagina secara rutin.

b. Leukorea patologis
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus,
benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi.
Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella
vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya
disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental,
berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan
akibat peradangan.

2
2.2 Penyebab Keputihan
Penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi (Ababa,
2003). Pemeriksaan keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur),
preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau
pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan pap smear untuk
menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2007). Infeksi pada vagina dapat
disebabka oleh:
a. Bakteri (kuman)
1. Gonococcus
Bakteri ini menyebabkan penyakit akibab hubungan seksual. Pada
laki-laki penyakit ini menyebabkan kencing nanah, sedangkan pada
perempuan menyebabkan keputihan.
2. Chlamydia trachomatis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan
lebih encer bila dibandingkan dengan peenyakit gonorrhea.
3. Gardnerella vaginalis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini berwarna putih keruh
keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa
gatal dan panas pada vagina.

b. Jamur Candida
Candida merupakan penghuni normal pada vagina namun bila candida
terdapat dalam jumlah banyak maka akan menyebabkan keputihan yang
dinamakan kandidosis vaginalis. Cairan yang keluar biasanya kental,
berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau susu pecah,
disertai gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam.

c. Parasit
Infeksi akut pada parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai dengan
banyaknya cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih
menyerupai air sabun, dan berbau tidak sedap. Cairan akan tetap keluar

3
meskipun dibilas dengan air. Tidak menyebabkan gatal, tetapi vagina
tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih ketika kencing.

d. Virus
Virus yang sering menyebabkan keputihan adalah Viru Hempes Simplex
(VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Keputihan yang
disebabkan oleh VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa
kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut.

2.3 Tanda dan Gejala


Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah secret vagina
merupakan salah satu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina merupakan sesuatu
yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya.
Gejala umum pada keputihan normal adalah cairan yang keluar encer, berwarna
bening atau krem, tidak berbau, tidak gatal, jumlah sedikit. Namun gejala yang
akan muncul pada keputihan perlebih adalah:
1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit, dan nyeri
2. Cairan yang keluar dari vagina bertambah banyak
3. Rasa panas saat kencing
4. Cairan vagina berwarna putih dan menggumpal
5. Berwarna keabu-abuan atau kuning dan berbau tidak sedap
Vaginosis bakterial secret vagina yang keruh, encer, putih, abu-abu hinga
kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah
berhubungan seksual.
Trikomoniasis secret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan,
berbusa dan berbau amis.
Kandidiasis secret vagina menggumpal, berwarna putih dan kental. Gatal
dari sedang hingga berat, rasa terbakar dan bengkak di daerah genital.
Infeksi klamidia biasanya tidak terdapat gejala,. Seret vagina berwarna
kuning seperti pus,. Sering kencing dan terdapat pendarahan vagina.

4
2.4 Pathway

Infeksi jamur, bakteri, parasit,


virus

Proses infeksi Produksi lendir


menimbulkan nyeri meningkat

Nyeri akut gatal Lembab pada Pasien tidak


area vagina mengetahui
kondisinya

Perilaku
menggaruk Rasa tidak
nyaman Defisit
pengetahuan

Resiko integritas
kulit Gangguan rasa
nyaman

5
2.5 Penatalaksanaan Keputihan
Penatalaksanaan pada keputihan tergantung dari penyebab infeksi, seperti
jamur, bakteri atau parasit. Pada umumnya didberi obat-obatan untuk menangani
keluhan dan menghentikan proses infeksi yang sesuai dengan penyebabnya. Obat-
obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari
golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol
untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
2.4.1 Preventif
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagi cara seperti menggunakan
alat pelindung, dan menaga kebersihan daerah genetalia
1. Alat pelindung
Menggunakan alat pelindung agar terhindar dari kemungkinan tertularnya
PHS dapat dilakukan dengan menggunakan kondom. Kondom cukup
efektif dalam mencegah penularan PHS.
2. Menjaga kebersihan daerah genetalia
Menjaga kebersihan daerah genetalia merupakan tindakan dasar untuk
mencegah keputihan. Dapat dilakukan dengan cara:
a) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
b) Menjaga agar tetap kering dan lembab, misalnya gengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap kerngat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegh bakteri
berkembangbiak.
c) Biasakan membasuh secara benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan kebelakang.
d) Hindari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, jika
perlu lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan cairan
pembersih vagina.
e) Hindari bedak talcum, tissue atau sabun deengan pewangi pada
daerah vagina karena dapat menyebabkan orotasi

