Вы находитесь на странице: 1из 28

J. Hort. Vol. 19 No.

1, 2009

J. Hort. 19(1):40-48, 2009

Respons Tanaman Tomat terhadap Penggunaan Pupuk


Majemuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol

pada Musim Kemarau


Subhan, N. Nurtika, dan N. Gunadi

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu No. 517 Lembang, Bandung 40391 Naskah diterima
tanggal 27 April 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 25 Mei 2008

ABSTRAK. Percobaan bertujuan mendapatkan dosis pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang optimal untuk pertumbuhan dan
hasil, serapan N, P, dan K pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada tanah Latosol milik petani di Desa Sukaresik
(700 m dpl), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Mei sampai November 2005. Perlakuan pupuk majemuk NPK
15-15-15 dosis 0, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 kg/ha disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK 15-15-15 dosis 1.000 kg/ha memberi pengaruh terbaik
terhadap tinggi tanaman, serapan N, P, dan K, bobot basah dan kering tanaman serta hasil buah tomat. Kebutuhan pupuk
untuk tanaman tomat pada tanah Latosol di Sumedang adalah 213,07 kg N/ha, 28,51 kg P/ha, dan 35,69 kg K2O/ha.

Katakunci: Lycopersicon esculentum; Pupuk majemuk; Serapan; Nitrogen; Fosfat; Kalium; Latosol; Musim kemarau.

ABSTRACT. Subhan, N. Nurtika, and N. Gunadi. 2009. Response of Tomato Plant to Compound Fertilizer NPK 15-15-15 in
Dry Season. An experiment was set up to determine the optimum dosage of compound fertilizer NPK 15-15-15, and uptake of N, P,
and K on tomato grown in Latosol soil type. The experiment was conducted at farmers field in the village of Sukaresik
Sumedang District (700 m asl), West Java from May until November 2005.

The treatments were dosages of compound fertilizer NPK 15-15-15, i.e. 0, 250, 500, 750, 1,000, and 1,250 kg/ha, arranged
in a randomized block design with 3 replications. The results showed that dosage of NPK 15-15-15 at 1,000 kg/ha gave the
best results to the plant height, N, P, K uptake, wet and dry weight of tomato plant, as well as yield of tomato. It could be
recommended that fertilization on tomato on latosol soil type in Sumedang was 213.07 kg N/ha, 28.51 kg P/ha, and 35.69
kg K2O/ha.

Keywords: Lycopersicon esculentum; Compound fertilizer; Uptake; Nitrogen; Phosphate; Potassium; Latosol; Dry season.
diambil tanaman dari
hara bagi tanaman. udara dan air dalam
Oleh karena itu dalam bentuk CO 2, H2 O, dan
Pupuk majemuk hidrokompleks adalah pupuk
O2. Unsur hara primer,
majemuk NPK dengan perbandingan konsentrasi N, pemupukan perlu
yaitu N, P, dan K
P, dan K, 15:15:15 serta mengandung unsur mikro memperhatikan sifat
merupakan unsur hara
Bo, Cu, dan Mn. Jenis pupuk ini banyak dan ciri tanah untuk yang diperlukan tanaman
diaplikasikan dalam budidaya tanaman sayuran, mendapatkan hasil dalam jumlah yang relatif
termasuk tanaman tomat. yang maksimal. banyak dibandingkan
dengan unsur hara
Tanaman tomat termasuk tanaman yang memerlukan Pertumbuhan tanaman lainnya. Unsur hara
unsur hara N, P, dan K dalam jumlah yang relatif dipengaruhi oleh 6 faktor sekunder yaitu kalsium,
banyak. Nitrogen diperlukan untuk produksi protein, lingkungan, yaitu (1) magnesium, dan sulfur
pertumbuhan daun, dan mendukung proses cahaya, (2) bantuan merupakan unsur hara
metabolisme seperti fotosintesis. Fosfor berperan mekanik, (3) suhu, (4) yang relatif lebih sedikit
dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan udara, (5) air, dan (6) diperlukan oleh tanaman
sistem perakaran yang baik pada tanaman muda, unsur hara (Wang dibandingkan dengan
sebagai bahan penyusun inti sel (asam nukleat), lemak, 2000). Untuk unsur hara utama. Unsur
dan protein. Kalium berperan membantu pembentukan kelangsungan hara primer dan sekunder
protein dan karbohidrat, meningkatkan resistensi hidupnya tanaman sering disebut pula unsur
tanaman terhadap hama dan penyakit, serta membutuhkan 16 unsur hara makro. Unsur hara
memperbaiki kualitas hasil tanaman. Tanah merupakan hara. Tiga unsur hara mikro, yaitu besi,
salah satu media dalam pemberian esensial, yaitu karbon, mangan, seng,
hidrogen, dan oksigen,
40
Subhan et al.: Respons Tanaman Tomat thd.

