Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SRI WAHYUNI
Sri Wahyuni
NIM E14100003
ABSTRAK
SRI WAHYUNI. Identifikasi Karakteristik dan Pemetaan Tutupan Lahan
Menggunakan Citra Landsat 8 (OLI) di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi
Sumatera Selatan. Dibimbing oleh NINING PUSPANINGSIH.
Citra landsat 8 khusus sensor Operational Land Imager (OLI) merupakan
citra satelit terbaru yang mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kelas
tutupan lahan. Sensor OLI memiki resolusi spasial 30 meter x 30 meter dan
resolusi spektral 8 band. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memetakan tutupan lahan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan
citra landsat 8 (OLI). Metode yang digunakan adalah interpretasi citra secara
digital hasil pansharpening dengan klasifikasi terbimbing menggunakan metode
maximum likelihood. Hasil perhitungan kombinasi band terbaik menggunakan
OIF (Optimum Index Factor) adalah kombinasi band 7-5-4 digunakan untuk
klasifikasi tutupan lahan. Hasil klasifikasi tutupan lahan di Kabupaten OKI
diperoleh 14 kelas tutupan lahan yaitu badan air, pemukiman, sawah, rawa, semak
belukar rawa, rumput rawa, lahan terbuka, tambak, perkebunan (perkebunan karet,
perkebunan kelapa sawit, kebun campuran, semak), hutan mangrove, hutan
tanaman akasia, awan dan bayangan awan. Hasil analisis akurasi memberikan
ketelitian yang baik dengan nilai overall accuracy sebesar 87.83% dan kappa
accuracy sebesar 87.83%.
ABSTRACT
SRI WAHYUNI. Characteristic Identification and Land Cover Mapping Using
Landsat 8 (OLI) in Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatera Province.
Supervised by NINING PUSPANINGSIH.
SRI WAHYUNI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 ini ialah
penginderaan jauh menggunakan citra satelit, dengan judul Identifikasi
Karakteristik dan Pemetaan Tutupan Lahan Menggunakan Citra Landsat 8 (OLI)
di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Nining Puspaningsih, MSi
selaku dosen pembimbing atas nasihat, bimbingan dan arahan serta kesabarannya
dalam penyelesaian skripsi ini. Di samping itu, terima kasih juga disampaikan
kepada Dinas Kehutanan Kabupaten OKI dan Badan Perencanaan Daerah
Kabupaten OKI yang telah membantu selama pengumpulan data. Penghargaan
terbesar penulis sampaikan kepada Ayah (Abunawas), Ibu (Nursidah), Adik (Novi
Purnamasari dan Irmatika Triana) serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
kasih sayangnya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih pula untuk Bapak Uus
Saepul beserta keluarga besar Laboratorium SIG dan Remote Sensing atas semua
ilmu, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan. Kepada sahabat dan teman-
teman Manajemen Hutan 47 atas semangat dan bantuannya, serta semua pihak
atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Sri Wahyuni
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
METODE PENELITIAN 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Alat dan Data 3
Metode Penelitian 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Kombinasi Band Terbaik 9
Karakteristik Tutupan Lahan Secara Visual Citra 12
Karakteristik Tutupan Lahan di Lapangan 15
Klasifikasi Tutupan Lahan Secara Digital 18
Tingkat Akurasi 23
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 29
DAFTAR TABEL
1 Karakteristik band citra Landsat 8 4
2 Kriteria separabilitas transformed divergence 7
3 Contoh perhitungan akurasi 8
4 Saluran band dan kegunaannya 9
5 Nilai kombinasi OIF (Optimum Index Factor) hasil pansharpening citra
landsat 8 (OLI) tahun 2014 11
6 Karakteristik 14 tutupan lahan tahun 2014 band 7-5-4 13
7 Jenis tutupan lahan yang ditemukan di lapangan 16
8 Karakteristik tutupan lahan hasil di lapangan tahun 2014 16
9 Hasil re-group 14 kelas tutupan lahan 20
10 Nilai separabilitas 14 tutupan lahan 20
11 Luas klasifikasi tutupan lahan di 15 kecamatan Kabupaten OKI tahun
2014 22
12 Matriks kontingensi hasil klasifikasi 14 kelas tutupan lahan 24
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian di Kabupaten OKI tahun 2014 3
2 Hasil tanpa pansharpening (a) dan pansharpening (b) citra landsat 8 (OLI)
tahun 2014 di Kabupaten OKI 10
3 Kombinasi band 8-6-1 dan 7-5-4 (RGB) citra lansat 8 (OLI) tahun 2014 12
4 Sebaran titik pengamatan di Kabupaten OKI tahun 2014 18
5 Peta layout klasifikasi tutupan lahan di OKI tahun 2014 22
DAFTAR LAMPIRAN
Latar belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
a. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan studi pustaka tentang penelitian dan
pengumpulan data sekunder. Data sekunder yang diperoleh berupa data Citra
landsat 8 (OLI), peta administrasi, peta jaringan jalan Kabupaten OKI.
