Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
30
31
No Instrumen Skor
No Nama Guru Jml Klasifikasi
1 2 3 4 5 6 7 (%)
1 Rina Purwanti,S.Pd 4 4 3 3 3 4 4 25 89,28 Amat Baik
2 Estu Zuniawati,S.Pd 4 4 3 3 3 3 3 23 82,14 Baik
3 Rusmili,S.Pd 4 3 3 3 3 3 3 22 78,57 Baik
4 Ika Kurniasih,S.Pd 4 3 3 3 4 4 4 25 89,28 Amat Baik
5 Tuminah,S.Pd 4 3 2 2 2 3 2 18 64,28 Cukup
6 Sri Sutarti,S.Pd 4 3 2 2 2 3 1 18 64,28 Cukup
7 Maudy Israel,S.Pd 4 3 2 2 2 3 2 18 64,28 Cukup
8 Siti Fatimah,S.Pd 4 3 3 3 3 4 3 23 84,14 Baik
9 Ira Kurniawati,S.Pd 4 4 3 3 4 4 4 26 92,85 Amat Baik
10 Siti Mudrikah,S.Pd 4 3 2 2 2 2 1 16 57,14 Cukup
11 Priyono,S.Pd 4 4 3 4 4 4 4 27 96,42 Amat Baik
12 Anggoro Suto,S.Pd 4 3 3 3 3 3 3 22 78,57 Baik
Sebagai tindak lanjut, dari hasil penilaian di atas, maka ada tiga
orang guru yang memperoleh nilai predikat C yang perlu ditingkatkan
kemampuannya dalam membuat powerpoint. Keempat guru tersebut
diberikan pendampingan secara khusus oleh calon kepala sekolah dan
pemateri (Bapak Daryadi, S.Pd) dalam membuat media
powerpoint untuk mempersiapkan perbaikan di siklus 2.
2. Siklus 2
a. Persiapan
Setelah mengamati dan menganalisis setiap tahapan yang telah
dilaksanakan dalam pembuatan media powerpoint pada siklus 1, calon
kepala Sekolah dengan mudah bersama guru untuk
menyempurnakan dan mendiskusikan hal-hal yang harus
ditingkatkan pembuatan media powerpoint.
Hasil diskusi dengan rekan guru, pemateri dan calon
kepala sekolah, di putuskan adanya pendampingan kembali kepada
guru tertentu dengan menentukan jadwal kegiatannya.
b. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan lanjutan kepada guru tertentu mengenai
hal-hal yang harus diperbaiki melalui kegiatan pendampingan oleh
calon kepala sekolah, dan dibantu oleh kepala sekolah sebagai
pemateri. Pendampingan dilaksanakan tanggal 14 Agustus 2017 dan
Calon kepala sekolah melakukan observasi terhadap kegiatan
pendampingan yang berlangsung.
c. Monitoring
Monitoring dilakukan melalui observasi kegiatan yang
melibatkan guru dan Kepala sekolah. Instrumen monitoring dilakukan
setelah kegiatan berlangsung untuk melihat perkembangan
pelaksanaan siklus I oleh calon kepala sekolah dengan
mengisi instrumen yang berkaitan dengan pembuatan media power
point di siklus 1.
35
d. Refleksi
Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah terhadap calon kepala sekolah pada siklus 2,
menunjukkan bahwa proses pendampingan kepada tiga orang guru
telah memperoleh nilai instrumen yang sangat memuaskan sebagai
berikut:
X 100 % = 91 % kategori A (Amat Baik)
Hal ini menunjukan bahwa calon kepala sekolah di bantu oleh
Kepala Sekolah dapat membimbing dengan baik melalui
pendampingan terhadap 4 (empat) orang guru yang masih memiliki
kekurangan dalam membuat media pembelajaran powerpoint pada
siklus I.Sedangkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan
calon kepala sekolah terhadap Keempat guru tersebut dalam membuat
media powerpoint melalui isian instrumen monev dan menilai kembali
instrumen monev tersebut, diperoleh perhitungan sebagai berikut:
ini observer memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau
media dan penilaian yang telah disiapkan, kemudian
mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan.
