Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan cemas kronik yang
ditandai oleh serangan panik parah yang berulang dan tak terduga, frekuensi
serangannya bervariasi mulai dari beberapa kali serangan dalam setahun hingga
beberapa serangan dalam sehari. Serangan panik dapat pula terjadi pada jenis
gangguan cemas yang lain, namun hanya pada gangguan panik, serangan terjadi
mood secara potensial meningkatkan onset serangan panik. Gangguan panik juga
bisa didiagnosis dengan atau tanpa agoraphobia. Selain itu gangguan panik juga
dan meningkatkan frekuensi serangan jantung. Oleh karena itu skrening dan
pemeriksaan yang tepat terhadap gangguan panik sangat dibutuhkan untuk efikasi
Pasien gangguan panik sering ditemukan pada mereka yang berada pada
usia produktif yakni antara 18-45 tahun. Selain itu penderita gangguan panik lebih
umum ditemukan pada wanita, terutama mereka yang belum menikah serta wanita
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. PM
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Turen
2
B. Anamnesis
Dialami sejak 1 tahun yang lalu, dan makin memberat 1 bulan terakhir.
Awalnya 1 tahun yang lalu pasien menderita demam tifoid, dan sempat dirawat di
puskesmas selama 10 hari. Sejak saat itu pasien selalu merasa cemas dan takut
mati apalagi bila pasien mendengar tentang berita kematian. Saat ini pasien
perjalanan Papua selama 1 minggu, hal tersebut sangat membebani pikiran pasien.
Pasien terkadang merasa sulit untuk bernapas, seperti tercekik, sesak, jantung
berdebar-debar, sakit kepala, pusing, keringat dingin, nyeri ulu hati, susah tidur,
dan seperti mau mati. Hal ini sudah dirasakan oleh pasien sebanyak 3 kali selama
kurun waktu 1 bulan. Keadaan ini biasanya muncul secara tiba-tiba, sehingga
pasien merasa takut untuk keluar rumah. Pasien juga sering merasa cepat lelah
Menurut suami pasien, akhir-akhir ini pasien tampak seperti kehilangan minat
untuk beraktivitas, tetapi disaat pasien tidak merasa cemas, pasien masih dapat
kecil, seperti disaat pasien ingin buang air kecil di malam hari, pasien akan
3
tidak jauh dari kamar tidur pasien, pasien merasa takut apabila terjadi sesuatu hal
Sekitar 2 bulan yang lalu kakak ipar pasien meninggal dan di saat bersamaan
suami pasien juga sakit, pasien sangat takut apabila suaminya meninggal, seperti
kakak iparnya. Tidak lama setelah meninggalnya kakak ipar pasien, muncul
beberapa masalah keluarga yang membebani pikiran pasien, mulai dari konflik
harta warisan, dan dengan keluarga suaminya yang mempersoalkan masalah surat-
Sejak 1 tahun terakhir pasien rajin kontrol ke dokter ahli penyakit dalam
Hendaya / disfungsi :
4
Faktor stressor psikososial :
selama 10 hari.
Trauma (-)
Infeksi (+), tahun 2015 pasien menderita demam tifoid dan dirawat di
NAPZA (-)
tanggal 8 Agustus 1975. Berat badan lahir tidak diketahui. Pasien tumbuh
5
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
menonjol.
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapat perhatian
dan kasih sayang. Pasien sangat dimanja oleh kedua orangtuanya, kemana-mana
selalu diantar dan ditemani oleh ayahnya. Sehingga, pasien sering merasa takut
apabila mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Pasien juga menjadi tidak mandiri
dan tidak bisa mengambil keputusan di saat menghadapi suatu masalah. Pasien
masuk sekolah dasar saat berumur 6 tahun, pasien bersekolah di Turen. Selama di
Sekolah Dasar pasien bergaul dengan anak sebayanya. Hubungan dengan teman-
teman sekelasnya baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Prestasi pasien saat
hubungan pasien dengan keluarga. Pasien tidak mempunyai masalah yang berat
dalam keluarga.
5. Riwayat Pekerjaan
6
6. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah di awal tahun 2003 dengan seorang pria yang bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang berusia 3 tahun lebih tua dari pasien.
