Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Gangguan Bipolar
3 Bagian:Mengidentifikasi Gejala-GejalanyaMemahami Beberapa Bentuk Gangguan
BipolarCara Mengenali Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan suasana hati yang memengaruhi 1-4,3% populasi
orang AS.[1] Gangguan ini biasanya ditunjukkan dengan periode suasana hati yang tinggi,
dikenal sebagai mania. Peristiwa mania muncul bergantian dengan onset dini. Gangguan
bipolar sering memiliki gejala awal. Penelitian telah menunjukkan bahwa 1,8% dari anak-
anak dan remaja menunjukkan adanya bipolar.[2] Meskipun begitu, gangguan ini didiagnosis
saat usia akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan.[3] Artikel ini akan membantu Anda
menentukan apakah Anda atau orang yang Anda kasihi memiliki gangguan bipolar.
Bagian 1
Mengidentifikasi Gejala-Gejalanya
1.
1
3.
o Merasa gembira
o Mudah marah
o Kepercayaan diri meningkat
o Kebutuhan tidur menurun
o Berbicara dengan tekanan (berbicara dengan cepat dan intens)
o Timbul banyak ide (ketika otak penderita terlihat bergerak cepat dari satu ide
ke ide yang lain)
o Selalu tidak fokus
o Agitasi psikomotor, seperti menggoyang-goyangkan kaki atau mengetuk-
ngetuk jari, atau tidak bisa duduk tenang
o Dengan hipomania, penderitanya mungkin tidak memiliki masalah dalam
kehidupan sosial atau pekerjaan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan rawat
inap. Penderita hipomania mungkin merasa gembira, dan memiliki nafsu
makan atau dorongan seks yang meningkat. Namun, ia akan masih bisa
bekerja dan mengelola tugas-tugas biasa tanpa banyak pengaruh yang negatif.
o Seseorang di episode hipomania biasanya dapat menyelesaikan tugas
pekerjaan. Ia juga dapat memiliki interaksi yang tepat (meskipun mungkin
intens) dengan rekan kerjanya. Dengan mania penuh, tugas-tugas rutin di
tempat kerja akan sulit diselesaikan tanpa membuat kesalahan dalam penilaian.
Demikian pula, interaksi sosial yang tidak pantas dapat mengakibatkan
konsekuensi negatif. Delusi dan halusinasi juga tidak hadir dalam
hipomania.[12]
4.
Pahami fitur campuran. Dalam beberapa kasus, penderita bisa mengalami mania
dan depresi pada waktu bersamaan. Penderita ini mengalami depresi dan mudah
tersinggung, memiliki pikiran berlomba, merasa cemas, dan mengalami insomnia
secara bersamaan.
o Mania dan hipomania bisa dikatakan memenuhi syarat fitur campuran apabila
menampilkan tiga gejala depresi atau lebih.
o Sebagai contoh, bayangkan penderita sedang dalam perilaku yang berisiko.
Dia juga mengalami insomnia, hiperaktif, dan memiliki pikiran berlomba. Ini
memenuhi kriteria mania penuh. Jika penderita juga mengalami setidaknya
tiga gejala depresi, ini adalah episode mania dengan fitur campuran.
Contohnya adalah perasaan tidak berharga, kehilangan minat melakukan hobi
atau kegiatan, dan terpikir berulang-berulang tentang kematian.[13]
Bagian 2
1.
1
Ketahui karakteristik gangguan bipolar I. Bentuk bipolar ini merupakan yang
paling umum dan ditandai dengan perilaku mania-depresif. Penderita yang dapat
dikategorikan mengalami gangguan ini adalah Penderita yang telah melalui
setidaknya satu periode mania atau campuran. Penderita ini juga mungkin mengalami
periode depresi.[14]
2.
2
Kenali gejala-gejala gangguan bipolar II. Pada gangguan jenis ini, episode mania
tidak terlalu intens, tetapi episode depresinya sangat mendalam. Penderita terkadang
mengalami versi hipomania yang teredam, tetapi hal yang mendasarinya biasanya
depresi.[18]
3.
3
Pelajari tanda-tanda siklotimia. Siklotimia merupakan bentuk bipolar yang lebih
ringan. Bipolar jenis ini melibatkan perubahan suasana hati dengan kejadian mania
dan depresi yang tidak terlalu parah. Perubahan suasana hati ini cenderung terjadi
dalam suatu siklus, dengan periode mania dan depresi terjadi bergantian. Menurut
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM):[22]
o Siklotimia dimulai sejak awal kehidupan dan onset-nya biasanya terjadi pada
masa remaja dan awal dewasa.
o Siklotimia umum terjadi pada pria dan wanita.
o Sama seperti bipolar I dan II, ada peningkatan risiko penyalahgunaan zat
untuk mereka yang terkena dampak siklotimia.
o Gangguan tidur juga umum ditemukan bersama siklotimia.
Bagian 3
1.
1
Perhatikan perubahan suasana hati. Perubahan ini umumnya sejalan dengan
perubahan musim. Dalam beberapa kasus, penderita akan mengalami periode mania
atau depresif selama musim tertentu, sedangkan dalam kasus lainnya perubahan
musim akan memacu permulaan siklus mania dan juga depresi.
o Periode mania biasanya lebih umum terjadi pada musim panas. Periode
depresi lebih umum ditemukan pada musim gugur, dingin, dan semi. Aturan
ini bukanlah sebuah aturan baku, sebagian orang bisa mengalami rasa depresi
di musim panas dan mania saat musim dingin.[23]
2.
o Zat seperti alkohol memiliki efek tersendiri pada suasana hati dan perilaku.
