Вы находитесь на странице: 1из 7

Berpikir Kritis dalam Menetapkan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan

Setelah Anda mengidentifikasi diagnosis keperawatan, selalu tanyakan apa pendekatan terbaik untuk
menangani masalah tersebut? Dengan mengetahui diagnosis klien, tujuan apa yang hendak Anda capai?
Tujuan dan hasil yang diharapkan merupakan pernyataan spesifik dari perilaku klien atau respons
fisiologis yang Anda tetapkan untuk mencapai diagnosis keperawatan atau pemecahan masalah
kolaboratif. Tujuan dan hasil akan memberikan fokus yang jelas untuk jenis tindakan yang dibutuhkan
klien.

Tujuan adalah suatu sasaran, maksud, atau akhir (White, 2003). Sebuah tujuan adalah pernyataan luas
yang menggambarkan perubahan yang diinginkan pada kondisi atau perilaku klien. Sebagai contoh, pada
kasus Nn. Devine, yang memiliki diagnosis nyeri akut berhubungan dengan tekanan saraf spinal, tujuan
pelayanannya meliputi Klien dapat mengendalikan rasa nyeri sebelum menjalani operasi. Agar Lisa
dapat memonitor kemajuan Nn. Devine, ia harus

menggunakan hasil yang diharapkan atau kriteria yang

dapat diUkm untuk mengevaluasi pencapaian tujuan. Hasil yang dapat diukur untuk tujuan
pengendalian rasa nyeri adalah Laporan klien mengenai nyeri berada pada tingkat 3 atau kurang dalam
skala O-lO dan Klien mampu berganti posisi tanpa melaporkan rasa tidak nyaman. Hasil tersebut
dapat menjadi pengukur bagi usaha Lisa dalam memilih tindakan untuk mengatasi nyeri yang dialami
Nn. Devine. Tiga puluh menit setelah pemberian analgesik dan reposisi, Lisa akan kembali ke kamar Nn.
Devine dan

memintanya untuk menyebutkan tingkat nyeri dan

kenyamanannya. Iika Nn. Devine melaporkan nyeri pada tingkat 3 atau kurang, dan merasa nyaman saat
berganti posisi, berarti tujuan Lisa telah tercapai. Lisa tentunya akan meneruskan rencananya sampai
Nn. Devine menjalani operasi. Tujuan dan hasil yang diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu:
menyediakan arahan yang jelas untuk pemilihan dan pelaksanaan intevensi keperawatan, dan
menyediakan fokus evaluasi

untuk efektivitas tindakan. Perencanaan asuhan keperawatan membutuhkan


pemikiran kritis (Gambar 18-2). Anda harus secara

kritis mengevaluasi diagnosis keperawatan, kegawatan masalah, dan sumber daya yang dimiliki klien
dan sistem pelayanan kesehatan. Anda menerapkan

pengetahuan dari ilmu medis, sosial dan perilaku, serta keperawatan untuk merencanakan pelayanan
klien. Pemilihan tujuan, hasil yang diharapkan, dan intervensinya membutuhkan pertimbangan
berdasarkan pengalaman sebelumnya atau dengan standar tetap untuk manajemen masalah klinis yang
telah ada. Tujuan dan hasil harus memenuhi standar intelektual yang ditetapkan, yaitu: bersifat relevan
terhadap kebutuhan klien, spesifik, tunggal, dapat diobservasi, dapat diukur, dan memiliki batas waktu.
Anda juga akan menggunakan proses berpikir kritis dalam pemilihan tindakan yang memiliki
kemungkinan keberhasilan yang paling besar. Sebagai contoh, Lisa memilih tindakan kenyamanan yang
memang dipraktikkan Nn. Devine di rumah dalam memilih rencana penanganan nyeri akut klien.
Diagram pada Gambar 18-3 menggambarkan hubungan antara diagnosis keperawatan, tujuan, hasil
yang diharapkan, dan intervensi keperawatan.