6
f) Hindaari pemakaian barang yang dapat memudahkan penularan.
2.4.2 Kuratif
a. Bakteri
1. Gonorrhea
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Ofloksasin 400 mg/oral
Kanamisin 2 gram im
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau Amoksisiklin 3 gr IM
Ampisiillin 3,5 gram im atau Ditambah : Doksisiklin 2 x
100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral
selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

2. Klamidia trakomatis
Ceftriakson 125 mg SD 1M
Tetrasiklin 4x500mg selama 10-14hari
Eritromisin 4x500 mg oral selama 10-14hari
Minosiklin dosis 1200mg dilanjutkan 2x100 mg/hari selama
14 hari
Doksisiklin 2x200 mg/hari selama 14hari
Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2x2 tablet/hari
selama 10hari
3. Gardnerella vaginalis
Metronidazol 500mg, SD selama 7hari
Klindamisin cream 2%, intra vaginal, 5gr, selama 7 hari
Metronidazol gel 0,75% intravag 2x sehari, 5 hari

b. Jamur
Pada infeksi candida albicans dapat diberikan
1. Sistemik :
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Itrakonazole 2x200mg peroral dosis sehari.

7
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal

Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2. Topikal :
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x sehari selama 7 14 hari
Mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari.

c. Parasit
Metronidazol 2 gr dosis tunggal, atau
metronidazol 2x 500 mg, 7 hr.

d. virus
1. Lesi primer
Simptomatis : analgesik, kompres NaCl 0.9%
Anti virus
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 7-10 hari
Valasiklovir 2500 mg/hari selama 7-10 hari
Famciclovir 3500 mg/hari selama 7-10 hari
2. Lesi rekuren
Simptomatis : analgesic
Anti virus
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
Asiklovir 3 x 400 mg oral selama 5 hari
Asiklovir 2 x 800 mg oral selama 5 hari
Valasiklovir 2500 mg/hari selama 5 hari
Famciclovir 2125 mg/hari selama 5 hari
Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari

8
BAB III

APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus

Ny. R berusia 25 tahun sudah menikah selama 6 bulan lalu dan belum
mengalami kehamilan. Klien mengeluhkan keluarnya cairan berwarna kental dan
gatal dari vaginanya selama 6 bulan terakhir. Saat dikaji Ny. R mengatakan
sebelum menikah merasakan keputihan akan tetapi tidak sebanyak dan setelah dia
menikah. Klien mengaku tidak begitu paham tentang bagaimana seharusnya
merawat kebersihan organ reproduksinya dank lie tampak malu mengungkapkan
keluhanya. Klien mengatakan sangat merasa tidak nyaman saat keluarnya
keputihan karena menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan lembab. Kilen
mengakatan merasa lemas dan tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan sering
merasa pusing karena memiliki penyakit hipotensi. TD: 90/80, HR: 80x/menit,
RR: 20x/menit, BB: 55kg, TB: 149cm.

