Вы находитесь на странице: 1из 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TINGKAT

KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI


DUSUN 14 SUNGAPAN TIRTORAHAYU
GALUR KULON PROGO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :

SONY ARDHI WIJAYA


070201022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011

i
HALAMAN PENGESAHAN

RELATIONSHIP DIET WITH AN INCIDENCE RATE OF HYPERTENSION


AT THE ELDERLY IN THE HAMLET 14 SUNGAPAN TIRTORAHAYU
GALUR KULON PROGO YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TINGKAT KEJADIAN


HIPERTENSI PADA LANSIA DI DUSUN 14 SUNGAPAN
TIRTORAHAYU GALUR KULON PROGO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

SONY ARDHI WIJAYA


070201022

Telah disetujui pada tanggal:

............................................................

Pembimbing

Drs. Sugiyanto, M. Kes

ii
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TINGKAT KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI DUSUN 14 SUNGAPAN
TIRTORAHAYU GALUR KULON PROGO
YOGYAKARTA1

Sony Ardhi Wijaya2, Sugiyanto3

INTISARI

Latar belakang penelitian:Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah


sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama
dengan atau lebih dari 90 mmHg. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan
hipertensi adalah pola makan. Pola makan tersebut berupa banyak mengkonsumsi
makanan berlemak, natrium dan kolesterol. Pencegahan hipertensi dapat dilakuakn
dengan mengatur pola makan yang seimbang.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan tingkat
kejadian hipertensi pada lansia di Dusun 14 Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon
Progo Yogyakarta.
Metode penelitian: Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan November
2010 sampai dengan juli 2011. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik
dengan pendekatan waktu retrospektif. Populasi dalam penelitian 39 orang, dengan
jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 lansia dengan menggunakan tehnik
total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara ingatan pangan 24 jam. Analisa data menggunakan rumus
Kendall Tau Correlation.
Hasil penelitian: Diperoleh bahwa 50,0% responden memiliki pola makan
dengan kriteria kurang dengan tingkat kejadian hipertensi tahap 1 73,3% dan hasil
dari analisa Kendall Tau Correlation diperoleh nilai r hitung 0,190 dengan nilai p>
0,05 (0,283) pada taraf kesalahan 5% sehingga Ho diterima. Kesimpulan
menunjukkan tidak ada hubungan antara pola makan dengan tingkat kejadian
hipertensi pada lansia.
Saran: Bagi responden yang berjumlah 30 di Dusun 14 Sungapan orang agar
memeriksakan tekanan darah secara teratur dan mengatur pola makan dengan tepat
sehingga jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan angka kecukupan gizi
yang dianjurkan.

Kata Kunci : Pola Makan, Tingkat Kejadian Hipertensi, Lansia.


Kepustakaan : 22 buku (2000-2010), 11 penelitian, 15 internet, 1 jurnal.
Halaman : xiv, 54 halaman, 7 tabel, 15 lampiran, 2 gambar

1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa Keperawatan STIKes Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen Keperawatan STIKes Aisyiyah Yogyakarta

iii
RELATIONSHIP DIET WITH AN INCIDENCE RATE OF HYPERTENSION
AT THE ELDERLY IN THE HAMLET 14 SUNGAPAN TIRTORAHAYU
GALUR KULON PROGO YOGYAKARTA1

Sony Ardhi Wijaya2, Sugiyanto3

ABSTRACT

Research Background: Hypertension is a condition in which systolic blood


pressure equal to or greater than 140 mmHg and diastolic blood pressure equal to or
greater than 90 mmHg. One of the risk factors that can cause hypertension is diet. A
diet is a lot of eating fatty foods, sodium and cholesterol. Prevention of hypertension
can be done by setting a balanced diet
Research Objectives: To determine the relationship between diet with an
incidence rate of hypertension in the elderly in the hamlet of 14 Sungapan
Tirtorahayu Galur Kulon Progo Yogyakarta.
Research Methodology: This study started in November 2010 until July
2011. This study uses survey methods of analytic approaches retrospective time. 39
people in the study population, the number of respondents in this study were 30
elderly by using a sampling technique based on the total inclusion and exclusion
criteria. Data is collected with a 24-hour food recall interview. Analysis of data using
Kendall's Tau Correlation formula.
Findings: Provided that 50.0% of respondents have a diet with less criteria
with stage 1 hypertension incidence rate of 73.3% and the results of the Kendall Tau
Correlation analysis obtained by calculating the value of r 0.190 with p value> 0.05
(0.283) at the level of error of 5% so that Ho received. The conclusion shows no
relationship between diet and incidence rate of hypertension in the elderly.
Suggestion: For those respondents who numbered 30 in the hamlet 14
Sungapan people to keep your blood pressure checked regularly and adjust your diet
appropriately so that the amount of food consumed in accordance with the
recommended dietary allowance rates.