Saat pasien menikah, pasien berusia 28 tahun. Sekarang pasien dikaruniai 2 orang
anak perempuan. Anak pertama berusia 11 tahun, dan anak kedua berusia 7 tahun.
Setelah menikah, pasien masih sering merasa takut apabila mengerjakan segala
sesuatunya sendiri, sehingga pasien biasa ditemani oleh suaminya. Pasien lebih
dengan baik.
pasien telah meninggal sejak 6 bulan yang lalu, sewaktu masih hidup ayah pasien
seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMA. Pasien sangat dekat
7
Setelah ayah pasien meninggal, saudara-saudara pasien mulai meributkan
warisan tersebut, akan tetapi kakak pertama dan kakak ketiga pasien saling salah
paham dan menjatuhkan satu sama lain. Pada situasi ini, kakak pasien selalu
tersebut, konflik dalam keluarga pasien inilah yang membuat pikiran pasien
semakin kacau.
AUTOANAMNESIS
P : Walaikumsalam, dok.
Iship : Perkenalkan saya dokter Aulia. Boleh saya tahu nama ibu siapa?
8
P : P dok.
P : 42 tahun, dok.
P : Kalau tidak salah sejak 1 tahun yang lalu dok, waktu saya sakit tipes,
sejak sakit itu dok, saya selalu merasa cemas. Pada saat itu, saya takut mati,
P : Tidak juga dok, waktu saya sembuh dari penyakit itu, cemasnya sudah
berkurang, kadang ada kadang tidak, biasa dalam 1 bulan itu dok tidak pernah
muncul. Tapi, 1 bulan terakhir lagi ini, baru mengganggu sekali lagi saya rasa ini
perasaanku.
Iship : Kalau boleh saya tau, pada keadaan-keadaan apa saja yang membuat ibu
merasa cemas?
9
P : Banyak dok yang bisa bikin saya cemas. Begini dok, waktu itu, mungkin
2 bulan yang lalu, kakak ipar saya meninggal, terus waktu itu suami saya juga
sakit, perasaan saya itu sangat was-was, saya takut kalau suami saya juga
meninggal, seperti kakak iparku. Saya memang takut, kalau dengar tentang berita-
berita kematian dok. Apalagi akhir-akhir ini saya punya banyak masalah.
memperebutkan harta warisan terus sepertinya saya yang merasa pusing dok,
padahal sebenarnya saya tidak mempermasalahkan masalah harta warisan itu dok,
belum lagi keluarga suami juga mempeributkan masalah surat-surat tanah, pusing
P :Keluarga saya baik-baik saja dok. Saya punya dua orang anak, dua-
duanya perempuan dok. Kalau dalam keluarga tidak ada masalah dok, paling nanti
kalau ada yang sakit baru mucul lagi ini rasa cemasku dok. Yang saya pikir lagi
sekarang ini, suami saya mau ke Papua 2 minggu lagi, dan dia 1 minggu di sana,
Iship : Insya Allah tidak seperti itu bu, ibu jangan terlalu menncemaskan hal
tersebut, nanti dokter akan berikan obat untuk penyakit ibu. Apa ibu juga merasa
susah tidur?
10
P :Iya dok. Biasanya saya tidur habis isya tapi lama itu baru saya bisa tidur
lelap. Biasanya kalau saya minum obat yang dikasi sama dokter ahli penyakit
dalam, nyenyak tidur ku tapi kalau saya coba-coba hentikan begitu, susah lagi
saya tidur.
P : Iya dok. kalau saya sakit saya selalu periksa tentang penyakit saya ini.
Tapi dokter selalu bilang kalau itu cuma perasaan saya saja.
Iship :Maaf bu, kalau boleh saya tau, ibu biasanya ke poli penyakit dalam
P :Yah, karena itu dok, sesak, jantung berdebar-debar, biasa juga karena
masalah pencernaan dok, sering-sering juga sakit ulu hatiku. Biasa saya diberikan
obat lanzoprazole.
Iship : Kalau ibu minum obat itu, apakah nyeri yang ibu rasakan berkurang?