Penggunaan Pupuk Majemuk NPK ...


tembaga, boron, dan molibdenum merupakan
unsur hara yang diperlukan relatif lebih sedikit penghambatan perkembangan akar dan cabang,
daripada unsur hara sekunder (Mori 1999). pelambatan waktu panen, perubahan daun menjadi
kebiruan, dan sering dengan warna keunguan yang
umumnya tampak pada daun tua.
Dalam sistem pertanian, nitrogen merupakan
komponen dasar dalam sintesis protein. Nitrogen
terdapat dalam protoplasma sel tanaman yang Kalium adalah unsur hara esensial untuk semua
diperlukan untuk semua proses pertumbuhan dan makhluk hidup. Tanaman mengandung kurang
merupakan bagian dari klorofil. Klorofil lebih sama banyak dengan nitrogen. Pada
bertanggung jawab terhadap konversi energi kebanyakan tanaman, produktivitas tanaman yang
matahari menjadi energi yang dapat digunakan tinggi dijumpai bila kandungan kalium melebihi
dalam proses fotosintesis. Nitrogen mempengaruhi kandungan nitrogen. Kalium berperan dalam
warna hijau pada tanaman dan berperan sangat metabolisme air dalam tanaman, absorpsi hara,
penting pada pembentukan protoplasma. Oleh pengaturan pernapasan, transpirasi, kerja enzim,
karena itu nitrogen merupakan komponen yang dan translokasi karbohidrat, membentuk batang
sangat penting terhadap pertumbuhan dan hasil yang lebih kuat, dan sangat berpengaruh terhadap
tanaman. Di dalam tanaman, nitrogen dikonversi hasil tanaman baik kuantitas maupun kualitasnya
menjadi asam amino, bahan untuk pembentukan (Silver-Young 1999).
protein. Protein kemudian digunakan untuk
pembentukan protoplasma. Oleh karena itu nitrogen
dikenal sebagai penyusun struktur sel tanaman dan Kalium dalam tanah terdapat dalam bentuk
berperan penting dalam pembelahan sel dan mineral dan bentuk ini sukar diserap oleh
pertumbuhan tanaman. Selain itu, nitrogen penting tanaman. Kalium dapat diserap oleh tanaman
untuk reaksi enzimatik pada tanaman, karena semua setelah mengalami reaksi pembebasan kalium
enzim tanaman adalah protein. Nitrogen juga tanah dari mineral, yaitu dalam bentuk kalium
penting sebagai komponen beberapa vitamin, seperti karbonat. Kalium diangkut dari akar ke daun
biotin, tiamin, niasin, dan riboflavin (Dou 2004).
melalui batang dan tulang-tulang daun, di
bagian tersebut kadar kalium lebih tinggi
Pupuk nitrogen umumnya sangat mobil dalam daripada bagian helai daun. Oleh karena itu
tanah, sehingga dalam pemupukan nitrogen gejala kekurangan kalium dimulai dari helai
perlu memperhatikan berbagai faktor. Bila daun. Gejala tersebut mula-mula ditemukan di
pupuk nitrogen diberikan ke dalam tanah, maka tepi daun berwarna kekuningan sampai jingga,
harus dijaga dalam aplikasinya agar tidak kemudian coklat, dan mengering. Setelah tepi
mudah tercuci sebelum diserap oleh tanaman. daun, gejala tersebut akan menjalar ke bagian di
Kehilangan ini dapat diatasi atau dikurangi antara tulang-tulang daun yang ditandai dengan
dengan memasukkan pupuk ke dalam tanah timbulnya bercak-bercak yang berwarna
sekitar 5 cm dan menutupinya dengan tanah. kecoklatan, kemudian tanaman mati. Tanaman
yang kekurangan kalium mudah rebah karena
Seperti halnya nitrogen, fosfor berperanan batangnya lemah (Burket et al. 2003).
penting dalam proses metabolisme tanaman yang
keberadaannya tidak dapat digantikan oleh unsur
Tujuan penelitian adalah mendapatkan dosis
hara lain. Fosfor merupakan komponen penting
pupuk majemuk NPK yang memberikan
asam nukleat, karena itu menjadi bagian esensial
untuk semua sel hidup. Fosfor sangat penting pertumbuhan dan produksi tomat yang paling
untuk perkembangan akar, pertumbuhan awal tinggi dan serapan kebutuhan unsur hara N, P,
akar tanaman, luas daun, dan mempercepat dan K pada tanaman tomat varietas Idola.
panen. Pupuk fosfor yang umum terdapat di Hipotesis yang diajukan pada penelitian adalah
Indonesia adalah pupuk SP-36 (super fosfat 36% salah satu dosis pupuk majemuk NPK yang
P2O5). Tanaman yang kekurangan fosfor diuji meningkatkan pertumbuhan dan hasil
ditunjukkan dengan gejala tanaman yang kerdil, tomat serta tingkat serapan N, P, dan K pada
dosis tertentu memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi tomat.