3.2 Pengkajian

No. Reg. Ibu : Nama mahasiswa : Riska Indah


Tgl MRS : Tgl Pengkajian : 19/04/2017

I. BIODATA
A. Identitas ibu / suami :
1. Initial : Ny. R
2. Umur : 25 tahun
3. Suku : Madura/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Lamanya menikah : 6 bulan
8. Alamat : Jl. Mastrip 2 No. 36

9
B. Data Biologis / Fisiologis
a. Riwayat penyakit sekarang
1. Keluhan utama : keputihan

2. Riwayat keluhan utama


a. Mulai timbulnya : 1-2 bulan setelah haid, dan
berlanjut sampai akan haid berikutnya
b. Sifat keluhan : nyeri punggung, gatal diarea
organ reproduksi, panas, dan lembab
c. Lokasi : punggung, daerah vagina
d. Factor pencetus :
e. Keluhan lain yang menyertai : sakit perut dibagian bawah
f. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/ fungsi tubuh: lemas,
kurang nafsu makan
g. Usaha klien untuk mengatasinya :

b. Riwayat masa lalu :


1. Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
2. Riwayat opname (kapan/alasan) : tidak ada
3. Riwayat trauma (kapan/ alasan) : tidak ada
4. Riwayat operasi (kapan /alasan) : tidak ada
5. Riwayat transfusi darah (kapan/ alasan) : tidak ada
6. Riwayat alergi (makanan/ obat/ dll) : tidak ada
7. Riwayat indikasi (obat /rokok/ lakohol) : tidak ada
8. Kebiasaan spesifik (makanan/ minuman) : tidak ada

c. Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit menular : tidak ada
2. Riwayat penyakit keturunan *( Lampiran genogram ) tidak ada
3. Pengaruh lingkungan psikososial serumah ( genogram ) tidak ada

10
C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menerche : umur 15 tahun
b. Siklus haid : 27 hari
c. Durasi haid : 7 hari
d. Perlangsungan haid :
Dismenore : nyeri disminore
Polimenore : tidak ada
Oligimenore : tidak ada
Menometroragia : tidak ada
Amenore : tidak ada
2. Riwayat Obsetric
a. Kehamilan, persalinan dan nifas lalu : tidak ada
b. Riwayat Ginekologi : tidak ada
c. Riwayat Keluarga Berencana : tidak ada
D. Riwayat Aktivitas Sehari hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan
a. Pola makan ibu : baik
b. Frekwensi makan : 1-2x/hari
c. Kebutuhan minum/ cairan : 5-6x/hari
Karbohidrat :
Protein :
Lemak :
Besi / asam folat :
Kalsium :
Iodine :
Nafsu makan :
Masalah dengan gigi :

11
Makanan yang disenangi : sayur bayam
Makanan yang dipantang : tidak ada
Kebutuhan minum/ cairan. : cukup baik, minum air 5-x/hari
Perubahan lain : tidak ada
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan

Frekwensi Bak : 6-7x/hari


Warna / bau khas : kuning jernih/tidak berbau
Gangguan eliminasi BAB : tidak ada
Warna/ konsistensi :coklat/lembek
Gangguan eliminasi BAK : tidak ada
Setelah MRS / Operasi

Poliuri : tidak ada


Inkontinensia urin : tidak ada
Dysuria : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Perubahan kandung kencing : tidak ada
Perubahan lain : tidak ada
3. Kebutuhan Kebersihan Diri sendiri
Kebiasaan

Kebersihan mulut : 2x/hari


Kebersihan badan : 2x/hari
Kebersihan genetalia / anus : setiap habis BAK
Kebersihan kuku tangan / kaki : 1x/minggu
Kebersihan pakaian : 2x pakai
Perebahan setelah MRS / Operasi : tidak ada

4. Kebutuhan istirahat / tidur


Kebiasaan

Istirahat / tidur siang : 1 jam

12
Istirahat / tidur malam : 4-5 jam
Pekerjaaan RT dilakukan : membersikan rumah dan
memasak
Setelah MRS / Operasi : tidak ada

