Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
oleh
Riska Indah Permatasri
NIM 152310101148
i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLOUR ALBUS PADA
IBU USIA PRODUKTIF
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Maternitas dengan
dosen pengampu: Ns.Lantin Setyorini, S.Kep.,M.Kes.
oleh
Riska Indah Permatasari
NIM 152310101148
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN. ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang. .................................................................... 1
1.2 Tujuan. .................................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. ............................................................. 2
2.1 Definisi. ................................................................................. 2
2.2 Etiologi. ................................................................................. 2
2.3 Tanda dan Gejala................................................................. 4
2.4 Pathway................................................................................. 5
2.5 Penatalaksanaan. ................................................................. 6
BAB 3. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN. .................................. 9
3.1 Gambaran Kasus .................................................................. 9
3.2 Pengkajian. ............................................................................ 9
3.3 Analisa Data. ......................................................................... 16
3.4 Diagnosa. ................................................................................ 18
3.5 Intervensi. .............................................................................. 18
3.6 Implementasi. ........................................................................ 20
3.7 Evaluasi. ................................................................................. 23
BAB 4. PENUTUP. .................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan. ........................................................................... 25
4.2 Saran. ..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26
Lampiran ................................................................................................... 27
iv
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui gangguang pada sistem reproduksi yang
umum terjadi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasisawa mampu mengetahui definisi dari keputihan
2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab dari keputihan
3. Mahasiswa mampu pengetahui tanda dan gejala dari keputihan
4. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan keputihan
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
b. Leukorea patologis
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus,
benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi.
Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella
vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya
disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental,
berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan
akibat peradangan.
2
2.2 Penyebab Keputihan
Penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi (Ababa,
2003). Pemeriksaan keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur),
preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau
pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan pap smear untuk
menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2007). Infeksi pada vagina dapat
disebabka oleh:
a. Bakteri (kuman)
1. Gonococcus
Bakteri ini menyebabkan penyakit akibab hubungan seksual. Pada
laki-laki penyakit ini menyebabkan kencing nanah, sedangkan pada
perempuan menyebabkan keputihan.
2. Chlamydia trachomatis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan
lebih encer bila dibandingkan dengan peenyakit gonorrhea.
3. Gardnerella vaginalis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini berwarna putih keruh
keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa
gatal dan panas pada vagina.
b. Jamur Candida
Candida merupakan penghuni normal pada vagina namun bila candida
terdapat dalam jumlah banyak maka akan menyebabkan keputihan yang
dinamakan kandidosis vaginalis. Cairan yang keluar biasanya kental,
berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau susu pecah,
disertai gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam.
c. Parasit
Infeksi akut pada parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai dengan
banyaknya cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih
menyerupai air sabun, dan berbau tidak sedap. Cairan akan tetap keluar
3
meskipun dibilas dengan air. Tidak menyebabkan gatal, tetapi vagina
tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih ketika kencing.
d. Virus
Virus yang sering menyebabkan keputihan adalah Viru Hempes Simplex
(VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Keputihan yang
disebabkan oleh VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa
kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut.
4
2.4 Pathway
Perilaku
menggaruk Rasa tidak
nyaman Defisit
pengetahuan
Resiko integritas
kulit Gangguan rasa
nyaman
5
2.5 Penatalaksanaan Keputihan
Penatalaksanaan pada keputihan tergantung dari penyebab infeksi, seperti
jamur, bakteri atau parasit. Pada umumnya didberi obat-obatan untuk menangani
keluhan dan menghentikan proses infeksi yang sesuai dengan penyebabnya. Obat-
obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari
golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol
untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
2.4.1 Preventif
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagi cara seperti menggunakan
alat pelindung, dan menaga kebersihan daerah genetalia
1. Alat pelindung
Menggunakan alat pelindung agar terhindar dari kemungkinan tertularnya
PHS dapat dilakukan dengan menggunakan kondom. Kondom cukup
efektif dalam mencegah penularan PHS.
2. Menjaga kebersihan daerah genetalia
Menjaga kebersihan daerah genetalia merupakan tindakan dasar untuk
mencegah keputihan. Dapat dilakukan dengan cara:
a) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
b) Menjaga agar tetap kering dan lembab, misalnya gengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap kerngat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegh bakteri
berkembangbiak.
c) Biasakan membasuh secara benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan kebelakang.
d) Hindari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, jika
perlu lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan cairan
pembersih vagina.
e) Hindari bedak talcum, tissue atau sabun deengan pewangi pada
daerah vagina karena dapat menyebabkan orotasi
6
f) Hindaari pemakaian barang yang dapat memudahkan penularan.
