Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
PREPARASI
2.1. Kominusi
2.1.1. Tujuan
Tujuan yang didapat pada kegiatan kominusi adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui mekanisme peremukan dan cara kerja alat
b. Menentukan ukuran butir hasil keluaran
c. Menentukan produktivitas dan recovery alat
2.1.2. Dasar Teori
Preparasi merupakan operasi atau tahap persiapan sebelum
dilakukan konsentrasi, yaitu usaha untuk meliberasi/membebaskan
bijih atau material batuan dan mineral antara mineral berharga dengan
mineral pengotornya dengan jalan mereduksi atau memperkecil
ukuran butir. Tujuannya agar sifat mineralnya tampak murni atau asli
dan tidak terikat lagi dengan mineral pengotornya. Pada preparasi
sering dilakukan pereduksian ukuran butir atau disebut kominusi dan
pengendalian atau pengelompokan ukuran butir material atau disebut
sizing dengan menggunakan pengayak atau screen maupun
classifying.
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses
meliberasi bijih. Yang dimaksud dengan proses meliberasi bijih adalah
proses melepaskan bijih tersebut dari ikatannya yang merupakan
gangue mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill.
Kominusi terbagi dalam 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary
crushing dan fine crushing. Grinding digunakan untuk proses basah
dan kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering saja.
Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi dimaksudkan juga untuk
meliberasikan bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut dari ikatan
yang merupakan gangue mineral.
Kominusi (crushing dan grinding) umumnya dilakukan dalam 3
tahap, sebab kemampuan alat peremuk atau penggerus terbatas,
yaitu:
Muhammad Jawad
2-1
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-2
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.1
Jaw Crusher
Muhammad Jawad
2-3
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.2
Bagian-bagian Jaw Crusher
Muhammad Jawad
2-4
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.3
Mekanisme Jaw Crusher
Muhammad Jawad
2-5
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Wakhir
P
t
....... (2.1.1)
Wakhir
R x100%
Wawal
..... (2.1.2)
Keterangan :
P = Produktivitas
W = Berat (Kg)
t = Waktu (Jam)
R = Recovery (%)
2) Gyratory Crusher
Crusher jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar jika
dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan dari gyratory
crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses
penghancuran berjalan terus-menerus tanpa selang waktu.
Berbeda dengan jaw crusher yang penghancurannya tidak
kontinu yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang,
material-material yang ada tidak mengalami penggerusan.
Muhammad Jawad
2-6
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber:http://www.flsmidth.com, 2015
Gambar 2.1.4
Gyratory Crusher
Muhammad Jawad
2-7
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.5
Parallel Pinch Crusher
Muhammad Jawad
2-8
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.6
Cone Crusher
Muhammad Jawad
2-9
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-10
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://www.directindustry.com/prod/fam/product-7253-
508574.html, 2015
Gambar 2.1.7
Roll Crusher
Muhammad Jawad
2-11
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-12
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.8
Impact Crusher
Muhammad Jawad
2-13
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.9
Mekanisme Impact Crusher
4) Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk
memperkecil produk dari primary crushing dengan ukuran
umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch. Alat
ini merupakan satu-satunya alat yang berbeda cara
penghancurannya dibandingkan alat pada secondary crushing
lainnya, karena proses penghancurannya menggunakan
shearing stress. Sedangkan pada secondary crusher umumnya
compressive stress.
Mesin crusher yang bekerja dengan prinsip pukul rotary
dengan kecepatan rmp yang tinggi. Hampir sama dengan
Impact crusher, tetapi utk hammer mill biasanya menghasilkan
produk dengan kehalusan mencapai 80 100 mesh. Mesin
hammer mill ini biasa digunakan untuk memproduksi pasir
halus, konsentrat mineral, mineral ore, tepung batu-batuan
seperti kapur, dolomite, zeolit dan sebagainya. Karena mesin ini
memang digunakan untuk menghancurkan material menjadi
partikel-partikel yang halus. Alat ini merupakan satu-satunya
alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat
secondary crushing lainnya.