P :Iya, cepat lelah, capek, lemah, loyo, baru kerja sedikit capek dok, sampai
berkeringat dingin biasanya. Tapi kalau tidak datang ini penyakitku, saya yang
kerja semua, menyapu, mengepel, cuci piring, masak, saya semua yang kerja tapi
kalau datangmi lagi sakitku biasanya suami sama anakku yang tertua itu yang
bantu-bantu.
11
Iship :Bagaimana dengan nafsu makan ibu?
P :Saya memang sedikit porsi makanku dok, tapi akhir-akhir ini saya tambah
Iship :Ibu kalau waktu istirahat atau waktu-waktu senggang apa yang biasanya
ibu lakukan?
P :Paling nonton TV dok, tapi paling sering kalau lagi tidak ada saya
Iship :Kalau begitu terima kasih banyak ya bu atas waktunya. Semoga ibu cepat
sembuh ya.
12
Pemeriksaan status mental
Deskripsi umum
Kesadaran : Baik
biasa.
perhatian
Mood : Cemas
Afek : Normotimia
taraf pendidikan
13
Orientasi (waktu, tempat dan orang) : Baik
Gangguan persepsi
Proses berpikir
Arus Pikiran
Produktivitas : Baik
Isi pikiran
Preokupasi : Pasien merasa cemas karena suami pasien akan keluar kota 2
14
Gangguan pikiran : Waham tidak ada
Daya nilai
pengobatan)
Pemeriksaan Fisik:
Suhu : 36,6 C
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, jantung, paru-paru dalam batas
15
DIAGNOSIS MULTI AKSIAL
PROGNOSIS
Bonam
Faktor pendukung :
Faktor Penghambat :
RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi
Alprazolam 0,5 mg - -
16
Fluoxetin 20 mg 1 - 0 - 0
2. Psikoterapi suportif :
menyelesaikan masalahnya.
FOLLOW UP
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Istilah panik berasal dari kata Pan. Pan adalah dewa Yunani setengah hantu
yang tinggal di pegunungan dan hutan yang perilakunya sangat sulit diduga. Pada
tahun 1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund
timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami
serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah
diprediksi.
spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau
ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang
disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi
pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari
serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama
18
B. EPIDEMIOLOGI
gangguan panik adalah 1,5-5 % dan untuk serangan panik adalah 3 5.6 %.
Sebagai contohnya, satu penelitian terakhir pada lebih dari 1.600 orang dewasa
yang dipilih secara acak di Texas menemukan bahwa angka prevalensi seumur
hidup adalah 3,8 % untuk gangguan panik, 5,6 % untuk serangan panik, dan 2,2 %
untuk serangan panik dengan gejala yang terbatas yang tidak memenuhi kriteria
diagnostik lengkap.
Jenis kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki,
dalam distribusi yang tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik,
kulit putih non-Hispanik, dan kulit hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-
riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering
tahun. Tetapi baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada
setiap usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada
19
C. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Faktor Biologis
panik dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan
hipotesis yang melibatkan disregulasi sistem saraf perifer dan pusat di dalam
beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang dan berespon secara
Faktor Genetika
Angka prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan
panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan
gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien
20
Faktor Psikososial
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari
menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik.
melibatkan arti bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis
D. GEJALA KLINIK
Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif
singkat dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan
- Palpitasi
- Berkeringat
- Gemetar
21
- Sesak napas
- Perasaan tercekik
cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan
suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu
22
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda
risiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah
E. DIAGNOSIS
tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih)
gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10
menit:
- Berkeringat.
- Perasaan tercekik
23
- Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsang.
diri sendiri).
utama bila tidak ditemukan adanya gangguan ansietas fobik. Untuk diagnosis
pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan ansietas berat dalam
bahaya.
Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
24
F. DIAGNOSIS BANDING
akhir atau masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak,
remaja awal, dan usia pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan
atau kurang dari satu kali dalam sebulan. Penelitian follow up jangka
% dari semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama
25
H. PENATALAKSANAAN
perilaku cemas.