2.4.2 Kuratif
a. Bakteri
1. Gonorrhea
Tiamfenikol 3,5 gram oral
Ofloksasin 400 mg/oral
Kanamisin 2 gram im
Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau Amoksisiklin 3 gr IM
Ampisiillin 3,5 gram im atau Ditambah : Doksisiklin 2 x
100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral
selama 7 hari
Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
2. Klamidia trakomatis
Ceftriakson 125 mg SD 1M
Tetrasiklin 4x500mg selama 10-14hari
Eritromisin 4x500 mg oral selama 10-14hari
Minosiklin dosis 1200mg dilanjutkan 2x100 mg/hari selama
14 hari
Doksisiklin 2x200 mg/hari selama 14hari
Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2x2 tablet/hari
selama 10hari
3. Gardnerella vaginalis
Metronidazol 500mg, SD selama 7hari
Klindamisin cream 2%, intra vaginal, 5gr, selama 7 hari
Metronidazol gel 0,75% intravag 2x sehari, 5 hari
b. Jamur
Pada infeksi candida albicans dapat diberikan
1. Sistemik :
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Itrakonazole 2x200mg peroral dosis sehari.
7
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
2. Topikal :
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x sehari selama 7 14 hari
Mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari.
c. Parasit
Metronidazol 2 gr dosis tunggal, atau
metronidazol 2x 500 mg, 7 hr.
d. virus
1. Lesi primer
Simptomatis : analgesik, kompres NaCl 0.9%
Anti virus
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 7-10 hari
Valasiklovir 2500 mg/hari selama 7-10 hari
Famciclovir 3500 mg/hari selama 7-10 hari
2. Lesi rekuren
Simptomatis : analgesic
Anti virus
Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
Asiklovir 3 x 400 mg oral selama 5 hari
Asiklovir 2 x 800 mg oral selama 5 hari
Valasiklovir 2500 mg/hari selama 5 hari
Famciclovir 2125 mg/hari selama 5 hari
Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
8
BAB III
Ny. R berusia 25 tahun sudah menikah selama 6 bulan lalu dan belum
mengalami kehamilan. Klien mengeluhkan keluarnya cairan berwarna kental dan
gatal dari vaginanya selama 6 bulan terakhir. Saat dikaji Ny. R mengatakan
sebelum menikah merasakan keputihan akan tetapi tidak sebanyak dan setelah dia
menikah. Klien mengaku tidak begitu paham tentang bagaimana seharusnya
merawat kebersihan organ reproduksinya dank lie tampak malu mengungkapkan
keluhanya. Klien mengatakan sangat merasa tidak nyaman saat keluarnya
keputihan karena menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan lembab. Kilen
mengakatan merasa lemas dan tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan sering
merasa pusing karena memiliki penyakit hipotensi. TD: 90/80, HR: 80x/menit,
RR: 20x/menit, BB: 55kg, TB: 149cm.
3.2 Pengkajian
I. BIODATA
A. Identitas ibu / suami :
1. Initial : Ny. R
2. Umur : 25 tahun
3. Suku : Madura/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Lamanya menikah : 6 bulan
8. Alamat : Jl. Mastrip 2 No. 36
9
B. Data Biologis / Fisiologis
a. Riwayat penyakit sekarang
1. Keluhan utama : keputihan
c. Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit menular : tidak ada
2. Riwayat penyakit keturunan *( Lampiran genogram ) tidak ada
3. Pengaruh lingkungan psikososial serumah ( genogram ) tidak ada
10
C. Riwayat Reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menerche : umur 15 tahun
b. Siklus haid : 27 hari
c. Durasi haid : 7 hari
d. Perlangsungan haid :
Dismenore : nyeri disminore
Polimenore : tidak ada
Oligimenore : tidak ada
Menometroragia : tidak ada
Amenore : tidak ada
2. Riwayat Obsetric
a. Kehamilan, persalinan dan nifas lalu : tidak ada
b. Riwayat Ginekologi : tidak ada
c. Riwayat Keluarga Berencana : tidak ada
D. Riwayat Aktivitas Sehari hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan
a. Pola makan ibu : baik
b. Frekwensi makan : 1-2x/hari
c. Kebutuhan minum/ cairan : 5-6x/hari