Observer dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi
jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan
ketegangan guru junior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka
diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan.
Observasi guru junior adalah salah satu tugas peserta diklat calon
kepala sekolah pada kegiatan On The Job Learning dan tidak ada
hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi
ini juga dapat membantu guru junior memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.
2) Observasi
Pada hari Rabu, 23 Agustus 2017, observer melakukan
observasi terhadap guru junior yang bernama Ibu Siti Fatimah,
S.Pd (Guru kelas 4). Sebelum melaksanakan observasi kelas,
diadakan dahulu pertemuan untuk melihat persiapan yang
dilakukan oleh guru junior. Observer meminta Silabus dan RPP
satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan mengisi
instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya
akan digunakan sebagai bahan kontrol pada pelaksanaan observasi
kelas.
Setelah itu langsung melaksanakan observasi ke kelas 4. Pada
saat diobservasi Ibu Siti Fatimah, S.Pd (Guru kelas 4) mengajar
tematik dengan tema Indahnya Kebersamaan dengan Sub tema
kebersamaan dalam keberagaman
Di kelas, observer melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada
kegiatan penutup.
39
c. Hasil
1) Hasil Kuantitatif
Tabel 3.
Hasil Penampilan Supervisi Akademik Guru Junior Siklus Pertama
Nama Guru Junior : Siti Fatimah, S.Pd.
Guru Kelas : IV
Aspek yang Siklus I
Diamati Kuantitatif Kualitatif
RPP 77,27 % Baik
Observasi 80,88 % Baik
2) Refleksi
Penampilan guru junior pada penyusunan perangkat
pembelajaran sudah baik mencapai 77,27 % namun ada beberapa
kelemahan dalam penyusunan RPP yaitu :
a) Pada tujuan pembelajaran, rumusan tujuan belum memenuhi
kriteria ABCDE (audien, behavior, kondisi, degree, dan
enviroment).
b) Materi/bahan ajar, belum menunjukkan kesesuaian dengan
kompetensi dasar (KD) dan indikator.
Penampilan guru junior berdasarkan hasil observasi
pembelajaran di kelas juga sudah baik mencapai 81,94%. Seperti
pada penyusunan perangkat pembelajaran, pada pelaksanaan
pembelajaran juga ada beberapa kelmahan, seperti :
a) Pada media pembelajaran, belum sesuai apa yang tercantum di
dalam RPP dan belum bervariasi.
b) Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil
pembelajaran, pada kenyataannya guru belum membimbing
peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan
guru tidak menyuruh kepada siswa untuk menyalin pada
bukunya masing-masing.
43
2. Kegiatan Siklus II
a. Perencanaan
Seperti biasa, observasi diawali dengan pertemuan antara
observer dan guru junior. Dalam pertemuan ini dilakukan wawancara
seputar persiapan guru junior untuk melaksanakan proses
44
c. Tindak Lanjut
Pada tahap tindak lanjut, supervisor memuji pembelajaran yang
telah dilaksanakan guru junior. Berdasarkan hasil penilaian supervisi
akademik yang dilakukan penyusun terhadap guru junior, mulai
penilaian penyusunan RPP yang disusun oleh guru junior dan
dilanjutkan dengan penilaian hasil observasi pembelajaran guru junior
di kelas.
d. Hasil
1) Hasil Kuantitatif
Tabel 3.11
Data Nilai Ibu Siti Fatimah, S.Pd. Siklus I dan Siklus II
Aspek yang Rata-
No Siklus I Siklus II Perubahan
di ukur Rata
1 RPP 77,27 % 93,18 % 85,23 % 15,91 %
2 Observasi 80,88 % 94,11 % 87,49 % 13,23 %
2) Refleksi
Kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran
lebih baik dari siklus I. Ibu Siti Fatimah sudah dapat menyajikan
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran. Hasil
menunjukan adanya peningkatan yang signifikan yaitu sebesar
13,23 % dari Observasi pertama pada siklus kedua.