Gangguan bipolar bisa sulit untuk dibedakan karena konsumsi zat ini.
o Penderita yang menyalahgunakan narkoba dan alkohol memiliki risiko yang
lebih besar untuk bunuh diri. Ini karena penyalahgunaan zat dapat
meningkatkan keparahan mania dan depresi.
o Penyalahgunaan zat juga dapat memicu siklus depresi mania.
4.
o Hal ini dapat ditunjukkan sebagai ego yang berbahaya maupun rasa bersalah
yang tidak sebanding dengan peristiwa nyata. Dalam beberapa kasus, terjadi
psikosis dan halusinasi.
o Pelepasan diri dari kenyataan paling sering terjadi pada bipolar I selama
episode mania dan campuran, namun lebih jarang pada bipolar II dan hampir
tidak pernah pada penderita siklotimia.[26]
5.
Home
Dasar Islam
Al-quran
Shalat
Puasa
Doa dan Dzikir
Info Islami
Tauhid
Fiqih
Larangan
Sponsors Link
Home Hukum Islam Hukum Berjabat Tangan dalam Islam dan Dalilnya
Para ulama sejak dulu dan juga sekarang serta para ahli fakih, ahli hadits, ahli tafsir dan ahli
agama lainnya memang sudah mengharamkan seorang wanita melakukan jabat tangan
dengan lelaki yang bukan mahramnya dan tidak ada satu ulama pun yang berselisih paham
tentang masalah tersebut hingga detik ini kecuali untuk ulama yang memberikan fatwa
perkataan menyimpang dari syariat Islam.
ads
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz yang ditanya perihal apa hukum berjabat tangan
wanita menjelaskan jika wanita yang termasuk mahram dan berjabat tangan dengan ibu, putri,
saudari, saudari bapak dan istrinya maka diperbolehkan untuk berjabat tangan. Akan tetapi
selain mahram maka dilarang sebab ada seorang wanita yang mengulurkan tangan pada Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam untuk berjabat tangan, maka beliau bersabda, Sesungguhnya
saya tidak menjabat tangan wanita.
Artikel terkait:
Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata : Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah
memegang tangan perempuan (yang bukan mahramnya) sama sekali, mereka hanya
membaiatnya dengan ucapan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz yang ditanya apakah hukum dari jabat tangan
dengan wanita bukan mahram namun sudah tua dan apakah hukum berjabat tangan jika
wanita tersebu memakai sarung tangan atau penghalang lain, maka Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz menjawab tetap tidak diijinkan berjabat tangan selain mahram baik itu
dengan wanita muda atau waita tua serta menjabat tangan lelaki muda atau sudah tua, sebab
terdapat bahaya fitnah untuk setiap pihak.
Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
Sesungguhnya saya tidak menjabat tangan wanita
Aisyah berkata : Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah memegang tangan perempuan
(bukan mahramnya) sama sekali, karena hanya membaiatnya dengan perkataan. Sehingga
tidak membuat perbedaan antara berjabat tangan dengan penghalang atau tanpa penghalang
berdasarkan dari keumuman dalil dan juga menutup jalan yang mendatangkan sebuah fitnah.
Berjabat tanang dengan perempuan yang mahram, hukumnya boleh dan atas dasar sebuah
hadits riwayat Abu Daud serta Titmidzi, menyatakan bahwa Nabi Muhammad juga pernah
mencium putrinya Fatimah dan Fatimah pun pernah mencium Nabi jika Nabi sedang
berkunjung ke rumahnya.
Hadits tersebut yang menjadi dalil para ulama untuk menetapkan ijin berjabat tangan antar
pria dan wanita mahram sebab jika bersentuhan diperbolehkan, maka berjabat tangan juga
diperbolehkan karena bagian dari bersentuhan.
3. Hukum Jabat Tangan Dengan Wanita Bukan Mahram
Wanita yang bukan mahram ada 2 jenis yakni perempuan tua dan juga muda dan keduanya
mempunyai hukum berbeda dalam urusan berjabat tangan.
Hukum berjabat tangan dengan wanita tua bukan mahram: Bersalaman dengan wanita tua
hukumnya diperbolehkan dengan syarat perempuan itu sudah terlihat tidak menarik dan juga
tidak tertarik dengan lawan jenis. Kedua pihak sudah terbebas dari syahwat atau nafsu. Akan
tetapi jika menurut madzhab Syafii hukumnya tetaplah haram.
Artikel terkait:
Hukum berjabat tangan dengan wanita muda bukan mahram: Bersalaman dengan wanita
bukan mahram yang masih mudah adalah haram secara mutlak dan sudah disepakati oleh
empat Hanbali, Syafii, Maliki dan Hanafi.
Sponsors Link
Dalam beberapa masjid kita sering melihat aktifitas berjabat tangan sesudah shalat lima
waktu yakni berdiri sambil berjalan berkeliling untuk saling bersalaman. Apabila ditanyakan
tentang kesunnahan serta contoh dari Nabi dan juga para shahabat, maka jawabannya adalah
tidak ada khususnya untuk berjabat tangan sesudah shalat seperti ini dan tidak ada sunnah
akan hal tersebut.
Namun jika yang perkarakan ialah apakah hal tersebut bidah atau tidak, maka masalah
tersebut tidak bisa dibuat sederhana sebab ulama juga memiliki pendapat yang berbeda-beda
tentang apa yang tidak dikerjakan Nabi terutama yang berhubungan dengan ibadah yang
boleh dikerjakan atau tidak.