Karbohidrat :
Protein :
Lemak :
Besi / asam folat :
Kalsium :
Iodine :
Nafsu makan :
Masalah dengan gigi :
11
Makanan yang disenangi : sayur bayam
Makanan yang dipantang : tidak ada
Kebutuhan minum/ cairan. : cukup baik, minum air 5-x/hari
Perubahan lain : tidak ada
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan
12
Istirahat / tidur malam : 4-5 jam
Pekerjaaan RT dilakukan : membersikan rumah dan
memasak
Setelah MRS / Operasi : tidak ada
13
Karies : tidak terdapat karies gigi
6. Inspeksi telinga :
Kebersihan telinga : bersih, dibersihkan setiap 1x/minggu
Secret telinga : padat
Keadaan telinga luar : simetris, daun telinga berih
7. Leher :
Pembersaran kelenjar gondok : tidak ada
Pembersan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran arteri karotis : tidak ada
8. Dada / perut :
Payudara : simetris
- Kesimetrisan buah dada : simetris kanan dan kiri
- Bentuk buah dada : bulat
- Ukuran buah dada ;
- Kesimetrisan putting :
- Retraksi putting :
Jantung :
- Ictus cordis :
- Bunyi tambahan :
Paru :
- Bunyi pernafasan : tidak ada
- Bunyi tambahan : tidak ada
Abdomen :
Inspeksi :
Bentuk : simetris
Strie / scar :
Dilatasi vena :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
Massa : tidak terdapat vega
Nyeri tekan : nyeri pada bagian bawah
14
Konsistensi : sedikit lembek
9. Panggul / vagina / serviks :
Dengan inspekulo :
Keadaan dinding vagina :
Prolapsus uterus ;
Keadaan serviks ;
10. Genitalia vulva / anus
11. Pemeriksaan rectal :
Massa antara rectum dan vagina :
Lesi anata rectum dan vagina :
12. Tungkai bawah :
Tampak kesimetrisan :
Varises ;
13. Edema Pemeriksaan laboratorium ( hasil . tgl ) :
USG :
Kesan :
Histopatologi :
Laboratorium
Tanggal:
Tanggal:
Tanggal:
15
e. Jenis pertolongan yang diinginkan :
2. Peranan ibu dalam keluarga : suami
a. Pengambilan keputusan : bidan
b. Konsultasi kesehatan : tidak ada
c. Lain lain :
III. Data Spritual
1. Usaha ibu berdoa terhadap penyakitnya :
2. Pantangan menurut keyakinan ibu selama di RS : tidak ada
3. Keharusan menurut keyakinan ibu selama di RS : tidak ada
IV. Kesimpulan :
Ny. R mengalami keputihan yang berlebih setelah 6 bulan menikah. Klien
mengeluhkan keluarnya cairan berwarna kental dan gatal dari vaginanya
selama 6 bulan terakhir. Ny. R mengeluh nyeri punggung, gatal, panas dan
lembab. Keputihan yang dialami Ny. R terjadi setelah 1-2 minggu setelah haid
dan berlanjut sampai akan haid.
16
- Wajah tampak lemas Lembab pada area muncul akibat keputihan
vagina
Ds: px mengatakan
keluarnya keputihan Rasa tidak nyaman
karena menyebabkan
nyeri punggung, gatal, Gangguan rasa
panas, dan lembab nyaman
17
3.4 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d proses infeksi ditandai dengan waah tampak meringis, TD:
90/80, klien mengatakan nyeri dibagian punggung dan merasa lemas.
2. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping yang muncul akibat keputihan
ditandai dengan TD: 90/80, wajah tampak lemat, klien mengatakan
keluarnya keputihan karena menyebabkan nyeri punggung, gatal, panas,
dan lembab.
3. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan menjaga kebersihan alat
reproduksi ditandai dengan pasien malu mengakui keluhannya, klien
mengatakan tidak begitu paham tentang bagaimana seharusnya merawat
kebersihan organ reproduksinya.
4. Resiko kerusakan integritas kulit b.d gatal pada daerah vagina ditandai
dengan kulit area kulit lembab dan terdapat ruam, kulit area vagina
kemerahan, klien mengatakan keluarnya keputihan karena menyebabkan
nyeri punggung, gatal, panas, dan lembab.
3.5. Intervensi
No Dx Tujuan dan kriteria intervensi
hasil
1 Nyeri akut Tujuan: 3. Lakukan pengkaian nyeri
Setelah dilakukan komprehensif yang meliputi
tindakan keperaatan luka, karakteristik, durasi,
3x24 jam nyeri dapat frekuensi, intensitas, faktor
terkontrol pencetus.