41
J. Hort. Vol. 19 No. 1, 2009
tanam plot 4 x
dan 50% 6m
pada saat dengan
BAH tanaman
AN berumur jarak
DAN 1 bulan tanam 50
MET setelah x 60 cm,
ODE tanam. dan
jumlah
tanaman
PeneliPenelitia
per plot
tian n
adalah
dilaks menggun
anaka akan 100
n di rancanga tanaman.
kebun n acak Pupuk
petani kelompo kandang
di k dengan domba
Desa 3 40 t/ha
Sukar ulangan. diberika
esik, Perlakua n pada
Kabu n yang semua
paten diuji, plot
Sume yaitu 6 percobaa
dang macam n
denga dosis sebelum
n pupuk tanam.
jenis majemuk Untuk
tanah NPK 15- mencega
Latos 15-15
h
ol, sebagai
kemung
ketingberikut
gian (a) tanpa kinan
tempa pupuk timbulny
t 700 NPK, a hama
m dan
dpl. penyakit,
(b) 250 tanaman
dari
bulan kg disempr
Mei NPK/ha, ot
samp (c) 500 dengan
ai kg pestisida
denga NPK/ha, yang
n (d) 750 dianjurk
Nove kg an.
mber NPK/ha,
2005. (e) 1.000
Pemeliha
Pupu kg
raan
k NPK/ha, tanaman
maje dan (f)
menggun
muk 1.250 kg
akan
NPK NPK/ha.
bahan
15
kimia
-15-
Varietas seperti
15
klorotalo
diapli tomat
nil dan
kasik yang
digunaka mancoze
an
b sesuai
50% n adalah
dengan
pada Idola.
dosis
waktu Luas
anjuran,
yaitu meteran
1-2 Peubah dan
g/l yang permuka
untuk diamati an tanah
penge sampai
(1)
ndalia titik
kandung
n tumbuh
fungi, an hara pada
sedan tanah
sebelum batang
g
utama
penge penelitia
ndalia n, (2) tanaman
n kandung tomat),
hama an hara (8) bobot
meng tanah basah
gunak sesudah tanaman
an penelitia dalam
super n, (3) satuan
metri serapan gram,
n dan hara N, (9) bobot
pripo P, K kering
nel tanaman tanaman
denga masa dalam
n satuan
vegetatif
dosis gram,
45 hari
sesuai dan (10)
anjurasetelah hasil
n tanam
bobot
untuk (HST),
buah
tanam (4)
an serapan dalam
tomat hara N, satuan
dan P, K gram.
diapli pada Masing-
kasik umur 75 masing
an HST, (5) sampel
semin serapan diampil
ggu 2 hara dari 10
kali total N, tanaman
secaraP, K contoh.
berga pada
ntian. umur 90 Data
Tanah
HST, (6) hasil
dianal
serapan pengama
isis
denga
hara tan
n total N, dianalisi
metodP, K s secara
e pada statistik
stand umur dan
ar 110 perbedaa
yang HST, (7) n
dilakutinggi antarperl
kan di tanaman akuan
laboraumur 30, diuji
toriu 45, 60,
m dan 75
tanah HST
dan (diukur menggu
tanam menggu nakan
an. nakan Uji Jarak
Bergaberbeda majemuk
nda nyata NPK
Dunc dengan (15-15-
an perlakua 15)
pada n 1.250 dengan
taraf kg/ha. dosis
nyata Tinggi 1.000
95%. tanaman kg/ha
terbesar memberi
dijumpai kan
HAS pada produksi
IL tanaman tertinggi,
DAN yang meningk
PEM diberi atkan
BAH pupuk pertumbu
ASA NPK han
N dengan vegetatif
dosis maupun
Tabel 1.250 pertumbu
1 kg/ha. han
menu generatif.
njukk Dari Selanjutn
an Tabel 1 ya
bahw diketahui Nurtika
a bahwa (1984)
pada pemberia mengem
perio n pupuk ukakan
de majemuk bahwa
penga NPK pupuk
matan 1.000 tunggal
30-75 kg/ha dengan
HST, telah dosis 150
besar mencuku kg N,
an pi 150 kg
data kebutuha P2O5, dan
tinggi n hara 150 kg
dan untuk K2O/ha
bobot pertumbu menghasi
tanam han lkan
an tanaman pertumbu
tomat tomat. han
yang Hasil ini vegetatif
mend ditunjang dan
apat oleh hasil generatif
pupukpenelitia yang
maje n Nurtika tertinggi.
muk dan Aplikasi
NPK Sumarni NPK
1.000 (1992) majemuk
kg/ha serta 1.250
berbe Suwandi kg/ha
da dan memberi
nyata Sumarna kan
denga (1994) pertumbu
n bahwa han
perlaktanaman tanaman
uan tomat dan
lainnyyang produksi
a, dipupuk paling
tetapi dengan tinggi
tidak pupuk namun
tidak fotosintes NPK
berbe is, dan relatif
da respirasi lebih baik
nyata sel daripada
denga sehingga pupuk
n dapat tunggal
dosis meningk (ZA,
Urea,
1.000 atkan
TSP, dan
kg/ha, hasil
KCl).
tetapi buah Mobilitas
berbe tomat unsur-
da (Uzo unsur
nyata 1978). hara yang
denga siap
n Menurut diserap
perlakRosliani tanaman
uan et al. secara
lainny(2001) berimban
a. Hal pemberia g dari
ini n pupuk pupuk
diseb tunggal majemuk
abkan pada lebih
karen tanaman tinggi bila
a cabai dibanding
kan
setiap menunjuk
dengan
unsur kan bobot
buah per pupuk
hara tunggal.
tanaman
yang Selain itu
lebih
terkanrendah pupuk
dung dan majemuk
di berbeda NPK
dalam nyata bila melepask
pupukdibanding an unsur-
NPK kan unsur
maje dengan hara
muk pemberia secara
mend n pupuk bertahap,
ukungmajemuk sehingga
berba NPK dapat
gai dengan diserap
prose dosis 1 tanaman
s t/ha. sesuai
kebutuha
metab Nampakn
n
olism ya pupuk
majemuk tanaman.
e sel,
42

Subhan et al.: Respons


Tanaman Tomat thd.