Key words : Diet, Incidence Rate of Hypertension, Elderly.


References : 22 books (2000-2010), 11 research reports, 15 electronic
resources, 1 journal article.
Number of pages : xiv, 54 pages, 7 tables, 15 appendixes, 2 figures.

1. The title of skripsi


2. The Student of School of Nursing, Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3. The Lecturer of School of Nursing, Aisyiyah Health Sciences College of
Yogyakarta

iv
LATAR BELAKANG serat dan vitamin, karena karbohidrat
masih merupakan sumber energi yang
murah. Sebagian orang mengonsumsi
Hipertensi atau yang lebih makanan dengan porsi yang jauh lebih
dikenal dengan sebutan penyakit besar daripada yang seharusnya,
tekanan darah tinggi adalah keadaan begitu pula sebaliknya (Indrawati,
dimana seseorang mengalami 2009). Faktor makanan yang
peningkatan tekanan darah diatas merupakan penentu dari tingginya
normal. Seseorang dinyatakan tekanan darah adalah kelebihan lemak
mengalami penyakit hipertensi bila dalam tubuh, intake garam yang tinggi
tekanan sistolik mencapai di atas 140 dan konsumsi alkohol berlebihan,
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 sedangkan salah satu faktor resiko
mmHg (Junaidi, 2010). yang tidak bisa di kendalikan yaitu
Pemerintah Indonesia dalam usia. Seiring dengan bertambahnya
hal ini telah memberikan perhatian usia, tekanan darah sistolik biasanya
serius dalam pencegahan dan menurun, akan tetapi tekanan darah
penanggulangan penyakit tidak diastolik umumnya meningkat
menular termasuk hipertensi. Hal (Vitahealth, 2005).
tersebut dapat dilihat melalui Menua merupakan proses
dibentuknya Direktorat Pengendalian alami yang dihadapi oleh setiap
Penyakit Tidak Menular berdasarkan individu dengan adanya perubahan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 kondisi fisik, psikologis dan sosial
Tahun 2005 (Departemen Kesehatan yang saling berinteraksi satu sama
RI, 2010). lain. Meningkatnya usia menyebabkan
Di seluruh dunia terutama di seseorang menjadi rentan terserang
negara-negara maju dan berkembang, berbagai macam penyakit
hipertensi merupakan masalah (Departemen Kesehatan RI, 2010).
kesehatan yang cukup lazim Berdasarkan studi pendahuluan
ditemukan pada usia lanjut. Di yang telah dilakukan peneliti dan
Amerika Serikat, sekitar 18-32% pengukuran tekanan darah yang telah
penduduknya menderita hipertensi, dilakukan pada saat posyandu lansia
sedangkan di Cina persentase tanggal 18 November 2010 di Dusun
kasusnya lebih rendah, yaitu sekitar 14 Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon
13%. Di Indonesia prevalensi Progo Yogyakarta, didapatkan data
hipertensi lebih tinggi jika awal jumlah lansia yang memiliki
dibandingkan dengan Singapura yang tekanan darah sistolik 140 mmHg
mencapai 27,3%, Thailand dengan sebanyak 28 orang dari 52 orang
22,7% dan Malaysia mencapai 20%. lansia yang datang pada saat
Tingkat prevalensi hipertensi di posyandu.
Indonesia mencapai 31, 7 persen dari
total jumlah penduduk dewasa METODE PENELITIAN
(Dhuha, 2011).
Salah satu faktor resiko yang Penelitian ini menggunakan
dapat dikendalikan yang bisa metode penelitian survey analitik
menyebabkan terjadinya hipertensi (Survey Research Method). Survey
