Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH

Kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno

Oleh :

Nama : Lexy Nanlohy

Nim : 2101140517

Jurusan : Hukum Kimia 69

UNIVERSITAS BUNG KARNO


JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di setiap komunitas selalu ada pemimpinnya. Peran pemimpin beraneka ragam, di


antaranya adalah sebagai penggerak, motivator, inspirator, penunjuk arah, menyatukan,
pelindung, pengayom, penolong, pembagi kasih sayang, mencukupi serta mensejahterakan,
dan lain-lain. Tugas pemimpin, dengan demikian memang banyak dan berat. Semua peran itu
akan dipertanggung-jawabkan, baik di hadapan manusia yang dipimpinnya maupun di hadapan
Tuhan kelak.
Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang
dipimpinnya hidup. Jiwa, pikiran, dan semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup
dan berkembang. Untuk menggerakkan bagi semua yang dipimpinnya, seorang pemimpin
membutuhkan tipe atau gaya yang dimiliki pemimpin untuk memimpin semua orang.
Ir. Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan
semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat
popularistik dan bertempramen meledak-ledak. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir.
Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideology yang mendasari Negara atau partai,
sehingga konsisten dan sangat fanatic, cocok diterapkan pada era tersebut.

Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970
pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 -
1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama
dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno
menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya -
berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi
kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah
pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada
sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai
presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden Republik Indonesia

Soekarno diantara Pemimpin Dunia


Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan
Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri. Ia aktif dalam
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD
1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi
Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa
Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima
langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci)
kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan
pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap
keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi,
pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan
bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri. Namun
keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh
oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat penjabaran rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Negara Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno ?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno ?
3. Keberhasilan apa yang dihasilkan dari gaya kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno?
4. Kegagalan apa yang dihasilkan dari gaya kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno sebagai Presiden
pertama RI.
2. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno saat menjabat
menjadi Presiden ke pertama RI.
3. Untuk mengetahui dampak apa yang terjadi dari gaya kepemimpinan Presiden
Ir.Soekarno pada saat itu.
4. Untuk mengetahui kegagalan apa yang di dapat dari gaya kepemimpinan Presiden
Ir.Soekarno pada saat itu.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah :
Secara Akademis, berfungsi sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa Departemen Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

1.5 Tinjauan Pustaka

1.1.5 Teori-Teori Kepemimpinan


Untuk mengetahui dan memahami teoriteori kepemimpinan, dapat dilihat dari
beberapa literatur yang pada umumnya membahas yang sama. Dari literatur itu diketahui ada
teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada juga yang
menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok orangorang, dan ia
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Dan teori yang paling mutakhir melihat
kepemimpinan lewat prilaku organisasi. Orientasi prilaku ini mencoba mengetengahkan
pendekatan yang bersifat social learning pada kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa
terdapat faktor penentu yang timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu ini ialah
pemimpin sendiri (termasuk didalamnya kognisinya). Situasi lingkungan (termasuk pengikut
pengikutnya dan variabelvariabel makro) dan prilakunya sendiri. Tiga faktor penentu ini
merupakan dasar dari teori kepemimpinan yang diajukan oleh ilmu prilaku organisasi. Berikut
ini akan diuraikan beberapa teori yang tidak asing bagi literatur literatur kepemimpinan pada
umumnya antara lain:

1. Teori Sifat (Trait Theory) Teori sifat barangkali dapat memberikan arti lebih realistik terhadap
pendekatan sifat dari pemimpin, setelah mendapat pengaruh dari aliran prilaku pemikir
psikologi, yaitu suatu kenyataan yang dapat diterima bahwa sifatsifat kepimpinan itu tidak
seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dapat dicapai lewat suatu pendidikan dan pengalaman.
Dengan demikian maka perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan kepada sifatsifat umum
yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau
dibuat. Keith Devis merumuskan empat sifat umum yang nampaknya mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi antara lain:
a) Kecerdasan. Hasil penelitian pada umunya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun
demikian pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengikutnya.
b) Kedewasaan dan keluasaan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang dan
mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas
sosial.
c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempunyai
dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.
d) Sikapsikap hubungan kemanusiaan. Pemimpinpemimpin yang berhasil mau mengakui
harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kelompok Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai
tujuantujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikutpengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran
antara pemimpin dan pengikutnya ini, melibatkan juga konsepkonsep sosiologi tentang
keinginankeinginan mengembangkan peranan. Para pemimpin yang memperhitungkan
pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja.

3. Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler Model ini berisi tentang hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh Fielder dalam
hubungannya dengan dimensidimensi empiris sebagai berikut:
a) Hubungan pemimpinanggota. Hal ini merupakan variabel yang paling penting didalam
menentukan situasi yang menyenangkan tersebut.
b) Derajat dan struktur tugas. Dimensi ini merupakan masukan yang sangat penting, dalam
menentukan situasi yang menyenangkan.
c) Politisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Dimensi ini merupakan
dimensi yang sangat penting ketika di dalam situasi yang sangat menyenangkan.
4. Teori Jalan KecilTujuan (PathGoal Theory) Secara umum berusaha untuk menjelaskan
pengaruh prilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasaan dan pelaksanaan pekerjaan
bawahannya. Adapun teori jalan kecil tujuan, memasukkan empat tipe atau gaya utama
kepemimpinan sebagai berikut:
a) Kepemimpinan direktif. Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis.
Bawahan tahu senantiasa apa yang diharapkan dirinya dengan pengarahan yang khusus
diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.
b) Kepemimpinan yang mendukung. Tipe kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan
untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati dan mempunyai perhatian
kemanusiaan yang murni terhadap bawahan.
c) Kepemimpinan yang partisipatif. Gaya kepemimpinan ini berusaha meminta dan
mempergunakan saranasarana dari bawahannya untuk berprestasi.

1.1.6 Tipologi Kepemimpinan


Sebagai titik tolak dalam pembahasan tipologi kepemimpinan yang secara luas dikenal
bahwa dewasa ini, kiranya relevan untuk menekankan bahwa gaya kepemimpinan yang
menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk mengetahui situasi yang dihadapinya
secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi
yang dihadapinya. Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan
yang secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya ialah:
1. Tipologi yang Otokratik Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah
seseorang yang sangat egois. Egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutar-
balikkan kenyataan yang sebenar-benarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif
diinterpretasikan sebagai kenyataan. Dengan egoisme yang sangat besar demikian, seorang
pemimpin yang otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan
organisasional seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi,
ketergantungan total para anggota organisasi megenai nasib masing-masing dan lain
sebagainya. Berangkat dari persepsi yang demikian, seorang pemimpin yang otokratik
cenderung menganut nilai organisasi yang berkisar pada pembenaran segala cara yang
ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya benar apabila
tindakan itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang
akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan dengan demikian akan disingkirkannya,
apabila perlu dengan tindakan kekerasan. Berdasarkan nilai-nilai demikian, seorang pemimpin
otoriter akan menunjukkan berbagai sikap yang menonjolkan keakuannya antara lain dalam
bentuk:
a) Kecenderungan melakukan para bawahan sama dengan alat-alat dalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
b) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan.
c) Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, dengan cara
memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan
tertentu dan para bawahan tertentu itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk
melaksanakannya saja.
Sikap pemimpin demikian akan menampakkan juga pada prilaku pemimpin yang bersangkutan
dalam berinteraksi dengan pihak lain, terutama dengan para bawahannya dalam organisasi.
Yang menjadi masalah dalam hal kepemimpinan otokratik ialah keberhasilan mencapai tujuan
dan berbagai sasaran-sasaran itu semata-mata karena takutnya bawahan terhadap
pemimpinnya dan bukan berdasarkan keyakinan bahwa tujuan yang telah ditentukan itu wajar
dan layak untuk dicapai dan disiplin kerja yang terwujud pun hanya karena bawahan selalu
dibayangbayangi ancaman seperti pengenaan tindakan disiplin yang keras, penurunan
pangkat, dan bahkan tanpa kesempatan membela diri.

2. Tipologi yang Paternalistik Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat dilingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat pedesaan. Persepsi
seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional
dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada
umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh
petunjuk. Para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistik
mempunyai sifat-sifat tidak mementingkan dirinya sendiri, melainkan memberikan perhatian
terhadap kepentingan kesejahteraan bawahannya. Akan tetapi sebaliknya, pemimpin yang
paternalistik mengharapkan bahwa kehadiran atau keberadaannya dalam organisasi tidak lagi
dipertanyakan oleh orang lain. Dengan perkataan lain, legitimasi kepemimpinannya dipandang
sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti kewenangan
memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan para bawahannya.
Ditinjau dari segi nilai-nilai organisasional yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang
paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol juga. Artinya
pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang dan semua satuan
kerja yang terdapat didalam organisasi seadil dan serata mungkin. Dalam organisasi demikian
tidak terdapat penonjolan orang atau kelompok tertentu, kecuali sang pemimpin dengan
dominasi keberadaanya.

3. Tipe yang Kharismatik Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi
oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkrit mengapa orang tertentu tidak dikagumi. Sesungguhnya sangat menarik untuk
memperhatikan bahwa para pengikut seorang pemimpin yang kharismatik tidak
mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap dan prilaku dan gaya yang digunakan pemimpin
yang diikutinya itu. Penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang berlaku umum karena ada
pemimpin yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang kalau dilihat dari
penampilan fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. Usia pun tidak
selalu dapat dijasikan ukuran. Sejarah telah membuktikan bahwa seorang yang berusia relatif
muda pun mendapat julukan sebagai pemimpin yang kharismatik. Jumlah harta yang dimiliki
pun nampaknya tidak bisa digunakan sebagai ukuran. Hanya saja jumlah pemimpin yang
tergolong sebagai pemimpin yang kharismatik tidak besar dan mungkin jumlah yang sedikit ini
juga yang menyebabkan, sehingga tidak cukup data empirik yang dapat digunakan untuk
menganalisis secara ilmiah karakteristik pemimpin yang sedemikian dengan rinci.