Perubahan : tidak ada


Peranan keluarga dalam membantu ibu istirahat : tidak ada

E. Pemeriksaan Fisik Umum :


1. Penampilan ibu KU: baik
2. Kesadaran : baik
3. Tinggi / Berat badan : 149cm/55kg
4. Tanda vital :
Tekanan darah : 90/80
Denyut jantung : 80x/menit
Temperatur : 36,5
Respirasi : 20x/menit
1. Kepala dan rambut
Keadaan rambut : rontok setiap disisir
Kebersihan rambut : mencuci rambut setiap 2 hari sekali
2. Wajah / muka :
Edema wajah / muka : tidak terdapat edema di wajah
Ekspresi wajah / muka : sesuai dengan apa yang dirasakan
3. Mata:
Kebersihan: tidak terdapat kotoran
Konjungtiva : berwarna merah
Sklera : berwarna putih
4. Hidung :
Kesimetrisan : hidung simetris, tidak terdapat edema
Sekret hidung : tidak terdapat sekret
5. Mulut :
Mukosa bibir : mukosa bibir lembab
Lidah : berwarna merah muda

13
Karies : tidak terdapat karies gigi
6. Inspeksi telinga :
Kebersihan telinga : bersih, dibersihkan setiap 1x/minggu
Secret telinga : padat
Keadaan telinga luar : simetris, daun telinga berih
7. Leher :
Pembersaran kelenjar gondok : tidak ada
Pembersan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran arteri karotis : tidak ada
8. Dada / perut :
Payudara : simetris
- Kesimetrisan buah dada : simetris kanan dan kiri
- Bentuk buah dada : bulat
- Ukuran buah dada ;
- Kesimetrisan putting :
- Retraksi putting :
Jantung :
- Ictus cordis :
- Bunyi tambahan :
Paru :
- Bunyi pernafasan : tidak ada
- Bunyi tambahan : tidak ada
Abdomen :
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Strie / scar :
Dilatasi vena :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
Massa : tidak terdapat vega
Nyeri tekan : nyeri pada bagian bawah

14
Konsistensi : sedikit lembek
9. Panggul / vagina / serviks :
Dengan inspekulo :
Keadaan dinding vagina :
Prolapsus uterus ;
Keadaan serviks ;
10. Genitalia vulva / anus
11. Pemeriksaan rectal :
Massa antara rectum dan vagina :
Lesi anata rectum dan vagina :
12. Tungkai bawah :
Tampak kesimetrisan :
Varises ;
13. Edema Pemeriksaan laboratorium ( hasil . tgl ) :
USG :
Kesan :
Histopatologi :

Laboratorium
Tanggal:
Tanggal:
Tanggal:

II. Data Psikologis / Sosiologis


1. Reaksi emosional setelah diagnose penyakit diketahui :
a. Respon ibu : cemas, merasa tidak nyaman
b. Respon suami : takut terjadi gangguan atau penyakit
c. Respon anak : tidak ada
d. Respon keluarga : biasa, karena dianggap sebagai hal yang wajar

15
e. Jenis pertolongan yang diinginkan :
2. Peranan ibu dalam keluarga : suami
a. Pengambilan keputusan : bidan
b. Konsultasi kesehatan : tidak ada
c. Lain lain :
III. Data Spritual
1. Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya :
2. Pantangan menurut keyakinan ibu selama di RS : tidak ada
3. Keharusan menurut keyakinan ibu selama di RS : tidak ada
IV. Kesimpulan :
Ny. R mengalami keputihan yang berlebih setelah 6 bulan menikah. Klien
mengeluhkan keluarnya cairan berwarna kental dan gatal dari vaginanya
selama 6 bulan terakhir. Ny. R mengeluh nyeri punggung, gatal, panas dan
lembab. Keputihan yang dialami Ny. R terjadi setelah 1-2 minggu setelah haid
dan berlanjut sampai akan haid.