Tujuan Pelayanan

'Ihjuan berpusat pada klien merupakan perilaku atau respons spesifik atau terukur yang
menggambarkan tingkat kemungkinan tertinggi dari kesejahteraan dan kemandirian klien. Contoh:
Klien dapat melakukan ' perawatan diri sendiri dan Klien akan terbebas dari infeksi. Tujuan bersifat
realistis dan didasarkan pada kebutuhan dan sumber daya klien. Tujuan klien mewakili pemecahan
diagnosis atau masalah, bukti kemajuan yang mendekati penyelesaian, kemajuan menuju peningkatan
status kesehatan, atau pemeliharaan kesehatan yang baik (Carpenito-Moyet, 2005). Satu tujuan hanya
mengandung satu perilaku atau respons. Pernyataan Klien mampu melakukan penyuntikan sendiri dan
mendemonstrasikan tindakan __ pengendalian infeksi bukanlah penulisan tujuan yang benar, karena
pernyataan tersebut mengandung dua ~

tindakan yaitu penyuntikan dan menunjukkan. Susunlah tujuan menjadi: Klien mampu melakukan
penyuntikan sendiri. Kriteria spesifik yang Anda gunakan untuk mengukur keberhasilan tujuan adalah
hasil yang diharapkan. Sebagai contoh: Klien akan mempersiapkan dosis obat dengan benar dan Klien
melakukan tindakan aseptik saat mempersiapkan lokasi penyuntikan.

Tujuan memiliki batas waktu, sehingga tim kesehatan harus memiliki gambaran batas waktu saat
menyelesaikan masalah. Batasan ini bergantung pada sifat masalah, etiologi, kondisi keseluruhan klien,
dan lingkungan. Tujuan jangka pendek merupakan perilaku atau respons klien yang Anda harapkan
dalam jangka waktu pendek, biasanya dalam satu minggu. Pada lingkungan pelayanan akut, Anda
menetapkan tujuan yang terbatas dalam hitungan jam. Hal ini dapat dilihat pada kasus Nn. Devine. Lisa
menetapkan tujuan Tingkat kenyamanan klien akan meningkat sebelum memasuki ruang operasi.
Tujuan jangka panjang merupakan perilaku atau respons klien yang Anda harapkan dalam waktu yang
lebih lama, biasanya dalam beberapa minggu atau bulan. Sebagai contoh: Klien akan berhenti merokok
dalam 60 hari. Penetapan

tujuan akan menegakkan kerangka kerja bagi rencana asuhan keperawatan. Tabel 18-1 memperlihatkan
kelanjutan dari diagnosis keperawatan sampai tujuan

dan hasil yang diharapkan, serta hubungannya terhadap intervensi keperawatan.

Peran Klien dalam Penetapan Tujuan. Selalu libatkan klien saat menetapkan tujuan. Proses ini juga
melibatkan keluarga (jika tepat) dalam menyusun prioritas tujuan pelayanan dan menyusun rencana
tindakan (McCloskey dan Bulechek, 1994). Klien yang berpartisipasi dalam penetapan tujuan harus
waspada dan mandiri dalam melakukan kegiatan harian, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan. jika tidak menyusun tujuan bersama dan membuat rencana tindakan yang jelas, klien tidak
akan mengikuti rencana tersebut. Sebagai contoh, Lisa dan Nn. Devine menetapkan tujuan Klien akan
melaporkan nyeri pada tingkat 3 atau kurang dalam skala O-lO. Nn. Devine mengatakan bahwa tingkat
3 merupakan nyeri yang masih dapat ditoleransi. Jika klien atau pihak terdekat tidak dapat berpartisipasi
dalam penetapan tujuan, Anda mengambil tanggung jawab sampai klien mampu berpartisipasi (White,
2003). Klien harus memahami manfaat dari tindakan keperawatan, walaupun mereka sering kali
bergantung kepada Anda sebagai perawatnya. Saat menetapkan tujuan, bantu klien dengan menyusun
tindakan yang mempromosikan

pemulihan kesehatannya atau mencegah perburukan lebih lanjut.

Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan adalah perubahan spesifik dan terukur pada status klien yang Anda harapkan
sebagai respons terhadap asuhan keperawatan. Hasil yang diharapkan dapat menyediakan fokus atau
arahan bagi asuhan keperawatan karena merupakan bentuk respons fisiologis, psikologis, sosial,
perkembangan, atau spiritual yang menunjukkan perbaikan masalah

kesehatan klien. Berdasarkan jangka pendek dan panjang, hasil akan menentukan saat di mana tujuan
spesifik telah tercapai. Biasanya, akan ditetapkan beberapa hasil