4. Tipe yang Laissez Faire Dapat dikatakan bahwa persepsi seorang pemimpin yang laissez faire
tentang peranannya sebagai seorang pemimpin berkisar pada pandangannya bahwa pada
umumnya organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa-apa
yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak terlalu sering melakukan
intervensi dalam kehidupan organisasional. Dengan sikap yang persuasif, prilaku seorang
pemimpin yang laissez faire cenderung mengarah kepada tindak-tanduk yang memperlakukan
bawahan sebagai rekan kerja, hanya saja kehadirannya sebagai pemimpin diperlukan sebagai
akibat dari adanya struktur hirarki organisasi. Dengan telah mencoba mengidentifikasi
karakteristik utama seorang pemimpin yang laissez faire ditinjau dari kriteria persepsi, nilai dan
prilaku diatas, mudah menduga bahwa gaya kepemimpinan yang digunakannya adalah
sedemikian rupa sehingga:
a) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
b) Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pemimpin yang lebih rendah
dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ternyata
menuntut keterlibatannya secara langsung.
c) Status quo organisasional tidak terganggu.
d) Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak yang inovatif dan
kreatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e) Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan prilaku dan prestasi kerja
yang memadai intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat
yang minimum.

5. Tipe yang Demokratik Tipe pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan adalah
pemimpin yang demokratik. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya
selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga
bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari benar bahwa
akan timbul kecenderungan dikalangan para pejabat pemimpin yang paling rendah dan
dikalangan para anggota organisasi untuk melihat peranan suatu kerja dimana mereka berada
sebagai peranan yang paling penting, paling strategis dan paling menentukan keberhasilan
organisasi mencapai berbagai sasaran organisasional, prilaku mendorong para bawahan
menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-
sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik dari orang lain, terutama
bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratik tidak akan takut membiarkan para
bawahannya berkarya meskipun ada kemungkinan prakarsa itu akan berakibat kesalahan. Jika
terjadi kesalahan, pemimpin yang demokratik berada disamping bawahan yang berbuat
kesalahan itu, bukan untuk menindak atau menghukumnya, melainkan meluruskannya
sedemikian rupa sehingga bawahan tersebut belajar dari kesalahannya itu dan dengan
demikian menjadi anggota organisasi yang lebih bertanggung jawab. Karakteristik penting
seorang pemimpin yang demokratik yang sangat positif ialah dengan cepat menunjukkan
penghargaannya kepada para bawahan yang berprestasi tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Karir Kepemimpinan Soekarno


