Вы находитесь на странице: 1из 7

Buletin Edisi II/ 2016/BAK corp

2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies


CV. BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
DATA BUDIDAYA TAMBAK BAK DI BALI

DATA HASIL BUDIDAYA


DISKRIPSI PETAK 1 PETAK 2 PETAK 4 SATUAN
Siklus ke 1 2 1 2 1 2
Produktifitas 50.165 54.908 50.377 52.633 55.533 48.730 Kg/ Ha
FCR 1,32 1,28 1,32 1,32 1,29 1,16 -
SR 84%#######
100%## 97% 97%
## ## 94% 119%
### ### %
DATA PANEN
DISKRIPSI PETAK 1 PETAK 2 PETAK 4 SATUAN
Siklus ke 1 2 1 2 1 2
Parsial ke-1
Umur 87 71 87 71 87 71 Hari
Size 46,8 73,0 48,5 70,0 46,6 77,0 -
Hasil Fresh 1.842,0 2.151,8 1.653,0 1.769,8 1.551,0 1.678,2 Kg
Hasil US - - 39,0 - - - Kg
Hasil Molting - 75,9 - 82,5 - 25,3 Kg
Parsial ke-2
Umur 84 84 84 Hari
Size 52,6 50,8 58,7 -
Hasil Fresh 2.501,5 1.677,5 1.775,0 Kg
Hasil US - - - Kg
Hasil Molting 31,0 7,5 - Kg
Akhir
Umur 97 103 96 103 96 87 Hari
Size 39,4 39,4 40,5 42,0 39,6 57,8 -
Hasil Fresh 9.473,0 7.820,5 9.052,5 7.780,0 9.405,5 5.911,5 Kg
Hasil US - 14,0 338,5 76,0 - 231,0 Kg
Hasil Molting 273,0 89,0 - 186,0 150,0 125,0 Kg
Total Panen 11.588,0 12.683,7 11.083,0 11.579,3 11.106,5 9.746,0 Kg
DATA PETAK BUDIDAYA
DISKRIPSI PETAK 1 PETAK 2 PETAK 4 SATUAN
Siklus ke 1 2 1 2 1 2
Kepadatan Aktual 242 263 241 262 240 265 ekor/m2
Luas Petak 2.310 2.310 2.200 2.200 2.000 2.000 m2
Jumlah Benur Netto 472.522 518.580 452.628 419.490 412.931 452.790 ekor
Jumlah Benur Aktual 559.096 607.154 530.319 575.437 480.987 530.127 ekor
Jumlah Kincir 12 12 12 12 10 10 Unit
Kapasitas Kincir 14 14 14 14 12 12 HP
Jumlah Biomass/HP 676,6 558,6 646,6 555,7 783,8 492,6 kg/HP
Jumlah maks pakan/HP 20,9 22,2 20,9 20,4 24,2 23,2 kg/HP
Tinggi Air 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 Meter
Konstruksi semen semen semen
Sumber Air Laut Laut Laut
Sumber Tenaga Listrik PLN PLN PLN
Keterangan :
Budidaya dengan memakai 1 tandon dengan luasan 2,000 m2
DATA KOMPOSISI BIAYA BUDIDAYA PER KG UDANG (PETAK 1)
BIAYA/KG UDANG
DISKRIPSI
(Rp) Keterangan :
Siklus ke 1 2
AT-BAK 1.700 2.800 1. Data adalah komposisi biaya Petak 1
Saprotam 800 1.600 2. Biaya-biaya lain seperti biaya panen,
Pakan 21.000 20.000 investasi dan operasional tidak
Benur 1.700 1.800 dicantumkan
Listrik PLN 2.700 3.400
2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies
BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
APLIKASI KULTURAN AT-BAK (ppm) TERHADAP TREND pH
SIKLUS KE-1
10,0 120
pH pagi pH siang kultur ATBAK Total (ppm) 110
9,5 100

Kultur AT-BAK (ppm)


90
9,0 80
70
pH

8,5 60
50
8,0 40
30
7,5 20
Umur 10
7,0 0
-6 -3 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96
SIKLUS KE-2
10,0 120
pH pagi pH siang Kultur ATBAK Total (ppm) 110
9,5 100

Kultur AT-BAK (ppm)


90
9,0 80
70
pH

8,5 60
50
8,0 40
30
7,5 20
10
7,0 0
-6 -3 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 102 105
Umur
2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies
BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
DATA ABW VS PAKAN/100 RIBU BENUR