4
b. Pra-Pengolahan Citra
Pra-pengolahan citra merupakan tahap awal sebelum melakukan pengolahan
citra. Tahapan pra-pengolahan citra meliputi perubahan format, pansharpening,
mozaik citra, pemotongan citra, registrasi dan perhitungan OIF (Optimum Index
Factor).
1. Perubahan Format
Citra satelit landsat 8 (OLI) yang telah di unduh memiliki format data dalam
bentuk GeoTiff/ .TIFF, sehingga perlu dilakukan perubahan format ke dalam
bentuk Image/ .img. Proses pengubahan format ini menggunakan software Erdas
Imagine 9.1.
2. Pansharpening
Pansharpening merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mempertajam kenampakan objek pada citra dalam melakukan analisis visual.
Penajaman objek ini dilakukan dengan menggabungkan citra multiband
(1,2,3,4,5,6,7 dan 9) yang memiliki resolusi 30 meter x 30 meter dan band
pankromatik (band 8) yang memiliki resolusi spasial 15 meter x 15 meter.
Karakteristik band landsat 8 dapat dilihat pada Tabel 1.
Proses penggabungan ini menghasilkan citra yang memiliki banyak warna
dengan resolusi spasial yang lebih tinggi yaitu 15 meter x 15 meter. Metode
penggabungan citra yang digunakan adalah metode Brovey Transform atau
Transformasi Brovey. Metode ini merupakan metode yang paling populer untuk
memadukan dua macam citra yang berbeda resolusi spasial (Danoedoro 2012).
Metode Brovey Tranform dapat diketahui dengan rumus:
Saluran_MP =
Saluran_HP =
Saluran_BP =
Keterangan :
M = saluran merah
B = saluran biru
H = saluran hijau
P = saluran pankromatik
3. Mozaik Citra
Mozaik citra merupakan proses menggabungkan beberapa citra yang kohesif
(Jaya 2010). Lokasi penelitian terdiri atas beberapa scene pada citra landsat 8
dengan path/row 123/62, 123/63, 124/62, 124/63 sehingga perlu digabungkan
menjadi satu scene untuk pengolahan selanjutnya.
4. Registrasi citra
Registrasi bertujuan untuk penyamaan posisi citra yang satu dengan yang
lainnya. Pada penelitian ini registrasi yang digunakan adalah penyamaan posisi
citra hasil mozaik dengan Peta Dasar Tematik Kehutanan (PDTK) tahun 2010 dan
penyamaan garis pantai dari setiap citra.
Dimana Si, Sj dan Sk adalah simpangan baku dari band ke-i, j dan k,
sedangkan rij, rjk dan rik adalah koefisien korelasi antar bandnya (Jaya 2010).
Pemilihan kombinasi band terbaik tidak hanya dilihat dari nilai perhitungan OIF,
melainkan juga dari kenampakan visual yang terlihat pada citra hasil mozaik.
tutupan lahan dapat diartikan sebagai proses pengenalan suatu objek tutupan lahan
dengan ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri objek yang menjadi tutupan lahan pada
penelitian ini dapat dilihat dari pengenalan pola spektral. Menurut Purwadhi
(2001), pengenalan pola spektral (spectral pattern recognation) adalah
mengevaluasi informasi objek berdasarkan ciri spektral yang disajikan oleh citra
penginderaan jauh. Karakteristik (ciri) spektral (spectral signature) dalam
penginderaan jauh adalah karakteristik setiap objek dalam menyerap dan
memantulkan tenaga yang diterima.
