Вы находитесь на странице: 1из 8

PENGARUH PUPUK ORGANIK BERBASIS AZOLLA, FOSFAT ALAM DAN ABU SEKAM

TERHADAP HASIL PADI DAN SIFAT KIMIA TANAH ALFISOL


(Effect of Organic Fertilizer-Based Azolla, Rock Phosphate and Hull Ash on Rice Yield
and Chemical Properties of Alfisols)

Sudadi1)*, Sumarno1), Wiki Handi2)


(1)
Program Studi Ilmu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
(2)
Alumni Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
*Contact Author : sudadi_uns@yahoo.com

ABSTRACT
The application of chemical fertilizer for long time may adverse soil environment.
Organic agriculture, for example combination use of azolla based-organic fertilizer,
phosphate rock and rice hull ash, was one of ways that able to recover it. Research was
conducted in Sukosari, Jumantono, Karanganyar while soi chemical properties analysis
was analysed in Soil Chemistry and Fertility Laboratory, Fac. of Agriculture, Sebelas
Maret University April to November 2013. Research design used was RAKL with 5
treatments, each repeated 5 times. The treatments applied were P0 (control), P1 ( azola
inoculum dosage 250 g/m2 + phosphate rock + rice hull ash equal to 150 kg/ha KCl), P2
(azola inoculum dosage 500 g/m2 + phosphate rock equal to 150kg/ha, SP-36 + rice hull
ash equal to 100 kg/ha KCl), P3 (manure dosage of 5 ton/ha),P4 (Urea 250 kg/ha + SP-36
150 kg/ha + KCl 100 kg/ha). Data analysed statistically by F test (Fisher test) with level
of confident 95% followed by DMRT (Duncan Multiple Range Test) if any significant
differences. The result showed that the treatment combination of azolla, phosphate rock
and rice hull ash increase soil organic matter content, cation exchange capacity,
available-P and exchangeable-K as well as rice yield ( (at harvest-dry grain weight and
milled-dry grain weight).

Keywords : Alfisols, azolla-based, organicfertilizer, phosphate rock, rice

PENDAHULUAN meningkat dari tahun ke tahun telah


Padi (Oryza sativa) merupakan mencemaskan pakar lingkungan hidup
bahan makanan pokok bagi rakyat karena dapat berdampak pada
Indonesia. Konsumsi masyarakat Indonesia tercemarnya lingkungan oleh akumulasi
akan beras dari tahun ke tahun semakin bahan kimia yang terkandung di
meningkat sejalan dengan semakin dalamnya. Salah satu cara yang dapat
bertambahnya jumlah penduduk. Oleh dilakukan yaitu melalui penerapan
karena itu, perluasan areal pertanian sistem pertanian organik.
dan pemanfaatan teknologi pertanian Sistem pertanian organik yang saat
sangat diperlukan untuk meningkatkan ini diterapkan adalah penerapan sistem
jumlah produksi padi di Indonesia. pertanian yang berbasis pada penggunaan
Pemberian pupuk merupakan pupuk kandang sebagai masukan unsur
salah satu usaha penting dalam hara dalam tanah. Disisi lain kebutuhan
meningkatkan produksi pertanian. akan pupuk kandang yang semakin
Penggunaan pupuk kimia yang selalu meningkat tidak diimbangi dengan

Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 77


Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.
ketersediaannya yang cukup, sehingga November 2013. Bahan yang digunakan
menimbulkan kelangkaan pada musim untuk penelitian ini antara lain inokulum
tanam dan harga semakin tinggi. Untuk azolla, pupuk fosfat alam, abu sekam,
mengatasi hal tersebut, maka pupuk kandang sapi, SP-36, KCl, urea,
diperlukan suatu upaya dengan cara benih padi varietas IR 64, kemikalia
mengkombinasikan berbagai macam untuk analisis laboratorium. Alat yang
masukan di lahan pertanian yang digunakan untuk penelitian ini antara
berbasis lingkungan. lain timbangan, penggaris, cangkul,
Di Indonesia potensi azolla sebagai oven, kamera, kantong plastik dan
sumber pupuk nitrogen, fosfat alam kertas, alat pemanen padi, seperangkat
sebagai pengganti SP-36 dan abu sekam alat untuk analisis laboratorium.
sebagai pengganti KCl belum banyak Penelitian ini dilakukan dengan
dimanfaatkan pada tanaman padi. menggunakan Rancangan Acak
Semua itu dikarenakan masih banyaknya Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 5
masyarakat yang bergantung terhadap perlakuan masing-masing diulang 5 kali.
penggunaan pupuk kimia. Rakitan Adapun perlakuannyasebagai berikut:
teknologi pada kombinasi azolla, fosfat P0 (kontrol), P1 (dosis inokulum azolla
alam dan abu sekam dimaksudkan untuk 250 g/m2 + fosfat alam setara 150 kg/ha
menggantikan penggunaan pupuk kimia SP-36 + abu sekam setara 100 kg/ha
dan pupuk kandang yang KCl), P2 (dosis inokulum azolla 500 g/m2
ketersediaannya terbatas. Rakitan + fosfat alam setara 150 kg/ha SP-36 +
teknologi ini diharapkan dapat abu sekam setara 100 kg/ha KCl), P3
meningkatkan hasil padi serta perluasan (dosis pupuk kandang 5 ton/ha), P4
pertanian organik yang ramah (Urea 250 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl
lingkungan. 100 kg/ha).