Penggunaan Pupuk
Majemuk NPK ...

Tabel 1. Tinggi tanaman


dan bobot buah (Plant
height and fruit weight)

Dosis pupuk NPK

Tinggi tanaman

Bobot buah/pohon

(Plant height), HST (DAP), cm

(NPK dosages)

(Fruit weight/plant),

kg/ha
30
45
60
75
g
0
80,49 a
81,58 a
82,34 a
82,63 a
308,57 a

250
84,54 ab
84,63 a
87,61 b
95,41 b
315,30 a

500
85,71 b
87,49 b
92,45 bc
101,65 bc
458,13 b

750
86,92 c
89,01 b
95,36 c
103,94 c
546,55 b

1.000
87,85 d
93,83 c
115,43 d
129,76 d
725,26 c

1.250
89,32 d
99,01 c
118,67 d
134,42 d
780,10 c

HST (DAP) = Hari setelah tanam


(Days after planting)
terse hara
Tanaman dia ini
tomat bagi tidak
membutuhkan tana terse
nitrogen, man dia
fosfor, dan sesua atau
kalium dalam i terse
jumlah yang kebut dia
relatif banyak, uhan terlal
oleh karena tana u
itu ketiga man. lamb
unsur hara Bila at,
tersebut harus ketig atau
dalam a berad
keadaan unsur a
tidak dalam penel hasil
keseimbangan itian penel
, maka ini itian
perkembanga bahw Subh
n tanaman a an
akan pem dan
terhambat beria Nurti
(Sarwono n ka
1995). Hasil
pupu (200
penelitian
k 4),
Nurtika
(1992) maje bobo
menunjukkan muk t
bahwa NPK buah
pemberian 1.00 toma
pupuk N, P, K 0 t
meningkatkan kg/h total
pertumbuhan a palin
(tinggi dan men g
diameter unju tingg
tanaman) dan kkan i
produksi hasil dihas
tanaman yang ilkan
(jumlah tingg dari
bunga, jumlah i, peng
buah, dan yaitu guna
bobot buah 725 an
per tanaman)
g/po pupu
paling tinggi
hon k
pada tanaman
tomat. Hal berb maje
yang sama eda muk
juga nyata NPK
dikemukakan deng 15-
oleh Sumiati an 15-
(2005) bahwa perla 15
produksi kuan dosis
umbi kentang lainn 1.00
paling tinggi ya, 0
ditemukan tetap kg/h
pada i a
perlakuan tidak yang
pemberian berb diko
pupuk eda mbin
majemuk nyata asika
NPK 15-15- deng n
15 dosis 1
an deng
t/ha yang
pem an
dikombinasik
an dengan
beria pupu
pupuk n k NP
Nutrifarm AG pupu cair
konsentrasi k kons
4,5 ml/l. 1.25 entra
0 si 5
Sama halnya kg/h ml/l.
dengan a. Hal
respons pada Sejal ini
pertumbuhan an diseb
tanaman deng abka
dalam an n
nilai indeks pada nitro
luas daun umur gen
(ILD), 45 baik
kandungan HST pada
klorofil masi buah
daun, dan h mau
kandungan dapat pun
N, P, serta K terpe orga
pada nuhi n
tanaman juga oleh lainn
meningkat. pupu ya.
k Kons
Tabel 2 dasar entra
menunjukkan yang si
bahwa diber nitro
tanaman ikan gen
tomat pada beru pada
umur 45 HSTpa buah
belum pupu akar,
berbuah, k batan
persentase kand g,
bobot kering ang dan
buah tidak (Nurt daun
ada, karena ika menc
masih dalam 1984 apai
masa ). nilai
pertumbuhan tertin
vegetatif. Mula ggi
i pada
Hasil analisis umur dosis
statistik 75 pupu
tentang HST, k
serapan hara tana maje
nitrogen pada man muk
bagian akar, toma NPK
batang, dan t 1.00
daun pada 45 men 0
HST tidak unju kg/h
menunjukkan kkan a.
perbedaan respo
yang nyata ns Tana
antarperlakua nyata man
n. Hal ini terha toma
disebabkan dap t
karena pada perla pada
periode kuan umur
tersebut pupu 90
pupuk NPK k HST
belum dapat maje mem
digunakan muk berik
secara yang an
optimal oleh diber tingk
tanaman. ikan, at
Kebutuhan yaitu serap
serapan hara pada an
untuk serap nitro
pertumbuhan an gen
tanaman hara tertin
ggi pada pada an
buah 0,23% tana daun,
dan pada man dan
bagian akar, tomat metab
110 olism
batang, dan HST e,
daun masing- menu sepert
masing njukk i
sebesar an fotosi
2,94%. Hasil nilai ntesis
analisis tertin .
statistik ggi,
menunjukkan yaitu Sera
0,21
bahwa pan
%
pengaruh pada hara
serapan hara buah fosfo
nitrogen pada dan r
110 HST dari 3,83 pada
semua % bagia
perlakuan pada n
dosis pupuk bagia akar,
yang dicoba n lain batan
tana
cenderung man g,
menurun (akar dan
dibandingkan batan daun
dengan hasil g dan pada
analisis pada daun) umur
masa 90 . tana
HST. Hal ini Nitro man
berakibat gen 45
pertumbuhan diperl HST
ukan
tanaman oleh pada
tomat tana Tabe
terhambat. man l3
untuk tidak
Serapan produ men
nitrogen yang ksi unju
ditranslokasika protei kkan
n ke dalam n,
perb
buah dan pertu
mbuh
edaa
bagian lain
n
43
J. Hort. Vol. 19 No. 1, 2009