lapangan. Pengambilan titik objek di lapangan harus mewakili satu kelas atau
kategori tutupan lahan. Titik yang menjadi area contoh (training area) diambil ke
dalam beberapa piksel dari setiap kelas tutupan lahannya dan ditentukan lokasinya
pada citra komposit untuk menganalisis informasi statistik yang diperoleh dari
lapang. Training area (area contoh) diperlukan pada setiap kelas yang akan
dibuat, dan diambil dari areal yang cukup homogen. Secara teoritis jumlah piksel
yang harus diambil per kelas adalah sebanyak jumlah band yang digunakan plus
satu (N+1). Akan tetapi pada prakteknya, jumlah piksel yang harus diambil dari
setiap kelas biasanya 10 sampai 100 kali jumlah band yang digunakan
(10N~100N) (Jaya 2010).
2. Analisis Separabilitas
Analisis separabilitas adalah analisis kuantitatif yang memberikan informasi
mengenai evaluasi keterpisahan area contoh (training area) dari setiap kelas,
apakah suatu kelas layak digabung atau tidak dan juga kombinasi band terbaik
untuk klasifikasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
Transformed Divergence (TD), metode ini digunakan untuk mengukur tingkat
keterpisahan antar kelas. TD akan berkisar antara 0 sampai dengan 2000. Semakin
kecil nilai, semakin jelek separabilitasnya. Nilai nol sama dengan tidak bisa
dipisahkan, sedangkan nilai maksimum menunjukkan keterpisahan yang sangat
baik (excellent) (Jaya 2009). Kriteria separabilitas Tranformed Divergence dapat
dilihat pada Tabel 2. Nilai TD dapat diketahui dengan rumus:
Keterangan:
TDij = seprabilitas antara kelas i dan kelas j
Exp = -2.719
i dan j = Dua penciri kelas yang digabung
4. Uji Akurasi
Uji akurasi digunakan untuk mengevaluasi ketelitian atau kesalahan dari
klasifikasi tutupan lahan yang telah ditentukan berdasarkan training area. Akurasi
ini dianalisis dengan menggunakan suatu matriks kontingensi atau matriks
kesalahan (confusion matrix) yang ada pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3, akurasi yang bisa dihitung terdiri dari akurasi pembuat
(producers accuracy), akurasi pengguna (users accuracy), dan akurasi
keseluruhan (overall accuracy). Secara matematis rumus dari akurasi di atas dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Akurasi pengguna =
Akurasi pembuat =
Akurasi keseluruhan =
Keterangan:
Xii = nilai diagonal dari matrik kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i
X+i = jumlah piksel dalam kolom ke-i
X i+ = jumlah piksel dalam baris ke-i
N = banyaknya piksel dalam contoh
Menurut Jaya (2010), saat ini akurasi yang dianjurkan adalah akurasi kappa
(kappa accuracy), karena overral accuracy secara umum masih over estimate.
Akurasi kappa ini sering juga disebut dengan indeks kappa. Secara matematis
akurasi kappa disajikan sebagai berikut:
Kappa accuracy =
Keterangan:
N = banyaknya piksel dalam contoh
Xii = nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i
Xi+ = jumlah piksel dalam baris ke-i
X+i = jumlah piksel dalam kolom ke-i
9
Citra landsat 8 merupakan satelit dengan misi kelanjutan dari citra landsat 7
dengan spesifikasi band yang baru maupun dari rentang spektrum panjang
gelombang elektromagnetik yang ditangkap oleh sensor. Jumlah saluran band
yang ada di landsat 8 lebih banyak dibanding dengan landsat 7 dengan fungsi
yang berbeda. Citra landsat 8 memiliki jumlah saluran band sebanyak 11 buah.
Kegunaan dari 11 saluran band pada citra landsat 8 disajikan pada Tabel 4.
Kenampakan visual pada citra yang baik adalah kenampakan citra komposit
yang sesuai dengan objek yang sebenarnya di lapangan. Menurut Danoedoro
(2012), kenampakan objek berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan
10
interval nilai piksel yang mempresentasikannya dan adanya perbedaan kesan pola
spasial yang dihasilkannya. Oleh karena itu perubahan yang terjadi pada pola
spasial atau nilai piksel akan menghasilkan perubahan kenampakan citra tersebut.