adalah pola makan. Perilaku makan di analitik adalah penelitian yang
Indonesia terutama pada penduduk mencoba menggali bagaimana dan
miskin adalah adanya kecendrungan mengapa fenomena-fenomena itu
tingginya konsumsi makanan terjadi, kemudian melakukan analisis
karbohidrat tinggi dan rendah protein, dinamika kolerasi antara fenomena,
baik antara faktor risiko dengan faktor
1
efek, antar faktor risiko, maupun antar setiap bulannya, yang dimulai dari
faktor efek (Notoatmodjo, 2002). pukul 08.00 sampai dengan selesai.
Pendekatan waktu yang digunakan Responden dalam penelitian
adalah retrospective yaitu penelitian ini sebagian besar berusia 60 tahun
yang berusaha melihat ke belakang ke atas dan berjenis kelamin
dengan pengumpulan data dimulai dari perempuan. Responden biasanya
efek atau akibat yang telah terjadi, datang ke posyandu lansia sendirian
kemudian dari efek tersebut ditelusuri dan jarang ditemani oleh anggota
penyebabnya atau variabel-variabel keluarga. Sebagian besar responden
yang mempengaruhi akibat tersebut (73,3 %) berada pada hipertensi
(Notoatmodjo, 2002). tahap 1 dan tidak teratur dalam
Data tentang pola makan melakukan kunjungan posyandu
responden di peroleh dari hasil lansia yang diadakan setiap tanggal
wawancara dengan menggunakan 18 setiap bulan.
metode ingatan pangan 24 jam (24- 2. Deskripsi karakteristik
Hour Food Recall), yakni mengingat responden
kembali dan mencatat jumlah serta a. Karakteristik responden
jenis makanan dan minuman yang berdasarkan jenis kelamin
telah di konsumsi selama 24 jam
terakhir. Bahan makanan yang di
konsumsi kemudian dianalisis
menggunakan Software Nutrisurvey
2007. Jumlah zat gizi yang dikonsumsi
kemudian dibandingkan dengan AKG
2004 untuk orang Indonesia. Data
tentang tingkat tingkat kejadian
hipertensi pada lansia diperoleh dari
hasil pengukuran tekanan darah yang
dilakukan dalam 2x kunjungan
posyandu. Berdasarkan data pada
tabel 4.1 diatas, responden
HASIL PENELITIAN paling banyak adalah yang
berjenis kelamin perempuan
A. Hasil Penelitian dengan jumlah 19 orang
1. Gambaran umum tempat lansia (36,7%) dan yang
penelitian paling sedikit adalah yang
berjenis kelamin laki-laki
Penelitian ini dilakukan di
dengan jumlah 11 orang
Dusun 14 Sungapan. Dusun 14
lansia (36,7%).
Sungapan merupakan kawasan
b. Karakteristik responden
yang sebagian besar wilayahnya
berdasarkan usia
dikelilingi oleh area persawahan
dan sungai. Sumber air dan air
minum di Dusun 14 Sungapan
antara lain berasal dari PAM,
sumur, sungai dan penampungan
air hujan. Fasilitas kesehatan bagi
masyarakat antara lain dengan
adanya posyandu balita dan lansia
yang dilaksanakan pada tanggal 18

2
Tabel 4.2 menunjukkan untuk tingkat kejadian
dari 30 responden persentase hipertensi adalah kategori
paling banyak yaitu pada usia hipertensi tahap 1 dengan
60-74 tahun (eldery) dengan jumlah 22 orang responden
jumlah 14 responden (46,7%)
(73,3%) dan persentase
dan paling sedikit yaitu pada
usia 45-59 tahun (middle age)
paling sedikit pada
dengan jumlah 7 responden kategori hipertensi tahap 2
(23,3%). dengan jumlah 8
c. Karakteristik responden responden (26,7%).
berdasarkan pola makan
e. Hubungan pola makan
dengan tingkat kejadian
hipertensi pada lansia