3.3 Analisis data


No Data Etiologi Dx
1. Do: Infeksi Nyeri akut b.d proses
- wajah tampak infeksi
meringis Proses infeksi
- TD : 90/80mmHg menyebabkan nyeri

Ds: Nyeri akut


- px mengatakan
nyeri dibagian
punggung.
- Px mengatakan
merasa lemas

2. Do: Lendir meningkat Gangguan rasa nyaman


- TD : 90/80 mmHg b.d efek samping yang

16
- Wajah tampak lemas Lembab pada area muncul akibat keputihan
vagina
Ds: px mengatakan
keluarnya keputihan Rasa tidak nyaman
karena menyebabkan
nyeri punggung, gatal, Gangguan rasa
panas, dan lembab nyaman

3. Do: px malu mengakui Lendir meningkat Defisit pengetahuan b.d


keluhannya kurangnya pengetahuan
Px tidak mengetahui menjaga alat reproduksi
Ds: px mengatakan kondisinya
tidak begitu paham
tentang bagaimana Defisit penetahuan
seharusnya merawat
kebersihan organ
reproduksinya
4. Do: Lendir meningkat Resiko kerusakan
- Kulit area vagina integritas kulit b.d gatal
tampak lembab Gatal pada daerah vagina
dan terdapat ruam
- Kulit sekitar Perilaku menggaruk
vagina berarna
merah Resiko kerusakan
integritas kulit
Ds: px mengatakan
keluarnya keputihan
karena menyebabkan
nyeri punggung, gatal,
panas, dan lembab

17
3.4 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d proses infeksi ditandai dengan waah tampak meringis, TD:
90/80, klien mengatakan nyeri dibagian punggung dan merasa lemas.
2. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping yang muncul akibat keputihan
ditandai dengan TD: 90/80, wajah tampak lemat, klien mengatakan
keluarnya keputihan karena menyebabkan nyeri punggung, gatal, panas,
dan lembab.
3. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan menjaga kebersihan alat
reproduksi ditandai dengan pasien malu mengakui keluhannya, klien
mengatakan tidak begitu paham tentang bagaimana seharusnya merawat
kebersihan organ reproduksinya.
4. Resiko kerusakan integritas kulit b.d gatal pada daerah vagina ditandai
dengan kulit area kulit lembab dan terdapat ruam, kulit area vagina
kemerahan, klien mengatakan keluarnya keputihan karena menyebabkan
nyeri punggung, gatal, panas, dan lembab.
3.5. Intervensi
No Dx Tujuan dan kriteria intervensi
hasil
1 Nyeri akut Tujuan: 3. Lakukan pengkaian nyeri
Setelah dilakukan komprehensif yang meliputi
tindakan keperaatan luka, karakteristik, durasi,
3x24 jam nyeri dapat frekuensi, intensitas, faktor
terkontrol pencetus.
Kriteria hasil: 4. Gali pengetahuan dan
a. Mengenali kapan kepercayaan pasien
nyeri akan terjadi mengenai nyeri
b. Engenai apa yang 5. Gli bersama pasien faktor-
terkait dengan faktor yang dapat
gejala nyeri menurunkan dan
c. Menggunkan memperberat nyeri.
tindakan 6. Berikan informasi tentang
penguranagan nyeri, seperti penebab dan

18
nyeri tanpa anisipasi dari ketidak
analgetik nyamanan.
7. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
mengenai nyerinya dengan
tepat.
8. Aarkan penggunaan teknik
non farmakologi yaitu
relaksasi, aplikasi
panas/dingin, piat dan terpi
music.
2. Gangguan Tujuan: 1. Beri informasi tentang efek
rasa nyaman Setelah dilakukan samping keputihan.
tindakan keperawatan 2. Anurkan klien untuk
2x24 jam klien dapat mengkonsusmi makanan yan
merasa nyaman bernutrisi dan baik untuk
Kriteria Hasil: menambah stamina dan
a. TTV normal meningkatkan tekanan darah
b. Tida Nampak 3. Anjurkan pasien untuk
lemas menjaga kebersihan organ
c. Pusing berkurang reproduksinya
d. Semangat
melakukan
aktivitas
3. Defisit Tujuan: 1. Jelaskan patofisiologi
pengetahuan Setelah dilakukan penyakit dan bagaimana
tindakan keperawatan hubungannya dengan
selama 1x24 jam klien anatomi dan fisiologi sesuai
dapat mengetahui dengan kebutuhna
pengetahuan 2. Review pengetahuan pasien
manajemen penyakit mengenai kondisinya
akut 3. Kenali pengetahuan pasien