Tabel 2. Serapan hara nitrogen (Nitrogen uptake)

Dosis pupuk NPK

Bobot kering (Dry weight), %, HST (DAP)

(NPK dosages)

45

75

90

110

kg/ha
B
BLT

B
BLT

B
BLT

B
BLT
0
-
0,27 a

0,12 a
1,85 a

0,12 a
1,87 a
0,11 a
1,81 a

250
-
0,24 a

0,14 a
1,98 b

0,19 b
2,36 b
0,14 b
3,07 a

500
-
0,26 a

0,13 a
2,27 b

0,19 b
2,48 bc
0,16 b
3,51 a

750
-
0,26 a

0,16 b
2,39 bc

0,21 cd
2,81 c
0,19 cd
3,70 bc

1.000
-
0,28 a

0,18 cd
2,56 cd

0,23 d
2,94 d
0,21 d
3,83 c

1.250
-
0,27 a
0,2 d
2,71 d

0,23 e
2,97 d
0,22 d
3,91 d

B = Buah (Fruit) BLT = Akar, batang, dan daun (Root, stem, and leaves)
batang, dan daun)
yang nyata antarperlakuan, meskipun secara pengaruh perlakuan 1,90% dengan
nominal cenderung terlihat peningkatan serapan belum dimanfaatkan perlakuan NPK
hara pada dosis pupuk yang lebih tinggi. Serapan oleh tanaman dengan majemuk 1.000 kg/ha.
hara belum optimal pada bagian tanaman seperti baik. Diduga pada
akar, batang, dan daun. Hal ini terlihat dari masa ini tanaman baru Pada 110 HST terjadi
pengaruh perlakuan yang belum nyata pada umur memanfaatkan penurunan serapan
tanaman 45 HST. Diduga hara yang diserap oleh cadangan makanan kalium pada setiap
tanaman tersebut berasal dari pupuk kandang dari pupuk kandang tingkat perlakuan, bila
yang diberikan sebagai pupuk dasar. yang diberikan sebagai dibandingkan dengan
pupuk dasar. umur 75 atau 90 HST.
Hal ini disebabkan
Tabel 3 menyajikan serapan fosfor oleh tanaman karena produktivitas
tomat yang ternyata paling rendah dibandingkan Kalium yang dapat tanaman telah menurun.
dengan nitrogen dan kalium. Pada umur 75 HST, diserap oleh buah yang Kalium pada tanaman
jumlah serapan hara yang dapat diserap di bagian tertinggi pada tanaman tomat sangat penting,
buah dengan konsentrasi 0,11% dan pada bagian tomat umur 75 HST karena kalium berperan
akar, batang, dan daun 0,23% menunjukkan nilai dengan dosis pupuk membantu
tertinggi pada taraf pemupukan 1.000 kg pupuk majemuk 1.000 kg/ha, pembentukan protein
majemuk per hektar dibandingkan dengan yaitu sebesar 0,13%. dan karbohidrat
perlakuan dosis pupuk lainnya. Kalium yang diserap terhadap hama dan
oleh bagian akar, penyakit serta
Pada umur 90 HST, serapan fosfor terjadi paling batang, dan daun berlangsungnya proses
tinggi pada pemupukan NPK majemuk dengan masing-masing metabolisme secara
mencapai 1,85% pada optimal.
dosis 1.000 kg/ha, yaitu pada buah dengan
konsentrasi 0,14% dan pada bagian akar, batang, dosis pupuk majemuk
dan daun masing-masing 0,89% demikian juga 1.000 kg/ha. Tabel 5 dan 6
terjadi pada umur tanaman 110 HST, serapan Pemberian pupuk menunjukkan bahwa
fosfor pada buah mencapai 0,15% dan pada dengan dosis 1.000 bobot basah dan kering
bagian akar, batang, dan daun masing-masing dan 1.250 kg/ha tidak tanaman tomat per
0,85%. menunjukkan tanaman yang
perbedaan yang nyata mendapat pupuk NPK
baik serapan kalium dosis 1.000 kg/ha
Rendahnya serapan fosfor oleh akar tanaman
disebabkan oleh beberapa kendala, yaitu status yang terjadi di buah menghasilkan nilai
tertinggi pada setiap
fosfor di dalam tanah yang sering terfiksasi maupun pada bagian
oleh aluminium dan besi sehingga fosfor tidak lain, yaitu pada akar, umur pertumbuhan
batang, dan daun. tanaman tomat.
tersedia bagi tanaman.

