Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
insidensinya hanya sekitar 1% dari seluruh jenis keganasan yang dijumpai pada
negara di benua Asia (India), Afrika (Uganda dan Jamaika), serta Amerika Latin
(Brazil), insidensi kanker penis cukup tinggi. Insidensi karsinoma penis pada
umum lebih banyak dijumpai pada umur yang lebih tua, dan semakin meningkat
Patogenesis kanker pada penis hingga saat ini belum diketahui secara
pasti, namun faktor risiko yang diduga banyak dikaitkan dengan karsinoma penis
RB/p16 dan p21/p53 pathway, meskipun demikian peran HPV yang terlibat secara
Karsinoma penis pada orang Yahudi jarang dijumpai, dan insidensi ini jauh lebih
Kristen, keadaan ini dikaitkan dengan sirkumsisi yang dilakukan segera setelah
umur anak di atas 10 tahun insidensinya lebih tinggi. Gajalakshmi dkk (1993)
1
dalam penelitiannya di India menyatakan bahwa karsinoma penis tidak dijumpai
Bali, adalah sebanyak 72 kasus penderita kanker penis selama 12 tahun (April
dengan kebersihan individu dan efek karsinogenik dari smegma. (Tri Kurnianto,
2008).
tumor, derajat mitosis, umur penderita serta ada tidaknya metastasis pada kelenjar
getah bening.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker Penis adalah keganasan pada penis (Anurogo, 2008).
Kanker Penis adalah kanker yang sangat ganas pada alat reproduksi pria,
dan kalau tidak segera ditangani bisa memicu kanker pada organ tubuh
yang lain dan dapat menyebabkan amputasi pada penis (Bin Muhsin, 2011).
Kanker penis adalah kanker yang terdapat pada kulit dan jaringan penis
3
Gambar 1. Kanker Penis (American Cancer Society, 2016)
Penis terdiri dari tiga komponen utama : bagian distal (glans atau kepala),
bagian tengah (corpus atau shaft) dan bagian proksimal (root). Pada bagian kepala
terdapat glans dan sulkus koronaria, yang ditutup oleh foreskin (virtual sac),
permukaan bagian dalam dilapisi oleh membran halus. Glans bersifat kenyal, dan
berbentuk konus, serta terdiri dari meatus, corona dan frenulum. Meatus urethralis
vertikal dan berlokasi pada apeks, dimana muncul frenulum, glans corona
merupakan lipatan lingkaran pada dasar glans. Pada permukaan glans terdapat
empat lapisan anatomi: lapisan membran mukosa, termasuk epitelium dan lamina
memisahkan kedua struktur ini, penile atau pendulous urethra terletak ventral
dartos dan fascia ganda yang disebut dengan penile fascia, albuginea dan korpus
4
Komponen anatomi utama dari penis adalah korpus, glans dan preputium.
Korpus terdiri dari korpora kavernosa (jaringan rongga vaskular yang dibungkus
sepanjang uretra penis. Seluruh struktur ini dibungkus oleh kulit, lapisan otot
polos yang dikenal sebagai dartos, serta lapisan elastik yang disebut Buck fascia
yang memisahkan penis menjadi dorsal (korpora kavernosa) dan ventral (korpus
spongiosum).
Kulit glans penis tersusun oleh pelapis epitel tatah berlapis tanpa keratin
sebanyak lima hingga enam lapis, setelah sirkumsisi bagian ini akan membentuk
keratin. Glans dipisahkan dengan korpus penis oleh balanopreputial sulcus pada
aspek dorsal dan lateral dan oleh frenulum pada regio ventral. Kelenjar sebaseus
pada penis dikenal sebagai kelenjar Tyson dan bertanggungjawab atas produksi
5
Uretra terbagi atas tiga bagian : prostatik (segmen proksimal pendek yang
dikelilingi oleh prostat), membranosa atau bulbomembranosa (memanjang dari
kutub bawah prostat hingga bulbus korpus spongiosum) dan penil (yang melewati
korpus spongiosum). Secara histopatologi, pelapis epitel uretra adalah tipe
transisional di bagian proksimal (prostatik), stratified squamous pada bagian distal
yang berhubungan dengan fossa navicularis dan stratified atau epitel
pseudostratified kolumnar bersilia pada kanal. Metaplasia skuamosa pada epitel
umumnya disebabkan oleh pengobatan dengan preparat estrogen. Struktur kelenjar
yang berhubungan dengan uretra adalah kelenjar intraepitelial dari lakuna
Morgagni (kelenjar intraepitel silindris selapis), Kelenjar Littre (Kelenjar musinus
tubuloacinar sepanjang korpus spongiosum), dan bulbouretral atau kelenjar
Cowper (mucous acinar pada profunda membran uretra).