Perubahan kenampakan pada citra dapat diperbaiki dengan metode
perbaikan spasial. Perbaikan spasial (spatial enhancement) atau penajaman spasial
merupakan perbaikan dengan memperbaiki nilai piksel berdasarkan nilai piksel itu
sendiri dan piksel yang ada disekitarnya (Jaya 2009). Penajaman citra yang
digunakan adalah pansharpening. Pansharpening merupakan perbaikan dengan
penajaman citra yang mengkombinasikan resolusi band yang tinggi (pankromatik)
sebagai acuan dan band multispektal dalam aspek warna (visualisasi dalam warna
merah, hijau dan biru). Penajaman yang dilakukan dengan menggunakan metode
Transformasi Brovey (Brovey Transform). Metode ini paling populer digunakan
untuk memadukan dua macam citra yang berbeda resolusi spasial. Transformasi
Brovey mengubah nilai spektral asli pada setiap saluran multispektral yang
masing-masing diperinci secara spasial oleh citra pankromatik dan normalisasi
nilai kecerahaannya dengan mempertimbangkan nilai-nilai pada saluran lainnya
(Danoedoro 2012). Perbedaan hasil pansharpening dan tidak menggunakan
pansharpening dapat dilihat pada Gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2 Hasil tanpa pansharpening (a) dan dengan pansharpening (b) citra
landsat 8 (OLI) tahun 2014 di Kabupaten OKI
Pemilihan citra komposit multiband dapat dilakukan dengan melakukan
metode perhitungan OIF (Optimum Index Factor). Menurut Sutanto (2011), salah
satu metode untuk penajaman citra digunakan metode Faktor Indeks Optimum
(OIF/Optimum Index Factor) yaitu untuk mendapatkan nilai statistik yang dapat
digunakan dalam memilih kombinasi optimal dari tiga kanal pada citra satelit
melalui komposit warna. Perhitungan nilai OIF dilakukan untuk menghasilkan
kombinasi band terbaik dalam melakukan interpretasi, sehingga diharapkan dapat
menghasilkan variasi informasi yang sesuai dengan kenampakan yang terlihat
pada citra. Nilai kombinasi OIF disajikan pada Tabel 5.
11
Tabel 5 Nilai kombinasi OIF (Optimum Index Factor) hasil pansharpening citra
landsat 8 (OLI) tahun 2014
No Kombinasi OIF No Kombinasi OIF
1 8-6-1 6880 29 8-7-5 853
2 8-7-1 6229 30 8-7-3 850
3 5-2-1 2482 31 8-5-4 837
4 8-5-1 2477 32 8-5-2 827
5 6-2-1 2464 33 6-5-2 819
6 8-4-1 2439 34 8-5-3 809
7 6-4-1 2400 35 6-54 809
8 5-3-1 2391 36 6-5-3 801
9 5-4-1 2387 37 5-4-2 779
10 6-3-1 2374 38 5-3-2 776
11 8-2-1 2299 39 5-4-3 761
12 8-3-1 2248 40 6-4-2 761
13 7-2-1 2149 41 6-3-2 754
14 7-4-1 2129 42 7-5-2 745
15 7-3-1 2075 43 6-4-3 743
16 6-5-1 2070 44 7-5-4 740
17 7-6-1 1968 45 7-6-2 739
18 7-5-1 1883 46 7-6-4 737
19 3-2-1 1840 47 7-5-3 729
20 4-2-1 1836 48 7-6-3 722
21 4-3-1 1775 49 8-4-2 694
22 8-7-6 1138 50 7-4-2 686
23 8-6-4 1019 51 7-6-5 685
24 8-6-2 1001 52 8-4-3 679
25 8-6-3 973 53 7-3-2 676
26 8-6-5 952 54 8-3-2 672
27 8-7-4 900 55 7-4-3 670
28 8-7-2 874 56 4-3-2 626
Keterangan: = Kombinasi nilai OIF terpilih
Hasil perhitungan OIF pada Tabel 5 menunjukkan nilai OIF terbesar dari
seluruh kombinasi band adalah kombinasi dari band 8-6-1 dengan nilai 6 880.