19
Kritria Hasil: mengenai kondisinya
a. Monitor tanda dan 4. Eksplorasi bersama pasien
gejala penyakit apakaj dia telah melakukan
b. Monitor efek manajemen gejala
samping keputihan 5. Beri informasi pada pasien
c. Menghindari mengenai kondisinya sesuai
kebiasaaan yang dengan kebutuhan
dapat memicusakit 6. Identifikasi perubahan
kondisi fisik pasien
7. Edukasi pasien mengenai
tindakan untuk mengontrol
gejala
4. Resiko Tujuan: 1. Kaji ulang riwayat kesehatan
kerusakan Setelah dilakukan masa laluyang menunukkan
integritas tindakan keperawatan penyakit medis, diagnose
kulit 3x24 jam klien dapat keperawatan serta
mengontrol resiko perawatannya
Kriteria Hasil: 2. Identifikasi strategi koping
a. Mengidentifikasi yang digunakan
faktor resiko 3. Instruksikan faktor resiko
b. Memodifikasi gaya dan rencana untuk
hidup untuk mengurani faktor resiko
mengurang resiko 4. Gunakan rancangan tujuan
c. Mengenali yang saling menguntungkan
perubahan status dengan cepat
kesehatan

3.6. Implementasi
No Hari/Tanggal Dx Implementasi Paraf
1 Rabu,19 April Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri Ris
2017 b.d proses komprehesif yang meliputi
infeksi lokasi, karakteristik, durasi,

20
frekuensi, kualitas,
intensitas, dan faktor
pencetus.
2. Menggali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri.
3. Menggali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan dan
memperberat nyeri.
4. Memberikan informasi
tentang nyeri,seperti
penyebab dan antisipasi dari
ketidaknyamanan.
5. Mendorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat.
6. Mengajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
yaitu relaksasi, aplikasi
panas/dingin, pijatan, dan
terapi musik.

2 Rabu, 19 Gangguan 1. Memberi informasi tentang Ris


April 2017 rasa nyaman efek samping keputihan.
b.d efek 2. Menganjurkan klien untuk
samping mengkonsumsi makanan
yang yang bernutrisi dan baik
muncul untuk menambah stamina
akibat dan meningkatkan tekanan
keputihan darah.

21
3. Menganjurkan pasien
untuk menaga kebersihan
organ reproduksinya

3 Rabu, 19 Defisit 1. Menjelaskan patofisiologi Ris


April 2017 pengetahuan penyakit dan bagaimana
b.d hubungannya dengan
kurangnya anatomi dan fisiologi
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan.
menjaga 2. Mereview pengetahuan
alat pasien mengenai
reproduksi kondisinya.
3. Mengenali pengetahuan
pasien mengenai
kondisinya.
4. Mengeksplore bersama
pasien apakah dia telah
melakukan manajemen
gejala
5. Memberikan informasi
pada pasien mengenai
kondisinya sesuai dengan
kebutuhan.
6. Mengidentifikasi
perubahan kondisi fisik
pasien.
7. Mengajarkan pasien
mengenai tindakan untuk
mengontrol gejala.
8. Mengajarkan pasien
mengenai tanda dan gejala
yang harus dilaporkan

22
kepada petugas kesehatan.