Seperti pada berjabat tangan sesudah shalat, Nabi Saw juga tidak pernah melakukannya.
Seperti yang diisyaratkan dalam sebauh hadits, Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru
karena sesungguhnya semua bidah adalah sesat. ( HR. Ahmad dan Ibnu Majah, shohih).
Berjabat tangan yang dilakukan sesama muslim yang sebagai pelaksanaan sunnah juga
mempunyai fadlilah cukup besar seperti bisa memperkecil permusuhan, memperkuat kasih
sayang, memperkuat tali silahturahmi dengan sesama muslim dan juga bisa menggugurkan
dosa. Berjabat tangan yang dimaksud bukanlah berjabat tangan dengan beda lawan jenis
sebab itu merupakan haram.
Hadits Keutamaan Berjabat Tangan
Ada beberapa hadits yang menyebutkan tentang keutamaan dalam berjabat tangan atau
mushofahah dan berikut adalah penjelasan selengkapnya.
1. Dosa Terampuni
Nabi Saw bersabda, idaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali
akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah. (HR. Abu Daud, Shohih).
Nabi Saw juga bersabda, Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan mukmin yang
lain, kemudian dia memberi salam dan menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan
saling berguguran sebagaimana daun-daun pohon berguguran. (HR. Al Munziri, Shohih).
2. Menghilangkan Kebencian
Dari Ibnu Umar diceritakan berupa hadits marfu, Saling bersalamanlah kamu, maka akan
hilang dengki dari hati kamu (HR. Ibnu Addy, Imam Malik).
Rasulullah Saw bersabda, Sesungguhnya dua orang Islam jika bertemu terus bersalaman dan
saling menanyakan (khabar), maka Allah menurunkan diantara keduanya 100 rahmat, yang
99 rahmat bagi yang lebih berseri-seri, lebih ceria, lebih baik dan lebih bagus pertanyaannya.
(HR. Thabrani, dhaif).
Artikel terkait:
Saat penduduk Yaman datang, Nabi Saw juga bersabda, Penduduk Yaman telah datang,
mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian. Anas bin Malik ra.
berkomentar tentang sifat mereka: Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk
berjabat tangan. (HR. Ahmad, Shahih).
Para ulama memiliki perbedaan pendapat tentang hukum berjabat tangan sesudah shalat.
Sebagian ulama menghukumi hal tersebut sebagai mubah dan sebagian ulama lain
beranggapan jika hal tersebut adalah perkara makruhah atau dibenci. Berikut ini adalah
penjelasan tentang kelompok utama dan juga imam muslimin dengan nama besarnya yang
bisa menjadi jaminan pandangan bermutu serta keilmuannya.
Artikel terkait:
Hukum Suami Tidak Menafkahi Istri Dalam Islam
Hukum Khitan Bagi Perempuan
Hukum Wanita Bekerja Dalam Islam
Hukum Memelihara Jenggot
Sponsors Link
Imam Izzuddin (Al Izz) bin Abdussalamrah berkata, Bidah-bidah mubahah (bidah yang
boleh) contoh di antaranya adalah: bersalaman setelah subuh dan ashar, di antaranya juga
berlapang-lapang dalam hal-hal yang nikmat berupa makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal, melebarkan pakaian kebesaran ulama, dan melebarkan lengan baju. (Qawaid Al
Ahkam fi Mashalihil Anam, 2/173).
Imam An Nawawi rah. Beliau berkata, Ketahuilah, bersalaman merupakan perbuatan yang
disunahkan dalam keadaan apa pun. Ada pun kebiasaan manusia saat ini bersalaman
setelah shalat subuh dan ashar, maka yang seperti itu tidak ada dasarnya dalam syariat,
tetapi itu tidak mengapa. Karena pada dasarnya bersalaman adalah sunah, dan keadaan
mereka menjaga hal itu pada sebagian keadaan dan mereka berlebihan di dalamnya pada
banyak keadaan lain atau lebih dari itu, pada dasarnya tidaklah keluar dari bersalaman yang
ada dalam syara. (Raudhatuth Thalibin, 7/438).
Imam Abul Hasan Al Mawardi rah berkata, Jika seorang imam sudah selesai dari shalatnya,
dan jika yang shalat di belakangnya adalah seorang laki-laki, bukan wanita, maka dia
bersalaman setelah shalat bersama mereka, dan setelah sempurna waktunya, hendaknya
dia mengucapkan salam agar manusia tahu bahwa dia telah selesai dari shalat.(Al Hawi Al
Kabir, 2/343).
Imam Ibnu Hajar Al Haitami rah berkata, Tidak ada dasarnya bersalaman setelah shalat
subuh dan ashar, tetapi itu tidak mengapa, karena itu termasuk makna global dari
bersalaman, dan Asy Syaari(pembuat syariat) telah menganjurkan atas hal itu.
(Tuhfatul Muhtaj, 39/448)
Imam Syihabuddin Ar Ramli rah., beliau berkata : Sesungguhnya apa yang dilakukan
manusia berupa bersalaman setelah shalat tidaklah ada dasarnya, tetapi itu
tidak mengapa. (Fatawa Ar Ramli, 1/385).