Dari tabel 4.3 diatas,


diketahui bahwa dari 30
responden yang diteliti
paling banyak untuk pola
makan terdapat pada kriteria
kurang dengan jumlah 15
responden (50,0%) dan
persentase paling sedikit Tabel 4.5 menunjukkan
pada kriteria sedang dengan bahwa persentase yang
jumlah 6 responden tertinggi adalah pola makan
(20,0%). dengan kriteria kurang
d. Karakteristik responden dengan kategori hipertensi
penelitian berdasarkan tahap 1 sebanyak 10
tingkat kejadian responden (33,3%).
hipertensi. Sementara persentase yang
terendah adalah pola
makan dengan kriteria
defisit dengan kategori
hipertensi tahap 2 yaitu 1
responden (3,3%). Dari
hasil uji statistik dengan
menggunakan rumus
Kendall Tau didapatkan
tidak ada hubungan pola
makan dengan tingkat
kejadian hipertensi pada
Berdasarkan tabel 4.4 lansia di Dusun 14
diatas, dapat diketahui Sungapan Tirtorahayu
bahwa dari 30 responden Galur Kulon Progo
persentase paling banyak Yogyakarta yang

3
ditunjukkan dengan harga r Menurut Nugroho
0,190 dan nilai p 0,283 (2000) kebutuhan gizi bagi
lebih besar dari 0,05. lanjut usia perlu dipenuhi
B. Pembahasan secara adekuat karena
1. Pola makan merupakan
Berdasarkan tabel 4.3 pokok kelangsungan
tentang pola makan proses pergantian sel sel
memperlihatkan bahwa dalam tubuh, akan tetapi
pola makan pada lansia nafsu makan mereka
berada paling banyak pada cenderung terus menurun
kriteria kurang yaitu dan pola makannya
sebanyak 15 responden menjadi berubah tidak
(50,0%) dan paling sedikit teratur. Pemilihan
berada pada kriteria sedang makanan sering hanya
yaitu sebanyak 6 responden didasari oleh pertimbangan
(20,0%). Dari data tersebut selera dan bukan lagi atas
menunjukkan bahwa pola dasar pertimbangan gizi.
makan pada responden di Pada umumnya kebiasaan
Dusun 14 Sungapan sangat makan seseorang berasal
bervariasi, hal ini dari budaya kelompok
disebabkan karena yang diajarkan oleh
perbedaan dalam kelompok anggota
mengkonsumsi makanan. keluarga. Selain itu pola
Sebagian besar responden makan juga dipengaruhi
memiliki kebiasaan makan oleh ketersediaan pangan
dengan frekuensi makan 2x dan keadaan ekonomi
sehari. Dengan frekuensi (Mardayanti, 2008).
makan 2x sehari maka
jumlah asupan makanan 2. Tingkat kejadian
yang masuk kedalam tubuh hipertensi
menjadi sedikit. Dari tabel 4.4 tentang
Selain itu jenis tingkat kejadian hipertensi
makanan yang dikonsumsi diketahui bahwa kategori
oleh tiap-tiap responden hipertensi pada responden
dari pagi sampai malam paling banyak berada pada
tidak bervariasi sehingga hipertensi tahap 1 yaitu 22
jumlah kalori yang responden (73,3%) dan
dihasilkan menjadi sedikit paling sedikit berada pada
karena bahan makanan hipertensi tahap 2 yaitu 8
yang dikonsumsi relatif responden (26,7%). Dari
sama. Hal ini data tersebut diketahui 22
menyebabkan tidak responden berada pada
terpenuhinya kebutuhan hipertensi tahap 1. Tekanan
zat gizi yang dianjurkan darah yang dimiliki
perhari. Faktor ekonomi responden tidak terlalu
menjadi salah satu tinggi. Hal ini disebabkan
penyebab bagi responden karena telah dilakukan
untuk mengatur menu upaya pengobatan bagi
makan yang berbeda setiap responden oleh petugas
hari. posyandu dari puskesmas