4 Rabu, 19 Resiko 1. Mengkaji ulang riwayat Ris


April 2017 kerusakan kesehatan masa lalu yang
integritas menunjukkan diagnose
kulit b.d medis, diagnose
gatal pada keperawatan serta
daerah perawatannya
vagina 2. Mengiidentifikasi strategi
koping yang digunakan
3. Menginstruksikanfaaktor
resiko dan rencanauntuk
mengurangi faktor resiko
4. Menggukanan rancanagn
tujuan yang saling
menguntungkan dengan
cepat

3.7. Evaluasi
No Hari/Tanggal Dx Evaluasi
1 Sabtu, 22 Nyeri akut S: Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri
April 2017 b.d proses sudah berkurang dari biasanya
infeksi O: Skala nyeri 1
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2 Sabtu, 22 Gangguan S: Pasien mengatakan bahwa rasa gatal
April 2017 rasa nyaman dan rasa lembab berkurang
b.d efek O: TD 110/80 mmHg, Nadi 85x/menit,
samping tampak bersemangat
yang muncul A: Masalah teratasi
akibat P: Hentika intervensi
keputihan

23
3 Sabtu, 22 Defisit S: Pasien mengatakan bahwa dirinya
April 2017 pengetahuan sudah memahami cara mejaga
b.d kebersihan organ reproduksi
kurangnya O: Dapat menjelaskan kembali tentang
pengetahuan cara menjaga kebersihan orga
menjaga alat reproduksi.
reproduksi A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
4 Sabtu, 22 Resiko S: pasien mengatakan bahwa perilaku
April 2017 kerusakan mengaruk sedikit berkurang kerena
jaringan b.d gatal uga berkurang
gatal pada O: Kemerahan ada vagina berkurang
daerah A: Masalah teratasi sebagian
vagina P: Lanjutkan intervensi

24
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Keputihan (Flour albus) merupakan keluarnya cairan dari vagina
melainkan bukan darah. Flour albus diklasifikasikan menjadi dua yaitu flour albus
fisiologi dan flour albus patologi. Flour albus fisiologi merupakan keputihan yang
normal, dengan gejala cairan encer, tidak berwarna, tidak berbau, dan tida
menyebabkan gatal. Flour albus patologi merupakan keputihan yang abnormal,
denga gejala cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu,
dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan.
Penyebab dari keputihan ini bisa disebabkan karena bakteri, jamur, parasit dan
virus. Permasalahan yang disebabkan oleh flour albus sangat banyak seperti nyeri
akut, gangguan rasa nyaman, defisit pengetahuan dan resiko kerusakan integritas
kulit. Dengan banyaknya permaslahan yang disebabkan sehingga pasien dengan
flour albus memerukan adanya pengawasan dan pemantauan yang lebih lanjut.
4.2 Saran
Organ reproduksi merupakan organ yang sangat sensitive dan harus djiaga
kebersihannya. Banyak hal yang dapat menyebabkan infeksi pada organ
reproduksi seperti bakteri, jamur, parasit dan virus. Sebagai seorang wanita kita
perlu menjaga kebersihan dari organ reproduksi demi kesehatan organ tersebut.
Biasakasn membasuh dengan benar setelah buang air yaitu dari depan ke
belakang, hidari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, dan hindari
penggunaan alat yang dapat mempermudah penularan.

25
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Ababa, M. 2003 Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Ercon


Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Manuaba, BG. 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Ercon
Maghfiroh, K. 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Keputihan dan Penanganan
Keputihan pada Siswi Pndok Pesantren Darul Hasanah Kali Kondak
Demak 2010. D III ebidanan : Universitas Muhammadiyah Semarang
(UNIMUS). Karya Tulis Ilmiah
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10.
Jakarta: EGC

26
LAMPIRAN

27
KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

oleh:

Riska Indah Permatasari

NIM 152310101148

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keputihan (flour albus)