SIKLUS KE-1

26 80
24 24,11
22 70
20 60
18 16,74 19,23
16 50
14,3
14
12 11,14 40
10

ABW (gr)
8,57 30
8 5,74
20
Pakan/100rb (Kg)

6 3,88
4 10
2
0 0
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96
ABW Pakan/100 rb
Umur

SIKLUS KE-2

26
25,38
80
24
22 70
20 60
18 20,76
16 17,95 50
14
12 15,81 40
10 13,2

ABW (gr)
30
8
10,09 20
6
Pakan/100 rb (Kg)

4 7,46
3,8 5,57 10
2
0 -
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100102

Umur ABW Pakan/100 rb

2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies

4
BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
DATA DO PAGI DAN MALAM
SIKLUS KE-1
10
9
8
7
6 PERBAIKAN DO
DO

5 METER
4
3
2
1
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96
Umur DO pagi DO Malam
SIKLUS KE-2
DO
10
9
8
7
6
DO

5
4
3
2
1
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98100102
Umur DO pagi DO Malam
2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies
BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
PERKEMBANGAN PENELITIAN PENYAKIT KOTORAN PUTIH
(WHITE FECES DISEASE)

Litopenaeus Vannamei menjadi spesies udang


komersial yang sangat penting di dunia.
Tetapi, infeksi bakteri pathogen menjadi
masalah ekonomi yang paling utama didalam
proses budidaya.
Penyakit kotoran putih menjadi penyebab
utama kerusakan ekonomi dalam industri
budidaya udang akhir-akhir ini, sehingga studi
banyak dilakukan oleh para pakar di dunia
berkenaan dengan masalah ini.
Beberapa hasil studi/ jurnal ilmiah dalam
aquakultur dirangkum sebagai berikut :

Tgl Sumber Judul Jurnal Pengarang Penyebab WFD


Study on the cause of white
1. Vibrio parahaemolyticus
feces syndrome in Black Tiger
2006 Inthusai 2. Vibrio fluvialis
Shrimp (Penaeus Monodon)
3. Vibrio alginolyticus
culture in low salinity water
1. Vibrio parahaemolyticus
Apr-June White Feces Disease in Charon 2. Vibrio fluvialis
Buletin Nicovita
2010 Thailand Limsuwan 3. Vibrio alginolyticus
4. Vibrio mimicus
1. Vibrio Vulnificus
1. Montagan
2. Vibrio fluvialis
Somboon,
Kasetsart University 3. Vibrio parahaemolyticus
Effect of Vibrio spp. In white 2. Watchariya
Fisheries Research 4. Vibrio alginolyticus
2012 Feces Infected shrimp in Purivirojkul,
Bulletin 2012 5. Photobacterium
Chanthaburi, Thailand 3. Chalor
(Vol.36,1) damselae (V. Damselae)
Limsuwan,
6. Vibrio mimicus
Niti Chuchird
7. Vibrio Cholerae (non01)
Fungi :
1. Aspergillus Flavus
2. A. Ochraceus
3. A. Japonicus
The Potential of Galangal
1. Tidaporn 4. Penicillium sp
(Alpinia galanga Linn) extra
Chaweepack 5. Fusarium sp
against the pathogens that
2. Boonyee 6. Cladosporium
International Journal cause white feces syndrome and
April 2015 Muenthaisong cladosporioides
of Biology Vo. 7 acute Hepatopancreatic
3. Surachart Vibrio :
Necrosis Disease (AHPND) in
Chaweepack 1. Alginolyticus
Pacific White Shrimp
4. Kaeko Kamei 2. Cholerae
(Litopenaeus Vannamei)
3. Parahaemolyticus
4. Vulnificus
5. Mimicus
6. Harveyi
1. Hipeng Cao
Vibrio Cholerae: A Causal agent
The Israeli Journal of 2. Lefu Wen
for the white feces syndrome in
2015 Aquaculture - 3. Shan He Vibrio Cholerae
freshwater cultured whiteleg
Bamidgeh 4, Liqun Lu
shrimp (Penaeus Vannamei)
5. Xianle Yang
Identifying disease affecting 1. D Srivinas Protozoa gregarin
International Journal
farmed Litopenaeus vannamei in 2. Ch bersamaan dengan jumlah
Mar 2016 of Fisheries and
different areas of nellore district Venkatrayalu bakteri pathogen vibrio
Aquatic Studies
in Andra Pradesh, India 3. B Laxmappa yang sangat besar
2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies
BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA
APAKAH PEMAKAIAN KAPORIT EFEKTIF ?