(Anonim, 2015)
Muhammad Jawad
2-14
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: http://www.munsonmachinery.com/products/size/
HammerMill/images/hammermill-2_home.jpg, 2015
Gambar 2.1.10
Hammer Mill
Muhammad Jawad
2-15
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-16
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.11
Ball Mill
2) Rod Mill (Batang-batang Baja)
Rod mill merupakan penggerus berputar yang
menggunakan batang sebagai media gerus. Digunakan
untuk menggerus bijih, batubara/kokas, dan material lain
untuk penggunaan kering dan basah. Rod mill menerima
umpan sebesar 1 1/2 yang paling besar walaupun
kemempuan terbaik dengan menerima ukuran . Umpan
berukuran kecil, karena bila materialnya terlalu besar maka
akan menimbulkan cataracting akibatnya batangan baja
akan patah.
Istilah-istilah yang terdapat pada Rod Mill adalah
sebagai berikut.
a) Checker In, yaitu tempat memasukkan umpan atau
material.
b) Scale board/steel rod, yaitu tempat penampungan dari
material.
c) Chamber, yaitu ruang tempat penggerusan berlangsung.
d) Grinding Rod, yaitu bagian penggerusan material pada
chamber.
e) Cement Out, yaitu lintasan keluarnya produk
penggerusan.
Muhammad Jawad
2-17
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.12
Rod Mill (Batang-Batang Baja)
Muhammad Jawad
2-18
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.13
Semi-Autogenous Mill (SAG) Mill
Muhammad Jawad
2-19
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Rasio Pengecilan
Adalah suatu proses pengecilan ukuran atau suatu
perbandingan antara umpan yang masuk dalam crusher dengan
ukuran hasil produksi (ukuran yang keluar).
c. Penghancuran
Penghancuran dan penggerusan mineral bijih, dan segala
pemanfaatannya dengan cara pencucian untuk menghilangkan
mineral-mineral pengotornya telah diterapkan sejak zaman purba.
Kegiatan penghancuran mineral bijih pada masa primitif telah
dilakukan dengan hentakan tangan menggunakan batu keras yang
kemudian diganti dengan menggunakan palu logam.
Perlunya untuk melakukan pengecilan ukuran suatu mineral
tergantung pada berbagai kebutuhan, tujuan utamanya adalah:
a. Meliberalisasikan suatu kandungan tertentu dari pengotornya,
misalnya bijih dari batuannya.
b. Memperoleh permukaan yang lebih luas agar penggunaannya
lebih baik, seperti pada penggunaan serbuk batubara.
c. Menghasilkan material yang bentuknya sesuai tujuan
penggunaanya, misalnya untuk semen, pupuk, dan pewarna cat.
Tujuan ini dapat dicapai dengan cara kominusi, yaitu dengan
secara bertahap ukuran mineral tersebut diperkecil sehingga partikel
mineral yang bersih dapat dipisahkan dengan metode yang ada. Tahap
awal dari kominusi adalah agar material yang baru digali akan lebih
mudah ditangani oleh alat gali, alat muat dan alat angkut, dalam hal
sebagai produk tujuannya adalah menghasilkan material dengan
ukuran terkontrol.
Muhammad Jawad
2-20
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kominusi adalah
sebagai berikut :
1) Crusher Tipe Jaw Crusher
Fungsinya adalah untuk menghancurkan atau
mereduksi ukuran material
Gambar 2.1.14
Jaw crusher
2) Safety Tools
Safety Tools digunakan sebagai peralatan
perlindungan diri ketika praktikum berlangsung.
Gambar 2.1.15
Peralatan Safety
3) Sekop
Muhammad Jawad
2-21
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.16
Sekop
4) Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat masing-
masing material yang akan direduksi.
Gambar 2.1.17
Timbangan
5) Alat Tulis
Muhammad Jawad
2-22
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 2.1.18
Alat Tulis
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
material Bijih besi.