Syaikh Athiyah Shaqr bekata, Pendapat yang dipilih adalah bahwa hal itu tidaklah haram,
dan hal itu telah termasuk dalam anjuran bersalaman ketika bertemu yang dengannya Allah
Taala akan menghapuskan kesalahannya, dan saya berharap perkara seperti ini jangan
terus menerus diributkan. (Fatawa Dar Al Ifta Al Mishriyah, 8/477).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rah berkata, Bersalaman seusai shalat tidaklah disunahkan
dan bahkan bidah. (Majmu Fatawa, 23/339)
Al Hafidz Ibn Hajar al Atsqalani berkata, Berjabat tangan sesudah shalat adalah waktu yang
dimakhruhkan sebab tidak mempunyai dasar pada syariat Islam. (al Siaayah fii al Kasyf
ammaa fii Syarh al Wiqaayah /264)
Imam Ibnu Al Hajj Al Maliki rah berkata, Berjabat tangan termasuk bidah yang harus
dilarang di dalam masjid sebab berjabat tangan menurut syariat hanya dilakukan saat
seorang muslim bertemu dengan saudaranya dan bukan dilakukan sesudah shalat lima
waktu. (Al Mausuah Al Fiqhiyah, 37/363).
Artikel terkait:
Untuk yang mengikuti pendapat mengharamkan, maka menjadi haramlah hukumnya untuk
berjabat tangan atau menyentuh tangan seseorang yang bukan mahramnya. Sedangkan untuk
yang mengikuti pendapat memperbolehkan maka mubahlah hukumnya untuk mereka. Pada
dasarnya, kita sangat wajib untuk mengikuti pendapat terkuat tanpa ada pengaruh suka atau
tidaknya.
Siapa yang tidak pernah meminjam uang? Tentunya baik orang yang berada atau orang yang
kurang secara material pinjam meminjam uang adalah hal normal dan lumrah sesuai dengan
hakikat manusia menurut islam atau konsep manusia dalam islam. Harta dalam islam adalah
bagian yang terpenting juga agar manusia bisa beraktivitas, beramal, dan melaksanakan
tujuan hidupnya. Setiap manusia yang hidup ada kalanya membutuhkan pinjaman dan butuh
untuk dibantu untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan bisa bersifat primer, sekunder, atau
tersier.
ads
Kalangan kaum kelas atas pun tentu sangat sering melakukan pinjam meminjam uang yang
bisa jadi untuk keperluan tersier atau mengembangkan bisnis dan modalnya. Kalangan bawah
terutama pun juga bisa saja meminjam uang untuk sekedar memenuhi kebutuhan primernya,
mulai dari makanan, kebutuhan kesehatan, pendidikan, atau kebutuhan rumah tangga lainnya.
Untuk itu dibutuhkan saling membantu, dan menjauhi sifat sombong untuk tidak peduli (sifat
sombong dalam islam adalah hal yang dibenci oleh Allah SWT).
Dalam islam pinjam-meminjam uang (berhutang) adalah suatu yang tidak dilarang. Islam
mengaturnya bahkan memperbolehkannya, asalkan bukan yang sifatnya riba dan
bertentangan dengan dasar-dasar islam dalam rukun islam dan rukun iman. Aturan islam
tidak ada satupun yang merugikan atau malah menjerumuskan. Untuk itulah manfaat beriman
kepada Allah SWT, sampai kepada hal detil persoalan ekonomi pun islam mengaturnya.
Dalam hal ini contohnya adalah masalah mawaris dalam islam (harta keluarga) dan bunga
bank menurut islam.
Namun, perkembangan di zaman ini tengah berkembang juga diskusi mengenai hukum
meminjam uang lewat bank. Beberapa pendapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah
haram karena termasuk riba.
Untuk bisa memahaminya maka berikut adalah dua pendapat yang bersebrangan mengenai
hukum meminjam uang di bank.
Jenis Bank
Sebelum megetahui pendapat yang berbeda mengenai hukum meminjam uang di bank, maka
tentunya perlu mengetahui terlebih dahulu jenis bank yang ada. Secara umum umat islam
membaginya menjadi dua yaitu bank syariah dan bank konvensional.
1. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam penerapan sistem jasanya menggunakan proses
ekonomi secara umum. Bank konvensional pada umumnya menggunakan sistem bunga dan
memprioritaskan keuntungan. Penentuan bunga dan ketentuan lainnya dibuat saat pada
perjanjian dibuat dengan dasar keuntungan. Presentase yang diberikan berdasarkan jumlah
uang atau modal yang dipinjamkan. Adanya bunga bank, tetap harus dibayar tanpa melihat
apakah nasabah tersebut untung atau rugi. Namun, pembayaran bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah keuntungan berlipat (bunganya tetap).
2. Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam penerapannya menggunakan aturan atau syariah islam.
Bank syariah tidak menggunakan bunga yang sebagaimana diterapkan oleh bank
konvensional pada umumnya. Sistem dari bank syariah adalah mitra atau kerja sama
sedangkan besarnya dibuat saat waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung
dan rugi. Bila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak. Sedangkan pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan.
Rasyid Ridho adalah salah satu ulama yang membawakan semangat pembaharuan islam di
masa moderen. Beliau mengemukakan pendapatnya mengenai Bunga Bank yang ada di Bank
Konvensional. Beliau mengatakan bahwa kata Al-Ariba yang terdapat dalam QS Ali Imron
ayat 130 adalah riba atau tambahan yang berlipat ganda atau adhafan mudhaafah.
Riba pada masa turunnya Al-Quran adalah kelebihan yang dipungut bersama jumlah utang
yang mengandung unsur penganiayaan dan penindasan, bukan sekadar kelebihan atau
penambahan jumlah utang yang dibebankan pada si penghutang.