Soekarno memulai karirnya sebagai pemimpin organisasi pada usia 26 tahun,tepatnya
14 Juli 1927. Pada saat itu beliau memimpin sebuah partai politik yaitu Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang mempunyai arah perjuangan kemerdekaan bagiIndonesia. Hal ini
mengakibatkan para pimpinan PNI termasuk Soekarno ditangkap dan diadili oleh pemerintahan
kolonial Belanda. Tetapi pada saat di dalam proses pengadilan Soekarno malah menyampaikan
pandangan politiknya mengenai gugatannya terhadap pemerintahan yang terkenal dengan
Indonesia menggugat.
Sikap Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada saat itu sangat menekankan pentingnya
persatuan dalam nasionalisme, kemandirian sebagai sebuah bangsa dan anti pejajahan. Hal ini
tercermin di dalam pidato-pidato beliau dalam menggelorakansemangat revolusi secara
besaran-besaran untuk lepas dari belenggu imperialisme.Akhirnya Soekarno berhasil
menggelorakan semangat revolusi dan mengajak berdiri diatas kaki sendiri bagi bangsanya,
walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnyadalam kehidupan yang sejahtera. Konsep
berdiri di atas kaki sendiri memang belumsampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil
memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa. Daripada berdiri di atas utang luar negeri
yang terbukti menghadirkanketergantungan dan ketidakberdayaan (neokolonialisme).Sikap
tersebut mengakibatkan Belanda membubarkan organisasi PNI sehinggaSoekarno dan teman
seperjuangannya bergabung dengan Partindo pada bulan Juni tahun1930. Setelah melalui
perjuangan yang panjang bahkan beliau pernah dipenjara kembalioleh Belanda namun tidak
menyurutkan langkah perjuangannya.
Pada akhirnya, padatanggal 17 Agustus 1945 Soekarno bersama Muhammad Hatta
berhasilmemproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia menandai berdirinya negara yang
berdaulat. Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar
(ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan
ia berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, danAmerika Latin dengan Konferensi
Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Setelah pemerintahan berjalan di tangan bangsa Indonesia, Soekarno memimpin pemerintahan
dan mengalami berbagai fase dalam pemerintahannya. Fase pertama pemerintahan Presiden
Soekarno (1945-1959) diwarnai semangat revolusioner, serta dipenuhi kemelut politik dan
keamanan. Belum genap setahun menganut sistem presidensial sebagaimana yang
diamanatkan UUD 1945, pemerintahan Soekarno tergelincir ke sistem semi parlementer.
Pemerintahan parlementer pertama dan kedua dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Pemerintahan Sjahrir dilanjutkan oleh PM Muhammad Hatta yang merangkap Wakil Presiden.
Kepemimpinan Soekarno terus menerus berada di bawah tekanan militer Belanda yang
ingin mengembalikan penjajahannya, pemberontakan-pemberontakan bersenjata, dan
persaingan di antara partai-partai politik. Sementara pemerintahan parlementer jatuh-bangun.
Perekonomian terbengkalai lantaran berlarut-larutnya kemelut politik. Ironisnya, meskipun
menerima sistem parlementer, Soekarnomembiarkan pemerintahan berjalan tanpa parlemen
yang dihasilkan oleh pemilihan umum. Semua anggota DPR (DPRGR) dan MPR (MPRS) diangkat
oleh presiden dari partai-partai politik yang dibentuk berdasarkan Maklumat Wakil Presiden,
tahun 1945. Demi kebutuhan membentuk Badan Konstituante untuk menyusun konstitusi
barumenggantikan UUD 1945, Soekarno menyetujui penyelenggaraan Pemilu tahun 1955,
pemilu pertama dan satu-satunya Pemilu selama pemerintahan pada saat itu. Pemilu tersebut
menghasilkan empat besar partai pemenang yakni PNI, Masjumi, NU dan PKI. Usai Pemilu,
Badan Konstituante yang disusun berdasarkan hasil Pemilu, mulai bersidang untuk menyusun
UUD baru.
Namun sidang-sidang secara marathon selamalima tahun gagal mencapai kesepakatan
untuk menetapkan sebuah UUD yang baru. Menyadari bahwa negara berada di ambang
perpecahan, Soekarno dengan dukungan Angkatan Darat, mengumumkan dekrit 5 Juli 1959.
Isinya; membubarkanBadan Konstituante dan kembali ke UUD 1945. Sejak 1959 sampai 1966,
Bung Karno memerintah dengan dekrit, menafikan Pemilu dan mengangkat dirinya sebagai
presiden seumur hidup. Pemerintahan parlementer yang berpegang pada UUD Sementara, juga
jatuh dan bangun oleh mosi tidak percaya. Akibatnya, kondisi ekonomi kacau. Pada fase kedua
kepemimpinannya, 1959-1967, Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin. Semua anggota
bidang politik. Bung Karno berusaha keras menggiring partai-partai politik ke dalam ideologisasi
NASAKOMNasional,Agama dan Komunis. Tiga pilar utama partai politik yang mewakili
NASAKOM adalah PNI, NU dan PKI. Bung Karno menggelorakan Manifesto Politik USDEK.
Diamenggalang dukungan dari semua kekuatan NASAKOM.
Namun di tengah tingginya persaingan politik Nasakom itu, pada tahun 1963, bangsa ini
berhasil membebaskan Irian Barat dari cengkraman Belanda.Tahun 1964-1965, Soekarno
kembali menggelorakan semangat revolusioner bangsanya ke dalam peperangan (konfrontasi)
melawan Federasi Malaysia yang didukung Inggris. Sementara, dalam kondisi itu, tersiar kabar
tentang sakitnya Soekarno. Situasi semakin runyam tatkala PKI melancarkan Gerakan 30
September 1965. Tragedi pembunuhan tujuh jenderal Angkatan Darat tersebut menimbulkan
situasi chaos di seluruh negeri dan menyebabkan kondisi politik dan keamanan hampir tak
terkendali. Menyadari kondisi tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah
11Maret 1966 kepada Jenderal Soeharto. Ia mengangkat Jenderal Soeharto selakuPanglima
Komando Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang bertugasmengembalikan keamanan dan
ketertiban. Langkah penertiban pertama yang dilakukan Soeharto, sejalan dengan tuntutan
rakyat ketika itu, membubarkan PKI. Soekarno,setelah tragedi berdarah tersebut, dimintai
pertanggungjawabandi dalam sidangistimewa MPRS tahun 1967.
Pidato pertanggungjawabannya ditolak. Kemudian Soeharto diangkat selaku Pejabat
Presiden dan dikukuhkan oleh MPRS menjadiPresiden RI yang Kedua, Maret 1968.