4
Galur 1. Selain diberikan Nor (2010) dengan judul
obat-obatan untuk faktor-faktor yang
menurunkan tekanan darah, berhubungan dengan
responden juga disarankan penyakit hipertensi di
untuk mengkonsumsi buah- puskesmas Sidomulyo
buahan yang dapat Kecamatan Samarinda Ilir
menurunkan tekanan darah tahun 2010. Metode
seperti ketimun dan penelitian menggunakan
mengkudu. penelitian analitik dengan
penelitian cross sectional.
Hipertensi merupakan Sampel penelitian
gejala yang paling sering berjumlah 100 orang dan
ditemui pada orang lanjut cara pengambilan
usia dan menjadi faktor sampelnya dengan
risiko utama insiden menggunakan accidental
penyakit kardiovaskular. sampling dengan
Oleh karena itu, sangat di menggunakan Kuisioner
anjurkan bagi para lansia dan recall 24 jam. Hasil
untuk mengontrol tekanan penelitian menggunakan
darah secara teratur uji statistik dengan
menggunakan Chi-Square
3. Hubungan pola makan
diperoleh tidak ada
dengan tingkat kejadian
hubungan antara pola
hipertensi pada lansia
makan dengan terjadinya
Setelah diuji dengan
hipertensi di Puskesmas
rumus Kendall Tau
Sidomulyo Samarinda
didapatkan hasil bahwa
yaitu dengan (P. = 0,325).
tidak ada hubungan antara
Akan tetapi hasil
pola makan dengan tingkat
penelitian ini bertentangan
kejadian hipertensi pada
dengan penelitian yang
lansia di Dusun 14
dilakukan oleh Farlina
Sungapan Tirtorahayu
(2009) yang menyatakan
Galur Kulon Progo
terdapat hubungan yang
Yogyakarta yang
signifikan antara hubungan
ditunjukkan dengan p value
pola makan dengan
0,283. Untuk menentukan
hipertensi. Dari hasil
hipotesis diterima atau
analisis dengan
ditolak dengan
menggunakan uji statistik
membandingkan nilai taraf
t-test independent
signifikansi (p) dengan
diperoleh hasil
taraf kesalahan 5% (0,05)
perhitungan nilai t hitung
jika p lebih besar dari 0,05
= 7,609 , dan Nilai P =
maka hipotesis ditolak dan
0,000 (P<0,05). Hasil
jika p lebih kecil dari 0,05
penelitian ini juga
maka hipotesis diterima.
bertentangan dengan
Hasil perhitungan
penelitian yang dilakukan
didapatkan nilai p sebesar
oleh Hariyanto (2006)
0,283> 0,05 sehingga Ha
dengan judul faktor-faktor
ditolak dan Ho diterima.
yang berhubungan dengan
Hal ini didukung oleh
tingkat hipertensi di
penelitian yang dilakukan

5
wilayah kerja Puskesmas yang ditunjukkan dengan 22
Rawat Inap Halmahera responden (73,3%).
Semarang. Jenis penelitian 3. Tidak terdapat hubungan antara
ini adalah survei analitik pola makan dengan tingkat kejadian
dengan rancangan cross hipertensi pada lansia di Dusun 14
sectional dengan jumlah Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon
sampel 86 responden. Progo Yogyakarta.
Hasil uji statistik dengan
Chi-Square menunjukkan SARAN
ada hubungan antara pola
makan dengan tingkat 1. Bagi responden
hipertensi (r <0,05). Diharapkan bagi responden
Dari data tersebut dapat untuk lebih mengatur pola
disimpulkan bahwa pola makan, agar angka kecukupan
makan bukan menjadi gizi yang dianjurkan terpenuhi.
menjadi salah satu Pengaturan pola makan antara
penyebab utama terjadinya lain bisa dilakukan dengan cara
hipertensi pada lansia di meningkatkan frekuensi makan
Dusun 14 Sungapan dalam sehari, jumlah porsi
Tirtorahayu Galur Kulon makanan yang dikonsumsi
Progo Yogyakarta. cukup yaitu tidak berlebihan
Kumungkinan faktor lain atau kurang, mengatur variasi
yang tidak diteliti dalam menu makan dan mengkonsumsi
penelitian ini yang dapat buah-buahan yang dapat
mempengaruhi tingkat menurunkan tekanan darah
kejadian hipertensi pada seperti ketimun dan mengkudu.
lansia di Dusun 14 Selain mengatur pola makan
Sungapan Tirtorahayu responden juga diharapkan lebih
Galur Kulon Progo teratur dalam memeriksakan
Yogyakarta adalah tekanan darahnya yaitu dengan
genetik, jenis kelamin, cara melakukan kunjungan
usia, stres, obesitas, secara teratur setiap diadakannya
konsumsi garam yang posyandu lansia.
berlebihan, kurang 2. Bagi masyarakat Dusun 14
olahraga, merokok dan Sungapan
konsumsi alkohol. Bagi masyarakat Dusun 14
Sungapan khususnya para lansia
KESIMPULAN untuk lebih teratur dalam
Berdasarkan penelitian yang melakukan kunjungan posyandu
dilakukan di Dusun 14 Sungapan lansia, agar dapat memeriksakan
Tirtorahyu Galur Kulon Progo tekanan darah secara teratur.
Yogyakarta, hasil penelitian dapat Selain itu dengan melakukan
disimpulkan sebagai berikut: kunjungan posyandu secara
1. Sebagian besar pola makan pada teratur dapat mengetahui status
lansia berada dalam kriteria kurang kesehatan secara umum.
yang ditunjukkan dengan 15 3. Bagi kader posyandu Dusun
responden (50,0%). 14 Sungapan
2. Sebagian besar tingkat kejadian Bagi kader posyandu Dusun 14
hipertensi yang dialami lansia Sungapan, diharapkan data ini
berada dalam hipertensi tahap 1 dapat dijadikan masukan bahwa

