Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN KASUS
A. Laporan Kasus 1
ABSTRACT
Oral lichen planus kebanyakan mengenai wanita paruh baya. Ini merupakan penyakit
sistemik atau obat-obatan adalah kondisi etiologi yang mungkin menyebabkan penyakit ini.
Variasi dari lichen planus adlah retikuler, atrofik, erosif, dan ulcerative. Atrofik dan erosive
lichen planus adalah yang paling sering dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan
sel squamous carcinoma. Oleh karena itu tipe ini memerlukan diagnosis dan penanganan
cepat. Artikel ini menunjukkan laporan kasus tentang erosi lichen planus pada pasien pria
berusia 44 tahun yang memiliki tingkat stress dan depresi yang cukup tinggi.
INTRODUCTION
oleh berbagai factor. Mukosa oral dan kulit adalah area yang sering terinfeksi. Area lain
seperti membrane mukosa esophagus, genital atau conjunctiva dan kulit lain seperti kulit
kepala, rambut atau kuku juga dapat terinfeksi. Satu atau beberapa area dapat dilibatkan, baik
umumnya terjadi pada wanita daripada pria. Oral lichen planus biasanya hadir secara bilateral
pada posterior buccal mucosa, gingiva dan lateral border pada lidah.
Bentuk erosive atau atrophic lichen oral planus umumnya hadir dengan
ketidaknyamanan atau rasa sakit yang parah dan juga intoleransi terhadap makanan panas dan
pedas. Dan juga, resiko transformasi malignan di atrophic atau lesi erosive ditemukan lebih
tinggi daripada tipe lain dari oral lichen planus, karena lapisan epitel yang lebih dalam berada
dalam lingkungan mulut. Sehingga, tipe lesi seharusnya dimonitor dan diobati jangka panjang.
Artikel ini menunjukkan laporan kasus erosive lichen planus pada pria umur 44 tahun yang
CASE REPORT
Pria berusia 44 tahun datang kedepartemen patologi dan mikrobiologi Oral dengan
keluhan utama sensasi terbakar pada makanan pedas dan panas di daerah posterior rongga
mulut. Sensasi terbakar dimulai hamper 3 sampai 4 bulan dan diperparah dengan
mengkonsumsi makanan panas dan pedas. Riwayat gigi dan riwayat kesehatan pasien tidak
ada.
Pada pemeriksaan intraoral daerah eritematosa dengan bintik keratotik putih yang
tidak beraturan dan tersebar pada mukosa bucal kanan dan kiri (Gambar 1). Mukosa yang
berdekatan tampak normal. Pada palpasi, semua temuan inspeksi dikonfirmasi dan lesinya
kasar. Pasien melakukan pemeriksaan darah rutin dan disarankan untuk melakukan biopsy.
(Gambar 2).
yang menunjukkan lapisan sel berbentuk granular yang menonjol. Rete ridges
memperlihatkan bentuk gigi dan ada adanya degenerasi lapisan sel basal. Daerah sub epitel
menunjukkan band padat infiltrasi sel inflamasi kronis (Gambar 3). Oleh karena itu pada
pasien tersebut didiagnosis lichen planus. Pasien diberi saran steroid topical dan terus di
follow-up.
DISCUSSION
OLP adalah kelainan inflamasi kronis dan penyakit immunologic mukokutan dengan
penampilan yang brvariasi dari keratosis (retikuler atau plak) hingga bentuk klinis
eritematosa dan ulseratif. Pada tahun 1869, Erasmus Wilson pertama kali menamai lesi kulit.
Lichen planus oral (OLP) berasal dari bahasa Yunani Leichen yang berarti lumut
pohon dan bahasa Latin Planus yang berarti datar/genap. Ini adalah gangguan yang
dimediasi oleh kekebalan tubuh umum yang mempengaruhi epitel skuamosa berlapis dan
merupakan etiologinya belum diketahui. Hal ini terlihat diseluruh dunia, kebanyakan pada
decade kelima sampai keenam kehidupan, sering di usia paruh baya dan kadang-kadang pada
anak-anak. Lesi ini dua kli lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan
presentasi bilateral. Hal ini sering merupakan penyakit yang menyakitkan dan melemahkan
dan pengobatan ditujukan untuk pengobatan paliatif daripada penyembuhan. Pada lesi
tersebut, kortikosteroid dianggap sebagai pengobatan utama yang dapat digunakan secara
topical, intralesionally atau sistematis. Lesi atropik dan erosi adalah bentuk yang paling
di tempat manapunm dokter harus memeriksa semua kemungkinan lokas yang terlihat, seperti
pelengkap mukosa, kulit, dan lapisan kulit seluruh tubuh. Pemeriksaan endoskopi dan
otorhinolaryngologis khusus harus dilakukan bila ada gejala terkait seperti odynophagia atau
disfagia.
Etiologi OLP tidak diketahui. Namun OLP tampaknya merupakan penyakit autoimun
yang dimediasi sel T. bukti saat ini menunjukkan bahwa OLP dipengaruhi oleh imunitas yang
dimediasi sel, dipicu oleh factor eksogen atau endogen, dan dapat menyebabkan respons
menyimpang terhadap antigen sendiri. Factor yang dapat mempengaruhi antara lain stress,
trauma atau agen infeksius. Mayoritas sel T dalam infiltrasi inflamasi OLP diaktifkan cD8 +
limfosit. Sel T yang diinduksi pada infiltrasi inflamasi berkorelasi dengan peningkatan
produksi sitokin Th1 (IL-1, IL-8, IL-10, IL-12, TNF-a) meningkatkan ekspresi molekul
adhesi interselular-1 pada makrofag dan sel langerhans. Dan juga antigen kompleks
Pasien yang memiliki lichen planus erosive-atrofik dapat menunjukkan lesi yang luas
Kortikosteroid topical atau sistemik adalah perawatan utama pengobatan lesi lichen
planus oral dan bertindak dengan memodifikasi respon kekebalan pasien. Hal ini dilakukan
pada dasarnya dengan menekan aktifitas sel-T. kortikosteroid topical dapat diberikan untuk
lichen planus oral, tidak ada manajemen definitive yang masih tersedia. Protocol pengobatan
saat ini berfokus pada tanda dan gejala penyakit. Tapi itu bisa menghasilkan efek buruk pada
mukosa mulut.
CONCLUSION
Pasien lichen planus oral seperti varian erosive atau atrofik harus diberi tahu tentang
kondisi dan risiko menjadi ganas. Tindak lanjut reguler dan obat-obatan harus dilakukan