yang diharapkan untuk tiap diagnosis keperawatan dan tujuannya. Tindakan ini dilakukan karena
terkadang satu intervensi keperawatan tidak cukup untuk menyelesaikan masalah klien. Selain itu,
penyusunan daftar hasil yang diharapkan secara bertahap akan memberikan Anda pedoman praktik
dalam perencanaan tindakan. Selalu tuliskan hasil yang diharapkan secara berurutan dan dengan
batasan waktu (lihat Tabel 18-1). Batasan waktu merupakan langkah progresif pada arah tujuan
pemulihan klien dan menjadi urutan untuk intervensi keperawatan. Batasan waktu juga menetapkan
batas untuk pemecahan masalah. Pada kasus Nn. Devine, Lisa berencana meringankan rasa nyeri klien,
sehingga dalam jangka waktu 2 jam, klien dapat berganti posisi dengan nyaman dan berhasil
menurunkan tingkat nyeri sebelum operasi.

Anda harus selalu menuliskan pernyataan hasil yang diharapkan dalam satuan yang dapat diukur. Ini
memungkinkan Anda untuk melihat secara spesifik respons perilaku atau fisiologis sebagai bentuk
penyelesaian masalah klien. Sebagai contoh, pernyataan Klien akan merasakan nyeri berkurang
merupakan pernyataan yang tidak akurat karena nyeri berkurang merupakan frase yang tidak spesifik.
Pernyataan Klien melaporkan nyeri berada pada tingkat 3 dalam skala 0-10 merupakan bentuk
pernyataan yang akurat.

Klasifikasi Hasil Keperawatan (Nursing Outcomes Classification). Memperlihatkan kontribusi perawat


dalam pelayanan klien menjadi semakin penting. Banyak penyedia layanan kesehatan yang berfokus
pada hasil dalam menentukan penyusunan staf dan sumber daya lain dalam lingkungan layanan
kesehatan. Iowa Intervention Project telah menerbitkan Nursing Outcomes Classification (NOC) dan
menghubungkannya dengan hasil pada diagnosis

keperawatan NANDA International (Moorhead et al., 2008). Peneliti Iowa mendefinisikan hasil klien

yang sensitif-keperawatan sebagai keadaan, perilaku, atau persepsi individual, keluarga, atau komunitas
yang dapat diukur secara berkesinambungan sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Bagi
setiap diagnosis keperawatan pada NANDA International, terdapat beberapa hasil NOC yang disarankan.
Hasil

ini memiliki label untuk menggambarkan fokus asuhan keperawatan dan meliputi indikator yang
digunakan

dalam mengukur keberhasilan tindakan (Tabel 18-2). NOC menyediakan outcome bagi individu,
pengasuh keluarga, keluarga, dan komunitas untuk berbagai jenis tempat layanan kesehatan.
Pengukuran hasil dan pencatatan perubahan status klien akan membantu perawat untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan menambah pengetahuan keperawatan (Moorhead et al., 2008). Penggunaan
hasil yang sama akan membantu

perawat untuk mempelajari efek dari suatu intervensi

akan mampu mengendalikan rasa nyeri dengan adanya pelaporan nyeri pada tingkat 3 atau kurang
dalam skala 010 dalam 24 jam merupakan pernyataan yang dapat diterima. Bagian tujuan dari
pernyataan tersebut menggambarkan status klien yang ingin dicapai (mengendalikan rasa nyeri),
sedangkan bagian hasil mengandung kriteria yang dapat diukur (tingkat 3 pada skala nyeri) untuk
menilai keberhasilan. Format dokumentasi pada lingkungan pelayanan kesehatan menjelaskan cara
penulisan tujuan dan hasil oleh perawat.

Pedoman Penulisan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan

Terdapat tujuh pedoman penulisan tujuan dan hasil yang diharapkan. Pedoman tersebut adalah:
berpusat pada klien, tunggal, dapat diamati, dapat diukur, memiliki batas waktu, mutual, dan realistis.

Berpusat pada Klien. Tujuan dan hasil menggambarkan perilaku klien yang diharapkan sebagai hasil
intervensi keperawatan. Tulis tujuan untuk menggambarkan perilaku klien, bukan sekadar
menggambarkan tujuan atau tindakan Anda. Pernyataan hasil yang tepat adalah Klien dapat melakukan

mobilisasi di koridor rumah sakit 3 kali sehari. Suatu kesalahan yang umum dilakukan adalah Ambulasi

klien di koridor rumah sakit 3 kali sehari.