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hasil analisis tanah awal pada
Sukosari, Kecamatan Jumantono, Alfisol lahan sawah di Desa Sukosari,
Kabupaten Karanganyar serta Jumantono, Karanganyar disajikan pada
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tabel 1.
Tanah, Program Studi Ilmu Tanah, Hasil analisi yang ditunjukkan pada
Fakultas Pertanian UNS dari bulan April - Tabel 1 menjelaskan bahwa tanah di
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Awal
No Sifat Kimia Tanah Hasil Satuan Pengharkatan
1. pH 5,68 - Agak Masam *
2. Kadar Bahan Organik 3,03 % Rendah *
3. N-total 0,20 % Rendah *
4. P-tersedia 0,86 ppm Sangat Rendah *
5. K-tertukar 0,33 me% Sangat Rendah *
6. KTK 5,7 me% Rendah *
Keterangan : * Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah Bogor 2006

78 Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014


Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.
5.60 5,50
5,46 5,42

pH tanah
5,36 5,34
5.40

5.20
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 1. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap
pH pada Alfisol Jumantono.
5.00 4,54 4,55 4,39
Organik (%)

3,26 3,63
Bahan

0.00
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 2. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap
Bahan Organik pada Alfisols Jumantono

daerah penelitian ini mempunyai pH pemberian dosis yang tidak terlalu


agak masam, dengan kandungan bahan banyak dibandingkan perlakuan lainnya,
organik sebesar 3,03 % yang termasuk sehingga cenderung menghasilkan nilai
dalam kategori rendah. Kandungan pH lebih kecil. Pemberian bahan organik
unsur hara N-total sebesar 0,20% yang terlalu banyak akan menjadikan
termasuk dalam kategori rendah. tanah lebih masam (Raharjo 2000).
Kandungan P-tersedia sebesar 8,86 ppm Selain itu, menurut Alqamari (2011)
dan K-tertukar sebesar 0,33 me% juga pengaruh penambahan bahan organik
masih dalam kategori sangat rendah. terhadap pH tanah dapat meningkatkan
Hasil analisis tanah untuk nilai KTK 5,7 atau menurunkan nilai pH tergantung
me% yang termasuk dalam kategori pada tingkat kematangan bahan organik
rendah. Sanchez (1992) menyatakan yang ditambahkan dan jenis tanahnya.
bahwa bahwa kadar bahan organik yang
terkandung di tanah Alfisol sangat Kadar Bahan Organik tanah
rendah karena tanah Alfisol terdapat Berdasarkan uji F dengan taraf
didaerah yang bergelombang sehingga 95% diperoleh hasil bahwa semua
bahan organik akan mudah tercuci. perlakuan yang diberikan tidak
pH tanah memberikan pengaruh yang nyata
Berdasarkan uji F taraf 95% (p>0,05) terhadap kadar bahan organik
diketahui bahwa perlakuan tidak tanah. Nilai hasil analisis kadar bahan
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap organik tanah paling tinggi ditunjukkan
pH tanah. Berdasarkan gambar 1 pada perlakuan P3 (pemberian pupuk
menunjukkan bahwa nilai pH yang kandang dengan dosis 5 ton/ha).
paling tinggi terdapat pada perlakuan P1 Selanjutnya pada perlakuan P1 (dosis
(dosis inokulum azolla 250 g/m2 , fosfat inokulum azolla 250 g/m2, fosfat alam
alam setara 150 kg/ha SP-36 dan abu setara 150 kg/ha SP-36 dan abu sekam
sekam setara 100 kg/ha KCl) sebesar setara 100 kg/ha KCl) dapat
5,50. Hal tersebut dipengaruhi oleh menggantikan peran pupuk kandang
Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 79
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.