2.2 Indonesia Dibawah Kepemimpinan Soekarno


Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir
di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama
Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau
mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak
Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan
dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko
Nemoto mempunyai anak Kartika.
Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Hadji Oemar Said
Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS
(Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa
nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS
(Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil
meraih gelar Ir pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan
mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka.
Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.
Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia
Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun
dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan
sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melalui
perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan
RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno
mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus
1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden
Republik Indonesia yang pertama. Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila
yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya
mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian
berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan
penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai
Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia
meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar,
Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya
sebagai Pahlawan Proklamasi. Pada tahun 1950-1960-an, ketika Indonesia baru saja merdeka
dan sedang dikepung dari imperialism dari segala sudut, negeri muda ini memiliki angkatan
perang yang sangat tangguh, bahkan disegani di dunia. Namun, sebelum membahas mengenai
angkatan perang yang gemilang itu, alangkah baiknya jika diberi pengantar sedikit mengenai
situasi politik saat itu. Karena, situasi politik saat itu sangat membidani lahirnya angkatan
perang yang tangguh itu. Sebelum revolusi Agustus 1945 hingga menjelang provokasi Madiun
1948, Soviet banyak menyokong perjuangan rakyat Indonesia, bukan hanya dalam sokongan
politik tetapi juga bantuan material. Sementara itu pembelaan yang dilakukan oleh Dmitri
Manuilski dan Andrei Wsjinski atas kemerdekaan Indonesia di arena PBB, membikin nama
Republik sovyet Sosialis Ukrainia dan Uni Republik-republik Soviet Sosialis umumnya harum
sekali di Indonesia. Di tahun 1948, Soviet sudah mengulurkan tangan untuk bekerjasama
dengan Indonesia, namun semua itu tertunda akibat meletusnya provokasi madiun. Boleh
dikatakan, bahwa setelah provokasi Madiun meletus, sokongan tanpa balas budi dari Soviet
turut terhenti, dan digantikan oleh campur tangan Amerika Serikat dan sekutunya.
AS, yang telah mengambil peranan lewat Komisi Tiga Negara (KTN), berhasil menggiring
Indonesia dan Belanda ke meja perundingan, yaitu Konferensi Meja Bundar (KMB), yang
melahirkan sebuah pengakuan formal akan kemerdekaan Indonesia, tetapi melanjutkan
kolonialisme terselubung di negeri ini. Pada tanggal 6 September 1950, seorang tokoh sangat
kuat di Masyumi, Natsir, telah memimpin pemerintahan, dan membagi kekuasaannya dengan
Partai Sosialis Indonesia (PSI), tetapi menutup pintu untuk golongan kiri. Karena lebih
berorientasi kepada Barat, maka pemerintahan ini sangat anti kepada blok lawannya, yaitu
golongan anti-imperialis atau kubu sosialis. Sehingga, kendati Soviet telah mengulurkan tangan
untuk kerjasama dengan Negara baru ini, tetapi pemerintahan Natsir terlihat ragu untuk
menerimanya. Setelah Natsir berakhir, kekuasaan dialihkan kepada seorang mitranya yang
tidak kalah anti-kirinya, yaitu Sukiman, yang memegang kekuasaan sejak Maret 1951. Meskipun
Sukiman menggeser politik luar negeri Indonesia semakin menjauh dari Belanda, namun
semakin kelihatan merapat dengan AS, imperialis lainnya yang tak kalah kejamnya. Pada bulan
Februari 1952, tanpa sepengetahuan parlemen, pemerintahan ini telah menandatangi
perjanjian Jaminan Keamanan Bersama dengan AS, yang telah mengesahkan bantuan militer
AS untuk Indonesia.
Sukiman berakhir pada tahun 1952 dan kemudian digantikan oleh tokoh PNI, Wilopo,
yang sedikit banyaknya telah merubah haluan politik luar negeri Indonesia. Meskipun
pemerintah baru ini masih bersedia menerima bantuan ekonomi dan teknis dari AS, tetapi telah
bersikap kritis terhadap Negara adidaya itu. Imbangan kekuatan makin cepat bergesernya
ketika Ali Sastroamidjoyo, salah satu tokoh penting PNI, menjadi perdana menteri. Pada tahun
1953, Indonesia telah mengirim dubesnya yang pertama ke Peking, dan, pada tahun 1954, telah
terjadi tukar-menukar dubes antara Indonesia-USSR. Pergeseran ini juga tercermin dalam
politik internasionalnya, dimana Indonesia telah mengeritik perang Korea, dan menolak untuk
bergabung dengan fakta militer bentukan AS dan sekutunya, SEATO. Menlu AS saat itu, John
Foster Dulles, menyebut perubahan sikap Indonesia ini sebagai politik amoral. Pada tahun
1956, dalam suasana perjuangan mengembalikan Irian barat ke pangkuan ibu pertiwi, Bung
Karno telah memulai kunjungan ke beberapa Negara, diantaranya, AS, USSR, dan Tiongkok.
Meskipun kunjungannya ke AS mendapat sambutan hangat dan berpidato di beberapa tempat
di negeri itu, namun penguasa AS kelihatannya memihak kepada Belanda terkait persoalan Irian
Barat.
Ketika berkunjung ke USSR, Bung Karno tidak hanya menemukan sebuah suasana yang
hangat, tetapi juga dukungan dari Soviet terkait perjuangan nasionalnya. Kedua Negara sepakat
menjalin kerjasama, dimana Soviet mengucurkan dana sebesar 100 juta USD. Pada tahun 1961,
dalam sebuah pidatonya di Moskow, Bung Karno telah menandaskan bahwa Asia-Afrika
mengarahkan mukanya kepada Soviet karena mengetahui bahwa negeri ini menghendaki
kebebasan seluruh bangsa yang telah memproklamasikan kemerdekaannya, dan menyebut
Soviet sebagai mercusuar dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Sebelumnya, November
1959, satu gugus kapal perang Soviet telah singgah di Jakarta, dan angkatan lau Indonesia
membalas kunjungan ini pada tahun 1961. Tahun 1962 telah berdiri konsulat Soviet di
beberapa kota, diantaranya, Surabaya, Banjarmasin, dan Medan. Dalam persoalan Irian Barat,
Soviet sangat tegas memihak perjuangan rakyat Indonesia, yang digambarkannya sebagai
perjuangan untuk melikuidasi segala bentuk kolonialisme. Terkait bantuan Soviet dalam
membina AURI da ALRI saat perjuangan merebut Irian Barat, Laksamana Martadinata
mengatakan, Uni-soviet adalah satu-satunya Negara-negara yang siap membantu Indonesia
dengan syarat-syarat yang dapat diterima Indonesia. Bahkan, menurut sebuah artikel, Soviet
memberikan bantuan sangat besar dalam membangun armada laut dan angkatan udara
Indonesia, yang nilainya mencapai 2,5 milyar USD. Seperti dicatat Dubes Soviet saat ini,
Alexander A Ivanov, ketika Indonesia sibuk menghadapi provokasi Belanda, negerinya pernah
memberikan bantuan 17 kapal perang bagi Angkatan Laut (AL) Indonesia.
Untuk angkatan perang laut, Indonesia pernah punya satu kapal perang terbesar dan
tercepat di dunia saat itu, buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber
6 inchi. Inilah KRI Irian, sebuah kapal perang yang memiliki bobot raksasa 16.640 ton dengan
awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Bandingkan dengan kapal-kapal terbaru
Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1.600 ton. Untuk angkatan udara,
angkatan perang Indonesia menjadi armada udara paling ditakuti di seluruh dunia. Indonesia
dikabarkan memiliki ratusan pesawat tempur canggih, yaitu 20 pesawat pemburu supersonic
MiG-21 Fishbed, 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17, dan 10
pesawat supersonic MiG-19. Pesawat diatas adalah buatan ilmuwan Soviet, salah satu pesawat
supersonic paling canggih jaman itu, bahkan mengalahkan pesawat tercanggih yang dipunyai
AS; pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih
mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II, seperti P-51 Mustang. Indonesia
juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, yang memiliki penembak peluru kendali, plus 2
kapal sebagai pasokan suku cadang. Kesemuanya pensiun begitu Soekarno jatuh, sedangkan
satu buah dijadikan museum disurabaya. Angkatan perang inilah, ditambah dengan para
sukarelawan rakyat, berhasil mengepung dan membuat gemetar Malaysia selama 68 hari,
padahal Malaysia didukung sepenuhnya oleh pasukan Inggris, Selandia Baru dan Australia.
Karena kuatnya gempuran Indonesia saat itu, Inggris harus mengirimkan sejumlah kapal perang,
termasuk beberapa kapal induk, untuk mempertahankan Malaysia. Tidak hanya itu, Royal Air
Force harus mengirim skuadron pesawat tempur dalam jumlah besar untuk mengatasi
gempuran Angkatan Udara Republik Indonesia. Ini semua berarti bahwa indonesia adalah salah
satu negara yang disegani oleh dunia pada masa itu dan juga pemimpinya.