6
Gambar 3. Potongan Transversal Dari Korpus Penis (Tanagho EA, 2003).
2.3 Epidemiologi
Angka kejadian keganasan pada penis tidak terlalu besar, di
Amerika sekitar 1-2 di antara 100.000 pria. Kanker penis terjadi pada pria
yang berusia lebih dari 60 tahun dan mewakili sekitar 0,5% malignansi
insidennya berkisar 10%. Kanker penis jarang terjadi pada pria yang
kemudian jenis lain adalah melanoma. Salah satu faktor yang dapat
mencegah terjadinya hal ini adalah sirkumsisi (sunat). Pria yang sudah
mengalami kanker penis berkurang sedangkan sunat pada usia dewasa tidak
Jika kanker (carcinoma in situ atau CIS) terjadi di glans penis, disebut
7
erythroplasia of Queyrat. Namun jika terjadi di "follicle-bearing skin of the
lebih dari 1 tahun. Sebagian besar kanker penis merupakan "squamous cell
(7%).
Tampak pada kulit penis sebagai pertumbuhan massa mirip kutil,
yang terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang
depan glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki
8
c. Kebersihan daerah kemaluan yang tak terjaga. Pria yang menghindari
intim bebas
e. Penggunaan produk tembakau.
Laki-laki yang kebiasaan mengunyah tembakau dan produk-produk
pada kulit bagian depan yang menutup sehingga sulit buang air kecil.
g. Ca serviks pada pasangan seksualnya.
Peranan infeksi virus terus dipelajari. Kanker penis (penile cancer)
ditemukan pada sepertiga pria yang menderita kanker penis. Apakah virus
belum ditetapkan.
Penile intraepithelial neoplasia dipertimbangkan sebagai precursor,
tetapi hanya 5-15% dari lesi ini yang berkembang menjadi invasive
9
invasi lokal dan metastasis nodal. Kanker penis mungkin papilari dan
exophytic atau datar serta ulseratif. Jika kanker penis ini tidak diobati
dimana lebih rendah dari 5 tahun. Ukuran kanker yang lebih besar dari 5
cm dan melibatkan lebih dari 75% dari poros tersebut berasosiasi dengan
inguinal adalah jalur awal untuk penyebaran kanker penis. Oleh karena,
crossover kelenjar getah bening maka sel kanker dapat menyebar secara
terjadinya nekrosis kulit, infeksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat dari
femoral. Metastase jauh dari sel kanker dapat menyerang hati, tulang, paru-
paru, atau otak. Karsinoma penis terjadi secara progresif dan terbukti
berakibat fatal pada pasien yang tidak diobati dalam waktu 2 tahun
(Brosman, 2011).
10
Gambar 4. Tahap-tahap terjadinya kanker (Tanagho EA, 2003).
sebagai berikut:
a. Klasifikasi Jackson:
Stage I (A): tumor terbatas pada glans, prepusium, atau keduanya.
Stage II (B): tumor mencapai batang penis.
Stage III (C): tumor bermetastase ke inguinal.
Stage IV (D): tumor menginvasi struktur di sekitarnya, metastase ke
N : Kelenjar Limfe
superfasial.