Quraish Shihab adalah salah satu ulama yang mendukung pemikiran dari Rasyid Ridho.
Beliau mengatakan bahwa bunga bank yang terdapat dalam bank konvensional tidk sama
dengan Riba. Untuk itu beliau menjelaskan hal ini berkaitan dengan ayat yang ada dalam QS
Al Baqarah ayat 278 beserta konteks historis di kala ayat tersebut turun.
Latar belakang sosiologis yang menjadi sebab turun ayat larangan riba dalam al-Quran adalah
kebiasaan prilaku orang-orang jahiliyyah yang melipatgandakan pengembalian dari pokok
utang yang dipinjamkan kepada debitor yang sangat membutuhkan.
Sponsors Link
Prof. Dr. H. Umar Shihab dalam bukunya yang berjudul Hukum Islam dan Transformasi
Pemikiran menjelaskan bahwa bunga bank yang dipungut dan diberikan kepada nasabah jauh
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah bunga atau riba yang diperlakukan pada masa
jahiliyyah. Sedangkan, di masa Rasulullah dulu orang yang memberikan pinjaman dan
memungut riba mendapatkan keuntungan jauh lebih besar karena telah melipatgandakan
pembayaran.
Jika dilihat di masa kini, kita tidak melihat adanya hal yang sama justru malah keuntungan
terjadi di dua belah pihak, antara peminjam dan pemberi pinjaman atau kreditur dan debitur.
Oleh sebab itu, maka bunga bank tidak serta merta bisa diharamkan karena jauh berbeda
dengan apa yang dipraktekkan di zaman jahiliah dulu. Sedangkan Umar Shihab sendiri
berpendapat bahwa bunga bank dianalogikan seperti jual beli yang didasari suka sama suka.
Dari hal tersebut ulama yang menyepakati pengertian riba, makna riba, dan hukum riba
dalam islam dihubungkan dengan bunga bank pada konteks zaman sekarang, tidak
menyamakan antara riba dengan bunga bank. Beberapa ulama yang lain pun berijtihad bahwa
adanya bunga bank di dalam bank konvensional adalah suatu tambahan yang wajar dan
memang sesuai dengan hukum-hukum ekonomi yang berlaku.
Kita bisa melihat adanya bunga yang dibebankan pada nasabah juga memiliki fungsi untuk
pembayaran jasa seperti kartu ATM, mesin ATM dimanapun berada, layanan-layanan
perbankan lainnya, layanan jasa teller bank, adanya inflasi yang tidak akan pernah tau naik
dan turunnya kapan, serta kondisi lainnya yang justru tanpa bunga maka pihak bank akan
merugi. Dan jikalaupun ada inflasi maka tentu uang kita akan aman karena ada bunga yang
menyertai tabungan kita. Hal ini menjadi konsekewensi adanya perkembangan teknologi,
maka perkembangan islam dalam segi hukum pun pasti akan mengikutinya.
Untuk itu, menurut sebagian ulama kontemporer bunga bank bukanlah riba dan meminjam di
bank tidak diharamkan dan tidak bertentangan dengan fungsi agama islam. Hal ini
menunjukkan bahwa islam dan ilmu pengetahuan ekonomi saling melengkapi dan mengisi.
islam sebagai dasar dan ekonomi sebagai teori perkembangan untuk penerapan di konteks
yang terus berkembang.
Termasuk hukum bekerja di bank konvensional bagi umat islam tidaklah dilarang, selagi
tidak ada satupun kaidah pekerjaan yang melanggar substansi dan prinsip dasar islam.
Misalnya, tidak membuka aurat, tidak melakukan penipuan, tidak melakukan pemerasan,
tindakan kezaliman yang merugikan orang banyak, dan lain sebagainya sesuai syariat islam.
Pendapat yang Tidak Memperbolehkan Meminjam Uang di Bank
Konvensional
Adanya perbedaan pendapat atau kontroversi mengenai riba oleh para ulama disebabkan
adanya perbedaan dari memahami tujuan atau illat yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran
mengenai Riba dan persoalan bahaya hutang dalam islam melalui bank-bank konvensional.
Sponsors Link
Ulama Fiqh klasik dengan metode memahami ayat yang cenderung tekstualis dan formalis
memahami bahwa segala tambahan dalam ekonomi (jual beli dan pinjaman) dikenakan sebagai riba.
Sedangkan ulama-ulama kontemporer menanggapinya bukan sebagai riba kare memahami degan
pendekatan substansi dan hal-hal yang membuat riba menjadi haram dilihat dari konteks
sosiologisnya.
Berikut salah satu isi Majma Al-Buhuts Al-Islami, dalam muktamarnya yang kedua, yang
diadakan di Kairo, tahun 1965 yang banyak menjadi rujukan para ulama untuk menetapkan
haramnya meminjam uang di Bank Konvensional. Bunga dari transaksi utang-piutang,
semuanya adalah riba yang haram. Tidak ada bedanya, baik utang untuk kegiatan konsumtif
maupun utang untuk kegiatan produktif. Karena dalil Alquran dan sunah, semuanya dengan
tegas menyatakan haramnya kedua jenis riba dari utang tersebut. (Fawaidul Bunuk Hiyar
Riba, Hal. 130)
Dari pendapat ulama klasik dan juga ulama-ulama yang berkiblat pada metode teks, maka
didapatkan pinjaman uang di bank konvensional adalah haram. Sedangkan apapun yang
dilakukan di bank konvensional tanpa pertimbangan syariah adalah haram.