Farmakoterapi
Golongan Trisiklik
dimulai dari dosis rendah, 10 mg per hari, dan dititrasi perlahan-lahan pada
awalnya dengan 10 mg sehari tiap dua sampai tiga hari, selanjutnya lebih
cepat, dengan 25 mg sehari setiap dua sampai tiga hari, jika dosis rendah
26
Monoamin Oxidase Inhibitors
dengan depresi. Obat yang biasa digunakan adalah fluoksetin. Dosis awal
mg interval sehari tiap dua sampai empat hari. Tujuannya adalah untuk
ketergantungan fisik.
Benzodiazepin
27
Terapi Kognitif dan Perilaku
gangguan panik. Dua pusat utama terapi kogmitif untuk gangguan panik
tubuh yang ringan sebagai tanda untuk ancaman serangan panic, kiamat
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang wanita 42 tahun datang ke poli jiwa RSWS diantar oleh suaminya
dengan keluhan cemas dialami sejak 1 tahun yang lalu, dan makin memberat 1
bulan terakhir. Awalnya 1 tahun yang lalu pasien menderita demam tifoid, dan
sempat dirawat di RSWS selama 10 hari. Sejak saat itu pasien selalu merasa
cemas dan takut mati apalagi bila pasien mendengar tentang berita kematian. Saat
ini pasien merasa cemas, karena 2 minggu ke depan suami pasien akan melakukan
perjalanan Papua selama 1 minggu, hal tersebut sangat membebani pikiran pasien.
jantung berdebar-debar, sakit kepala, pusing, keringat dingin, nyeri ulu hati, susah
tidur, dan seperti mau mati. Hal ini sudah dirasakan oleh pasien sebanyak 3 kali
selama kurun waktu 1 bulan. Keadaan ini biasanya muncul secara tiba-tiba,
pekerjaan yang yang tidak menguras banyak energi. Menurut suami pasien, akhir-
akhir ini pasien tampak seperti kehilangan minat untuk beraktivitas, tetapi disaat
pasien tidak merasa cemas, pasien masih dapat mengerjakan kegiatan sehari-
harinya seperti biasa. Pasien memang sering mengalami cemas yang berlebihan
meskipun menghadapi suatu masalah yang kecil, seperti disaat pasien ingin buang
mengantarnya ke kamar mandi yang terletak tidak jauh dari kamar tidur pasien,
29
pasien merasa takut apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan saat pasien
sedang berada di kamar mandi. Sejak 1 tahun terakhir pasien rajin kontrol ke
dokter ahli penyakit dalam mengenai penyakitnya tersebut, namun dokter tersebut
wajah sesuai umur, berpakaian dan berpenampilan rapi, baju lengan panjang
berwarna biru, celana panjang berwarna hitam, jilbab hitam, cara berjalan biasa.
Pembicaraan : bicara spontan, lancar, intonasi sedang, volume suara biasa. Sikap
orang) : baik. Daya ingat (segera, jangka pendek dan jangka panjang) : baik.
Hendaya berbahasa : tidak ada. Preokupasi : Pasien merasa cemas karena suami
pasien akan keluar kota 2 minggu ke depan selama 1 minggu. Gangguan pikiran :
waham tidak ada, pengendalian impuls : baik, daya nilai norma sosial : baik, uji
daya nilai : baik, penilaian realitas : baik, tilikan (insight) : pasien sadar dirinya
sakit dan perlu pengobatan. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya. Berdasarkan
bahwa:
30
Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada
unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.
bahwa:
berlebihan.
Dari hasil pemeriksaan mental ditemukan gejala Anxietas dan depresi yang
31
BAB V
KESIMPULAN
yang spontan dan tidak diperkirakan, atau periode kecemasan atau ketakutan yang
kuat dan relative singkat ( biasanya kurang dari 1 tahun). yang disertai dengan
gejala somatik.
Wanita 2-3 kali lebih sering terkena daripada laki-laki, gangguan paling
Beberapa golongan obat yang efektif untuk gangguan panic adalah obat
32
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan.
Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Edisi Ketiga. Media
Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya.
Jakarta. 2007.
33