6
frekuensi kunjungan posyandu 2010/05/31/15483552/Perokok
lansia masih tidak teratur. .Sayangi.Jantungmu diperoleh
Dengan memberikan masukan tanggal 21 Juli 2011.
tentang pentingnya
Arief, I. (2008). Hipertensi: Faktor
memeriksakan tekanan darah risiko dan
secara teratur dan memeriksakan
Penatalaksanaannya dalam
kesehatan diharapkan kunjungan
http://www.pjnhk.go.id/content
pada posyandu lansia menjadi
/view/788/31/, diperoleh
lebih teratur. tanggal 20 Juli 2011.
4. Bagi puskesmas Galur 1
Bagi puskesmas Galur 1, Arifin. (2010). Langkah Tepat Atasi
diharapkan dapat memberikan Hipertensi dalam
penyuluhan-penyuluhan kepada http://hilalahmar.com/artikel/la
masyarakat mengenai cara ngkah-tepat-atasi-hipertensi
pencegahan dan penanganan diperoleh tanggal 21 Juli 2011.
hipertensi secara tepat. Arikunto, S. (2002). Prosedur
5. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian Suatu Pendekatan
Setelah melihat beberapa Praktek, Rineka Cipta. Jakarta.
keterbatasan dalam penelitian
ini, diharapkan bagi peneliti Badan Pusat Statistik. (2006). Statistik
selanjutnya jika ingin melakukan Penduduk Lanjut Usia 2006,
penelitian tentang pola makan Badan Pusat Statistik. Jakarta.
untuk melihat karakteristik Departemen Kesehatan RI. (2010).
responden terlebih dahulu. Hipertensi Penyebab Kematian
Penelitian tentang pola makan Nomor Tiga dalam
pada lansia tidak efektif untuk http://www.depkes.go.id/index.
dilakukan karena ingatan pada php, diperoleh tanggal 4
lansia sudah mulai menurun November 2010.
sehingga dapat menyebabkan
data yang diperoleh tidak akurat. Dhuha, S. (2011). Astaga, Prevalensi
Hipertensi di Indonesia Sangat
DAFTAR PUSTAKA Tinggi dalam
http://www.today.co.id/read/20
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar 11/02/26/13140/astaga_prevale
Ilmu Gizi, PT Gramedia nsi_hipertensi_di_indonesia_sa
Pustaka Utama. Jakarta. ngat_tinggi, diperoleh tanggal
Anida. (2011). Hipertensi dan 15 Juni 2011
Pengaruh Obesitas Anda dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon
http://forum.um.ac.id/index.ph Progo. (2008). Profil
p?topic=6046.0 diperoleh Kesehatan Kabupaten Kulon
tanggal 20 Juli 2011. Progo 2007. Yogyakarta.
Anindya. (2009). Hipertensi dalam Dinas Kesehatan Provinsi
http://rajawana.com/jurnal- D.I.Yogyakarta. (2009). Profil
artikel/32-health/251- Kesehatan Provinsi D.I
hipertensi.pdf diperoleh Yogyakarta 2008. Yogyakarta.
tanggal 20 Juli 2011. Direktorat Bina Farmasi Komunitas
Anna, L.K. (2010). Perokok, Sayangi dan Klinik. (2006).
Jantungmu dalam Pharmaceutical Care Untuk
http://health.kompas.com/read/ Penyakit Hipertensi. Ditjen