Sebuah tradisi yakni bersalaman dan berjabat tangan saat hari raya memang masih terus
berjalan di Indonesia hingga sekarang, meskipun sebenarnya berjabat tangan tidak hanya
harus dilakukan pada saat hari raya saja. Seperti juga tahniah, ucapan selamat dari seorang
muslim saat bertemu saudaranya dan berkata taqabbalallahu minna wa minkum.
ads
Ucapan selamat hari raya ini juga pernah ditanyakan pada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu dalam Majmu Al-Fatawa (24/253). Beliau mengatakan tidak ada asalnya di
dalam syariat. Sudah diriwayatkan dalam sekelompok shahabat jika mereka melakukan hal
tersebut, akan tetapi imam memberikan rukhshah untuk melakukannya seperti Al-Imam
Ahmad rahimahullahu dan selainnya.
Dan apabila kalian diberi ucapan salam penghormatan maka jawablah dengan yang lebih
baik darinya atau balaslah dengan yang semisalnya. (An-Nisa`: 86).
Artikel terkait:
Ada beberapa pendapat dari para ahli agama terkait hukum mengucapkan selamat hari raya di
hari idul fitri. Diantaranya adalah:
1. Al Baihaqi
Al Baihaqi berkata Bab berisi riwayat tentang ucapan selamat ketika hari ied dengan kata-
kata taqabballahu minna wa minka.
Dari Khalid bin Madan, Aku berjumpa dengan Watsilah bin al Asqa pada hari ied lantas
kukatakan taqabbalallu minna wa minka. Jawaban beliau, Naam, taqabbalallahu minna
wa minka. Watsilah lantas bercerita bahwa beliau berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied
lalu beliau mengucapkan, taqabbalallu minna wa minka. Jawaban Rasulullah
adalahNaam, taqabbalallahu minna wa minka.
Abu Saad al Maliyani meriwayatkan dengan sanad serupa ke Watsilah bin al Asqa, Aku
berjumpa dengan Rasulullah pada hari ied lalu kukatakan, taqabbalallu minna wa minka.
Jawaban Rasulullah adalahNaam, taqabbalallahu minna wa minka.
Al Hafizh Abu Ahmad bin Adi berkata Hadits ini statusnya adalah munkar (baca:lemah).
Setahuku tidak ada yang meriwayatkan dari Baqiyah kecuali Muhammad bin Ibrahim ini.
Sponsors Link
Artikel terkait:
5. Al Baihaqi
Al Baihaqi berkata Aku pernah menjumpai sanad yang lain dari Baqiyyah secara mauquf,
bukan marfu namun aku tidak menilainya sebagai hadits yang mahfuzh.
Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata, Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, Dahulu, apabila
para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam saling bertemu pada hari raya, mereka
saling mengucapkan, Taqabbalallahu minna wa minkum. (Sanadnya hasan; Fathul Bari,
2:446).
Saling berkunjung dan mengucapkan salam di saat hari raya bukanlah perkara yang di
syariatkan untuk pria dan wanita. Akan tetapi hukumnya tidak sampai bidah kecuali jika
orang tersebut beranggapan hal ini adalah taqarrub atau ibadah yang bisa mendekatkan diri
pada Allah Subhanahu wa Taala, barulah hal ini adalah bidah sebab hal tersebut tidak
dilakukan pada jaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Dari antara penghormatan yang dilakukan pada hari Ied adalah asalan yang efektif agar
menghasilkan kesatuan dan juga kedekatan hati saat ucapan selamat hari raya yang
diberikan para sahabat saat bertemu dengan sesamanya.
Ucapan selamat hari raya tidak hanya dikhususkan untuk hari raya Idul Fitri, namun juga
berlaku untuk dua hari raya yakni Idul Fitri dan juga Idul Adha.
Beberapa orang memiliki anggapan jika selamat hari raya hanya dilakukan saat idul fitri dan
bukan idul adha. Pendapat ini bisa dibilang agak aneh, tidak memiliki dalil dan juga tidak
dicontohkan oleh para shahabat Nabi.
Artikel terkait:
Ada beberapa riwayat yang menyinggung tentang ucapan selamat hari raya dan bahkan ada
yang menganjurkan dan sebagian besar sudah disebutkan al Baihaqi pada Sunan Kubro juz 3
hal 319.
Al Baihaqi mengatakan, Bab berisi riwayat tentang ucapan selamat ketika hari ied dengan
kata-kata taqabballahu minna wa minka
Khalid bin Madan berkata, Aku berjumpa dengan Watsilah bin al Asqa pada hari ied lantas
kukatakan taqabbalallu minna wa minka. Jawaban beliau, Naam, taqabbalallahu minna
wa minka. Watsilah lantas bercerita bahwa beliau berjumpa dengan Rasulullah pada hari
ied lalu beliau mengucapkan, taqabbalallu minna wa minka. Jawaban Rasulullah
adalahNaam, taqabbalallahu minna wa minka.
Abu Saad al Maliyani meriwayatkan dengan sanad serupa, Aku berjumpa dengan Rasulullah
pada hari ied lalu kukatakan, taqabbalallu minna wa minka. Jawaban Rasulullah
adalahNaam, taqabbalallahu minna wa minka.
Al Hafizh Abu Ahmad bin Adi berkata Hadits ini statusnya adalah munkar (baca:lemah).
Setahuku tidak ada yang meriwayatkan dari Baqiyah kecuali Muhammad bin Ibrahim ini..