Kombinasi band ini merupakan kombinasi band 9 (cirrus pada saluran band 8),
band 6 (SWIR 1) dan band 1 (coastal blue). Hasil kenampakan secara visual yang
ditampilkan dari kombinasi band 8-6-1 ini kurang baik dan memuat informasi
yang sedikit, sehingga kombinasi band ini tidak dipilih. Jika dilihat dari
kenampakan visual melalui citra satelit, diperoleh nilai kombinasi band yaitu 7-5-
4 sebesar 740 yang memiliki variasi informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan kombinasi band 8-6-1. Kombinasi band 7-5-4 merupakan gabungan dari
band 7 (SWIR-2), band 5 (NIR) dan band 4 (red). Kombinasi band ini dapat
dipilih karena hasil kenampakan secara visual citra lebih mendekati warna alam
dan informasi kenampakan tutupan lahan yang ada cukup banyak. Menurut
Paraditya dan Purwanto (2012), saluran band asli 4-5-7 untuk mengidentifikasi
12
batuan, bentuk lahan dengan menggunakan pendekatan relief, pola aliran dan
vegetasi. Hasil visualisasi gambar dari kombinasi 8-6-1 dan 7-5-4 dapat dilihat
pada Gambar 3.
(a) (b)
Gambar 3 Kombinasi band 8-6-1 dan 7-5-4 (RGB) citra lansat 8 (OLI) tahun 2014
Badan air
Sawah
Rawa
Semak belukar
rawa
Rumput rawa
14
Tabel 6 Lanjutan
Tutupan lahan Gambar pada citra Gambar di lapangan
Pertanian lahan
kering
Hutan tanaman
akasia
Perkebunan karet/
perkebunan kelapa
sawit/semak/kebun
campuran
c. Semak c. Semak
Hutan mangrove
Tambak
Awan -
Bayangan awan -
Selain dari 20 jenis tutupan lahan pada Tabel 7 diatas, terdapat 2 jenis objek
tutupan lahan tambahan yaitu awan dan bayangan awan (sumber: Baplan 2008).
Informasi jenis tutupan lahan objek awan dan bayangan awan diketahui dari
kenampakan pada citra. Oleh karena itu jenis tutupan lahan yang diperoleh
sebanyak 24 tutupan lahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan citra
dalam mengidentifikasi jenis tutupan lahan. Karekteristik fisik tutupan
berdasarkan hasil pengamatan objek lapangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir,
dapat dilihat pada Tabel 8 dan hasil pengambilan titik koordinat di lapangan dapat
dilihat pada Gambar 4.
pengideraan jauh merupakan dua teknologi yang saat ini telah berkembang pesat.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni dalam memperoleh informasi mengenai
objek, area, atau fenomena melalui analisis yang diperoleh dengan alat tanpa
kontak langsung (Lillesand et all. 1990). Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
mengelola, mengnalisis dan mengaktifkan atau memanggil kembali data yang
mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan
pemetaan dan perencanaan (Danoedoro 2012). Teknologi SIG dan penginderaan
jauh dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pemetaan tutupan lahan di
Kabupaten OKI.
Interpretasi pada penelitian ini dilakukan secara digital dengan bantuan
komputer. Interpretasi dengan bantuan komputer ini biasanya disebut dengan
interpretasi digital. Interpretasi digital yang dilakukan dengan menggunakan
metode klasifikasi terbimbing, sesuai dengan kondisi tutupan lahan yang ada di
lapangan. Klasifikasi terbimbing atau klasifikasi citra secara digital bertujuan
untuk mengelompokkan suatu citra secara otomatik ke dalam kelas kategori
tertentu berdasarkan nilai kecerahan piksel yang bersangkutan. Menurut Purwadhi
(2001), klasifikasi terselia atau klasifikasi terbimbing digunakan data
penginderaan jauh multispektral yang berbasis numerik, maka pengenalan
polanya merupakan proses otomatik dengan bantuan komputer. Pola spektral
dalam citra dapat mempenggaruhi kenampakan tutupan lahan yang ada. Pengaruh
ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan kombinasi dasar nilai digital pixel
pada sifat pantulan (reflektansi) dan pancaran (emisi) spektral yang dimiliki citra
tersebut.
Tahapan awal dalam proses klasifikasi secara digital ini dilakukan dengan
pembuatan area contoh (training area). Pembuatan area contoh dilakukan sesuai
dengan hasil pengamatan dan informasi jenis tutupan lahan di lapangan. Informasi
yang diperoleh mencakup tiap kategori jenis tutupan lahan sebagai kunci
interpretasi untuk klasifikasi digital. Jenis tutupan lahan diambil dari piksel setiap
jenis tutupan lahan dengan kategori yang sama atau homogen.
