Вы находитесь на странице: 1из 1

Jurnal yang berjudul Pemanfaatan Feses Ternak Sapi Sebagai Energi alternatif Biogas Bagi Rumah Tangga

Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan yang ditulis oleh Latifah Hanum Damanik dari STIKES Surya Global
Yogyakarta, Adi Heru Husodo dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Totok Gunawan dari
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ini berisi tentang pemanfaatan feses ternak sapi sebagai energi
alternatif biogas bagi rumah tangga dan dampaknya terhadap lingkungan di desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Masyarakat Samarinda ternyata sangat menggemari daging sapi, hal itu terbukti dengan tingkat konsumsi
daging di Samarinda saat ini yang mencapai 14,21 persen melampaui konsumsi nasional yang hanya 10,9
persen Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging di Samarinda saat ini, 94,2 persen daging sapi
masih disuplai dari luar daerah.(http://kaltim.prokal.co/read/news/60769-peternakan-sapi-prospektif-di-
samarinda ) saya sendiri juga baru mengetahui ternyata cukup banyak peternak sapi di Samarinda dan terus
berkembang, di Kecamatan Samarinda Utara saja terdapat 87
peternakan(http://kecsmdutara.samarindakota.go.id/peternakan )
Dengan banyaknya jumlah peternak di Samarinda yang ada sekarang dan terus berkembang, itu berarti
limbah dari peternakan yang dihasilkan juga banyak. Keberadaan limbah dari peternakan ini menjadi
masalah yang sangat serius. Karena limbah pertenakan ini selain baunya tidak sedap, keberadaannya juga
mencemari lingkungan, mengganggu pemandangan dan bisa menjadi vector penyakit, oleh karena itu harus
ditangi dengan tepat.
Biogas sebenarnya bisa diterapkan di daerah peternakan dimana saja, tidak peduli didaerah perkotaan
maupun pedesaan. Asalkan sarana dan prasarana mendukung dan ada dukungan dari berbagai pihak,
termasuk peternak dan pemerintah. Jika hal tersebut sudah ada, maka biogas ini bisa menjadi solusi yang
ampuh untuk mengatasi masalah limbah peternakan dan sekaligus untuk menekan biaya pengeluaran rumah
tangga. Untungnya, pemerintan Provinsi Kalimantan Timur sangat mendukung dengan adanya teknlogi
biogas ini. "Jumlah peralatan biogas sebanyak itu (413 peralatan) merupakan bantuan yang diberikan untuk
kelompok tani ternak di 14 kabupaten/kota di Kaltim dan Kaltara sejak 2006 hingga 2014," ucap Kepala Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Dadang Sudarya di Samarinda, Rabu (26/8). Sedangkan pada 2015,
Disnak Kaltim juga mendistribusikan sebanyak 105 unit peralatan biogas. Apabila semua sudah
terdistribusikan, maka total jumlah peralatan biogas yang sudah sampai ke tangan kelompok ternak
mencapai 518 unit. dikutip dari Beritasatu.com (http://www.beritasatu.com/nasional/302003-pemprov-
kaltim-salurkan-413-peralatan-biogas.html ).
Di Kalimantan timur sendiri Peralatan biogas diberikan kepada mereka yang belum mendapat pelayanan
listrik, terutama warga di perdesaan maupun daerah pinggiran. Warga desa yang mendapat peralatan biogas
akan mampu mandiri energi, karena dengan alat itu mereka bisa memasak tanpa harus membeli elpiji atau
bahan bakar lain. Satu paket atau satu unit peralatan biogas yang dibantukan kepada warga terdiri dari
instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi. Pemberian bantuan berupa
alat biogas ini terbagi di beberapa daerah di Kalimantan Timur. Di Kota Samarinda terdapat tiga kemlompk
ternak dengan jumlah biogas yang diterima sebanyak tiga unit.(http://inspirasibangsa.com/disnak-kaltim-
distribusikan-105-peralatan-biogas/ )
Jadi kesimpulannya, biogas bisa diterapkan dengan baik di Samarinda asalkan dikelola dengan baik dan
benar, kemudian ada kerjasama yang baik antara peternak dan pemerintah agar penggunaan biogas ini bisa
dapat terus berlangsung dan berkembang lebih baik lagi. Mungkin untuk kedepannya jika sumber dayanya
sudah mencukupi dan didukung dengan sarana dan prasarana yang ada biogas bisa diproduksi masal di
wilayah samarinda.

Вам также может понравиться