Al Baihaqi berkata, Aku pernah menjumpai sanad yang lain dari Baqiyyah secara mauquf,
bukan marfu namun aku tidak menilainya sebagai hadits yang mahfuzh.
Artikel terkait:
Kesimpulannya adalah Baqiyah merupakan seorang mudallis dan pada sanad yang sudah
disebutkan diatas, ia memakai an yang mengartikan dari. Sementara riwayat dari Baqiyah,
kontradiktif yang terkadang dalam wujud marfu dan kadang berbentuk mauquf, sehingga
hadits tersebut adalah lemah.
Artikel terkait:
Sponsors Link
Jubair bin Nufair mengatakan Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
apabila saling bertemu pada hari raya, saling mengucapkan, Semoga Allah menerima amal
kami dan amal kalian. (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446).
Ibnu Habib mengatakan: Yang semisal dengan ini adalah ucapan sebagian orang ketika id,
( Id yang diberkahi), ( Semoga Allah memberi keselamatan bagimu), dan
semisalnya. Tidak diragukan, bahwa ini semua diperbolehkan. (Al-Fawakih Ad-Dawani,
3:244).
Imam Malik: Imam Malik ditanya mengenai ucapan seseorang pada temannya di hari raya,
Taqabbalallahu minna wa minkum, atau Ghafarallahu lana wa laka. Beliau menjawab,
Saya tidak mengenalnya dan tidak mengingkarinya. (At-Taj wal Iklil, 2:301)
Syekhul Islam mengatakan: Saat jawaban atas sebuah pertanyaan yang diperuntukkan untuk
beliau, Ucapan selamat di hari raya antara satu sama lain setelah shalat id (taqabbalallahu
minna wa minkum atau ahalallahu alaika dan semacamnya) maka ucapan ini diriwayatkan
dari beberapa sahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian ulama, seperti: Imam Ahmad
dan yang lainnya, juga memberi keringanan . (Majmu Fatawa, 5:430).
Artikel terkait:
Lalu, apakah anda akan mengganti sesuatu hal yang baik dengan sesuatu yang buruk?, seperti
ucapan yang sering dilantunkan yakni Minal aidin wal faizin. Ucapan ini memang tidak
diriwayatkan oleh para shahabat atau ulama sesudahnya, ini hanya ucapan dari seorang
penyair pada masa Al-Andalusi bernama Shafiyuddin Al-Huli saat ia sedang membawakan
sebuah syair dalam konteks dendang wanita pada hari raya. (Dawawin Asy-Syiri Al-Arabi
ala Marri Al-Ushur, 19:182).
Demikian penjelasan dari hukum memberi ucapan selamat hari raya saat hari idul fitri tiba.
semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Syurga dan juga neraka adalah dua buah tempat balasan dari Allah swt, dimana syurga
diciptakan untuk tempat tinggal abadi untuk kaum muslimin dan juga muslimat dan neraka
untuk para orang musyrikin, musyrikat serta membuat dosa lain yang sudah di larang oleh
Allah swt. Jika bicara tentang neraka dan juga penghuni neraka, wanita menjadi penghuni
neraka terbanyak yang terjadi karena beberapa sebab.
ads
Allah SWT berfirman, Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw tertulis inti dari penduduk neraka adalah wanita.
Sementara yang kita ketahui wanita merupakan makhluk penuh dengan kelembutan, akan
tetapi wanita menjadi penghuni neraka paling banyak karena ada berbagai perangkap iblis di
dalam tubuh wanita.
Wanita merupakan perhiasan dunia, akan tetapi dengan menjadi perhiasan maka wanita juga
akan membuat banyak orang lain lebih tertarik untuk mendapatkan wanita tersebut sehingga
akan menimbulkan banyak masalah serta kekacauan ataupun masalah lain seperti di dalam
rumah tangga dimana seorang suami mulai tidak merasa nyaman tinggal di rumah karena
tingkah laku sang istri atau istri yang tidak bersyukur dengan hasil jerih payah suami. Inilah
yang membuat wanita golongan tersebut sudah dijanjikan siksa neraka oleh Allah swt
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw juga bersabda, Bahwa sebagian besar di antara
penghuni Neraka adalah para kaum wanita.
Beberapa hadits diatas menjelaskan jika wanita adalah makhluk yang bisa membuat lelaki
tersesat apabila wanita tersebut tidak taat dengan pedoman Islam seperti yang sudah tertulis
di dalam Al Quran seperti wanita yang harus menutupi auratnya, wanita yang harus selalu
menjaga segala tutur kata yang diucapkan, wanita yang harus selalu menjunjung tinggi
kehormatan keluarga dan semuanya ini merujuk pada beberapa hadits yang sudah disebutkan
dan kelak nanti maka sebagian besar wanita akan mendapatkan siksaan neraka yang sangat
dahsyat dan berikut ini akan dijabarkan siksa neraka bagi wanita secara lengkap.
Artikel terkait:
Tingkatan Neraka
Di dalam Al Quran dikatakan jika terdapat 7 tingkatan neraka yang memang diciptakan
sebagai balasan untuk manusia sesuai dengan dosa yang sudah diperbuat.
Tingkatan teratas adalah neraka jahannam yang merupakan tempat untuk memberi
hukuman pada setiap orang muslim, mukminat dan juga mukminin yang berbuat dosa kecil
dan juga dosa besar.
Tingkatan kedua merupakan tempat untuk orang yang mendustakan agama yang dimana
pada tingkatan neraka ini disebut dengan neraka Ladhoh, Luza.