7
Bina Kefarmasian dan Alat Iqbal. (2008). Gizi Untuk Penderita
Kesehatan Departemen Hipertensi dalam
Kesehatan. Jakarta. http://iqbalali.com/2008/05/27/
Farlina, F. (2009). Hubungan Antara gizi-untuk-penderita-
Pola Makan Dengan Kejadian hipertensi/ diperoleh tanggal 3
November 2010.
Hipertensi Pada Karyawan
Kemenegpora (kementerian JNC 7, (2004). The Seventh Report of
Negara Pemuda dan Olah the Joint National Committee
Raga). Skripsi; tidak on Prevention, Detection,
dipublikasikan. PSIK FI-FIK Evaluation, and Treatment of
Universitas Indonesia Esa High Blood Pressure. National
Unggul Jakarta. High Blood Pressure Education
Handoko, T. (2009). Pola Makan Program.
Sehat dalam Jumiyati, E. (2010). Hubungan Pola
http://gayahidupsehat.org/pola- Makan Dengan Kejadian
makan-sehat/, diperoleh Hipertensi Pada Lansia Di
tanggal 5 November 2010. Wilayah Kerja Puskesmas
Pajangan Kabupaten Bantul
Hariyanto, A.F. (2006). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Yogyakarta. Skripsi; tidak
Tingkat Hipertensi di Wilayah dipublikasikan. Program
Kerja Puskesmas Rawat Inap Pendidikan Ners-Program
Halmahera Semarang. Skripsi; Studi Ilmu Keperawatan
tidak dipublikasikan. PSIK STIKes Aisyiyah Yogyakarta.
Fakultas Ilmu Keperawatan Junaidi, I. (2010). Hipertensi
dan Kesehatan Universitas Pengenalan Pencegahan dan
Muhammadiyah Semarang. Pengobatan. PT Bhuana Ilmu
Haryanto, A. (2008). Hubungan Populer. Jakarta.
Tingkat Pengetahuan Dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sikap Kepala Keluarga Dalam (2008). Kamus Bahasa
Upaya Mengontrol Hipertensi Indonesia, Pusat Bahasa
Pada Lansia Di Desa Departemen Pendidikan
Ngembatpadas Kecamatan Nasional. Jakarta
Gemolong Sragen. Skripsi;
Komnas Lansia. (2010). Profil
tidak dipublikasikan. Fakultas
Penduduk Lanjut Usia (2009),
Ilmu Kesehatan Universitas
Komisi Nasional Lanjut Usia.
Muhammadiyah Surakarta.
Jakarta.
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan
Krisnawati. (2009). Hubungan Pola
dan Teknik Penulisan Ilmiah,
Makan dan Gaya Hidup
Salemba Medika. Jakarta.
Terhadap Kejadian Hipertensi
Indrawati, L. Werdhasari, A. Yudi, Pada Orang Batak di Gereja
A.K. (2009). Hubungan Pola HKBP Manyar Surabaya.
Kebiasaan Konsumsi Makanan Skripsi; tidak dipublikasikan.
Masyarakat Miskin Dengan Perpustakaan Universitas
Kejadian Hipertensi di Airlangga Surabaya.
Indonesia, Jurnal Media Kurnia. (2009). Gambaran
Peneliti dan Pengembang Pengalaman Klien Hipertensi
Kesehatan. 1 (4). 174-184. Dalam Menghadapai