Hasil training area yang baik dapat terlihat dari keterpisahan antar piksel
tiap jenis kategori tutupan lahan. Keterpisahan ini dilakukan dengan analisis
separabilitas. Analisis separabilitas adalah analisis kuantitatif yang menggunakan
nilai spektral yang dihasilkan oleh setiap piksel pada kategori tutupan lahan.
Metode yang digunakan yaitu metode Transformed Divergence (TD), metode ini
digunakan untuk mengukur tingkat keterpisahan antar kelas. Menurut Jaya (2009)
Semakin kecil nilai, semakin jelek separabilitasnya. Nilai nol sama dengan tidak
bisa dipisahkan, sedangkan nilai maksimum menunjukkan keterpisahan yang
sangat baik (excellent).
Hasil analisis separabilitas pada penelitian ini menunjukkan dari 24 jenis
tutupan lahan yang ada memiliki nilai separabilitas yang kurang baik, dimana nilai
separabilitas yang dihasilkan masih kurang dari 1600. Hal ini menunjukkan
bahwa keterpisahan antar kelas tutupan lahan belum dapat dipisahkan, sehingga
jenis tutupan lahan yang tidak terpisahkan ini digabungkan atau regroup ke dalam
jenis tutupan lahan relatif sama berdasarkan kondisi di lapang dan nilai spektral
yang dihasilkan.
Proses awal analisis terdapat 24 kelas tutupan lahan kemudian di re-group
menjadi 17 kelas tutupan lahan. Terdapat 7 kelas tutupan lahan yang mempunyai
20
nilai rendah dan kenampakan visual pada pada kondisi lapang sama yaitu kelas
perkebunan karet dengan perkebunan berbagai kelas umur, hutan tanaman jabon,
hutan kota, perkebunan kelapa sawit dengan perkebunan kelapa sawit tua dan
perkebunan kelapa sawit muda, yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Selanjutnya dilakukan kembali proses re-group yang kedua, menghasilkan 15
kelas dengan penggabungan antara kelas semak dan perkebunan campuran dengan
Perkebunan karet. Hasil ini terlihat pada perhitungan separabilitas pada Lampiran
2. Hal ini disebabkan karena kebun campuran yang berada di lapang merupakan
campuran dari perkebunan karet dan jenis tanaman pertanian lainnya sehingga
pada kenampakan visual sulit untuk dipisahkan. Proses re-group ketiga
menghasilkan 14 kelas tutupan lahan dimana kelas perkebunan kelapa sawit dan
perkebunan karet tidak dapat dipisahkan menurut hasil analisis separabilitas
namun pada kenampakan visual terlihat berbeda. Proses re-group disajikan pada
Tabel 9.
Saran
Perlu dilakukan penelitian pemetaan klasifikasi tutupan lahan di Kabupaten
Ogan Komering Ilir dengan menggunakan metode lain untuk mengidentifikasi
kelas tutupan lahan yang lebih detil.
DAFTAR PUSTAKA
Suwargana N.2013. Resolusi Spasial, Temporal dan Spektral Pada Citra Satelit
Landsat, Spot dan Ikonos. Jurnal Ilmiah WIDYA. 1 (2):167-174.
Sitangang G. 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem Pengideraan
Jauh Satelit LDCM (Landsat 8). Berita Dirgantara. 11 (2):47-58.
Sutanto, Asriningrum W. 2011. Penginderaan Jauh dengan Nilai Indeks Faktor
untuk Identifikasi Mangrove di Batam (Studi Kasus Gugusan Pulau
Jandaberhias). Berita Dirgantara. 12 (3): 104-109.
[USGS] United States Geological Survey. 2014. Landsat 8 OLI (Operational
Land Imager) and TIRS (Thermal Infrared Sensor) [Internet]. [diacu 2014
Oktober 23]. Tersedia dari http://landsat.usgs.gov.