2.3 Gaya Kepemimpinan Soekarno


Ir.Soekarno dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya seorang bangsawan
Jawa bernama Sukemi Sastrodihardjo dan Ibunya seorang bangsawan Bali bernama Idayu
Njoman Rai. Perpaduan darah dari kedua bangsawan ini nampaknya menumbuhkan pribadi
yang disegani, berwibawa, jiwa yang berkarakter dan watak cerdas pada diri Soekarno. Presiden
Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis,
bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan
etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik,
cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno
adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide
dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan
sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan
melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah
dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun
berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata
mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya terjadi
tindakan politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat Ketua MPR (S)
juga. Soekarno termasuk sebagai tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme yang pertama, baik di
dalam negeri maupun untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam,
dan lain-lainnya. Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme seperti inilah pencipta Asia pasca-
kolonial. Dalam perjuangannya, mereka harus memiliki visi kemasyarakatan dan visi tentang
negara merdeka.
Ini khususnya ada dalam dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme
kelihatan kokoh secara alamiah dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya
Soekarno adalah alle leden van de familie aan een eet-tafel (semua anggota keluarga duduk
bersama di satu meja makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga
partai. Melihat bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun
pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai
seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara
yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan.
Akan tetapi ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan
kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang diterapkannya jelas
menunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan
mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku,
agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter
karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lembaga legislatif pada saat
itu. Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah perjuangan tetap
konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya.
Dapat dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial,
beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh
kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat
menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga
sekarang disamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk
hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalam negara
dan satu idealisme yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan
Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapai eksistensinya di dalam
mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis, Soekarno tidak mudah
terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan pada situasi yang sedang gawat. Beliau
tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiri dan menghindari campur tangan asing.
Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem pemerintahan demi mengatasi
masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda.
Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakan keputusannya
dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan mengangkat dirinya menjadi presiden
seumur hidup misalnya. Pada masa perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno
layak disebut sebagai simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai
diplomat dan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat. Keberanian
beliau terlihat ketika menyuarakan secara berapi-api tentang revolusi nasional,
antineokolonialisme dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan
massa,kekuatan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagai
seorang pemberani. Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya Menggali Api Pancasila. Beliau
berkata Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang
karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat, Maka pantas apabila beliau dijadikan simbol
perjuangan rakyat karena ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahaan yang
harus beliau bayar dengan melepaskan jabatannya sebagi Presiden Republik Indonesia yang
pertama. Pada akhir jabatannya beliau dianggap bersalah dengan terjadinya tragedi G 30 S PKI
yang mengakibatkan beliau harus menjadi kambing hitam (as scapegoat) atas terjadinya
peristiwa itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa setelah beliau berhasil
mengawalinya.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pada Masa Kepemimpinan Soekarno


Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep
mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Mengangkat harga diri bangsa di dunia Internasional


Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia. Ini adalah jargon
yang dulu dikatakan oleh Bung Karno. Beliau benar-benar mengguncang dunia bersama
pemuda-pemuda Indonesia yang lain. Nefo (new emerging forces), Gerakan Non Blok, KTT Asia-
Afrika, dan politik luar negeri bebas-aktif adalah sedikit buktinya.
Setelah beliau menjadi Presiden Republik Indonesia, Nilai-nilai Nasionalisme tetap
menjadi roh utama tujuan pemerintahannya. Salah satu faktor pentingnya yaitu dengan
mengangkat harga diri bangsa di dunia Internasional. Beliau sangat sensitif dan reaktif jika
Bangsa Indonesia diremehkan. Beliau membangun angkatan bersenjata yang kuat.
Mempelopori banyak hal terkait isu membangun dunia baru yang lebih adil dan merata.
Sepak terjangnya di dunia Internasional digoreskan dengan tinta emas, dan diingat lawan
maupun kawan sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa.Gerakan Non blok yang ketika itu
menjadi kekuatan baru yang netral dalam percaturan politik internasional adalah salah satu
yang beliau pelopori bersama Sri Pandit Jawaharlal Nehru (India), Joseph Bros tito (Yugoslavia),
dan Gamal Abdul Nasser (Mesir). Selain itu beliau juga memiliki komitmen yang kuat terhadap
isu perdamaian dunia. Beliau merangsang kemerdekaan bagi negara-negara di dunia ketiga.
Salah satunya yang cukup monumental yaitu KTT Asia-Afrika pertama yang dilaksanakan pada
tanggal 18 April-24 April 1955 di Bandung. Tidak hanya dibidang politik, tingginya harkat dan
martabat bangsa Indonesia juga merambah di dunia militer, pendidikan, dll. Sampai sekarang,
nama Bung Karno masih disegani oleh Negara-negara lain, baik yang ketika itu berkawan,
ataupun yang berseberangan dengannya. Beliau percaya, Kemajuan Indonesia harus diikuti oleh
pembentukan karakter bangsa yang kuat. Melalui penanaman bibit Nasionalisme Indonesia,
Bung Karno mengharapkan terbentuknya Bangsa Indonesia yang Berkarakter, berdikari, dengan
latar belakang budaya yang kaya sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945.

Memperkuat KeIndonesiaan di dalam negeri


Benih nasionalisme yang beliau tanam, terbalut dalam bingkai revolusi. Beliau percaya,
bahwa perjuangan sesungguhnya sebagai bangsa tidak berhenti setelah Indonesia merdeka.
Perjuangan sesungguhnya malah baru dimulai. Perjuangan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab
itulah, beliau selalu mengatakan bahwa Revolusi Indonesia belum selesai. Perjuangan yang
begitu berat justru adalah membentuk karakter bangsa yang kuat, membangun kesadaran
masyarakat sebagai bangsa Indonesia bukanlah urusan yang gampang. Masyarakat kita yang
sangat heterogen rentan terhadap gesekan, ba ik horisontal maupun vertikal.
Untuk mewujudkan ambisinya tentang keindonesian itu, beliau memompa semangat
nasionalisme bangsa. Beliau mengedepankan kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi dan
kaya sebagai pemersatu. Kebhinekaan (keberagaman-perbedaan) yang berpotensi gesekan ras
dialihkan menjadi suatu kekuatan. Beliau selalu membawa budaya Indonesia. Proklamator
Kemerdekaan Indonesia Soekarno, tidak hanya dibanggakan bangsa ini tetapi juga dihormati
dunia Internasional. Pada Jamannya peranan, keberanian dan kehebatan Soekarno sangat
disegani dan dihormati pemimpin bangsa lain. Berbagai penghargaan dan 26 penghargaan
Honoris Causa didapatkannya dari berbagai negara
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep
mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar


Yang isinya berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat
menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara
dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk
membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk
di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan
dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan
mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
Ada beberap kelebihan pada masa kepemimpinan Soeharto, yaitu sebagai berikut :
a. Melakukan kebijakan ekonomi yang di anggap penting dengan mereformasi moneter
melalui devaluasi mata uang nasional yang saat itu masih gulden dan pemotongan
uang sebesar 50 % atas semua uang yang beredar pada kabinet natsi.
b. Berani menentang kapitalisme yang di anut perusahaan-perusahaan peninggalan
belanda
c. Menasionalisasi/ mengambil alih perusahaan-perusahaan asing termasuk
perusahaan belanda.
Ada beberap kelemahan pada masa kepemimpinan Soeharto, yaitu sebagai berikut :
a) Perekonomian berjalan tidak mulus disebabkan ketidakstabilan politik dalam
negeri yang dicerminkan oleh beberapa pemberontakan di sejumlah wilayah.
b) Kondisi perekonomian Indonesia di orde lama hampir mengalami stagflasi
selama 1965 1966 dengan PDB hanya 0,5 persen dan 0,6 persen
c) Kehancuran ekonomi Indonesia menjelang akhir periode orde lama juga di
dorong oleh hiperinflasi yang pada tahun 1966 mencapai 650%.
d) Sistem perekonomian terpengaruh haluan komunis meskipun indonesia
berdasrkan haluan pancasila.
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah
dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Presiden
Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis,
bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi
yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok
diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah
percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan
gagasan baru.