8 7,48
KTK (me%) 6,70 6,49 6,68
7 6,27
6
5
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 3. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap
Kapasitas Tukar Kation pada Alfisols Jumantono

karena menghasilkan nilai yang hampir dalam menjerap kation. Besarnya


setara dengan perlakuan P3 (Dosis kontribusi bahan organik tersebut
pupuk kandang 5 ton/ha). terhadap peningkatan KTK tanah
Pada perlakuan P3 dengan dosis disebabkan oleh tingginya senyawa
pemberian pupuk kandang sebesar 5 karboksil (-COOH) dan hidroksi (-OH)
ton/ha memberikan hasil tertinggi yang apabila terhidrolisis akan
dikarenakan pemberian pupuk kandang menghasilkan atau menambah muatan
sebagai tambahan bahan organik akan negatif tanah. Muatan koloid humus
meningkatkanC-organik tanah, karena bersifat berubah-ubah tergantung dari
bahan organik mengandung nilai pH larutan tanah. Dalam suasana
karbohidrat, protein, lignin, dan selulosa sangat masam (pH rendah),
yang didominasi oleh C, H dan O hidrogenakan terikat kuat pada gugus
(Hanafiah 2005). aktifnya yang menyebabkan gugus aktif
Kapasitas Tukar Kation (KTK) berubah menjadi bermuatan positif (-
Berdasarkan uji F taraf 95% COOH2+ dan -OH2+), sehingga koloid
diketahui bahwa perlakuan tidak koloid yang bermuatan negatif menjadi
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap rendah, akibatnya KTK turun. Sebaliknya
kapasitas tukar kation. Berdasarkan hasil dalam suasana alkali (pH tinggi) larutan
yang diperoleh ditunjukkan bahwa tanah banyak mengandung OH-,
semua perlakuan memiliki nilai yang akibatnya terjadi pelepasan H+ dari
lebih tinggi daripada hasil analisis tanah gugus organik dan terjadi peningkatan
awal sebesar 5,7 me%. Untuk hasil muatan negatif (-COO-, dan O-),
tertinggi dihasilkan pada perlakuan P1 sehingga KPK meningkat. Hal tersebut
(dosis inokulum azolla 250 g/m2, fosfat terlihat pada perlakuan P1 dengan hasil
alam setara 150 kg/ha SP-36 dan abu analisis pH tertinggi (5,50)
sekam setara 100 kg/ha KCl) yaitu mempengaruhi nilai KTK tanah pada
sebesar 7,48 me%. Penambahan bahan perlakuan P1 (7,48 me%).
organik akan dapat meningkatkan KTK
tanah (Wahyudi 2009). N Total Tanah
Menurut Minardi et al. (2009), Berdasarkan uji F taraf 95%
peran pupuk organik sangat erat diketahui bahwa perlakuan tidak
hubungannya dengan peningkatan nilai berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap
KTK, karena mempunyai kemampuan kadar N-total tanah. Berdasarkan
gambar diatas perlakuan P4 (dosis urea
80 Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.

0.30 0,20 0,22


0,20 0,18
N total (%)
0,16
0.20
0.10
0.00
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 4. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap N
total pada Alfisols Jumantono
0.95 0,91
0,90
P tersedia

0,89
(ppm)

0.90 0,87
0.85 0,84

0.80
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 5. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap P
tersedia pada Alfisols Jumantono

250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100 250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100
kg/ha) menghasilakan nilai kadar N kg/ha). Dari gambar diatas mununjukkan
total yang paling tinggi dibandingkan perlakuan yang menunjukkan P tersedia
dengan perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini tertinggi pada perlakuan P4 (dosis urea
karena pupuk anorganik memiliki 250 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 100
memiliki kadar N yang jauh lebih tinggi kg/ha) sebesar 0,91 ppm. Hal ini
dibandingkan pupuk organik sehingga dikarenakan pemberian pupuk
jumlah N yang ditambahkan ke dalam anorganik mampu memberikan unsur P
tanah lebih tinggi. Disamping itu, ke dalam tanah dalam jumlah yang
menurut Sutedjo (1999) pupuk besar dan cepat tersedia. Menurut
anorganik mampu menyediakan hara N Sutopo (2003) meningkatnya
dalam jumlah yang lebih tinggi ketersediaan P tanah juga terkait
dibandingkan pupuk organik. dengan penggunaan pupuk anorganik
yaitu SP-36. Pemberian P ke dalam
P Tersedia Tanah tanah melalui pemupukan akan
Berdasarkan uji F taraf 95% meningkatkan P bebas yang
diketahui bahwa perlakuan tidak menyebabkan konsentrasi P dalam
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap P- larutan tanah menjadi semakin besar,
tersedia tanah. Nilai hasil analisis P- akibatnya kertersediaan P dalam tanah
tersedia tanah mununjukkan perlakuan akan meningkat.
bahwa P1 (dosis inokulum azolla 250
g/m2, fosfat alam setara 150 kg/ha SP- K Tertukar Tanah
36 dan abu sekam setara 100 kg/ha KCl) Berdasarkan uji F taraf 95%
dapat menggantikan peran pupuk kimia diketahui bahwa perlakuan tidak
karena menghasilkan nilai yang hampir berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap K-
setara dengan perlakuan P4 (dosis urea tertukar tanah. Hal ini disebabkan

Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 81


Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.
0.5 0,41 0,46 0,39

K Tertukar
0,35 0,36

(me%) 0
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 6. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap K
tertukar pada Alfisols Jumantono
8000 6594,13c 6353,07bc 6668,27c
Kering Panen
Berat Gabah

5910,4b
6000 4940,27a
(kg/ha)

4000
2000
P0 P1 P2 P3 P4
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 95 %
Gambar 7. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap
berat gabah kering panen pada Alfisols Jumantono
karena perlakuan yang diberikan belum dengan perlakuan azolla, fosfat alam
mampu mengubah sifat Alfisol, dan abu sekam (P1 dan P2) serta
khususnya jumlahK tertukarnya yang perlakuan pupuk kandang (P3) yaitu
rendah. Hal ini diduga karena jumlah 668,27 kg/ha. Menurut Brady dan
pupuk sumber K yang diberikan masih Buckman (1982), pada tanaman padi-
terlalu rendah. Gambar diatas padian nitrogen memperbesar ukuran
menukjukkan K-tertukar tertinggi pada butiran dan meningkatkan persentase
P2 (dosis inokulum azolla 500 g/m2, protein dalam biji. Menurut Soplanit dan
fosfat alam setara 150 kg/ha SP-36, abu Nukuhaly (2012), bahwa penyediaan N
sekam setara 100 kg/ha KCl) sebesar yang cukup pada fase generatif sangat
0,46 me%, hal ini diduga karena semakin penting juga dalam memperlambat
tinggi pemberian azolla maka proses penuaan daun mempertahankan
kandungan K dalam tanah akan semakin fotosintesis selama fase pengisian gabah
tinggi. Menurut pendapat Suriapermana dan peningkatan protein dalam gabah.
dan Syamsiah (1995) bahwa azolla Kecukupan protein saat fase generatif
mempunyai kandungan K cukup tinggi. sangat penting untuk mencapai hasil
Berat Gabah Kering Panen padi (berat gabah) yang tinggi karena
Berdasarkan uji F taraf 95% protein merupakan komponen
diketahui bahwa perlakuan memberikan penyusun sel dari tiap bagian
pengaruh sangat nyata (p<0,01) (komponen) tanaman. Pupuk anorganik
terhadap berat gabah kering panen. mampu menyediakan nitrogen yang
Berdasarkan hasil analisis yang terdapat mudah diserap oleh tanaman berbeda
pada gambar menunjukkan bahwa dengan pupuk organik yang
perlakuan P4 (dosis Urea 250 kg/ha, SP- menyediakan nitrogen untuk tanaman
36 150 kg/ha, KCl 100 kg/ha) lebih lama karena sifatnya yang slow
mempunyai nilai berat gabah kering release.
panen yang paling tinggi dibandingkan Berat Gabah Kering Giling
82 Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.

6000 5014,78b 4967,64b

Kering Giling
Berat Gabah
4770,84b 4615,17b

(kg/ha)
3707,93a
4000
2000
0
P0 P1 P2 P3 P4
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 95 %
Gambar 8. Pengaruh pupuk organik berbasis azolla, pupuk kandang dan NPK terhadap
berat gabah kering giling pada Alfisols Jumantono