8
Penyakitnya dan Pencegahan Program Studi Ilmu
Terhadap Serangan Stroke Di Keperawatan STIKes
Puskesmas Wirobrajan Aisyiyah Yogyakarta.
Yogyakarta 2009. Skripsi;
Program Studi Ilmu Keperawatan
tidak dipublikasikan. Program STIKes Aisyiyah. (2008).
Pendidikan Ners-Program
Panduan Penyusunan Skripsi;
Studi Ilmu Keperawatan
tidak dipublikasikan. Program
STIKes Aisyiyah Yogyakarta.
Pendidikan Ners-Program
Mardayanti, P. (2008). Hubungan Studi Ilmu Keperawatan
Faktor-Faktor Resiko Dengan STIKes Aisyiyah Yogyakarta
Status Gizi Pada Siswa Kelas 8 tahun 2007. Yogyakarta.
di SLTPN 7 Bogor Tahun
Ridhani. (2009). Tingkat Efektifitas
2008; Skripsi Departemen Gizi
dan Efisiensi Kinerja
Kesehatan Masyarakat FKM
Kepengurusan Organisasi di
UI.
Himpunan Mahasiswa Islam
Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Komisariat Fakultas Tarbiyah;
Lanjut dan Perawatannya, tidak dipublikasikan. Fakultas
Salemba Medika. Jakarta. Tarbiyah IAIN-SU Medan
Nor, R.W. (2010). Faktor-Faktor Sanif, E. (2009). Hipertensi Pada
Yang Berhubungan Dengan Wanita dalam
Penyakit Hipertensi di http://www.jantunghipertensi.c
Puskesmas Sidomulyo om/hipertensi/78.html,
Kecamatan Samarinda Ilir diperoleh tanggal 20 Juli 2011.
tahun 2010; Skripsi FKM Saryono. (2008). Metodologi
Universitas Mulawarman Penelitian Kesehatan
Samarinda. Penuntun Praktis Bagi
Notoatmodjo, (2002). Metodologi Pemula, Mitra Cendikia.
Penelitian Kesehatan, Rineka Yogjakarta.
Cipta, Jakarta. Sianturi, G. (2003). Cegah Hipertensi
Nughroho, W. (2000). Perawatan Dengan Pola Makan dalam
Lanjut Usia, EGC. Jakarta. http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid
Nutrifood. (2011). Batasi Garam
1046314663,16713, diakses
Cegah Hipertensi dalam
tanggal 7 November 2010.
http://www.tropicanaslim.com/
batasi-garam-cegah-hipertensi Siswono. (2002). Lemak Dalam
diperoleh tanggal 20 Juli 2011. Makanan Baik atau Buruk
Palmer, A. & Williams, B. (2007). dalam http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid
Simple Guides Tekanan Darah
Tinggi, Erlangga. 1030680352,5852, diakses
tanggal 7 November 2010.
Pratiwi. (2010), Hubungan Pola
Sugiyono. (2007). Statistika untuk
Makan Fast Food Dengan
Penelitian, CV Alfabeta. Bandung.
Kejadian Hipertensi Pada
Usia Produktif Di Dusun Tegal Sutomo, B. (2008). Menu Sehat
Ngijon Sumber Agung Penakluk Hipertensi, DeMedia
Moyudan Sleman Yogyakarta. Pustaka. Jakarta.
Skripsi; tidak dipublikasikan.
Program Pendidikan Ners-

9
Tejasari. (2005). Nilai-Gizi Pangan,
Graha Ilmu, Jakarta.
Tim Dokter Pfizer Peduli Kolesterol.
(2010). Tensi Cenderung Naik
dalam
http://www.pedulikolesterol.co
m/kontrolkolesterol/tanyamess
age.php?id=982010062820001
00593661005403 diperoleh
tanggal 20 Juli 2011.
Tim Riset Kesehatan Dasar Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. (2007).
Pedoman Pengisian Kuesioner,
Jakarta.
Vitahealth. (2005). Hipertensi, PT
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wahyuningsih. (2008). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Terjadinya Hipertensi Pada
Usia Lanjut Di Dusun
Kabregan Srimulyo Piyungan
bantul Yogyakarta Tahun
2008. Skripsi; tidak
dipublikasikan. Program
Pendidikan Ners-Program
Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Aisyiyah Yogyakarta.
WHO. (2010). Global Infobase Data
For Saving Lives dalam
https://apps.who.int/infobase/I
ndex.aspx, diakses tanggal 28
Oktober 2010.

10

Вам также может понравиться