Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ikan gabus / ikan kutuk adalah ikan yang banyak dijumpai di Indonesia, yang sudah dikenal oleh orang-
orang tua dulu digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka khitan, luka sehabis melahirkan, luka
bakar, dan luka-luka lainnya.
Selain itu bayi atau anak kecil juga sudah sering diberikan ikan gabus ini oleh orang-orang tua dulu. Tetapi
jarang dari orang tua dulu mengetahui apa saja yang terkandung dalam ikan gabus/ ikan kutuk ini.
Mengapa ikan gabus / ikan kutuk ini bisa berkhasiat. Hal ini belum diketahui sampai ada penelitian dari
Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang yang mengungkapkan kehebatan
dari kandungan gizi dan khasiat ikan gabus ini bagi kesehatan.
Per 100 gram, kadar protein telur hanya 12,8 gram, daging ayam 18,2 gram, daging sapi 18,8 gram
sedangkan ikan gabus / ikan kutuk mencapai 25,2 gram. Sangat jauh terpautnya. Nilai plus ikan gabus /
ikan kutuk yang lain ialah ikan ini memiliki nilai cerna yang sangat baik yakni mencapai lebih dari 90%.
Selain itu protein kalogen ikan gabus / ikan kutuk juga lebih rendah dibanding dengan daging ternak, yang
menyebabkan tekstur daging ikan gabus/ ikan kutuk lebih empuk dibanding dengan yang lain.
Inilah yang menyebabkan kenapa orang tua dulu memberikan ikan gabus / ikan kutuk ini kepada anak-
anak, orang tua, atau orang sakit, tak lain dikarenakan protein yang dikandung oleh ikan gabus / ikan kutuk
sangat mudah dicerna oleh bayi, anak-anak, manula/lansia, serta pasien-pasien penyakit berat yang
mengalami kekurangan albumin.
Keunggulan protein yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk lainnya menurut penelitian Prof. Dr.
Ir. Eddy Suprayitno adalah sangat kaya akan albumin. Albumin adalah salah satu jenis protein yang
mencapai 60% dari total plasma protein dalam darah manusia. Kadar albumin dalam ikan gabus / ikan
kutuk sangat tinggi yakni 62,24 g/kg, sementara telur hanya 9,34 g/kg
Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu membantu pembentukan dan perbaikan jaringan
sel dalam tubuh manusia.
Fungsi lain albumin adalah sebagai anti oedema / pembengkakan pada kaki akibat kekurangan albumin
dalam tubuh. Hal ini biasa dialami oleh pasien penyakit gagal ginjal, diabetes mellitus, stroke, TBC, dan
kanker sirosis. Karena albumin berfungsi untuk mengatur tekanan osmotic dalam darah. Albumin menjaga
keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat mempertahankan volume darah dalam tubuh agar tidak
terjadi pembengkakan / oedema.
Dalam konteks anak-anak , bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein
yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan
albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal.
Penelitian dilakukan oleh bagian bedah RS Umum, Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba menunjukkan
bahwa pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien pascaoperasi dapat meningkatkan
albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl) menjadi normal.
Penelitian juga dilakukan oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari Universitas Hasanudin, Makassar,
menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan, meningkat
tajam setelah beberapa kali mengonsumsi ikan gabus. Hal tersebut mempercepat kesehatan pasien.
Selain itu ada penelitian yang telah dilakukan di Universitas Hasanudin juga menunjukkan pemberian
ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari dapat meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA
(orang dengan HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat meningkatkan kadar
albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik secara perlahan dan ketahanan tubuhnya
meningkat.
Dan yang paling sering dijadikan rujukan atas penelitian albumin ikan gabus atau ikan kutuk adalah
penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang,
telah membuktikan kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus untuk menggantikan serum albumin
impor. Harga serum albumin impor mencapai jutaan rupiah per 10 milimeter. Padahal, dalam satu kali
operasi paling tidak dibutuhkan 30 milimeter. Penggunaan ekstrak ikan gabus ini diharapkan dapat
mengurangi biaya operasi pembedahan yang selama ini dikenal sangat mahal. Karena tanpa albumin; sel-
sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Albumin
inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka.
Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang.
Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, akan
mengganggu metabolisme tubuh. Orang tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak bugar.
Itulah sebabnya, bagi semua orang baik yang sehat maupun yang sakit, usahakan untuk selalu
mengkonsumsi Protein Albumin Ikan Gabus / Kutuk secara rutin untuk meningkatkan kadar albumin
dalam darah.