Pada 90 HST, serapan Tabel 7 menunjukkan


Tabel 4 mengindikasikan bahwa kalium diserap
kalium yang tertinggi sifat kimia tanah Latosol
oleh bagian akar, batang, dan daun pada 45 HST Sumedang sebelum dan
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada buah dengan
sesudah percobaan,
antarperlakuan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi 0,15% dan
bahwa pH tanah rendah
pada bagian lain (akar, baik sebelum dan
44
Subhan et al.: Respons Tanaman Tomat thd.

Penggunaan Pupuk Majemuk NPK ...

Tabel 3. Serapan hara fosfor (Phosphorus uptake)

Dosis pupuk NPK

Serapan P (P uptake), % db, HST (DAP)

(NPK dosages)

45

75

90

110

kg/ha
B
BLT

B
BLT

B
BLT
B
BLT

0
-
0,09 a

0,02 a
0,12 a

0,04 a
0,84 a
0,02 a
0,71 a

250
-
0,08 a

0,04 b
0,14 a

0,07 b
0,83 a
0,05 b
0,74 a

500
-
0,08 a

0,05 b
0,15 a

0,08 b
0,84 ab
0,07 c
0,78 bc
750
-
0,09 a

0,08 c
0,18 b

0,12 cd
0,87 b
0,09 c
0,83 c

1.000
-
0,09 a

0,11 cd
0,23 c

0,14 d
0,89 c
0,15 e
0,85 de

1.250
-
0,10 a

0,16 d
0,26 c

0,16 d
0,94 d
0,16 e
0,90 e

Tabel 4. Serapan hara kalium (Potassium uptake)

Dosis pupuk NPK

Serapan K (K uptake), % db, HST (DAP)

(NPK dosage)

45

75

90

110
kg/ha

B
BLT

B
BLT

B
BLT
B
BLT

0
-
0,12 a

0,06 a
1,72 a

0,05 a
1,73 a
0,01 a
1,74 a

250
-
0,18 a

0,08 a
1,76 a
0,06 a
1,84 a
0,06 b
1,76 a

500
-
0,17 a

0,08 a
1,78 b

0,09 b
1,86 ab
0,06 b
1,77 a

750
-
0,17 a

0,08 a
1,83 b

0,11 b
1,88 b
0,08 b
1,78 a

1.000
-
0,18 a

0,13 b
1,85 cd

0,15 c
1,90 c
0,12 c
1,85 b

1.250
-
0,17 a

0,15 b
1,94 d

0,18 c
1,98 d
0,17 d
1,85 b

Kandungan fosfat yang Kapasitas tukar kation


sesudah penelitian dengan pemberian pupuk tersedia sebelum (KTK) dengan adanya
majemuk NPK hanya terjadi peningkatan yang tidak percobaan 1,30 ppm pemupukan
sedangkan sesudah menyebabkan
berbeda nyata. Kandungan C organik tanah sebelum
percobaan 2,40 ppm, ini meningkatnya nilai tukar
penelitian 6,02%, dan setelah penelitian menjadi berarti ada sisa 1,10 ppm kation, demikian juga
7,01%, kandungan N total sebelum percobaan yang tidak dimanfaatkan nilai KB (kejenuhan
0,71% dan sesudah percobaan 0,81%. Data tersebut oleh tanaman tomat, basa).
meningkat karena adanya pengaruh pemberian karena pada nilai pH
pupuk kandang. tanah rendah diikat oleh Kurva respons tanaman
Fe, Al, dan Mn.
tomat terhadap pemupukan yang dilakukan pada rekomendasi pertumbuhan yang
masa vegetatif pemupukan dapat disebabkan oleh
ditunjukkan dengan pemupukan N dan P dan
atau K.
45 HST menunjukkan kurva linier, maka analisis metode regresi
serapan hara dilanjutkan ke masa generatif, yaitu kuadratik: bo = nilai
pada 75, 90, dan 110 HST. Dari analisis tersebut konstanta
diperoleh kurva kuadratik. Y = b0 + b1x b2 x2
b1, b2 = nilai yang
Menurut penelitian Tucker (1999), model = Nilai total didapat dari persamaan
regresi
824,3 a
Tabel 5. Bobot basah tanaman B 198,4 b
per pohon (Fresh weight per BLT 250 1.590,0 b
-
plant) 432,8 a
B 182,5 c
BLT 1.575,4 c
Dosis pupuk NPK
158,3 a 1.000
1045,1 b -
Bobot basah/pohon (Fresh weight per 441,2 a
plant), g, HST (DAP) 168,1 a
1.521,4 b
189,4 c
(NPK dosages) 156,3 a 2163,1 d
1.501,2 b