Kriteria hasil: 4. Gali pengetahuan dan
a. Mengenali kapan kepercayaan pasien
nyeri akan terjadi mengenai nyeri
b. Engenai apa yang 5. Gli bersama pasien faktor-
terkait dengan faktor yang dapat
gejala nyeri menurunkan dan
c. Menggunkan memperberat nyeri.
tindakan 6. Berikan informasi tentang
penguranagan nyeri, seperti penebab dan
18
nyeri tanpa anisipasi dari ketidak
analgetik nyamanan.
7. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
mengenai nyerinya dengan
tepat.
8. Aarkan penggunaan teknik
non farmakologi yaitu
relaksasi, aplikasi
panas/dingin, piat dan terpi
music.
2. Gangguan Tujuan: 1. Beri informasi tentang efek
rasa nyaman Setelah dilakukan samping keputihan.
tindakan keperawatan 2. Anurkan klien untuk
2x24 jam klien dapat mengkonsusmi makanan yan
merasa nyaman bernutrisi dan baik untuk
Kriteria Hasil: menambah stamina dan
a. TTV normal meningkatkan tekanan darah
b. Tida Nampak 3. Anjurkan pasien untuk
lemas menjaga kebersihan organ
c. Pusing berkurang reproduksinya
d. Semangat
melakukan
aktivitas
3. Defisit Tujuan: 1. Jelaskan patofisiologi
pengetahuan Setelah dilakukan penyakit dan bagaimana
tindakan keperawatan hubungannya dengan
selama 1x24 jam klien anatomi dan fisiologi sesuai
dapat mengetahui dengan kebutuhna
pengetahuan 2. Review pengetahuan pasien
manajemen penyakit mengenai kondisinya
akut 3. Kenali pengetahuan pasien
19
Kritria Hasil: mengenai kondisinya
a. Monitor tanda dan 4. Eksplorasi bersama pasien
gejala penyakit apakaj dia telah melakukan
b. Monitor efek manajemen gejala
samping keputihan 5. Beri informasi pada pasien
c. Menghindari mengenai kondisinya sesuai
kebiasaaan yang dengan kebutuhan
dapat memicusakit 6. Identifikasi perubahan
kondisi fisik pasien
7. Edukasi pasien mengenai
tindakan untuk mengontrol
gejala
4. Resiko Tujuan: 1. Kaji ulang riwayat kesehatan
kerusakan Setelah dilakukan masa laluyang menunukkan
integritas tindakan keperawatan penyakit medis, diagnose
kulit 3x24 jam klien dapat keperawatan serta
mengontrol resiko perawatannya
Kriteria Hasil: 2. Identifikasi strategi koping
a. Mengidentifikasi yang digunakan
faktor resiko 3. Instruksikan faktor resiko
b. Memodifikasi gaya dan rencana untuk
hidup untuk mengurani faktor resiko
mengurang resiko 4. Gunakan rancangan tujuan
c. Mengenali yang saling menguntungkan
perubahan status dengan cepat
kesehatan
3.6. Implementasi
No Hari/Tanggal Dx Implementasi Paraf
1 Rabu,19 April Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri Ris
2017 b.d proses komprehesif yang meliputi
infeksi lokasi, karakteristik, durasi,
20
frekuensi, kualitas,
intensitas, dan faktor
pencetus.
2. Menggali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri.
3. Menggali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan dan
memperberat nyeri.
4. Memberikan informasi
tentang nyeri,seperti
penyebab dan antisipasi dari
ketidaknyamanan.
5. Mendorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat.
6. Mengajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
yaitu relaksasi, aplikasi
panas/dingin, pijatan, dan
terapi musik.
21
3. Menganjurkan pasien
untuk menaga kebersihan
organ reproduksinya
22
kepada petugas kesehatan.