Kesimpulan
Jadi Ikan gabus atau ikan kutuk ternyata sangat kaya akan protein albumin, jenis protein yang
mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan
menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Sebagai pendamping obat TBC. Selain itu zat
gizi yang terkandung dalam ikan gabus / ikan kutuk diperlukan untuk memperkuat imunitas (sistem
kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Konsumsi ikan gabus / ikan kutuk sebanyak 2 kg per hari dalam waktu 8 hari bisa meningkatkan kadar
albumin agar mencapai standar ideal yakni 3,5-5 g/dl. Cara lainnya adalah dengan membuat jus ikan gabus
yang sudah dikukus terlebih dahulu. Tetapi cara ini selain lama, juga bagi kebanyakan orang sangat ribet
dan susah. Lantas bagaimana solusinya? Kabar gembira sekarang sudah ada ekstrak ikan gabus dalam
bentuk kapsul sehingga mudah dikonsumsi dan dibawa kemana-mana. Untuk anak pun sekarang tersedia
dalam bentuk Madu Albumin Anak yang membuat anak senang mengkonsumsi karena rasanya yang manis
dan bermanfaat. Selamat mencoba!
ProtaBumin dibuat dari Ekstrak diproses dengan cara higienis dan dikemas dalam bentuk kapsul. Praktis
untuk dibawa kemana-mana jika dibandingkan dengan cara mengkonsumsi ikan gabus dalam bentuk kaldu
/ minyak ikan gabus..
Selain itu Pasien penyakit berat yang berada di rumah sakit biasanya diberi infus albumin. Hanya saja,
yang menjadi masalah adalah mahalnya harga infus albumin. Infus albumin untuk 1 kali pemakaian
mencapai Rp. 1,5 juta. Penyebab harga mahal adalah karena infus ini memakai protein plasma dari darah
manusia yang rata-rata masih impor dari luar negeri.
Di sinilah albumin ProtaBumin Kapsul Ekstrak dari ikan gabus bisa menjadi alternatif. Karena
khasiatnya sama. Dengan kadar albumin yang mencapai 21%, harganya jauh lebih murah di banding biaya
infus serum albumin. Perlu diketahui harga 1 botol ProtaBumin hanya Rp. 150.000,-. Tentu hal ini
menjadi berita gembira bagi Anda yang memang sedang membutuhkan alternatif albumin dari Ikan Gabus
/ Kutuk dalam bentuk kapsul.
"Selain itu ProtaBumin bukan hanya untuk penderita penyakit berat degeneratif, tetapi juga sangat
cocok untuk dikonsumsi oleh ORANG SEHAT agar lebih sehat."
Kenapa? Karena pada dasarnya tidak ada efek ketika kelebihan albumin, protein albumin akan disimpan
dalam otot, yang diambil ketika tubuh mengalami kekurangan albumin untuk penambah dan memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak. Sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh: Ibu Hamil, Ibu menyusui, anak,
remaja dewasa bahkan lansia untuk menjaga kadar albumin tetap stabil dalam tubuh.
Manfaat / Khasiat Albumin Ikan Gabus / Kutuk ProtaBumin:
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Subsektor perikanan dan peternakan merupakan andalan utama sumber pangan dan
gizi bagi masyarakat indonesia. Ikan, selain merupakan sumber protein, juga diakui sebagai
"functional food" yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam
lemak tidak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3),
vitamin,serta makro dan mikro mineral. Dibandingkan negara lain, sumbangan perikanan
dalam penyediaan protein di indonesia termasuk besar, yakni 55% . Namun demikian, jumlah
ikan yang tersedia belum memenuhi kondisi ideal kecukupan gizi sebesar 26,55 kg
ikan/kapita/tahun. Dengan produksi ikan sebesar 4,80 juta ton, maka jumlah ketersediaan
ikan hanya 19,20 kg/kapita pada tahun 1998. Diperkirakan angka konsumsi ikan secara aktual
berada di bawah angka ketersediaan tersebut, karena masih tingginya angka susut hasil
("loss") baik kuantitas, kualitas, maupun nilai gizinya (Heruwati, 2002).
Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di
Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik.
Proses pengasapan ikan di Indonesia pada mulanya masih dilakukan secara tradisional
menggunakan peralatan yang sederhana serta kurang memperhatikan aspek sanitasi dan
hygienis sehingga dapat memberikan dampak bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-
kelemahan yang ditimbulkan oleh pengasapan tradisional antara lain kenampakan kurang
menarik (hangus sebagian), kontrol suhu sulit dilakukan dan mencemari udara (polusi)
(Swastawati , 2011).