45 226,1 c
500 1.832,1 c
-
437,2 a
215,8 d
1.820,1 d
75
163,1 a 1.250
1132,6 c -
442,3 a
90
174,3 a
0 1.536,1 b
-
190,5 c
110 436,7 a
164,8 b 2159,0 d
1.516,0 b
kg/ha 231,8 c
B 156,1 a 750 1.844,2 c
BLT 812,6 a -
440,1 a
231,7 d
161,2 a 1.837,2 d
B 837,8 a
BLT 168,9 b
153,4 a 1161,8 d
45
J. Hort. Vol. 19 No. 1, 2009

Tabel 6. Bobot kering tanaman per pohon (Dry weight per plant)

Dosis pupuk NPK

Bobot kering/pohon (Dry weight per plant), g, HST (DAP)

(NPK dosages)

45

75

90

110
kg/ha
B
BLT

B
BLT

B
BLT

B
BLT
0
-
60,4 a

46,8 a
62,4 a

48,3 a
73,6 a

45,9 a
72,1 a
250
-
62,1 a

47,4 a
69,3 b

50,4 a
74,1 b
46,8 a
73,2 a
500
-
62,8 a

48,9 a
70,1 b

52,2 a
75,2 b

49,2 b
74,6 b
750
-
64,1 a

50,4 b
73,2 c

59,4 b
76,8 c

54,6 c
75,3 b
1.000
-
64,2 a

56,7 b
75,6 d

67,8 c
78,3 d

64,5 d
76,4 c
1.250
-
64,8 a

57,0 b
75,8 d

69,3 d
79,0 d

66,3 d
77,8 c

Tabel 7. Ciri kimia tanah Latosol Sumedang sebelum dan sesudah percobaan
(Characteristics of soil chemistry before and after experiment) 2005

Hasil analisis

Ciri kimia tanah


(Analysis results)
(Characteristics of soil chemistry)
Sebelum penelitian
Sesudah penelitian

(Before experiment)
(After experiment)
pH air (water)
5,10
5,40
pH KCl
4,20
4,20
C organik (% C)
6,02
7,01
N total (% N)
0,71
0,81
C/N
8,50
8,60
P tersedia, ppm P
1,30
2,40
Ca-dd (ml/100 g)
3,50
3,60
Mg-dd (ml/100 g)
0,40
0,30
K-dd (ml/100 g)
0,30
0,50
Na-dd (ml/100 g)
0,10
0,10
KTK (ml/100 g)
4,60
4,80
KB (% KB)
19,30
19,90
=0 dicapai bila dengan
= variabel yang didapat dari persamaan regresi nilai: N = 213,06818

Hasil analisis statistik untuk unsur nitrogen atas = 213,07 kg/ha


dasar hasil serapan oleh tanaman tomat adalah:
Bila menggunakan
Yn = 12,7840 0,01875 x + 0,000044 x 2 Urea yang mempunyai
kadar N = 46% adalah:
dx
213,07 x
dy
100
= 0,000088 x 0,01875
= 463,19 kg Urea/ha

46

dx
x = 0,01875 =
213,06818 0,000088
Nilai maksimum bila
dy Dosis maksimal
Dengan demikian respons tanaman tomat
rekomendasi terhadap pertumbuhan
Dosis N maksimum 463,19 kg Urea/ha. pemupukan untuk dan hasil pada jenis
tanaman tomat pada tanah Latosol di
tanah Latosol yang Sumedang yang
Dosis optimum 10% di bawah maksimum: berkadar nitrogen berkadar fosfat rendah.
rendah adalah 416,87
10 kg Urea/ha. Yp = 1,1864 + 0,01267
463,19 - (100 x 463,19)
x 0,0002 x2
Hasil analisis statistik
463,19 - 46,319 unsur fosfor atas dasar
dy
serapan P oleh
416,871 kg Urea/ha tanaman tomat, - Dosis
menunjukkan kurva
maksimum: dx = 0
46
=0

0,01267 0,0004 x = 0

0,01267
x = 0,0004 = 31,675 kg P/ha dx

Dosis optimum = 10% di bawah maksimum:

10 0,0238 0,0006 x = 0
x = 31,675 ( 100 x 31,675)

x = 31,675 3,1675 x = 28,5075 kg P/ha


Bila diberikan dalam bentuk SP-36 dengan
kadar P2O5 = 36%.
kg P/ha = 28,5075 x 2,29 (P P2O5 dikalikan x=
dengan 2,29) 0,0238
= 39,66 kg K
O/ha
65,28 x (100/36 kg P2O5/ha)

181,33 kg P2O5/ha

Dengan demikian rekomendasi pemupukan


0,0006
untuk tanaman tomat pada tanah Latosol di 2
Sumedang yang berkadar fosfat rendah yaitu
181,33 kg SP-36/ha.

Hasil analisis statistik terhadap serapan hara


kalium (K) pada masa pertumbuhan vegetatif
sampai generatif menunjukkan kurva respons
pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat pada jenis tanah Latosol di
Sumedang.

Y = 3,0374 + 0,0238 0,0003 x2


Mencapai nilai maksimum bila
dy
Subhan et al.: Respons Tanaman Tomat thd.
Dosis maksimum untuk pupuk kalium yang
berbentuk K2O adalah 39,66 kg/ha. Penggunaan Pupuk Majemuk NPK ...

Bila menggunakan dosis optimum adalah 10% akurat jumlah pupuk yang diberikan sebagai
di bawah dosis maksimum : dasar rekomendasi pemupukan selanjutnya.