Kaporit atau Kalsium Hipoklorit adalah senyawa anorganik dengan rumus senyawa Ca(ClO)2. Biasanya
merupakan produk ini merupakan campuran antara kapur dan Kalsium Klorida dimana kandungan klorin nya
lebih besar daripada Natrium hipoklorit. Produk ini banyak digunakan untuk klorinasi sebagai zat desinfektan air.
Klorinasi banyak digunakan secara luas dalam budidaya udang karena biaya rendah, bahan mudah didapat,
cara aplikasi yang mudah dan kemampuan untuk me non aktifkan banyak jenis mikroorganisma.
Tetapi, akhir-akhir ini banyak diobservasi mikroorganisma yang mempunyai ketahanan terhadap proses klorinasi
baik skala laboratorium maupun dalam praktek disinfektan pada pengolahan air (Hoefel et al.2005). Sejauh ini
beberapa faktor yang berbeda diketahui sebagai penyebab tidak efisien nya klorinasi. Tingkat residu klorin yang
kurang memadai karena gangguan persenyawaan amino organik-Nitrogen (Scully et al, 1999), komposisi fisik-
kimia dari air dan berbagai macam pengkondisian (Ridgway&Olson, 1982), perubahan genetik (adaptasi)
beberapa strain bakteri karena kondisi stress (Lisle et al, 1998), pembentukan biofilm pada bakteri yang akan
diulas dalam makalah ini dan lain-lain.
KAPORIT VS BIOFILM VIBRIO
Makalah ini membahas secara singkat keberadaan bakteri pembentuk biofilm pada budidaya udang diulas dalam
jurnal Aquaculture dengan judul Biofilm Formation by Vibrio Harveyi on Surfaces (I. Karunasagar, SK. Otta,
Indrani Karunasagar et al 1995).
Biofilm sendiri adalah grup mikroorganisma dimana selnya tertanam dalam sebuah matriks yang diproduksi
sendiri dari Extracellular Polymeric Substance (EPS) yang menempel satu sama lain dan atau ke sebuah
permukaan (Definisi IUPAC). Secara kontras berbeda dengan bakteri planktonik, bakteri biofilm dilaporkan
mempunyai perlindungan terhadap zat anti-bakteri (Costerton et al, 1987).

Australian Journal of Basic and Application 9(28) Special 2015,72-79, Buenaflor D et al, 2015

Vibrio Harveyi merupakan salah satu penyebab kerugian ekonomi massal pada budidaya udang di seluruh dunia.
Vibrio harveyi ini merupakan bakteri patogen yang mampu memproduksi lapisan biofilm yang dapat melindungi
dari kekeringan maupun proses desinfektan dalam proses persiapan lahan untuk budidaya udang. Dalam
pengujian nya, Vibrio harveyi dikembangkan dan struktur biofilm nya diuji pada permukaan beton, baja dan
plastik HDPE yang sebelumnya sudah dilakukan proses disinfektan. Hasil pengujian struktur biofilm oleh vibrio
harveyi pada tiga permukaan berbeda dan sensitifitas terhadap klorin tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah:
Jumlah vibrio Harveyi pada tingkat dan lama waktu aplikasi
-2
klorin (CFUcm )
Kontrol
Tipe bahan -2
(CFUcm ) 20 ppm 100 ppm 200 ppm
10 menit 10 menit 10 menit
6 5 4 3
Beton 8,49 X 10 6,62 X 10 5,67 X 10 4,36 X 10
7 5 3
Plastic (HDPE) 5,34 X 10 2,44 X 10 3,40 X 10 0
6 3
Baja 2,44 X 10 3,88 X 10 0 0
I.Karunasagar et al/Aquaculture 140 (1996) 244

Dari Tabel di atas sel biofilm dari vibrio harveyi sangat resistan (bertahan) terhadap efek klorin. Sel Vibrio
6 -1
Harveyi planktonik dengan jumlah 2,1 X 10 ml yang terlarut di air laut bisa dibunuh dengan klorin pada 20 ppm
selama 5 menit tapi pada permukaan ketiga bahan diatas masih ada terutama pada permukaan beton. Struktur
biofilm vibrio harveyi bisa menempel pada konstruksi petakan, pipa dan alat budidaya lain nya.
Hal lain yang berkaitan dengan pemakaian kaporit pada pemeliharaan air dibahas dalam buletin AT-BAK edisi
berikutnya.

2016 AT-BAK Organic Aquculture & Wastewater Treatment Supplies


BAKTI ANUGRAH KREASI - INDONESIA

Вам также может понравиться