Pengasapan dapat didefinisikan sebagai proses penetrasi senyawa volatil pada ikan yang
dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk dengan rasa dan aroma spesifik
umur simpan yang lama karena aktivitas anti bakteri, menghambat aktivitas enzimatis pada ikan
sehingga dapat mempengaruhi kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa
fenol (yang berperan sebagai antioksidan), asam organik, alkohol, karbonil, hidrokarbon dan senyawa
nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton, ester, eter, yang menempel pada permukaan dan
selanjutnya menembus ke dalam daging ikan ( Isamu,2012).
1. TINJAUAN PUSTAKA
Protein 17,00
Lemak 4,50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh
manusia. Ikan merupakan makanan utama sebagai lauk sehari-hari yang memberikan efek
awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari Negara lainnya. Penggolahan ikan dengan
berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.
B. Cemaran Mikroba
ALT, maksimum
Escheriscia coli CFU / gram 5x105
Salmonella sp.* APM / gram <3
Stapilococus aureus* Per 25 gram Negatif
Per 25 gram Negatif
C. Cemaran Kimia
Air, maksimum % b/b 60
Garam, Maksimum % b/b 4
Abu, tidak larut dalam % b/b 1,5
Asam, maksimum
DAFTAR PUSTAKA
Budijanto, Slamet., Rokhani Hasbullah., Sulusi Prabawati., Setyadjit., Sukarno., Ita Zuraida. 2008.
Identifikasi Dan Uji Keamanan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Produk Pangan. Ipb.
Bogor
Djatmika, D. H., Farlina, Sugiharti E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. Cv Simplex. Jakarta.
Heruwati, endang sri. 2002. Pengolahan ikan secara tradisional: prospek dan peluang
pengembangan. Pusat riset pengolahan produk dan sosial ekonomi kelautan dan perikanan,
Jakarta.
Isamu Kobajashi T., Hari Purnomo Dan Sudarminto S. Yuwono. 2012. Karakteristik Fisik, Kimia, Dan
Organoleptik Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Asap Di Kendari.Jurnal Teknologi
Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus 2012] 105-110
Kusmajadi, S., Lilis S., Dan Balqis B. 2011. Keempukan Dan Akseptabilitas Daging Ayam Pada
Berbagai Temperatur Dan Lama Pengasapan. Jurnal Ilmu Ternak. Volume 11 Nomor 1
Komar, Nur. 2001. Penerapan Pengasap Ikan Laut Bahan- Bakar Tempurung Kelapa (Applied Of
Sea Fish Curing In Sawdust Fuel) . Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 2, No. 1, April 2001 :
58-67
Murniyati, A. S Dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan Dan Pengawetan Ikan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Nastiti, Dwi. 2006. KAJIAN PENINGKATAN MUTU PRODUK IKAN MANYUNG (Arius
thalassinus) PANGGANG DI KOTA SEMARANG. TESIS. Program Studi Magister
Manajemen Sumberdaya Pantai. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang
Nurilmala M., Nurjanah, Dan Utama R. H. 2009. Kemunduran Mutu Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Pada Penyimpanan Suhu Chilling Dengan Perlakuan Cara Mati. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 12 No. 1
Sanger, Grace. 2010. Oksidasi Lemak Ikan Tongkol (Auxfs Thazardl Asap Yang Direndam Dalam
Larutan Ekstrak Daun Sirih. Pacific Journal Juli 2010 Vol 2 (5) : 870 -873
Swastawati, Fronthea. 2011. Studi Kelayakan Dan Efisiensi Usaha Pengasapan Ikan Dengan Asap
Cair Limbah Pertanian. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro. Semarang
Yulstiani, Ratna. 2008. Monograf Asap Cair Sebagai Bahan Pengawet Alami Pada Produk Daging
Dan Ikan.Upn Veteran Jawa Timur.
Yusroni, Nanang. 2009. Analisis Profit Margin Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Pendapatan
Antar Pengrajin Pengasapan Ikan Manyung, Ikan Tongkol Dan Ikan Pari Di Bandarharjo
Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim.Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas individu dan untuk
mengetahui proses pengasapan ikan di Desa Tulango, Kec Tilango
BAB II
TEORI DASAR
Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Bloom, P.N dan Boone, L.N. 2006. Strategi Pemasaran Produk. Prestasi Pustaka. Jakarta.
Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nainggolan, E. 2009. Morfologi Ikan Tongkol .http:// www.scribd.com / doc /32301208/ Laporan-
Tongkol / [14 Oktober 2010]
Departemen Kelautan dan Perikanan Banten. 2007. Meraih Peluang Usaha Dengan Membuat Ikan
Asap. http://www.dkp-banten.go.id/news/?p=1 [14 Oktober 2010]