27
Lampiran 1 Nilai separabilitas 24 kelas tutupan lahan di Kabupaten OKI tahun 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 0 2000 2000 2000 1995 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
2 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
3 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 1996 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
4 2000 2000 2000 0 2000 1855 2000 1954 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
5 1995 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
6 2000 2000 2000 1855 2000 0 2000 1901 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
7 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1998 1990 1880 1981 2000 1687 1997 2000 2000 2000
8 2000 2000 1996 1954 2000 1901 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
9 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 1996 2000 2000 2000 1987 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
10 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1996 0 2000 2000 1996 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
11 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
12 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 1999 2000 1999 2000 2000 1992 2000 2000 2000
13 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1996 2000 2000 0 2000 2000 1998 1998 1991 2000 2000 2000 2000 2000 2000
14 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1987 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
15 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1998 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 1870 2000 1999 2000 2000 2000 2000 2000
16 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1990 2000 2000 2000 2000 1999 1998 2000 2000 0 1998 1289 2000 1953 1928 2000 2000 2000
17 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1880 2000 2000 2000 2000 2000 1998 2000 1870 1998 0 1980 2000 1942 2000 2000 2000 2000
18 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1981 2000 2000 2000 2000 1999 1991 2000 2000 1289 1980 0 2000 1910 1770 2000 2000 2000
19 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1999 2000 2000 2000 0 2000 2000 1940 2000 1980
20 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1687 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1953 1942 1910 2000 0 1957 2000 2000 2000
21 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1997 2000 2000 2000 2000 1992 2000 2000 2000 1928 2000 1770 2000 1957 0 2000 2000 2000
22 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1940 2000 2000 0 2000 1995
23 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000
24 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1980 2000 2000 1995 2000 0
Keterangan: Keterangan: 1=Pemukiman, 2=Awan, 3=Bayangan awan, 4=Badan air, 5=Lahan terbuka, 6=Tambak, 7=Sawah, 8=Rawa, 9=Semak belukar rawa,
10=Rumput rawa, 11=Hutan mangrove, 12=Perkebunan kelapa sawit muda, 13=Perkebunan kelapa sawit tua, 14=Hutan tanaman akasia, 15=Pertanian
lahan kering, 16=kebun campuran, 17=Semak belukar, 18=Perkebunan karet umur 4-6 tahun, 19= Perkebunan karet umur 7-10 tahun, 20= Perkebunan
karet umur 11-13 tahun, 21= Perkebunan karet umur 14-17tahun, 22=Hutan kota, 23= Kebun K. Plasma Nutfah, 24=Hutan tanaman jabon
27
28
28
Lampiran 2 Nilai separabilitas 17 kelas tutupan lahan di Kabupaten OKI tahun 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 2000 2000 2000 1981 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
2 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
3 2000 2000 0 2000 2000 2000 1999 1999 1998 1984 2000 2000 2000 1998 2000 2000 2000
4 2000 2000 2000 0 2000 1879 2000 1751 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
5 1981 2000 2000 2000 0 2000 1997 1998 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
6 2000 2000 2000 1879 2000 0 1963 1901 1969 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
7 2000 2000 1999 2000 1997 1963 0 1972 1997 2000 2000 2000 1941 1819 1988 1907 1732
8 2000 2000 1999 1751 1998 1901 1972 0 1997 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
9 2000 2000 1998 2000 2000 1969 1997 1997 0 1945 2000 2000 2000 1948 1998 1996 1999
10 2000 2000 1984 2000 2000 2000 2000 2000 1945 0 2000 2000 2000 1995 2000 2000 2000
11 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000
12 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 2000
13 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1941 2000 2000 2000 2000 2000 0 1964 1986 1824 1990
14 2000 2000 1998 2000 2000 2000 1819 2000 1948 1995 2000 2000 1964 0 1965 1727 1544
15 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1988 2000 1998 2000 2000 2000 1986 1965 0 1999 1737
16 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1907 2000 1996 2000 2000 2000 1824 1727 1999 0 1903
17 2000 2000 2000 2000 2000 2000 1732 2000 1999 2000 2000 2000 1990 1544 1737 1903 0
Keterangan: Keterangan: 1=Pemukiman, 2=Awan, 3=Bayangan awan, 4=Badan air, 5=Lahan terbuka, 6=Tambak, 7=Sawah, 8=Rawa,
9=Semak belukar rawa, 10=Rumput rawa, 11=Hutan mangrove, 12=Hutan tanaman akasia, 13=Pertanian lahan kering,
14=Perkebunan kelapa sawit, 15=Kebun campuran, 16=Semak/belukar, 17=Perkebunan karet
29
RIWAYAT HIDUP