3.7. Evaluasi
No Hari/Tanggal Dx Evaluasi
1 Sabtu, 22 Nyeri akut S: Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri
April 2017 b.d proses sudah berkurang dari biasanya
infeksi O: Skala nyeri 1
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2 Sabtu, 22 Gangguan S: Pasien mengatakan bahwa rasa gatal
April 2017 rasa nyaman dan rasa lembab berkurang
b.d efek O: TD 110/80 mmHg, Nadi 85x/menit,
samping tampak bersemangat
yang muncul A: Masalah teratasi
akibat P: Hentika intervensi
keputihan
23
3 Sabtu, 22 Defisit S: Pasien mengatakan bahwa dirinya
April 2017 pengetahuan sudah memahami cara mejaga
b.d kebersihan organ reproduksi
kurangnya O: Dapat menjelaskan kembali tentang
pengetahuan cara menjaga kebersihan orga
menjaga alat reproduksi.
reproduksi A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
4 Sabtu, 22 Resiko S: pasien mengatakan bahwa perilaku
April 2017 kerusakan mengaruk sedikit berkurang kerena
jaringan b.d gatal uga berkurang
gatal pada O: Kemerahan ada vagina berkurang
daerah A: Masalah teratasi sebagian
vagina P: Lanjutkan intervensi
24
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Keputihan (Flour albus) merupakan keluarnya cairan dari vagina
melainkan bukan darah. Flour albus diklasifikasikan menjadi dua yaitu flour albus
fisiologi dan flour albus patologi. Flour albus fisiologi merupakan keputihan yang
normal, dengan gejala cairan encer, tidak berwarna, tidak berbau, dan tida
menyebabkan gatal. Flour albus patologi merupakan keputihan yang abnormal,
denga gejala cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu,
dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan.
Penyebab dari keputihan ini bisa disebabkan karena bakteri, jamur, parasit dan
virus. Permasalahan yang disebabkan oleh flour albus sangat banyak seperti nyeri
akut, gangguan rasa nyaman, defisit pengetahuan dan resiko kerusakan integritas
kulit. Dengan banyaknya permaslahan yang disebabkan sehingga pasien dengan
flour albus memerukan adanya pengawasan dan pemantauan yang lebih lanjut.
4.2 Saran
Organ reproduksi merupakan organ yang sangat sensitive dan harus djiaga
kebersihannya. Banyak hal yang dapat menyebabkan infeksi pada organ
reproduksi seperti bakteri, jamur, parasit dan virus. Sebagai seorang wanita kita
perlu menjaga kebersihan dari organ reproduksi demi kesehatan organ tersebut.
Biasakasn membasuh dengan benar setelah buang air yaitu dari depan ke
belakang, hidari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, dan hindari
penggunaan alat yang dapat mempermudah penularan.
25
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27
KEPERAWATAN MATERNITAS
oleh:
NIM 152310101148
UNIVERSITAS JEMBER
2017
28
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1
IV. Proses Kegiatan
Kegiatan
No. Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
2. Memberikan kesempakan 2.
kepada klien untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
2
V. Metode Penyuluhan.
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
VII. Evaluasi
Jenis Evaluasi : Review Materi
Bentuk : Tanya jawab
Waktu : 7 menit
Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keputihan
2. Sebutkan penyebab terjadinya keputihan
3. Sebutkan tanda dan gejala keputihan
4. Bagaimana cara pencegahan keputihan
Penyuluh
3
MATERI PENYULUHAN
a. Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan cairan berlebih yang keluar dari vagina bukan darah
(Badayati, 2012). Cairan yang dikeluarkan tidak seperti biasanya, berbau,
dan ada rasa gatal (Kusmiran, 2012).
b. Etiologi Keputihan
Penyebab paling sering dari keputihan yang tidak normal adalah infeksi.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan virus.
Pemeriksaan keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur),
preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur
atau pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan pap smear
untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2001).
d. Pencegahan Keputihan
Pencegahan pada keputihan dapat dilakukan dengan berbgai cara seperti:
1. Alat pelindung
menggunakan alat pelindung agar terhindar dari kemungkinan tertular.
PHS dapat dilakuka dengan menggunakan kondom. Kondom
4
merupakan cara yang cukup efektif dalam mencegah penularan PHS.
Menjaga
2. Kebersihan daerah genetalia
Menjaga kebersihan daerah genetalia merupakan tindakan dasar untuk
mencegah keputihan. Dapat dilakukan dengan cara:
g) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
h) Menjaga agar tetap kering dan lembab, misalnya gengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap kerngat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegh bakteri
berkembangbiak.
i) Biasakan membasuh secara benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan kebelakang.
j) Dhindari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih, jika
perlu lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan cairan
pembersih vagina.
k) Hindari bedak talcum, tissue atau sabun deengan pewangi pada
daerah vagina karena dapat menyebabkan orotasi
l) Hindari pemakaian barang yang dapat memudahkan penularan.