11
N3 : Metatase di kelenjar inguinal profunda/didalam pelvis
M : Metastasis jauh
Stage Grouping
Stage 0 Tis N0 M0
Ta N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage II T1 N1 M0
T2 N0,N1 M0
T3 N0, N1, N2 M0
Stage IV T4 Any N M0
Any T N3 M0
Any T Any N M1
12
Gambar 5. Staging TNM pada Kanker Penis (Springer, 2010)
Metastasis:
1) Ekstensi Langsung
Lesi distal, umumnya ke korpus penis.
Fasia Buck di penis dapat berfungsi sebagai rintangan sementara
tengah.
13
3) Hematogen
Terjadi pada stadium lanjut.
(Mellyssa Hutabarat, 2010)
2.7 Manifestasi klinis
Gejalanya berupa:
a. Bengkak pada penis meskipun tidak dalam kondisi ereksi.
b. Terdapat tanda-tanda radang seperti nyeri atau terdapat luka
pertumbuhan exophytic.
d. Perubahan warna pada kulit penis juga dapat menjadi tanda awalnya.
e. Terdapat benjolan pada lipat paha, artinya terjadi pembesaran kelenjar
berdarah.
h. Banyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker mengerosi (eroded)
preputium dan menjadi berbau tidak sedap karena infeksi dan nekrosis.
(Dito Anurogo, 2008)
14
Gambar 6. Kanker penis
Kategori lesi pada penis:
a. Lesi yang jinak (benign lesions)
Misalnya: pearly penile papules, hirsute papillomas,
obliterans.
c. Lesi yang ganas (malignant neoplasm atau malignant carcinoma)
Ini termasuk variants dari squamous cell carcinoma seperti: carcinoma
metastases.
Tampak adanya nekrosis pada preputium dan berbau tak sedap.
Klien tampak meringis akibat nyeri
Apabila kanker sampai metastase jauh maka klien tampak kurus
dan lemah.
15
Klien tampak pucat.
b. Palpasi :
dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver function tests), dan
jenis lain dari biopsi. Hal ini penting untuk mengetahui apakah sel-sel
kanker telah menyebar ke daerah lain di luar penis. Dalam teknik ini,
16
dengan nodul untuk memeriksa sel-sel kanker. Dalam kasus kanker
pangkal paha. Jika sel kanker yang terdeteksi, itu berarti bahwa
wilayah ini atau di luar melalui pembuluh darah dan getah bening.
b. Imaging Modalitas
Direkomendasikan untuk:
Mengetahui staging dari penyakit
Untuk menentukan tindak lanjut pasien
Untuk menilai penyebaran (metastase) sel kanker
c. USG
USG dilakukan untuk:
Menilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
Penilaian terhadap kelenjar getah bening.
Mendeteksi adanya metastase
d. CT SCAN
CT SCAN dilakukan untuk:
Penilaian kelenjar getah bening
Limited utilitas di lesi primer
e. MRI
Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan nodal. MRI
Zat ini diserap terutama oleh organ dan jaringan yang menggunakan
zat ini untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh. Beberapa
17
kanker penis, meskipun tidak secara khusus disetujui untuk
yang pada akhirnya dapat menjadi alat yang lebih standar dalam
dan invasi, pertumbuhan vertikal yang invasif secara profunda serta multisentrik.
Namun yang sering dijumpai adalah kombinasi dari ketiga pola. Pada permukaan
kulit lebih sering didapati pola karsinoma multisentrik. Massa umumnya berwarna
permukaan glans penis pada umunya berupa flat, ulseratif atau deformasi dengan
18
Sepanjang Permukaan Kompartemen Anatomi Penis (Stanley Brosman, 2011)
karsinoma penis sangat bervariasi, dari diferensiasi baik, sedang hingga buruk.
Paling sering dijumpai tipe dengan keratinisasi dan derajat diferensiasi sedang.