10 Atas dasar data serapan hara maka dapat disusun


39,66 - ( 100 x 39,66 ) = 35,69 kg/ha K2O model pemupukan yang dapat diprogram dalam
komputer secara cepat dan efisien.
Bila menggunakan pupuk KCl atau ZK dapat
dihitung persentase kandungan K2O yang
terdapat pada pupuk tersebut. KESIMPULAN

Dengan teknologi serapan hara, maka kebutuhan


hara tanaman tomat dapat ditentukan pada jenis Pemberian pupuk majemuk NPK (15-15-15)
tanah Latosol dan dapat diketahui secara dengan dosis 1.000 kg/ha menghasilkan tinggi
tanaman tomat pada umur 60 dan 75 HST yaitu
masing-masing 115,43 dan 129,76 cm.

Serapan N, P, dan K dengan dosis pupuk 1.000


kg NPK (15-15-15) per ha menghasilkan tingkat
pertumbuhan tanaman tomat tertinggi.

Pemberian pupuk majemuk NPK (15-15-15)


dengan dosis 1.000 kg/ha, menunjukkan hasil
tertinggi pada bobot basah dan bobot kering buah
dan bagian lain, seperti akar, batang, dan daun
tanaman tomat serta hasil buah tomat.

Rekomendasi pupuk majemuk NPK (15-15-15)


pada tanaman tomat di tanah Latosol adalah
213,07 kg N/ha, 28,5075 kg P/ha, dan 35,69 kg
K2O/ha.

SARAN

Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk


mengetahui secara tepat pupuk N, P, dan K yang
hilang disebabkan karena pencucian atau
terabsorbsi tanah pada tanah Latosol dan perlu
diuji kalibrasi dalam percobaan di rumah kaca
pada kondisi iklim mikro dapat dikendalikan.

PUSTAKA

Burket, J.Z., D.D. Eemphill, and Dick. 2003. Wenter

Corer and Potassium Management in Sweet Corn and


Broccoli Rotation. HortSci. 32(4):64-68.

Dou, H. 2004. Effect of Cutting Application on Tomato to


Growth and Yield. 5-15 p.

Mori, S. 1999. Tresh Element Effect to Growth and Yield of


Tomato. Plant Biol. J. 2:750-3.
Nurtika, N. 1984. Pengaruh Pupuk Kandang dan NPK (15- Bul.Penel.Hort. 1(4):1-7.
15-15) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat.
47
J. Hort. Vol. 19 No. 1, 2009
N. Nurtika.
2001.
Penentuan
______ Pupuk Sumiati, E.
___. Makro dan 2005.
1992. Macam Pertumbuh
Pengar Naungan an dan
uh untuk
Hasil
Pupuk Tanaman Kentang
N, P, K Cabai di
Musim dengan
dan
Sumber Hujan. J.
Aplikasi
Pupuk Hort. NPK 15-
Organi 11(2):102- 15-15 dan
k 109. Pupuk
terhada Pelengkap
p Cair di
Sarwono,
Pertum Dataran
H. 1995.
buhan Tinggi. J.
dan Ilmu
Hort.
Hasil Tanah. 15(4):270-
Tomat Akademik 278.
Kultiva Pressindo,
r Jakarta. 87
MutiaraHlm. Suwandi
. dan A.
Bul.Pe Sumarna.
Siver-
nel.Hor 1994.
Young, L.
t. Penggunaa
1999.
XXIV( n Pupuk
Growth,
2):112- Nitrogen
Nitrogen,
117. (ZA) dan
and
Potassium Triple
_____ Super
____ Fosfat
Accumula
dan (TSP) pada
tion to
Nani Beberapa
Weed
Sumar Tanaman
Suspenssi
ni. Sayuran.
on by Fall
1992. Bul.Penel.
Cover
Pengar Hort.
uh 10(5):84-
Sumbe Crops 95.
r Following
Early Tucker, M.
Havest of
Dosis Ray. 1999.
Vegetables.
dan Essential
Hort.
Waktu Plant
Sci.33(1):1
Aplika Nutritions:
60-163.
si Their
Pupuk Precence in
Kaliu Subhan North
m dan N. Carolina
terhad Nurtika. Soils and
ap 2004. Role in
Penggunaa Plant
n Pupuk Nutrietion.
Pertum http://www
NP Cair
buhan .ncagr.com
dan NPK
dan /agronomi/
15-15-15
Hasil pdffiles/
untuk
Tomat. essnutr.pdf
Meningkat
Bul.Pe
kan Hasil
nel.Ho
dan
rt. Uzo, J.A.
Kualitas
22(1): 1978.
Buah
96- Effect of
Tomat
101. Nitrogen,
Varietas Phosphoru
Oval. J. m, and
Roslian Hort.
Potassium
i, R., N.14(4):253-
Sumarn 257.
on the
i, dan Yield of
Tomat 100(4):435 of Plant to
o in -437. Solar
the Radiations
and Water
Humid Wang, C.Y. Stress.
Tropic 2000. Hort.
s. Physiologic Science J.
HortSc al and 17:179-
i. Biochemica
l Response
186.

48

Вам также может понравиться