3. 2 Saran
Sebagai seorang pemimpin yang menginginkan kemajuan bagi Negara dan rakyat
yangdipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki Pengetahuan umum yang
luas,Kemampuan, Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, Kemampuan Analitik,
Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, Keterampilan Mendidik, Kemampuan Menentukan
Prioritas, Naluri yang Tepat, Keteladanan, Menjadi Pendengar yang Baik, Ketegasan dan
keberanian, sertaorientasi masa depan. Semuanya itu akan sangat diperlukan oleh seorang
calon pemimpin sebagai persiapan mental yang menjadi saat sekarang, belajar dari masa lalu
dan rencana dimasa depan.

Вам также может понравиться

  • Skenario Dan Kel PBL Blok 14
    Skenario Dan Kel PBL Blok 14
    Документ7 страниц
    Skenario Dan Kel PBL Blok 14
    Claudia Sophia Atria
    Оценок пока нет
  • c2 Skenario 2 Jantje Putra
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Документ9 страниц
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Blok 16 Polip Claudia
    Blok 16 Polip Claudia
    Документ25 страниц
    Blok 16 Polip Claudia
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • STRUKTUR OTAK
    STRUKTUR OTAK
    Документ15 страниц
    STRUKTUR OTAK
    shintaukyseptiyani
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 10 Joseph
    PBL Blok 10 Joseph
    Документ21 страница
    PBL Blok 10 Joseph
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Blok 16 Sken 7
    Blok 16 Sken 7
    Документ10 страниц
    Blok 16 Sken 7
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Jadwal Blok30 PDF
    Jadwal Blok30 PDF
    Документ7 страниц
    Jadwal Blok30 PDF
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Jadwal Blok30 PDF
    Jadwal Blok30 PDF
    Документ7 страниц
    Jadwal Blok30 PDF
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Jadwal Blok22 PDF
    Jadwal Blok22 PDF
    Документ7 страниц
    Jadwal Blok22 PDF
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Blok 16 Sken 7
    Blok 16 Sken 7
    Документ10 страниц
    Blok 16 Sken 7
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • c2 Makalah Skenario 1
    c2 Makalah Skenario 1
    Документ15 страниц
    c2 Makalah Skenario 1
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • c2 Skenario 2 Jantje Putra
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Документ9 страниц
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Jadwal Blok30 PDF
    Jadwal Blok30 PDF
    Документ7 страниц
    Jadwal Blok30 PDF
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Sken
    Sken
    Документ17 страниц
    Sken
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Proposal Pengabdian Masyarakat-Pelatihan BHD Awam 2017
    Proposal Pengabdian Masyarakat-Pelatihan BHD Awam 2017
    Документ7 страниц
    Proposal Pengabdian Masyarakat-Pelatihan BHD Awam 2017
    hendi75
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ18 страниц
    Chapter II
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Makalah PBL Blok 10
    Makalah PBL Blok 10
    Документ13 страниц
    Makalah PBL Blok 10
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • c2 Skenario 2 Jantje Putra
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Документ9 страниц
    c2 Skenario 2 Jantje Putra
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Asma Fix Makalah Blok 18
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Документ23 страницы
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • 416 - Paragraph 5 Ringkasan
    416 - Paragraph 5 Ringkasan
    Документ1 страница
    416 - Paragraph 5 Ringkasan
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 10 Joseph
    PBL Blok 10 Joseph
    Документ21 страница
    PBL Blok 10 Joseph
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 10 Joseph
    PBL Blok 10 Joseph
    Документ21 страница
    PBL Blok 10 Joseph
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Blok 10 Urogenital I
    Blok 10 Urogenital I
    Документ16 страниц
    Blok 10 Urogenital I
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Ayat Alkitab
    Ayat Alkitab
    Документ3 страницы
    Ayat Alkitab
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Ayat Alkitab
    Ayat Alkitab
    Документ3 страницы
    Ayat Alkitab
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Ayat Alkitab 2
    Ayat Alkitab 2
    Документ1 страница
    Ayat Alkitab 2
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Presentasi Mikro Kelompok 5
    Presentasi Mikro Kelompok 5
    Документ6 страниц
    Presentasi Mikro Kelompok 5
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Asma Fix Makalah Blok 18
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Документ23 страницы
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • Asma Fix Makalah Blok 18
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Документ18 страниц
    Asma Fix Makalah Blok 18
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 10
    PBL Blok 10
    Документ21 страница
    PBL Blok 10
    Claudia Marlissa
    Оценок пока нет