Berdasarkan uji F taraf 95% KESIMPULAN


diketahui bahwa perlakuan memberikan 1. Kombinasi perlakuan inokulum azolla,
pengaruh sangat nyata (p<0,01) fosfat alam dan abu sekam mampu
terhadap berat gabah kering giling. meningkatkan kadar bahan organik,
Berdasarkan gambar dapat terlihat kapasitas tukar kation, P-tersedia dan
bahwa pada perlakuan P1 (dosis K-tertukar.
inokulum azolla 250 g/m2, fosfat alam 2. Penggunaan azolla, fosfat alam dan
setara 150 kg/ha SP-36 dan abu sekam abu sekam padi mampu
setara 100 kg/ha KCl) mempunyai berat meningkatkan hasil padi pada Alfisol.
gabah kering giling yang tertinggi yaitu 3. Kombinasi perlakuan inokulum azolla
5014,78 kg/ha. Hal ini diduga karena 250 g/m2, fosfat alam setara 150
pertumbuhan azolla pada perlakuan ini kg/ha SP-36 dan abu sekam setara
tinggi sehingga mampu memenuhi 100 kg/ha KCl menghasilkan gabah
kebutuhan tanaman akan unsur hara kering giling 5014,78 kg/ha. Hasil ini
nitrogen, sedangkan pupuk SP-36 dan 26% lebih tinggi dibanding kontrol,
abu sekam mampu memenuhi lebih tinggi 7,9% dibanding perlakuan
kebutuhan tanaman akan hara P dan K. dengan pupuk kandang dan lebih
Handayanto (1996 menyatakan bahwa tinggi 0,9% dibanding perlakuan
azolla termasuk tumbuhan berkualitas NPK.
tinggi sebagai green manure memiliki
kandungan N tinggi, kandungan lignin UCAPAN TERIMA KASIH
dan polifenol rendah. Pembentukan Makalah merupakan bagian dari
bulir padi sangat dipengaruhi oleh skripsi yang penelitiannya terkait
serapan hara, sehingga apabila serapan dengan Hibah penelitian Strategis
hara tanaman tinggi maka jumlah gabah Nasional II dengan judul "Azolla-Based
yang dihasilkan akan meningkat. Unsur organic farming sebagai rakitan
N sangat dibutuhkan tanaman dalam teknologi pertanian organik berdaya
proses pembentukan malai dan hasil tinggi" tahun anggaran 2013.
pengisian biji.

Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 83


Pengaruh Pupuk Organik Berbasis Azolla, Fosfat Alam dan Abu Sekam Sudadi et al.
DAFTAR PUSTAKA Suriapermana S dan Syamsiah I 1995.
Buckman HO dan Brady NC 1982. Ilmu Tanam Jajar Legowo Pada Sistem
Tanah. Penerjemah Soegiman. Usaha Tani Minapadi-Azolla Di
UGM Press. Yogyakarta Lahan Sawah Irigasi. Hlm 74-83.
Dalam: Zaini Z dan Syam M (Ed.).
Hanafiah KA 2005. Dasar-dasar Ilmu
Risalah Seminar Hasil Penelitian
Tanah. Raja Granfindo Persada.
Sistem Usaha Tani dan Sosial
Jakarta.
Ekonomi. Bogor 4-5 Oktober 1994.
Handayanto E 1998. Pengolahan Pusat Penelitian dan
Kesuburan Tanah. Brawijaya Pengembangan Tanaman Pangan,
University Press. Malang Bogor.
Minardi S, Winarno J dan Abdillah AHN Sutedjo MM dan Karta Sapoetra AG
2009. Efek Perimbangan Pupuk 1999. Pengantar Ilmu Tanah.
Organik Dan Pupuk Rineka Cipta. Jakarta.
Anorganikterhadap Sifat Kimia
Sutopo 2003. Kajian Penggunaan Bahan
Tanah Andisol Tawangmangu Dan
Organik Berbagai Bentuk Sekam
Hasil Tanaman Wortel. Jurnal
Padi dan Dosis Pupuk Fosfat
Sains Tanah 6 (2): 111-116.
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Sanchez PA 1992. Sifat dan Pengelolaan Jagung (Zea mays L). Jurnal Sains
Tanah Tropika. ITB. Bandung. Tanah 3(1):42-48.
Soplanit R dan Nukuhaly S 2012. Wahyudi I 2009. Nitrogen Uptake of
Pengaruh Penggelolaan Hara NPK Maize Plant (Zea mays L.) as Result
Terhadap Ketersediaan N dan of the Application of Guano
Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza Fertilizer and Lamtoro Green
sativa L.) di Desa Waelo Manure on Ultisol from Wanga. J.
Kecamatan Waeapo Kabupaten Agroland 16 (4) : 265 - 272.
Buru. Jurnal Ilmu Budidaya
Tanaman Vol.1 No.1

84 Sains Tanah Jurnal Ilmu tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014

Вам также может понравиться