Gambar 2.1.19
Bijih Besi
Muhammad Jawad
2-23
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-24
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
= 3100 kg/jam
= 3,1 ton/jam
Jadi, produktivitas dari alat adalah 3,1 ton/jam
Wakhir
b. R = x 100%
Wawal
155 kg
= x 100%
150 kg
= 103,33%
Jadi, nilai recoverynya adalah 103,33 %
Muhammad Jawad
2-25
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.1.7. Pembahasan
Pada Praktikum Penolahan Bahan Galian pada acara kali ini
adalah preparasi, khususnya tentang kominusi. Kominusi yaitu proses
mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dan dapat digunakan
dalam proses selanjutnya. Dalam pengertian lain kominusi juga
diartikan sebagai proses reduksi ukuran bijih mineral menjadi ukuran
yang lebih kecil.
Pada acara kali ini praktikan diharapkan mampu Mengetahui
mekanisme peremukan dan cara kerja alat, menentukan ukuran butir
hasil keluaran, dan juga menentukan produktivitas dan recovery alat.
Alat yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah jaw
crusher yang digunakan untuk meremukan material. Untuk material
yang diujikan adalah bijih besi yang berukuran bongkah.
Pada kegiatan kominusi terdiri dari 3 tahap antara lain
peremukan tahap pertama yang dapat menggunakan alat jaw crusher
dan gyratory crusher, peremukan tahap kedua yang dapat
menggunakan roll crusher dan cone crusher dan penggerusan atau
grinding biasanya menggunakan ball mill. Pada praktikum kali ini
diharapkan menggunakan perlengkapan safety lengkap, seperti
earplug, safety shoes, helmet, gloves, masker dan safety googles.
Praktikum ini dilaksanakan dengan sangat memperhatikan
keselamatan dikarenakan banyak faktor yang menjadi bahaya seperti
kebisingan, material yang besar dan alat yang juga berukuran besar.
Kominusi juga bisa diartikan suatu tahapan di dalam
pengolahan bahan galian yang dilakukan dengan mengurangi ukuran
butir hingga sebagian besar mineral-mineral pengotor dan mineral
berharga terpisah. Kominusi adalah istilah umum yang sering
digunakan untuk operasi penghancuran, contohnya adalah mesin dari
pemecah (crusher) atau mesin penggiling (grinding).
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan untuk meremukan
material adalah jaw crusher. Jaw crusher adalah tipe crusher yang
paling umum, dimana prinsip kerjanya memampatkan atau menghimpit
material hingga hancur, biasa digunakan untuk menghancurkan jenis
batu yang keras, seperti batu serpentinit, batu bijih besi dan
Muhammad Jawad
2-26
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-27
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Muhammad Jawad
2-28
H1C113069
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.1.8. Penutup
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini,
antara lain :
1) Kominusi adalah tahapan awal dalam pengolahan bahan
galian, bertujuan untuk mereduksi ukuran bongkah material.
2) Kegiatan kominusi yang dilaksanakan pada praktikum
menggunakan crusher jenis jaw crusher untuk mereduksi
ukuran material.
3) Berat awal material adalah sebesar 150 kg, berat akhir material
adalah sebesar 155 kg. Penambahan material adalah sebesar
5 kg.
4) pWaktu yang dibutuhkan crusher untuk meremukkan 150 kg
material adalah 3 menit atau sama dengan 0,05 jam.
5) Produktivitas yang didapat setelah dilakukan analisa dan
perhitungan adalah sebesar 3,1 ton/jam dan hasil recovery
sebesar 103 %.
b. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini
adalah :
1) Sebaiknya peralatan yang digunakan pada praktikum ini
dipersiapkan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan yang
menghambat jalannya praktikum.
2) Sebaiknya jumlah alat ditambah supaya durasi pelaksanaan
percobaan praktikum lebih efisien.
3) Sebaiknya asisten memberikan tutorial atau simulasi sebelum
praktikan melakukan percobaan.
Muhammad Jawad
2-29
H1C113069