Sub Pokok : pencegahan keputihan
Sasaran : Ny. R
Tanggal : 5 Mei 2017
Waktu : 10 menit
Tempat : Jl. Mastrip No.36
I. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah melakukan pendidikan kesehatan Ny. R dapat memahami apa itu
keputihan dan cara pencegahannya.
II. Tujuan Penyuluhan Khusus
Setelah penyuluhan, diharapkan klien mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian Keputihan
b. Menjelaskan tentang etiologi Keputihan
c. Menjelaskan tentang tanda dan geala Keputihan
d. Menjelaskan tentang pencegahan Keputihan
III. Materi Penyuluhan
a. Pengertian Keputihan
b. Etiologi Keputihan
c. Tanda dan Gejala Keputihan
d. Pencegahan Keputihan

1
IV. Proses Kegiatan

Kegiatan
No. Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran

1. Pembukaan 2 menit1. 1. Salam pembuka Menjawab salam,


2. 2. Memperkenalkan diri mendengarkan ,
3. 3. Melakukan kontrak waktu menyepakati kontrak
dan menjelaskan tujuan
materi yang akan
disampaikan.

2. inti 5 menit 1. Menelaskan materi Memperhatikan,


tentang: menanggapi dengan
a. Pengertian keputihan pertanyaan
b. Etiologi keputihan
c. Tanda dan gejala
keputihan
d. Pencegahan keputihan

2. Memberikan kesempakan 2.
kepada klien untuk
bertanya

3. Menjawab pertanyaan

3. Penutup 3 menit 1. Evaluasi Memperhatikan dan


2. Menyimpulkan menanggapi
3. Mengucapkan salam
penutup

2
V. Metode Penyuluhan.
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

VI. Media / Alat Bantu


1. Leaflet

VII. Evaluasi
Jenis Evaluasi : Review Materi
Bentuk : Tanya jawab
Waktu : 7 menit
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keputihan
2. Sebutkan penyebab terjadinya keputihan
3. Sebutkan tanda dan gejala keputihan
4. Bagaimana cara pencegahan keputihan

Jember, 5 Mei 2017

Penyuluh

3
MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan cairan berlebih yang keluar dari vagina bukan darah
(Badayati, 2012). Cairan yang dikeluarkan tidak seperti biasanya, berbau,
dan ada rasa gatal (Kusmiran, 2012).

b. Etiologi Keputihan
Penyebab paling sering dari keputihan yang tidak normal adalah infeksi.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan virus.
Pemeriksaan keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur),
preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur
atau pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan pap smear
untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2001).

c. Tanda dan Gejala Keputihan


Pada umumnya gejala yang muncul pada keputihan normal adalah cairan
yang keluar encer, berwarna bening atau krem, tidak berbau, tidak gatal,
dan berumlah sedikit. Namun pada keputihan abnormal gejala yang akan
muncul seperti:
1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri
2. Cairan yang keluar dari vagina bertambag banyak
3. Rasa panas saat kencing
4. Cairan vagina berwarna putih dan menggumpal
5. Berwarna keabu-abuan atau kuning dan berbau tidak sedap

d. Pencegahan Keputihan
Pencegahan pada keputihan dapat dilakukan dengan berbgai cara seperti:
1. Alat pelindung
menggunakan alat pelindung agar terhindar dari kemungkinan tertular.
PHS dapat dilakuka dengan menggunakan kondom. Kondom

4
merupakan cara yang cukup efektif dalam mencegah penularan PHS.
Menjaga
2. Kebersihan daerah genetalia
Menjaga kebersihan daerah genetalia merupakan tindakan dasar untuk
mencegah keputihan. Dapat dilakukan dengan cara:
g) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
h) Menjaga agar tetap kering dan lembab, misalnya gengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap kerngat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegh bakteri
berkembangbiak.
i) Biasakan membasuh secara benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan kebelakang.
j) Dhindari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, jika
perlu lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan cairan
pembersih vagina.
k) Hindari bedak talcum, tissue atau sabun deengan pewangi pada
daerah vagina karena dapat menyebabkan orotasi
l) Hindari pemakaian barang yang dapat memudahkan penularan.

Вам также может понравиться