Jarang dijumpai karsinoma penis dengan diferensiasi yang sangat baik serta
karsinoma penis dengan diferensiasi buruk tanpa keratinisasi yang solid. Ireguler
kecil dari selsel atipik, cords, atau lembaran kohesif besar terdapat pada lamina
acantholytic, giant, basaloid ataupun clear. Pada tumor dengan diferensiasi buruk
dapat didapati nekrosis pada sel-sel individual atau comedo-like necrosis serta
gambaran mitotik.
tumor yang infiltratif yang terdiri atas sel-sel neoplastik poligonal dengan batas sel
yang jelas, sitoplasma yang banyak dan eosinofilik, serta cenderung membentuk
maturasi skuamosa dan keratin. Inti yang atipia dapat bervariasi dari atipia ringan
hingga anaplastik, namun kebanyakan tumor terdiri dari sel-sel neoplastik dengan
19
Gambar 8. Karsinoma sel skuamosa. (a) Diferensiasi baik (Grade 1)
SCC. Pada sarang-sarang tumor tamapak atipia sitologi yang
minimal, terbatas pada lapisan basal/parabasal, dengan sitoplasma
eosinofilik yang banyak, batas sel yang jelas serta pembentukan keratin
pearl. (b). SCC diferensiasi sedang (Grade 2) dengan atipia inti yang
lebih jelas. (Stanley Brosman, 2011)
2.12 Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada
20
b. Pembedahan
Empat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu: carbon
Pada pasien dengan tumor yang berukuran kecil yang terbatas pada
Gambar 9. Sirkumsisi
5) Penektomi
21
Penektomi adalah pemotongan penis sebagian atau total.
glans penis dan bagian distal penis saat ereksi (distal shaft).
Pada beberapa situasi/keadaan, local wedge resection dapat
urethra tidak cukup bagi pasien untuk kencing sambil berdiri, maka
22
Teknik bedah lainnya adalah Mohs micrographic surgery (MMS),
diperlukan.
Macamnya:
1. External beam radiation therapy
2. Brachytherapy
Indikasi terapi radiasi:
1. Pria muda dengan kanker pada glans atau coronal sulcus dengan
zakar).
3. Terapi radiasi memiliki kekurangan. Squamous cell
23
Terapi radiasi dilakukan setelah pengangkatan tumor yang
preputium.
2) Partial panectomy.
Pilihan untuk lesi distal (amputasi 2 cm dati tepi tumor).
3) Total panectomy dengan oerineal urethrostomy.
Lesi proximal, ada infiltasi ke profunda.
4) Lymphadenectomy.
Radial ilioinguinal lymphadenectomy pada Ca Penis masih
kontroversi.
5) Sentinel node biopsy (cabanas 1977).
Sentinel node terletak 32 jari laterodistal dari tuberculum
2.14 Pencegahan
Khitan (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic)
yang efektif untuk kanker penis. Perlu diketahui, kanker penis ditemukan
24
lebih sering ketika khitan/sunat ditunda hingga pubertas. Khitan saat
dewasa hanya sedikit bahkan tidak memberikan proteksi dari kanker penis
(Asrul, 2010).
2.15 Diagnosis banding
a. Infeksi berat.
b. Lues.
c. Chancroid.
d. Condyloma acuminata.
(Dito Anurogo, 2008)
2.16 Komplikasi
Sedikit komplikasi bedah yang dijumpai pada eksisi tumor
(pulmonary embolus)
b. Komplikasi lanjutan (late complications)
(kaki).
Komplikasi terapi radiasi:
Biasanya terlihat pada tumor yang berukuran lebih besar dari 4 cm.
a. urethral strictures (pada 50% pasien)
b. urethral fistula
c. penile necrosis
d. edema
e. nyeri pada penis
Pembedahan setelah terapi radiasi diperlukan pada 20-60% pasien.
(Dito Anurogo, 2008)
2.17 Prognosis
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium, lokasi, dan
25
amputasi penis, hal ini tergantung kondisi tumor dan stadiumnya (Mellyssa
Hutabarat, 2010).
Jika terdeteksi secara dini, kanker penis dapat disembuhkan dengan
BAB III
KESIMPULAN
limfa.
26
6. Prognosis dari karsinoma penis tergantung dari waktu dimulainya
penanganan.
DAFTAR PUSTAKA
27