Tingkatan ketiga neraka yang disebut dengan neraka khutamah, hathamah disediakan untuk
orang yang hanya mementingkan segala keperluan duniawi sehingga menjadi lalai untuk
menjalankan ibadah.
Tingkat ke empat merupakan tempat untuk orang yang tidak mau memberikan zakat atau
mereka yang memberikan zakat akan tetapi tidak sesuai dengan porsinya yang disebut
dengan neraka sair.
Tingkatan neraka kelima disebut dengan neraka sahkhor, saqru yang menjadi tempat untuk
orang yang tidak menunaikan ibadah sholat, melakukan kebohongan dengan keberadaan
Allah dan juga menyembah selain pada Allah swt.
Tingkatan neraka keenam disebut dengan neraka jahim yang dibuat untuk tempat orang
pendusta agama, kafir, pezina, peminum khamar dan juga melakukan semua hal yang
dilarang oleh Allah.
Tingkatan ketujuh yang menjadi tingkatan terakhir disebut dengan neraka hawiyah yang
disediakan untuk orang yang di saat mati tidak membawa iman dan juga Islam.
Artikel terkait
Sponsors Link
Aku melihat ke dalam Syurga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara
(orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka maka aku menyaksikan kebanyakan
penghuninya adalah wanita. (Hadis Riwayat Al- Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits diatas menjelaskan jika yang dilihat oleh Rasulullah saw tentang penghuni dari
syurga adalah fugara atau para kaum fakir miskin sedangkan neraka banyak di huni oleh para
wanita. Akan tetapi, dalam hadits tersebut tidak dijelaskan secara lengkap.
Artikel terkait:
Bahaya Riba
Ciri Ciri Istri Durhaka Pada Suami
Kiamat Menurut Islam
Wanita yang Baik Menurut Islam
Cara Menjadi Muslimah Yang Baik
Pengertian Mahram
Wanita yang di gantung pada bagian lidah dan bagian tangannya dikeluarkan dari punggung.
Sesudah itu, aspal cair yang sangat panas dituangkan masuk ke dalam tenggorokannya yang
diperoleh karena sering kali menyakiti hati suaminya dengan perkataan.
Siksa neraka berikutnya adalah wanita yang digantung rambutnya dan otak yang mendidih
sebab ia tidak pernah ingin menutup rambutnya dan juga tidak mau menggunakan jilbab.
Jilbab juga dianggap sebagai pakaian yang kuno atau ketinggalan jaman dan ini yang
menyebabkan wanita akan merasakan pedihnya siksaan di akhirat neraka.
Wanita yang diikat pada kedua bagian tangannya terjadi karena selalu pergi keluar dengan
bebas tanpa meminta izin dulu pada suami dan juga tidak menjalankan mandi wajib dari haid
dan juga nifas.
Artikel terkait:
Wanita yang memakan badannya sendiri serta api neraka menyala di bagian bawahnya juga
akan dialami oleh wanita yang sering berhias diri dengan tujuan agar lebih diperhatikan,
dilihat orang lain dan membuat orang lain berdecak kagum padanya. Selain itu, ia juga sering
membicarakan tentang aib orang lain sampai orang yang bersangkutan merasa malu karena
pembicaraan tersebut hingga bahkan timbul permusuhan.
ads
Wanita yang mempunyai bentuk kepala seperti babi sementara badannya seperti seekor
keledai merupakan wanita yang selama kesehariannya selalu berdusta atau berbohong serta
sering mengadu domba orang lain.
Wanita yang berbentuk seperti anjing akan di siksa dan dimasukkan api sampai keluar lewat
dubur dan malaikat juga akan memukuli kepalanya sebab wanita tersebut adalah orang yang
sering melakukan fitnah dan seringkali marah pada suami.
Artikel terkait:
Wanita yang di siksa dengan cara diikat pada bagian kaki serta tangan sampai ke ubun-ubun,
ia juga akan di sengat serta di belit dengan ular dan kalajengking. Ini adalah siksaan untuk
wanita yang tidak pernah menunaikan sholat dan juga puasa meskipun ia bisa dan mampu
untuk melakukannya dan wanita ini juga tidak pernah berwudhu serta melaksanakan mandi
wajib.
Siksaan neraka ini diperuntukan bagi wanita yang sangat senang memperlihatkan bentuk
keindahan buah dada mereka sehingga membuat kaum pria menjadi syahwat dan juga bagi
wanita yang menyusui bayi orang lain tanpa memperoleh persetujuan dari sang suami.
9. Wanita Menggunting Tubuh Sendiri
Ini akan terjadi pada wanita yang sangat sering memanjakan diri sendiri dengan berbagai
perhiasan berharga hanya untuk mendapatkan pujian orang lain sambil memperlihatkan
perhiasan yang ia pakai sebagai bahan tontonan.
Wanita yang diikat pada bagian kaki sampai ke payudara lalu di sengat oleh hewan berbisa
terjadi pada wanita yang sudah mengetahui sang suami melakukan perzinahan namun
bertingkah seperti tidak mengetahui hal tersebut dan bahkan memberi ijin pada suami untuk
berzina dengan orang lain.
Artikel terkait:
Ini adalah sebagai bentuk peringatan untuk para kaum wanita agar lebih berhati-hati. Akan
tetapi tidak berarti siksaan neraka hanya berlaku untuk wanita, namun kaum pria juga akan
merasakan siksa neraka bagi mereka yang ingkar dan dholim.