Вы находитесь на странице: 1из 6

NAMA: MUHAMMAD IKRAM

NIM: 1604105010087

PROGRAM STUDI: TEKNIK ELEKTRO


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam memang tidak diinginkan. Namun sayangnya kejadian tersebut terjadi begitu saja.
Sehingga terkadang kita tidak dapat mengantisipasinya.

Banyak masalah yang diakibatkan oleh bencana alam. Antara lain, hilangnya harta benda dan
nyawa seseorang. Hal itu harusnya membuat kita sadar akan pentingnya tindakan tanggap
darurat ketika bencana terjadi.

Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak dari bencana itu sendiri kita harus tahu cara
penanganannya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan, pendidikan, dan
penyuluhan/sosialisasi.

Ketika masyarakat telah mengetahui resiko bencana melalui usaha-usaha tersebut, maka dampak
korban jiwa, minimal dapat dikurangi. Masyarakat akan tau apa yang harus dilakukan ketika
gempa bum, banr, tsunamii terjadi dan sebagainya. Msayarakat tidak akan terpengaruh oleh isu-
isu tertentu yang membuat panic ketika terjadi bencana.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penanganan yang dilakukan pada saat terjadinya bencana ( tahap tanggap
darurat ) ?

2. Bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dampak bencana pada saat pasca
bencana ?

3. Apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi bencana tersebut dalam hal mitigasi non
struktural dan mitigasi struktural ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan cara penanganan saat terjadinya bencana.

2. Menjelaskan tindakan yang dilakukan pada saat pasca bencana.

3. Menjelaskan cara mengatasi bencana dalam hal mitigasi non struktural dan mitigasi
struktural.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penanganan Bencana

Tujuan dari upaya penanganan bencana ialah untuk mengurangi jumlah kematian, risiko
kecacatan dan kematian pada saat terjadi bencana; mencegah atau mengurangi risiko munculnya
penyakit menular dan penyebarannya; dan mencegah atau mengurangi risiko dan mengatasi
dampak kesehatan lingkungan akibat bencana.
Pada tahap tanggap darurat, hal paling pokok yang sebaiknya dilakukan adalah
penyelamatan korban bencana alam. Inilah sasaran utama dari tahapan tanggap darurat. Selain
itu, tahap tanggap darurat bertujuan membantu masyarakat yang terkena bencana alam untuk
segera dipenuhi kebutuhan dasarnya yang paling minimal. Para korban juga perlu dibawa ke
tempat sementara yang dianggap aman dan ditampung di tempat penampungan sementara yang
layak. Pada tahap ini dilakukan pula pengaturan dan pembagian logistik atau bahan makanan
yang cepat dan merata kepada seluruh korban bencana alam. Secara operasional, pada tahap
tanggap darurat ini meliputi kegiatan:
1. Penanganan korban bencana alam termasuk mengubur korban meninggal dan
menangani korban yang luka-luka,
2. Penanganan pengungsi,
3. Pemberian bantuan darurat,
4. Pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih,
5. Penyiapan penampungan sementara,
6. Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara serta memperbaiki
sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan pelayanan yang memadai
untuk para korban.
2.2 Tindakan Saat Pasca Bencana

Penanggulangan pasca bencana meliputi dua tindakan utama yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi.

Rehabilitasi

adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pasca bencana.

Rekonstruksi

adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca
bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.

2.3 Mengatasi Bencana Dalam Hal Mitigasi Non Struktural dan Mitigasi Struktural

Mitigasi strukural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan


melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti
pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi,
bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk
memprediksi terjadinya gelombang tsunami, sedangkan non structural adalah upaya mengurangi
dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan
kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU
PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya adalah
pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan
berbagai aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat, juga bagian dari
mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di masyarakat yang hidup di sekitar daerah
rawan bencana.

Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengatasi bencana?

1. Memberikan pendidikan dan pelatihan kebencanaan

Langkah tersebut dilakukan oleh masyarakat dibantu oleh pemerintah daerah terkait,
peneliti, dosen maupun lembaga tertentu dengan memberikan suatu pendidikan tentang bencana
yang terjadi. Pendidikan tersebut dapat berupa pengenalan karakteristik bencana, tipe bencana,
bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika bencana datang. Masyarakat diberikan langkah
cepat yang harus dilakukan jika bencana datang tiba-tiba.

2. Memberikan sosialisasi

Sosialisasi juga penting untuk dilakukan. Masyarakat sebagai target sosialisasi diberikan
pengetahuan tentang bencana yang sering terjadi di daerah tersebut dan memberikan langkah-
langkah cepat yang harus dilakukan.

3. Penataan Ruang

Penataan ruang dan relokasi sangat penting dilakukan agar resiko bencana dan korban
tidak terjadi lagi. Permukiman yang terkena bencana sebelumnya dipindahkan ke daerah lain
yang lebih aman. Daerah yang memiliki potensi terhadap bencana diatur kembali untuk
dipindahkan menjauhi daerah dengan resiko bencana lebih besar.

4. Membentuk organisasi penanggulangan bencana tingkat Kampung/Desa

Masyarakat dapat saling membantu ketika terjadi bencana maupun ketika sebelum
bencana dalam organisasi tersebut. Adanya organisasi tingkat lingkup kecil tersebut tentunya
akan lebih dapat mengkoordinir warganya. Organisasi tersebut dapat bersama dengan pemerintah
daerah memberikan pelatihan, simulasi bencana, memberikan papan-papan jalur evakuasi,
menyiapkan tanah lapang yang aman dari bencana untuk membangun barak pengungsian dan
sebagainya. Bahkan ketika bencana terjadi, dalam lingkup kecil tersebut lebih mudah untuk
memberikan bantuan, terutama makanan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Untuk itu diperlukannya pelatihan, pendidikan, dan
penyuluhan/sosialisasi sehingga ketika masyarakat telah mengetahui resiko bencana melalui
usaha-usaha tersebut, maka dampak korban jiwa, minimal dapat dikurangi.

Вам также может понравиться