47
4. Instrumen Penilaian
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata
lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan
proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan
dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan,
dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik,
baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang
telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek
afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau
ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi
hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
a. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau
materi pelajaran yang telah diberikan pada mereka?
b. Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?
c. Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat
diamalkan secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya
sehari-hari?
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran.
a. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak)
termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal,
53
menerapkan Tata Tertib dan Kode Etik Guru serta sekolah membuat
pelaporan PTK setiap bulan.
d. Kajian Pengelolaan Ketata usahaan Sekolah
Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa Tenaga Administrasi
Sekolah perlu memiliki 4 kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi
Kepribadian, (2) Kompetensi Sosial, (3) Kompetensi Teknis
Administrasi Sekolah, dan (4) Kompetensi Manajerial Ketatausahaan
Sekolah. Guna menjamin terselenggaranya administrasi sekolah yang
baik Kepala Sekolah harus melakukan pembinaan berkelanjutan
kepada tenaga administrasi sekolah melalui berbagai media,
kesempatan, dan cara-cara yang simpatik.
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memastikan bahwa
administrasi sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka
menunjang pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang
tepat, penyusunan rencana kerja sekolah, pelaksanaan pembelajaran,
dan pelaporan kinerja sekolah. Tugas-tugas administrasi tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik apabila sekolah memiliki Tenaga
Administrasi Sekolah (TAS) yang memenuhi standar, seperti tertuang
dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah.
Mengkaji pembinaan tenaga administrasi sekolah tempat
magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk
melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi
manajerial khususnya kompetensi mengelola staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Sekolah belum memiliki Program Kerja TAS, namun semua
penyelesaian administrasi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru.
Oleh krena itu kepala sekolah agar mengangkat tenaga honorer
administrasi yang terdiri dari: Kepala TAS, Pelaksana Urusan dan
Petugas Layanan Khusus Sekolah tidak memiliki Kepala TAS SD
60
seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan
tidak percaya kepada seorang guru.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi
iklim kerja di sekolah-sekolah. Oleh karena itu walau pun kepala
sekolah dan pe-ngawas (supervisor) memiliki kewenangan untuk
monitoring dan menilai ki-nerja guru dalam pembelajaran, namun hal
ini kurang maksimal dilakukan.Penilaian kinerja guru sering hanya
diukur dari administrasi pembelajaran yang ditulis. Kunjungan kelas
seakan masih merupakan formalitas, atau bah-kan hanya dilakukan
bila seorang guru dianggap bermasalah.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas
sekolah yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi
manajerial, (c)kompetensi supervisi akademik, (d) kompetensi evaluasi
pendidikan, (e) kom-petensi penelitian dan pengembangan, dan (f)
kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah
menunjukkan kompetensi pengawas seko-lah masih perlu ditingkatkan
terutama dimensi kompetensi supervisi manaje-rial, supervisi
akademik, evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian dan
pengembangan. Untuk itu diperlukan adanya diklat peningkatan
kompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas sekolah dalam
jabatan, terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.
Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif
bertanggung jawab dan berkelanjutan didasarkan pada Standar
Nasional Pendidikan, kemudian disosialisasikan ke seluruh pendidik
dan tenaga kependidikan.
Pengawasan pengelolan sekolah meliputi pemantauan,
supervise, evaluasi, pelaporan, dan tindak hasil pengawasan
sedangkan komite sekolah belum melakukan pemantauan. Oleh
karena itu sekolah mengupayakan agar komite sekolah secara teratur
dan berkelanjutan pemantau pengelolaan sekolah.
69