Tujuan atau Hasil Tunggal. Selalu lakukan evaluasi respons klien terhadap intervensi keperawatan
dengan detail. Setiap tujuan dan hasil hanya membahas satu perilaku atau respons. Jika suatu
pernyataan hasil ditulis: Suara paru-paru klien akan terdengar jelas pada auskultasi dan frekuensi
pernapasan mencapai 20 x/menit pada tanggal 22/8, bayangkan hasilnya saat Anda mengevaluasi suara
paru-paru yang jelas pada auskultasi, tetapi memiliki frekuensi pernapasan

28 x/menit. Anda tidak akan tahu apakah klien telah mencapai hasil yang diharapkan. Dengan
memisahkan pernyataan menjadi dua bagian, yaitu: Suara paruparu terdengar jelas ketika pemeriksaan
auskultasi pada tanggal 22/8 dan Frekuensi pernapasan 20 x/menit pada tanggal 22/87, Anda akan
mampu menentukan apakah klien telah mencapai tiap hasil. Sifat tunggal tersebut membantu Anda
memutuskan kapan

modifikasi rencana pelayanan dibutuhkan.

Dapat diamati. Anda harus mampu mengamati perubahan yang terjadi pada status kesehatan klien.
Perubahan yang dapat diamati terjadi pada temuan

fisiologis, pengetahuan, persepsi, dan perilaku klien. Anda mengamati hasil dengan menanyakan kondisi
klien secara langsung atau menggunakan keterampilan pengkajian. Sebagai contoh, Anda
mengobservasi tujuan Klien mampu melakukan penyuntikan insulin sendiri melalui observasi Klien
mempersiapkan dosis insulin yang tepat pada tanggal 30/8, Untuk hasil Suara paru-paru terdengar
jelas ketika auskultasi pada tanggal 31/ 8, Anda melakukan auskultasi paruparu secara rutin setelah
terapi. Pernyatan hasil Klien akan memperlihatkan kegelisahan yang berkurang bukanlah pernyataan
yang tepat karena di sini tidak terdapat perilaku spesifik yang dapat diobservasi.

Dapat Diukur. Anda akan belajar menuliskan tujuan dan hasil yang diharapkan yang akan menjadi
standar dalam pengukuran respons klien terhadap tindakan keperawatan. Seperti contoh: Suhu tubuh
adalah 98,60F, dan Denyut apikal tetap berkisar antara 60100 kali per menit memungkinkan Anda
mengukur perubahan klien secara objektif. Jangan gunakan kriteria yang tidak jelas seperti normal,
dapat diterima, atau stabil dalam pernyataan hasil yang diharapkan. Istilah yang tidak jelas akan
menimbulkan kebingungan dalam menentukan respons klien terhadap pelayanan. Istilah yang
menjelaskan kualitas, kuantitas, frekuensi, durasi, atau berat badan akan membantu Anda dalam
melakukan evaluasi hasil secara tepat.

Batasan Waktu. Batasan waktu untuk tiap tujuan dan hasil mengindikasikan waktu yang Anda harapkan
untuk terjadinya respons. Batasan waktu membantu Anda dan klien dalam menentukan apakah
kemajuan klien memiliki nilai yang berarti. Jika tidak, harus dilalmkan revisi rencana perawatan. Batasan
waktu juga menunjukkan akuntabilitas dalam penyampaian dan manajemen asuhan keperawatan.

kerja sama dan motivasi klien. Sebagai pendukung klien, terapkan standar praktik, pengetahuan berbasis
bukti, prinsip keselamatan, dan kebutuhan dasar manusia saat membantu klien dalam menetapkan
tujuan.

Realistis. Tetapkan tujuan dan hasil yang dapat dicapai oleh klien. Hal ini dapat menjadi masalah jika
waktu yang tersedia sangat terbatas. Tujuan yang realistis akan mendorong timbulnya motivasi dan
kerja sama dari klien. Untuk menegakkan tujuan yang realistis, Anda harus menilai sumber daya yang
ada pada fasilitas pelayanan kesehatan, keluarga, dan klien. Selain itu, Anda juga harus menilai kondisi
fisiologis, emosional, kognitif, dan potensi sosial budaya klien, serta biaya ekonomi dan sumber daya
yang tersedia untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam rentang

waktu yang ditentukan.

Вам также может понравиться